BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi pada berbagai sekuritas yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) adalah pasar berbagai instrumen. keuangan jangka panjang seperti saham, obligasi, waran yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang ditawarkan atau

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan investasi disebut sebagai investor (Salim, 2010: 223). Investasi

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:31). Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan membuat lesunya kegiatan perekonomian. Kondisi seperti ini

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan ini mendorong para pelaku bisnis untuk mencari solusi yang lebih baik

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Hal ini sesuai dengan sifat perusahaan yaitu Profit Oriented,

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR PENENTUAN DALAM MEMILIH SAHAM PADA PT. GUDANG GARAM, TBK

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahwa disamping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternatif sebuah

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. regulasi di Bidang keuangan dan perbankkan termasuk pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. utama berinvestasi di pasar modal adalah untuk menerima dividen, dan capital

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Didalam perekonomian negara yang maju dan berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, dimana perusahaan tersebut bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bertambahnya perusahaan yang listing di BEI dari 445

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan era globalisasi di Indonesia mengakibatkan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan era globalisasia ini menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi dan kemajuan teknologi tersebut. Adanya persaingan tersebut membuat perusahaan meningkatkan kinerjanya agar mampu bertahan dalam persaingan dan mencapai tujuan utama dari usahanya. Berkembangnya kegiatan peningkatan kinerja perusahaan maka apapun yang menjadi usaha dari perusahaan tersebut tidak terlepas dari masalah pokok yang sering dihadapi yaitu kebutuhan akan dana untuk membiayai usahanya. Kebutuhan akan dana ini diperlukan baik modal investasi atau modal kerja. Kebutuhan akan dana untuk usahanya ini pasti dibutuhkan baik untuk perusahaan yang baru akan didirikan taupun perusahaan yang sudah berjalan. Masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut menjadikan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan menjadi pemegang peranan dalam memenuhi kebutuhan dana. Hal ini disebabkan perusahaan keuangan mempunyai bidang utama usaha untuk menyediakan fasilitas pendanaan. Di Indonesia lembaga keuangan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya. Lembaga keuangan merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan yang 1

2 paling lengkap. Sedangkan lembaga keuangan lainnya jauh lebih banyak jenisnya dari lembaga keuangan bank. Masing masing lembaga keuangan lainnya mempunyai ciri usaha yang berbeda, salah satunya pada pasar modal. Pasar modal pada hakekatnya tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional, dimana ada penjual, pembeli dan juga tawar menawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang dapat menyediakan dana sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pasar modal menjadi pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri dan dapat diterbitkan oleh pemerintah, public outhorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal sebagai salah satu sektor keuangan diluar bank diharapkan menjadi sarana untuk memperoleh dana dari investor. Investasi itu sendiri adalah komitmen penetapan dana pada suatu atau beberapa obyek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi yang dilakukan oleh investor ini dapat dilakukan oleh individu ataupun suatu organisasi yang mempunyai kelebihan dana. Investasi ini dapat bebentuk dalam bentuk aktiva riil (real assets) yang berupa aset berwujud seperti bangunan dan mesin, serta investasi pada aktiva finansial (financial assets) seperti pembelian saham, obligasi dan waran. Dua unsur yang melekat terhadap setiap modal atau dana yang diinvestasikan adalah return dan risiko. Return dan risiko mempunyai hubungan timbal balik yang sebanding. Pada umumnya semakin tinggi risiko yang dihadapi dalam suatu investasi maka semakin besar

3 return yang diperoleh dan semakin kecil risiko yang dihadapi dalam suatu investasi maka semakin kecil pula return yang diperoleh. Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun berisiko tinggi adalah invesatasi saham. Saham adalah surat berhaga yang diterbikan oleh suatu perusahaan yang menjadi bukti kepemilikan terhadap perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan melakukan investasi saham adalah untuk memaksimalkan nilai saham perusahaan yang pada akhirnya akan mencerminkan harga saham tersebut. Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau flukuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang terjadi di bursa (pasar sekunder) (Suad Husnan, 2005:145). Harga saham semakin naik, jika semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, sebaliknya semakin banyak investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, harganya semakin bergerak turun. Investasi yang dilakukan oleh investor pada dasarnya akan dilakukan jika investasi tersebut memberikan imbalan yang sesuai dengan risiko yang ditanggungnya. Imbalan yang diterima tersebut dapat berupa dividen atau capital gain. Investor dapat memperoleh keuntungan (capital gain) yang besar tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk mengalami kerugian (capital loss). Perusahaan yang baik akan menarik investor untuk memperoleh hasil dari investasinya sesuai dengan risiko yang ditanggungnya yang tidak terlepas dari pengetahuan dan kemampuan investor dalam mengolah infomasi yang ada. Investor terlebih dahulu harus menganalisis informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan

4 perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk memilih dari alternatif alternatif yang ada. Suatu investasi yang sehat membutuhkan serangkaian kegiatan yang sistematis mulai dari mengidentifikasi informasi, memilih informasi mana yang relevan dan mana yang tidak, menggunakan informasi yang relevan dalam memprediksikan suatuvariabel, nilai ekspektasi, mengkalkulasi risiko dan lainlain, sebelum memutuskan pilihan. Pemilihan investasi dapat berbeda untuk setiap individu, karena hal tersebut akan sangat bergantung pada perilaku investor terhadap variabel-variabel penentu tingkat pengembalian (return) suatu investasi. Perilaku dalam melakukan investasi dipengaruhi oleh tujuan investasi, pada dasarnya tujuan investasi pada saham itu adalah untuk memperoleh keuntungan (capital gain) dan dividen. Capital gain diperoleh jika harga sahamnya mengalami kenaikan. Harga saham yang mengalami penurunan maka investor akan memperoleh kerugian (capital loss). Secara sederhana harga saham mencerminkan perubahan minat investor terhadap saham tersebut. Permintaan terhadap suatu saham tinggi berarti harga saham tersebut akan cenderung tinggi dan apabila permintaan terhadap suatu saham rendah, maka harga saham tersebut akan cenderung rendah pula. Harga saham menjadi pandangan dasar seorang investor dalam melakukan invesatasinya. Perkiraan harga saham yang akan menjadi salah satu penentu keputusan investor dalam melakukan investasinya. Semakin tinggi harga saham maka perusahaan memiliki kinerja yang baik dan investor akan berusaha untuk mempertahankan sahamnya pada perusahaan tersebut untuk mendapatkan keuntungan dari tiap

5 lembar sahamnya berbentuk dividen atau menjadi keputusan investor untuk menjual saham tersebut untuk mendapatkan keu ntungan berupa capital gain. Seorang investor dalam melakukan investasinya perlu melakukan analisis saham secara tepat untuk meminimalisir risiko yang tidak diharapkan. Analisis saham ini juga yang dapat menjadi salah satu penentu keputusan invesator dalam melakukan invesatsinya. Analisis saham tersebut dapat melalui analisis teknikal maupun analisis fundamental. Analisis teknikal adalah suatu metode yang digunakan untuk menilai saham, dimana dengan metode ini para analis melakukan evaluasi saham berbasis pada data-data statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan volume transaksi. Berbagai grafik yang ada serta pola-pola grafik yang terbentuk maka analisis teknikal mencoba memprediksi arah pergerakan harga saham ke depan (Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, 2006). Analisis teknikal merupakan upaya untuk menentukan kapan investor akan membeli dan menjual saham dengan memenafaatkan indikator teknis maupun menggunakan analisis grafis. Indikator teknis dapat berupa kebijakan nilai tukar, suku bunga, inflasi, jumlah uang beredar, ataupun intregasi antar pasar saham di dunia. Analisis teknikal sendiri lebih cenderung pada informasi di luar perusahaan yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan dan secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi pergerakan saham. Analisis fundamental merupakan alat yang digunakan untuk membantu menganalisis laporan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis rasio juga menyediakan indikator yang

6 dapat mengukur tingkat profitabilitas, likuiditas, pendapatan, pemanfaatan asset dan kewajiban perusahaan. Faktor-faktor fundamental digunakan untuk menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi yang diperoleh dari kondisi internal perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Faktor-faktor fundamental sangat untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah rasio keuangan, hal tersebut karena rasio keuangan merupakan inti fundamental keuangan perusahaan. Para investor mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang debgan mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Taksiran harga saham yang akan datang ini menjadi salah satu penentu invesator dalam melakukan invesatsinya. Analisa rasio keuangan dikelompokkan dalam lima kategori yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar. Tingkat profitabilitas perusahaan pada analisis fundamental biasanya diukur dari beberapa aspek, pada perusahaan publik yang listed pada Bursa Efek Indonesia, rasio profitabilitas keuangan yang sering dipakai dalam menganalisis harga suatu saham adalah Return on Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), dan Earning After Taxes (EPS). Investor dalam melakukan investasinya mengharapkan bertambahnya kekayaan dari return yang didapatkannya. Keberhasilan seorang manajer keuangan dapat dilihat dalam mengelola keuangan dan menghasilkan return untuk para investor. Return on Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), dan Earning After Taxes (EPS) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

7 return untuk setiap dana yang didapatkan dari penanaman modal investor. Return on Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), dan Earning After Taxes (EPS) menjadi salah satu pertimbangan investor dalam menilai kinerja perusahaan tersebut. Return on Equity mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba yang tersedia bagi pemegang saham. Pada ROE merupakan perbandingan antara Earning After Taxes dengan Modal Sendiri. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, jikam proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Digunakannya Rasio EPS didasarkan karena tujuan investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan laba, dan EPS merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada setiap lembar sahamnya. Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividen atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan kenaikan nilai saham di masa mendatang. Para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan, EPS (Earning per Share) menunjukkan kemampuan setiap lembar saham dalam menciptakan laba dalam suatu periode pelaporan keuangan. Nilai dari ketiga rasio keuangan di atas sudah tercantum dalam setiap laporan keuangan perusahaan sehingga lebih mudah bagi investor dalam menganalisisnya untuk kemudian dijadikan dasar menentukan kebijakan portofolio. Informasi keuangan lainnya yang digunakan oleh para investor dalam melakukan analisis perusahaan, yaitu investor harus mendasarkan kerangka

8 pikirnya pada dua komponen utama dalam analisis fundamental, yaitu price earning ratio dan earning per share yang menggambarkan perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan dan juga menggambarkan perbandingan antara earning perusahaan terhadap jumlah saham yang beredar. Ada tiga alasan yang mendasari penggunaan price earning ratio dan earning per share, yaitu pertama, karena pada dasarnya kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik suatu saham dan hal ini sesuai dengan tujuan analisis fundamental yang bertujuan untuk menentukan nilai intrinsik saham perusahaan. Dalam kaitan tersebut nilai intrinsik suatu saham bisa dihitung dengan mengalikan dua komponen tersebut, jika dibandingkan dengan harga pasar saham bersangkutan akan berguna untuk menentukan keputusan membeli atau menjual saham. Kedua, dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari earning. Ketiga, adanya hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham. Kenyataan menunjukkan adanya anomali antara rasio keuangan dengan harga saham, ROE yang meningkat tidak diikuti oleh peningkatan harga saham. Fenomena lain adanya peningkatan PER yang tidak diikuti dengan peningkatan harga saham. Teori menyatakan jika nilai PER naik maka harga saham mengalami kenaikan. Kenyataan lain menunjukkan adanya ketidakselarasan antara EPS dengan harga saham. Earning per share yang meningkat tidak diikuti dengan harga saham yang meningkat pula. Teori menyatakan jika EPS meningkat/tinggi maka permintaan atas saham perusahaan semakin banyak dari para calon investor sehingga harga saham perusahaan tersebut di pasar modal cenderung meningkat.

9 Perusahaan consumer goods merupakan salah satu sektor industri yang bergerak pada bidang kebutuhan pokok manusia. Karena bergerak dalam bidang strategis, maka banyak bermunculan perusahaan-perusahaan consumer goods baru di Indonesia yang semakin mempertajam persaingan di industri ini dan salah satu subsektor yang paling diminati adalah perusahaan food and beverages. Perusahaan food and beverages merupakan perusahaan yang tergolong stabil dan cenderung tidak mudah terpengaruh musim dan kondisi perekonomian. Namun tidak menutup kemungkinan terdapat penurunan pertumbuhan di waktu tertentu. PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di sektor makanan dan minuman menjadi perusahaan terbaik dalam kinerja saham menurut beberapa penelitian yang dilakukan sehingga dapat dilihat harga saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Berikut besarnya harga saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada periode 2005-2014. Tabel 1.1 Harga Saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk Tahun 2005-2014 Tahun Harga Saham 2005 Rp 910 2006 Rp 1.350 2007 Rp 2.575 2008 Rp 930 2009 Rp 3.550 2010 Rp 4.875 2011 Rp 4.600 2012 Rp 5.850 2013 Rp 6.600 2014 Rp 6.750

10 Harga saham pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya walaupun adapula mengalami penurunan. Pergerakan harga saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk dapat dilihat dari grafik berikut. Harga Saham 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 6600 6750 5850 4875 4600 3550 2575 910 1350 930 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Harga Saham Gambar 1.1 Harga Saham Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Periode 2005-2014 Dalam menganalisis harga suatu saham biasanya dapat dilihat dari besarnya tingkat Return on Equity, Price Earning Ratio, dan Earning per Share. Berikut adalah tabel besarnya Return on Equity, Price Earning Ratio, dan Earning per Share PT Indofood Suksed Makmur Tbk pada tahun 2005-2014 Tabel 1.2 Return on Equity, Price Earning Ratio, dan Earning per Share PT Indofood Sukses Makmur Tbk Periode 2005-2014 Tahun ROE (%) PER (x) EPS (Rp) 2005 9,88 69,31 13,13 2006 24,85 19,28 70,01 2007 28,98 24,80 103,81

11 2008 30,59 7,89 117,81 2009 32,06 19,87 179,47 2010 19,5 14,51 336 2011 17,3 13,14 350 2012 14,5 15,77 371 2013 9,5 23,16 285 2014 13,0 15,27 442 Return On Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan, khususnya untuk profitabilitas perusahaan dan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas modalnya sendiri. Ini yang menjadikan salah satu pertimbangan para investor untuk menjual atua membeli saham tersebut yang berimbas pada naik turunnya harga saham sebuah perusahaaan. Berikut besarnya Return On Equity pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk periode 2005-2014 dalam bentuk grafik 35 30 25 20 15 10 5 0 ROE 30.59 32.06 28.98 24.85 16.16 15.87 14.27 11.95 9.88 9.02 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 ROE Gambar 1.2 Return On Equity Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Periode 2005-2014

12 Dari grafik diatas dapat dilihat ROE dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk mengalami penurunan. Penurunan yang signifikan pada tahun 2010 ini disebabkan karena laba perusahaan yang menurun akibat dari krisis ekonomi yang melanda di Indonesia. Tapi di tahun-tahun selanjutnya ROE terus beranjak naik tetap berada di level yang bisa dikatakan profitable. Price Earning Ratio (PER) merupakan ukuran kinerja saham yang didasarkan atas perbandiangan antara harga pasar saham terhadap pendapatan perlembar saham. Dengan kata lain PER adalah mengukur jumlah uangan yang akan dibayar oleh investor untuk setiap rupiah pendapatan perusahaan. Semakin tinggi PER maka semakin besar kepercayaan investor terhadap masa depan dari perusahaan. Berikut besarnya Price Earning Ratio pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk periode 2005-2014 dalam bentuk grafik PER 500 442 400 300 336 350 371 285 200 100 0 69.31 19.28 24.8 7.89 19.78 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 PER Gambar 1.3 Price Earning Ratio Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Periode 2005-2014

13 Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa PER dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun 2010. Kenaikan ini dikarenakan harga saham yang melejit naik tetapi untuk laba yang didapat untuk perlembar saham mengalami penuruan. Earning Per Shares (EPS) adalah keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham setelah dikurangi pajak pendapatn dengan membagi jumlah keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham dengan jumlah lembar saham yang beredar. Berikut besarnya Earning Per Shares pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk periode 2005-2014 dalam bentuk grafik 200 180 179.47 EPS 160 140 120 100 80 70.01 103.81 117.81 60 40 20 13.13 14.51 13.14 15.77 23.16 15.27 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 EPS Gambar 1.4 Earning Per Shares Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Periode 2005-2014

14 Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa EPS dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2010. Penuruan ini bisa dikarenakan laba perusahaan yang turun akan tetapi lembar saham yang beredar tetap sama dengan tahun-tahun lainnya. Kenyataan menunjukkan adanya anomali antara rasio keuangan dengan harga saham. ROE yang menurun akan tetapi harga saham tetap naik. Dapat dilihat dari nilai ROE pada tahun 2011 adalah sebesar 17,3%, sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 14,5%, namun fenomena ini tidak diikuti dengan penurunan harga saham, justru sebaliknya harga saham pada tahun 2011 sebesar Rp 4.600, tetapi tahun 2012 naik sebesar Rp 5.850. Begitu pula pada tahun 2010 nilai ROE adalah sebesar 14,5% mengalami penuruan pada tahun 2012 sebesar 9,5% akan tetapi harga saham terus naik pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 5.850 meningkat pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 6.600 Fenomena lain pada nilai PER, teori menyatakan jika nilai PER naik maka harga saham mengalami kenaikan dan bisa jadi sebaliknya. PER pada tahun 2013 sebesar 23,16 kali menurun di tahun 2014 menjadi sebesar 15,27 kali. Penuruan PER tidak diikuti dengan penurunan harga saham, harga saham tahun 2013 sebesar Rp 6.600 justru mengalami kenaikan di tahun 2014 menjadi Rp 6.750. Kenyataan lain menunjukkan adanya ketidakselarasan antara EPS dengan harga saham. EPS pada tahun 2012 sebesaar Rp 371 menurun di tahun 2013 menjadi sebesar Rp 285. Penuruan EPS tidak diikuti dengan penuruan harga saham, harga saham tahun 2012 sebesar Rp 5.850 justru mengalami kenaikan di tahu 2013 menjadi Rp 6.600.

15 Hal inilah yang menyebabkan kontradiktif dengan keadaan yang sebenarnya pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk, sehingga menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini memfokuskan pada perubahan kinerja keuangan (return on equity, price earning ratio, dan earning per share), serta perubahan harga saham, karena melihat pada kondisi yang berubah-berubah dari tahun ke tahun. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka penulisan skripsi ini diberi judul: Pengaruh Return on Equity, Price Earning Ratio, dan Earning per Share Tehadap Harga Saham pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk periode 2005-2014 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Merujuk pada cakupan masalah yang terkait dengan ruang lingkup dan latar belakang penelitian, maka dalam penelitian ini penulis mengidentifikasikan dan merumuskan masalah sebagai berikut. 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat diketahui bahwa: 1. Anomali antara rasio keuangan dengan harga saham, Return On Equity (ROE) yang menurun akan tetapi harga saham tetap naik. 2. Anomali antara rasio keuangan dengan harga saham, penuruan Price Earning Ratio (PER) tidak diikuti dengan penurunan harga saham.

16 3. Ketidakselarasan antara Earning Per Share (EPS) dengan harga saham, Penuruan EPS tidak diikuti dengan penuruan harga saham. 1.2.2 Rumusan Masalah Menelaah terhadap identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dapat dibatasi sebagai berikut : 1. Bagaimana Return on Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk periode 2005-2014. 2. Bagaimana harga saham pada PT Indofood Sukses Makmur periode 2005-2014. 3. Seberapa besar pengaruh Return on Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk periode 2005-2014 baik secara simultan maupun parsial. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang aktual mengenai pengaruh return on equity, price earning ratio, dan earning per share terhadap harga saham. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil analisis mengenai : 1. Return on Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk periode 2005-2014. 2. Harga saham pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk periode 2005-2014.

17 3. Besarnya pengaruh Return on Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk periode 2005-2014 baik secara simultan maupun parsial. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka kegunaan yang dapat diambil adalh sebagai berikut : 1.4.1 Kegunaan Penelitian Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat khususnya bagi penulis yaitu untuk lebih mengetahui secara teoritis dan praktis mengenai ilmu manajemen keuangan khususnya mengenai pengaruh Return On Equity, Price Earning Ratio, dan Earning Per Share terhadap harga saham Pt Indofood Sukses Makmur Tbk. 1.4.2 Kegunaan Penelitian Secara Praktis Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam masalah ini, antara lain: 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi investor untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di PT Indofood Sukses Makmur Tbk tentang Return On Equity, Price Earning

18 Ratio dan Earning Per Share sehingga dengan banyaknya informasi yang dimiliki investor, maka risiko yang ditanggung investor diharapkan akan semakin kecil. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mempertegas tugas manajer, yaitu memaksimalkan nilai (value) perusahaan. Selain itu menunjukkan perlunya transparasi laporan keuangan agar dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari kinerja perusahaan. 3. Bagi Pengembangan Ilmu Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk digunakan sebagai dasar perluasan penelitian, sebagai kajian, pertimbangan dan pengembangan ke arah yang lebih baik bagi penelitian selanjutnya. 4. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai pertimbangan dalam memilih saham-saham sebelum menginvestasikan dananya pada suatu saham atau portofolio saham.