GARIS-GARIS BESAR PERKULIAHAN (GBPP) MATA KULIAH BEBAN SKS SEMESTER DOSEN : HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI : 2 SKS : V : Prof. Dr. I Nyoman Budiana, S.H., M.Si. I Nyoman Ngurah Suwarnatha, S.H., LL.M. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Memberikan Pengetahuan tentang Hukum Acara. Materi perkuliahan ini secara teoretis-yuridis menguraikan tentang konsep dasar Hukum Acara, Hukum Acara Umum, prosedur beracara untuk menguji ung-ung terhadap Ung-Ung Dasar, prosedur beracara untuk memutuskan sengketa kewenangan konstitusional lembaga Negara, prosedur beracara untuk memutuskan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU), prosedur beracara untuk memutuskan pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran hukum oleh Presiden /atau Wakil Presiden menurut UUD, Presiden /atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden / atau Wakil Presiden. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah memperoleh mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu: 1. Mahasiswa mampu memahami menjelaskan konsep dasar tentang Hukum Acara 2. Mahasiswa mampu memahami menjelaskan Hukum Acara Umum 3. Mahasiswa mampu memahami menjelaskan prosedur beracara untuk menguji Ung-Ung terhadap Ung-Ung Dasar 4. Mahasiswa mampu memahami menjelaskan prosedur beracara untuk memutuskan sengketa kewenangan konstitusional lembaga negara 5. Mahasiswa mampu memahami menjelaskan prosedur beracara untuk memutuskan pembubaran partai politik 6. Mahasiswa mampu memahami menjelaskan prosedur beracara untuk memutuskan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) 7. Mahasiswa mampu memahami menjelaskan prosedur beracara untuk memutuskan pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran hukum oleh Presiden /atau Wakil Presiden menurut UUD, Presiden /atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden / atau Wakil Presiden.
No. Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1 Kontrak Perkuliahan Menjelaskan membahas kontrak perkuliahan 1-2 a. Konsep Dasar 1. tentang Hukum Acara. b. Karakteristik Hukum Acara. c. Sumber Hukum Acara. sistem Kekuasaan Kehakiman 2. Kedudukan kewenangan 3. Peristilahan pengertian Hukum Acara 4. Sumber Hukum Acara 5. Perbedaan antara Hukum Acara dengan Hukum Acara lainnya TIK Pemahaman Estimasi/ Waktu Daftar pustaka Silabus Mata Kuliah BB/L-1, BB/L-2, BB/L-3, BB/L-9, BB/L-10, BB/L-13, BB/L-14, BB/L-15, PPu-1, PPu-2, PPu-13, PPu-14
3-4 a. Hukum Acara Umum. b. Pendaftaran Permohonan Jadwal Persigan. c. Mekanisme Proses Persigan. d. Kuasa Hukum Pendamping. e. Jenis-jenis Putusan. f. Pelaksanaan Putusan 5-7 a. Pembentukan Ung- Ung. b. Pengujian Ung- Ung. c. Proses Persigan 1. Susunan hakim sifat persigan. 2. Pengajuan persigan secara langsung melalui sistem elektronik/ online (SIMPEL). 3. Pendaftaran Permohonan Penjadwalan Sig. 4. Alat bukti. 5. Pemeriksaan Pendahuluan. 6. Pemeriksaan Persigan. 7. Sistem persigan jarak jauh (Video Conference). 8. Kuasa hukum pendamping. 9. Jenis-jenis putusan. 10. Putusan provisi (sela) putusan akhir. 11. Pelaksanaan putusan 1. Pengujian Ung- Ung secara Formil Materiil. 2. Legal Standing Pemohon (Kualifikasi Pemohon PPu-1, PPu-2, PPu-13, PPu- 14 BB/L-7, BB/L-9, BB/L-10 BB/L-11, PPu-4, PPu-5, PPu-8
Kerugian Hak / atau d. Jenis Putusan Kewenangan onil). 3. Posisi Pembentuk Ung-Ung (DPR Pemerintah) dalam Persigan. 4. Ad Informandum (Informasi Tambahan). 5. Proses Persigan 6. Nebis in idem. 7. Jenis Putusan (konstitusional, inkonstitusional modifikasi, ultra petita) 8 UTS Materi perkuliahan pertemuan 1 s/d 7 9 a. Pengertian tentang Subjectum Litis Objectum Litis. b. Agung sebagai Pihak dalam Sengketa. c. Proses Persigan d. Putusan 1. Subjectum Litis (Pemohon Termohcn). 2. Objectum Litis (Kepentingan atas Kewenangan yang Dipersengketakan. 3. Kemungkinan Agung sebagai Pihak dalam Sengketa. 4. Proses Persigan 5. Model Putusan (Putusan Mampu 75 menjawab soal-soal UTS Pemahaman 100 BB/L-4, BB/L-5, BB/L-6, PPu-9
Provisi/Sela Putusan Akhir). 10-11 a. Pemohon Termohon. b. Alasan-Alasan Pembubaran Partai Politik. c. Proses Persigan d. Putusan Pelaksanaannya. 12-13 a. Perselisihan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD DPRD. b. Perselisihan Hasil Pemilu Presiden Wakil Presiden. c. Perselisihan Hasil Pemilukada. d. Proses Persigan e. Putusan 1. Pemerintah sebagai Pemohon. 2. Partai Politik yang Dimohonkan Pembubaran sebagai Termohon. 3. Alasan-Alasan Pembubaran Partai Politik. 4. Proses Persigan 5. Putusan, pelaksanaan Putusan, Tenggang Waktu. 1. Macam-Macam Pemilu PHPU (Pemilu Legislatif, Pilpres Pemilukada). 2. Subjectum Litis (Pemohon, Termohon Pihak Terkait). 3. Objectum Litis (Hasil Penghitungan Suara yang Ditetapkan oleh Termohon). 4. Tenggang Waktu Permohonan Tenggang Waktu BB/L-8, PPu-5 PPu-3, PPu-6, PPu-10, PPu-11, PPu-12
Pelaksanaannya Putusan. 5. Pelanggaran Pemilu Perselisihan Hasil Pemilu. 6. Proses Persigan 7. Putusan Provisi/Sela Putusan Akhir. 8. Pelaksanaan Putusan 1. Pemohon : 2/3 dari Anggota DPR [Pasal 7B ayat (3) UUD 19451. 2. Termohon: Presiden /atau Wakil Presiden [Pasal 7B ayat (1) UUD 1945]. 3. Alasan Permohonan pembuktiannya. 4. Proses Persigan. 5. Putusan, Tindak Lanjut Putusan, Tenggang Waktu. 14-15 a. Dugaan Pelanggaran Hukum oleh Presiden /atau Wakil Presiden, serta Presiden /atau Wakil Presiden Tidak Lagi Memenuhi Syarat sebagai Presiden /atau Wakil Presiden. b. Pemohon Termohon. c. Proses Persigan d. Putusan. 16 UAS Materi Perkuliahan Pertemuan 9 s/d 15 Mampu menjawab soal-soal UAS 75 PPu-1, PPu-2
DAFTAR BACAAN I. Buku-Buku/Literatur (BB/L) 1. BB/L-1 Anonim, 2004, Cetak Biru Membangun sebagai Institusi Peradilan yang Modern Terpercaya, Jakarta : RI 2. BB/L-2 Abdul Mukhtie Fadjar, 2007, Никит, Jakarta: Setjen Kepaniteraan MK RI 3. BB/L-3 Bagir Manan, 2003, Teori Politik, Yogyakaria: FH UlI Press 4. BB/L-4 Harjono, 2009, Transformasi Demokrasi, Jakarta: Setjen Kepaniteraan MK RI 5. BB/L-5 Jimly Asshiddiqie, 2006, Никит Tata Negara Pilar-Pilar Demokrasi, Jakarta: KonPress 6. BB/L-6, 2004, Format Kelembagaan Negara Pergeseran Kekuasaan dalam UUD 1945, Jakarta: FH-UI Press 7. BB/L-7, 2005, Model-Model Pengujian onal di Berbagai Negara, Jakarta: KonPress 8. BB/L-8, 2006, Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai Politik, Jakarta: Setjen Kepaniteraan MK RI 9. BB/L-9, 2006, Hukum Acara Pengujian Ung-Ung, Jakarta: KonPress 10. BB/L-10 Kelsen, Hans, 1973, General Theory of Law and State, New York: Russel & Russel 11. BB/L-11 Maria Farida Indrati S, 1998, Teknik Penyusunan Peraturan Perung- ungan, Yogyakarta: Kanisius 12. BB/L-12 Maruarar Siahaan, 2005, Hukum Acara Republik Indonesia,. Jakarta: KonPress 13. BB/L-13 Moh. Mahfud MD, 1999, Pergulatan Politik Hukum di Indonesia, Yogyakarta: Gama Media 14. BB/L-14 Strong, C.F., 1952, Modem Political Constitutions, London: Sidgwick & Jakson Limited 15. B5/L-15 Wheare, K.C., 1966, Modem Constitutions, London: Oxford University Press II. Peraturan Perung-ungan (PPu): 1. PPu-1 Ung-Ung Dasar 1945 (Pasca Perubahan) 2. PPu-2 Ung-Ung Nomor 24 Tahun 2003 tentang 3. PPu-3 Ung-Ung Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 4. PPu-4 Ung-Ung Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perung-ungan. 5. PPu-5 Ung-Ung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik 6. PPu-6 Ung-Ung Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPRD DPD
7. PPu-7 Ung-Ung Nomor 49 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden 8. PPu-8 Peraturan Nomor 06/PMK/2005 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Pengujian Ung-Ung 9. PPu-9 Peraturan Nomor 08/PMK/2006 tentang Pedoman Beracara dalam Sengketa Kewenangan Koristitusional Lembaga Negara. 10. PPu-10 Peraturan Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Beracara dalarn Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah. 11. PPu-11 Peraturan Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pedoman Beracara dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD DPRD. 12. PPu-12 Peraturan Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Beracara dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden Wakil Presiden 13. PPu-13 Peraturan Nomcr 18 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengajuan Permohonan Elektronik (Electronic Filing) Pemeriksaan Persigan Jarak Jauh (Video Conference). 14. PPu-14 Peraturan Nomor 19 Tahun 2009 tentang Tata Tertib Persigan 15. PPu-15 Peraturan Nomor 21 Tahun 2009 tentang Pedoman Beracara dalam Memutus Pendapat DPR Mengenai Dugaan Pelanggaran oleh Presiden / atau Wakil Presiden