T. H GEOGRAFI DIALEK BAHASA SIMALUNGUN DALAM PENGEMBANGAN LEKSIKON BAHASA INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting digunakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada bentuknya yang sekarang sudah pasti bahasa-bahasa itu mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Keanekaragaman bahasa merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tak

PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah alat komunikasi yang sangat penting bagi setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pendukungnya. Dalam perubahan masyarakat Indonesia telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 1) Berdasarkan bentuk perbedaan penggunaan bahasa Sunda di Kecamatan Bojong,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam aktivitas sehari-hari, termasuk dalam aktivitas di sekolah, di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Melayik, termasuk Kerinci dan Iban. Selain bahasa-bahasa tersebut, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pula bahasa Jawa juga mengalami perkembangan. Dari bahasa Jawa kuno

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu (lih. Sumarsono, 2010:21).

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialbudaya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya masing-masing. Setiap wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian dalam bidang struktur atau kaidah bahasa-bahasa di Indonesia

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berikut beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa maupun di Pulau Bali, Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, dan pulaupulau

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing, dan Angkola. Masyarakat tersebut pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Variasi bahasa Minangkabau merupakan sebuah fenomena yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS. Dialek merupakan khazanah kebudayaan suatu bangsa yang perlu dipelajari, dikaji, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional.

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB II KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dialek berasal dari bahasa Yunani dialektos. Pada mulanya istilah

BAB I PENDAHULUAN. kecamatan yang berbeda bisa ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahasa itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai macam suku. Salah satu suku di Indonesia

BAB II KONSEP PENELITIAN DAN LANDASAN TEORI. isoglos, mutual intelligibility, sinkronis, dan diakronis, serta inovasi dan retensi.

BAB I PENDAHULUAN. proses pemunculan variasi bahasa. Dalam kajian variasi bahasa diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BENTUK FONOLOGI DAN LEKSIKON DIALEK BAHASA JAWA DESA JOGOPATEN KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Senada dengan tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yakni berusaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu ciri pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Selain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bidang waktu serta perubahan-perubahan unsur bahasa yang terjadi dalam waktu tersebut (Keraf

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti melakukan batasan

PEMETAAN PERBEDAAN Isolek di KABUPATEN INDRAMAYU. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara Republik Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

Bahasa sebagai realisasi budaya manusia mengalami perubahan dan. dan perkembangan pola kehidupan manusia sebagai pemilik dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa dapat didefinisikan sebagai alat bantu antara anggota atau

KLASIFIKASI LEKSIKOSTATISTIK BAHASA MELAYU LANGKAT, BAHASA MELAYU DELI, DAN BAHASA DAIRI PAKPAK

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. Kearbitreran bahasa menyebabkan banyak sekali bahasa-bahasa di dunia. Kearbitreran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara dengan teknik cakap, catat, dan rekam (Sudaryanto, 1988:7).

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang berbeda dan lain-lain. Perbedaan dari latar belakang etnis yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pernah diteliti. Tetapi penelitian yang relevan sudah pernah ada, yakni sebagai

BAB 5 SIMPULAN. Studi kasus..., Kartika, FIB UI, 2010.

ARSITEKTUR DAN SOSIAL BUDAYA SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAHASA JAWA DI KABUPATEN PURBALINGGA (KAJIAN GEOGRAFI DIALEK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem penulisan tidak dapat menggambarkan bunyi yang diucapkan oleh manusia

BAB I PEDAHULUAN. Nama Austronesia berasal dari kata Latin auster "angin selatan" dan kata Greek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah, bahasa Pakpak Dairi

BAB II KERANGKA TEORETIS. Studi komparatif pertama yang meliputi seluruh rumpun bahasa Austronesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang beragam pula. Walaupun telah ada bahasa Indonesia sebagai bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. diri bangsa. Wujud budaya yang terdiri atas ide, benda, dan aktivitas khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang

BAB I PENDAHULUAN. (bahasa tua) sampai ke bahasa yang sekarang kita gunakan. Menurut Keraf

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN TERDAHULU. Konsep berkaitan dengan definisi-definisi atau pengertian-pengertian yang

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Simalungun atau Sahap Simalungun adalah bahasa yang digunakan oleh suku Simalungun yang mendiami Kabupaten Simalungun. Bahasa Simalungun merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan bahasa Simalungun ini sebagai bahasa ibu di Simalungun. Voorhoeve (1955) seorang ahli bahasa Belanda yang pernah menjabat sebagai taalambtenaar Simalungun tahun 1937, menyatakan bahwa bahasa Simalungun termasuk dalam sebuah bahasa dan merupakan bagian dari rumpun Austronesia yang lebih dekat dengan bahasa Sansekerta yang memengaruhi banyak bahasa daerah di Indonesia. Bahasa-bahasa yang ada di dunia pada mulanya mempunyai protobahasa. Protobahasa (bahasa purba) merupakan rakitan teoretis yang dirancang dengan sistem bahasa-bahasa yang mempunyai hubungan kesejarahan melalui rumusan kaidah-kaidah secara singkat (Nadra, 2006). Begitu pula dengan bahasa Simalungun yang pada mulanya belum termasuk ke dalam satu bahasa melainkan masih disebut sebagai bahasa Batak. Berdasarkan kemajuan zaman untuk memenuhi kebutuhan penutur dalam berbahasa, bahasa Batak dengan kata lain bahasa purba Batak (protobahasa Batak) terbagi menjadi bahasa-bahasa Batak, yaitu bahasa Simalungun, bahasa Karo, bahasa Toba, bahasa Pak-pak, dan bahasa Mandailing (sembiring, 2009). Berdasarkan hal tersebutlah, bahasa Simalungun dapat disebut sebagai sebuah bahasa yang berbeda dari bahasa-bahasa yang lainnya. Sebuah bahasa akan memunculkan perbedaan wicara karena bahasa tersebut digunakan oleh penuturnya untuk berkomunikasi dengan masyarakat yang lain. Perbedaan wicara tersebut akan berkembang menjadi perbedaan subdialek. Kemudian, perbedaan subdialek menjadi perbedaan dialek. Pada akhirnya, di suatu masa yang tidak dapat ditentukan bahkan dapat menjadi perbedaan bahasa. Dewasa ini, bahasa Simalungun di Kecamatan Silimakuta telah dipengaruhi oleh berbagai faktor di lingkungan bahasa itu digunakan. Faktor-faktor yang 1

2 memengaruhi bahasa Simalungun tersebut, yaitu letak geografis, aktivitas jualbeli, dan interaksi budaya yang ada di Kecamatan Silimakuta. Faktor-faktor tersebutlah yang mengakibatkan timbulnya variasi bahasa yang digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Silimakuta. Letak geografis berperan besar dalam terbentuknya variasi bahasa di Kecamatan Silimakuta. Melihat wilayah Simalungun yang berbatasan langsung dengan wilayah Karo dan Toba memungkinkan terjadinya berbagai aktivitas komunikasi sehingga menyebabkan bahasa Simalungun dipengaruhi oleh bahasa Toba dan Karo. Selain letak geografis, aktivitas jual-beli, aktivitas di ladang, dan aktivitas budaya, seperti perkawinan antarwilayah juga memungkinkan bahasa Simalungun dipengaruhi oleh bahasa Karo dan bahasa Toba. Variasi bahasa di Kecamatan Silimakuta terlihat jelas dari penggunaan dialek ketika berkomunikasi antarmasyarakat desa. Sebagai contoh, gloss dimarahi, di Desa Purba Sinombah memiliki berian imarahi [imarahi], Desa Purbatua Bolak dan Desa Sinar Baru memiliki berian igilai [igilai], Desa Purbatua Baru dan Desa Purbatua Etek memiliki berian imalingi [imaliŋi], dan Desa Sibangun Mariah memiliki berian ilagai [ilagai]. Contoh tersebut termasuk dalam perbedaan leksikal. Selain contoh di atas, ada gloss anjing sebagai contoh lain yang memiliki berbagai berian yang berbeda, yaitu Desa Purba Sinombah dan Desa Purbatua Bolak memiliki berian baliang [baliaŋ], Desa Sinar Baru memiliki berian nenek [nenek], Desa Purbatua Baru dan Desa Purbatua Etek memiliki berian biang [biaŋ], dan Desa Sibangun Mariah dan Desa Purbatua Baru memiliki berian asu [asu]. Contoh tersebut termasuk dalam perbedaan fonologi dan leksikal. Berdasarkan contoh di atas, bahasa Simalungun dapat dikategorikan sebagai bahasa yang unik karena memiliki variasi bahasa dan memiliki banyak berian untuk mengaplikasikan satu makna suatu benda. Oleh karena itu, penelitian geografi dialek cocok diterapkan untuk bahasa Simalungun di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun. Penelitian geografi dialek perlu dilakukan karena masih banyak daerah di Indonesia khususnya daerah Simalungun yang memiliki variasi bahasa, tetapi belum memiliki peta kebahasaan. Sepengetahuan peneliti, penelitian geografi

3 dialek bahasa Simalungun di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun merupakan penelitian yang pertama kali dilakukan. Bahasa Simalungun ini sangat penting untuk dipetakan dalam menunjang pembelajaran muatan lokal di sekolahsekolah setempat. Hasil pemetaan bahasa Simalungun ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk pembuatan kamus saku bagi pelajar. Kamus saku tersebutlah yang dapat dijadikan sebagai penunjang dalam pembelajaran muatan lokal bahasa Simalungun. Peneliti menemukan sebuah penelitian sejenis mengenai bahasa Simalungun yakni penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2011). Namun, dalam penelitiannya, Saragih meneliti bahasa Simalungun dengan fokus kajian umpasa pernikahan Simalungun pantun pernikahan Simalungun sangat berbeda dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu pemetaan bahasa Simalungun. Selain hal di atas, akan dikemukakan juga kontribusi geografi dialek itu sendiri terhadap pengembangan leksikon bahasa Indonesia karena penelitian geografi dialek ini memberikan peran besar dalam pengembangan leksikon bahasa Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan pemanfaatan kosakata-kosakata yang akan diperoleh di lapangan. Kosakata-kosakata yang dicari, yaitu kosakata yang khas di daerah penelitian yang belum memiliki padanan dalam bahasa Indonesia. Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia memerlukan pengembangan kata dan istilah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan pemerintahan. Kekayaan kosakata suatu bahasa mengindikasikan kemajuan peradaban bangsa. Bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan karena pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah. Bahasa daerah diserap bahasa Indonesia karena adanya interaksi budaya antarsuku. Pelaku dalam hal ini adalah penutur bahasa Indonesia yang berlatar belakang bahasa daerah. Kosakata bahasa daerah yang diserap ke dalam bahasa Indonesia memperkaya kosakata bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini, kosakata-kosakata bahasa Simalungun akan diserap ke dalam bahasa Indonesia. Kosakata-kosakata yang dapat diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu kosakata yang belum memiliki padanan dalam bahasa Indonesia, seperti manggalung, yaitu membuat alur tanaman.

4 Berdasarkan beberapa hal di atas, penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya antara lain. Penelitian yang dilakukan oleh Selviana (2010) tentang perbedaan ragam dialek bahasa Batak Toba dan bagaimana pemetaan variasi dialek bahasa Batak Toba di Kabupaten Dairi. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sembiring (2009) tentang variasi fonologis bahasa Karo, variasi leksikal bahasa Karo, pemetaan variasi bahasa Karo berdasarkan fonologis dan leksikal, dan berapa dialek karo di Kabupaten Karo, Deli Serdang, dan Langkat. Adapun penelitian serupa, penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (1989), yaitu pendeskripsian perbedaan bahasa berdasarkan perbedaan fonologi, morfologi dan kosakata. Dalam penelitiannya, Hasibuan memanfaatkan data sebanyak 57 kosakata. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, penelitian ini mencari deskripsi variasi bahasa Simalungun di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun. Variasi bahasa tersebut akan dikorespondensikan berdasarkan deskripsi perbedaan fonologi, morfologi, dan leksikal kemudian dipetakan. Setelah dipetakan, perbedaan-perbedaan bahasa yang diperoleh di hitung berdasarkan perhitungan dialektometri untuk menentukan kekerabatan dialeknya. Selain itu, penelitian geografi dialek ini juga akan memberikan kontribusi kosakata sebagai pengembangan bahasa Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Penelitian dialektologi perlu dilakukan untuk melihat gambaran umum kondisi kebahasaan yang terjadi di daerah titik pengamatan, yaitu di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun. Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana perbedaan dialek bahasa Simalungun di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun? 2) Bagaimana pemetaan dialek bahasa Simalungun di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun?

5 3) Berapa persen tingkat kekerabatan bahasa Simalungun di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun berdasarkan perhitungan dialektometri? 1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskrisikan hal-hal berikut: 1) perbedaan dialek bahasa Simalungun di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun; 2) pemetaan dialek bahasa Simalungun di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun; 3) persentase tingkat kekerabatan di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun berdasarkan perhitungan dialektometri; 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Adapun manfaat-manfaat yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut. 1.2.1 Secara Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangsih keilmuan dalam bidang kajian linguistik khususnya dialektologi. Selain itu, dapat juga menjadi modal dasar untuk penelitian-penelitian selanjutnya agar lebih luas dan mendalam cakupan penelitiannya dengan tujuan untuk menambah keberagaman penelitian dalam ranah dialektologi. begitupun, hasil penelitian ini digunakan sebagai visualisasi kondisi kebahasaan daerah upaya pelestarian bahasa yang dapat menunjang perbendaharaan bahasa daerah dan bahasa Indonesia. 1.4.2 Secara Praktis Adapun manfaat penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut. a. Bagi masyarakat kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, penelitian ini akan dijadikan salah satu sarana pemicu yang lebih besar terhadap rasa kepemilikan bahasa setempat sebagai warisan yang telah dipertahankan hingga saat ini.

6 b. Bagi masyarakat di luar Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, penelitian ini semoga menjadi pembangkit nilai kesadaran akan pentingnya sebuah bahasa daerah yang selama ini telah pudar karena pengaruh zaman dan budaya luar. c. Bagi pemerintah Simalungun, penelitian ini semoga menjadi jembatan yang berarti dalam mewadahi upaya masyarakat dalam menjaga dan mempertahankan bahasa Simalungun sebagai alat komunikasi masyarakat setempat. d. Penelitian ini dapat digunakan sebagai inventarisasi dan publikasi bahasabahasa khas yang dapat dijadikan sebagai referensi pembuatan kamus bahasa Simalungun. e. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran muatan lokal di sekolah sekolah daerah penelitian. 1.5 Struktur Organisasi Struktur organisasi berisis rincian keseluruhan isi skripsi, berikut merupakan penjabarannya. Bab I Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. Bab II Kajian pustaka/landasan teoretis berisi teori-teori yang digunakan dalam penelitian, penjabaran mengenai penelitian terdahulu, dan penjabaran mengenai posisi penelitian. Bab III Metode penelitian berisi desain penelitian, partisipan dan lokasi penelitian, pengumpulan data (korpus, instrumen penelitian, dan teknik pengumpulan data), analisis data, dan definisi operasional. Bab IV Temuan dan Pembahasan berisi pendeskripsian perbedaan bahasa, penyajian peta dialek, perhitungan dialektometri untuk menentukan tingkat Kekerabatan Bahasa, dan pembahasan mengenai kontribusi geografi bahasa Simalungun dalam pengembangan bahasa Indonesia. Bab V Simpulan dan Saran berisi hasil inti dari penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.