BAB I PENDAHULUAN. menciptakan masyarakat yang madani dalam kehidupan pemerintahan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengajaran ilmu pengetahuan terjadi dalam lembaga pendidikan tersebut.tanpa

BAB I PENDAHULUAN. komponen mikro sistem pendidikan yang sangat strategis dan banyak. mengambil peran dalam proses pendidikan persekolahan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.1 Pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan berlangsung secara bersamaan. Pembangunan nasional di bidang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal. disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi).

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, perkembangan dan kebutuhan zaman. Di antaranya harus terdapat

BAB V PEMBAHASAN. A. Pendekatan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar. Sebagaimana diperbuat dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dapat diartikan usaha sadar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. 1 SamsulNizar, Filsafat PendidikanIslam(Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 41.

BAB I PENDAHULUAN. fisik mereka. Jauhnya kehidupan anak-anak dari nilai moral dan agama

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan suatu proses perkembangan yang dialami oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sekolah benar-benar sangat diperlukan, karena sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini, penulis akan memaparkan hal-hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, tangguh, dan siap

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. yang tak terbantahkan. Aktivitas pendidikan sendiri telah mulai dikenal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang ada berlangsung suatu proses pendidikan sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. demikian, PAI memiliki peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan hasil penelitian tentang Supervisi Kepala Madrasah

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia sangat membutuhkannya dan tidak bisa dilepaskan darinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa secara berkelanjutan.untuk itu pendidikan harus menjadikan faktor

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. mengambil peran sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang. tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di sebuah lembaga madrasah merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. kemajuan pendidikan adalah suatu determinasi. Dalam undang-undang sistem

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang saling mempengaruhi, misalnya persoalan administrasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. jawab kepala sekolah. Pemimpin adalah orang yang melakukan kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan tersebut di atas,melalui pembaharuan dalam sistim pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Krisis ekonomi, politik dan kepercayaan yang berkepanjangan yang melanda bangsa Indonesia telah membawa dampak hampir kepada seluruh aspek dan tatanan kehidupan. Walaupun banyak menimbulkan keterpurukan bagi bangsa dan rakyat, salah satu hikmah positif yang muncul adalah timbulnya pemikiran dasar yang menumbuhkan reformasi di berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Fokus utama reformasi ini adalah untuk menciptakan masyarakat yang madani dalam kehidupan pemerintahan, bermasyarakat dan bernegara yang memiliki nilai-nilai Good Governance yang menuntun nilai demokrasi dan sikap keterbukaan, kejujuran, keadilan, berorientasi pada kepentingan rakyat, serta bertanggung jawab (accountable) kepada rakyat. Keinginan pemerintah untuk melaksanakan reformasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di bidang pendidikan lebih nampak lagi dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). 1 Adapun substansi dari Undang-Undang Sisdiknas yang baru tersebut nampak dari visinya: terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia 1 UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Bandung: Citra Umbara, 2008), 40. 1

2 yang berkualitas sehingga mampu proaktif menjawab tantangan zaman. Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan yang ada adalah melakukan pemberdayaan bagi sumber daya madrasah. Peranan kepala madrasah dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya kegiatan madrasah sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepala madrasah itu sendiri. Segenap sumber daya harus didayagunakan sedemikian rupa. Para tenaga pendidik perlu digerakkan ke arah suasana kerja yang positif, menggairahkan dan produktif. Bagaimanapun tenaga pendidik merupakan input yang pengaruhnya sangat besar pada proses belajar. Demikian pula penataan fisik dan administrasi atau ketatalaksanaan perlu dibina agar disiplin dan semangat belajar yang tinggi bagi siswa. Ini semua mensyaratkan perlunya kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru. Dewasa ini berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah di lakukan, antara lain berupa pengembangan kurikulum sebagai keseluruhan program pengalaman belajar, pengadaan buku-buku pelajaran beserta buku pegangan guru, penambahan dan penataran guru dan pembinaan perpustakaan sekolah sebagai pusat atau sumber belajar. Namun apapun yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, yang pasti sebagai mana dikemukakan oleh para teoritis pendidikan, adalah bahwa peningkatan mutu pendidikan tidak mungkin ada tanpa performansi para gurunya. Seorang guru dituntut untuk memiliki karakteristik kepribadian yang ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat psikilogis-pedagogis. Adapun

3 kewibawaan pedagogis seorang guru bukan terutama karena bakat bawaan (sejak lahir), juga bukan sebagai hadiah tanpa usaha, tetapi merupakan hasil usaha yang gigih, terarah, dan berkesinambungan dari guru yang bersangkutan serta orang-orang yang terkait di dalamnya terutama pemimpin pendidikan yaitu kepala sekolah yang berperan sebagai administrator sekaligus supervisor yang mana kegiatannya tersebut berfungsi untuk memajukan dan mengembangkan pengajaran, agar seorang guru bisa mengajar dengan baik dan di harapkan juga murid bisa belajar dengan baik pula. 2 Sebagaimana yang dikemukakan oleh Cholil Umam bahwa: Pendidik (guru) adalah orang yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan tugas sebagai makhluk Allah, Khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri. 3 Berdasarkan kutipan di atas, guru adalah salah satu orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan dan pendidikan anak didiknya atau dengan kata lain guru merupakan sumberdaya manusia yang sangat menentukan keberhasilan program pendidikan. Ia merupakan unsur manusiawi yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam pelaksanaan pendidikan sehari-hari di sekolah dan banyak menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan pendidikan, sehingga upaya 2 Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara,1988), 40. 3 Cholil Umam, Ilmu Pendidikan Islam, (Surabaya: Duta Aksara, 1998), 17.

4 peningkatan mutu performansi guru mutlak harus di lakukan secara kontinyu dan terprogram. Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat dominan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini disebabkan oleh karena guru adalah orang yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di sekolah. Agar proses pelajaran berkualitas maka guru-gurunya juga harus berkualitas dan professional. Menurut pendapat Usman menyatakan bahwa: Guru professional adalah: orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. 4 Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan profesional baik yang bersifat pribadi, sosial maupun akademis. 5 Guru yang profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan agama. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual. Berdasarkan hasil observasi dan survey pendahuluan menngisyaratkan bahwa kedua lembaga pendidikan tersebut mempunyai karakteristik yang sama yaitu Madarasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tunggangri dan 4 Moh. User Usman, Menjadi Guru Professional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992),15. 5 Kunandar, Guru Implementas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), 46.

5 Madarasah Tsanawiyah (MTs) Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung merupakan salah satu wujud dari sistem pendidikan madrasah di Indonesia yang juga terus berupaya dalam peningkatan mutu lembaga pendidikannya. Kedua madrasah ini termasuk sama-sama lembaga pendidikan Islam di bawah naungan kementrian agama (Kemenag) akan tetapi Madarasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tunggangri berstatus negeri dan Madarasah Tsanawiyah (MTs) Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol berstatus swasta. Akan tetapi kedua madrasah ini terus berusaha meningkatkan mutu pendidikannya dengan bukti semakin banyaknya input pada masing-masing lembaga serta semakin meningkat dan bertambahnya sarana dan prasarananya yang ada. Kedua Madrasah tersebut merupakan madrasah yang disiapkan sebagai figur sentral yang menjadi contoh dan menjadi pusat pemberdayaan madrasah sejenis, baik negeri maupun swasta. Selain itu kedua madrasah tersebut juga dikembangkan untuk mencapai keunggulan bagi para lulusannya. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai perlakuan, baik dalam sistem seleksi calon peserta didik baru, dalam proses pembelajaran, melengkapi sarana prasarana pendukung yang dibutuhkan peserta didik secara maksimal maupun memaksimalkan dana yang ada untuk peningkatan mutu lembaga pendidikannya. 6 Peneliti memilih Madarasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tunggangri berstatus negeri dan Madarasah Tsanawiyah (MTs) Darul Falah Bendiljati 6 Observasi, Madarasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tunggangri berstatus negeri dan Madarasah Tsanawiyah (MTs) Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol, tanggal 4 april 2015

6 Kulon Sumbergempol sebagai lokasi penelitian karena kedua lembaga pendidikan tersebut merupakan lembaga pendidikan yang maju yaitu: MTsN Tunggangri Maju dalam hal prestasi akademik antara lain: Lomba Olimpiade MIPA tingkat kabupaten, dibidang olahraga meraih juara 1 tingkat kecamatan, dan kegiatan ektra kurikuler meliputi pramuka, PMR, meraih prestasi juara 2 ditingkat kecamatan. Madarasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tunggangri merupakan Madrasah yang berada di desa Tunggangri kecamatan kalidawir Tulungagung. Madrasah ini mempunyai 2 lokasi yang sama-sama bertempat di desa Tunggangri yang dikarenakan lokasi yang tidak dimungkinkan untuk dijadikan satu. Walaupun begitu madrasah ini tidak kalah dengan madrasah negeri yang lain yang mempunyai satu lokasi. Madrasah ini dengan sangat luasnya lokasi dan banyaknya peserta didik, perlu adanya kepemimpinan yang baik untuk meningkatkan profesionalisme guru. Madarasah Tsanawiyah Negeri Tunggangri Kalidawir Kabupaten Tulungagung. 7 dalam bidang: Sedangkan MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol maju Meraih prestasi juara 2 cerdas cermat agama di tingkat kabupaten, mengikuti olimpiade MIPA meraih juara 2 di tingkat kabupaten, dalam bidang olahraga meraih prestasi juara 2 tingkat kecamatan Bola Volly. MTs Darul Falah ini mempunyai satu lokasi dan tidak luas lokasinya, selain itu MTs ini termasuk Madrasah swasta dan di bawah naungan Yayasan Ma arif NU yang di dalamnya juga terdapat pondok pesantren salafi. Madrasah ini termasuk Madrasah Tsanawiyah swasta yang walaupun siswanya sedikit apabila dibandingkan dengan madrasah negeri, akan tetapi madrasah ini termasuk madrasah yang mempunyai siswa paling banyak di bandingkan dengan Madrasah Tsanawiyah Swasta yang lain di kecamatan Sumbergempol. Sebagai bukti berarti MTs Darul Falah ini masih diminati dan dipercaya oleh masyarakat sebagai lembaga pendidikan Islam yang berfungsi mendidik peserta didik di bawah naungan ahli sunnah wal jama ah. 8 7 Drs. H. Kahfi Nurudduja, M.Ag MTsN Tunggangri Kalidawir (teman sejawat), 12.00-12.30 WIB, tanggal 4 april 2015 8 Wawancara dengan M. Ibnu Abdillah, M.Pd.I di MTs Darul Falah 8.45-09.30 WIB, tanggal 4 april 2015

7 Kedua madrasah tersebut sangat membutuhkan kepemimpinan kepada madrasah yang dapat memberdayakan dan meningkatkan profesionalisme guru, sehingga berdasarkan hasil observasi di atas, yang diperlukan para guru untuk diberdayakan dan ditingkatkan profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya, bagi guru di madrasah akan sangat membutuhkan adanya dorongan semangat dan motivasi dari pimpinan, sehingga dapat meluluskan siswa yang berkualitas dan mampu bersaing menghadapi perubahan. Peningkatan profesionalisme guru dianggap pilihan paling tepat untuk mempersiapkan para guru dalam upaya menjawab tantangan zaman. Karena dengan profesionalisme dapat membuat para personil madrasah menjadi berkekuatan dalam profesi yang diembannya. Sebagai seorang kepala madrasah banyak langkah strategis yang dapat dilakukan guna meningkatkan profesionalisme guru sebagai bawahannya. Di dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya, bagi guru di madrasah akan sangat membutuhkan adanya dorongan semangat dan motivasi dari pimpinan mereka, sebab hal ini merupakan modal yang sangat penting sehingga hampir setiap tindakan dan kebijakan yang diambil/dilakukan oleh seorang pemimpin mempunyai dampak yang positif dan negatif bagi bawahan yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang baik harus selalu dapat memotivasi bawahannya sedemikian rupa sehingga dalam melaksanakan tugasnya guru akan memiliki efektivitas kerja yang tinggi dan diharapkan mampu membuahkan hasil yang memuaskan, baik bagi madrasah maupun guru itu sendiri untuk senantiasa

8 meningkatkan profesionalismenya dengan jalan guru diikutkan pelatihan, seminar dan memberikan hadiah jika diperlukan untuk memperlancar proses peningkatan profesioanlisme guru, sehingga guru dapat tumbuh motivasi sehingga profesionalisme guru dapat menjadi nyata. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini dilaksanakan dengan judul Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru (Studi Multi Situs di MTsN Tunggangri Kalidawir dan MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung). B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian 1. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti fokus penelitian ini adalah: pendekatan, motivasi dan strategi kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru di MTsN Tunggangri Kalidawir dan MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. 2. Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan penelitiannya sebagai berikut: a. Bagaimana pendekatan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru di MTsN Tunggangri Kalidawir dan MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung? b. Bagaimana motivasi kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru di MTsN Tunggangri Kalidawir dan MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung?

9 c. Bagaimana strategi kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru di MTsN Tunggangri Kalidawir dan MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan pendekatan Kepala Madrasah Dalam meningkatkan Profesionalisme Guru di MTsN Tunggangri Kalidawir dan MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. 2. Untuk mendeskripsikan motivasi kepala madrasah dalam meningkatkan Profesionalisme Guru di MTsN Tunggangri Kalidawir dan MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. 3. Untuk mendeskripsikan strategi Kepala Madrasah Dalam meningkatkan Profesionalisme Guru di MTsN Tunggangri Kalidawir dan MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini dapat dapat dibagi menjadi dua yaitu kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis. 1. Kegunaan secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat membangun konsep teori tentang kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru serta bisa memperkuat dan menyumbangkan bahan bangun teoritis kepala madrasah dalam mengimplementasikan manajemen tentang kepemimpinan pelaksanaan program sebagaimana menjadi fokus

10 penelitian ini merupakan suatu hal yang menarik untuk mendukung teori tentang kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru secara tepat dilapangan. Dalam kerangka ini, kegunaan teoritis penelitian ini adalah penguatan pada dimensi keilmuan manajemen, khususnya kepemimpinan Lembaga Pendidikan Islam. 2. Kegunaan secara praktis a. Bagi Lembaga Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru di lembaga Pendidikan Islam, sehingga dapat dijadikan acuan para penyelenggara dan pengelola madrasah baik negeri maupun swasta. b. Bagi Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian berikutnya dan penambahan wawasan tentang kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru. c. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan pemahaman kepada pembaca akan pentingnya kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru. d. Bagi Perpustakaan Pascasarjana IAIN Tulungagung Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan koleksi penelitian dalam bidang manajemen pendidikan Islam khususnya terkait peneliti

11 selanjutnya. Penelitian ini diharapkan juga bisa dijadikan acuan bagi peneliti berikutnya atau peneliti lain yang ingin mengkaji lebih mendalam mengenai topik dengan fokus serta setting yang lain sehingga memperkaya temuan penelitian ini. E. Penegasan Istilah 1. Secara Konseptual a. Kepemimpinan adalah usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi anggota kelompok agar mereka dengan sukarela menyumbangkan kemampuannya secara maksimal demi pencapain kelompok yang telah ditetapkan. 9 b. Kepala madrasah adalah orang yang memimpin suatu madrasah. 10 c. Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. 11 2. Secara Operasional Yang dimaksud dari judul tentang kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru adalah penelitian ini fokus pada 1) pendekatan Kepala Madrasah, 2) motivasi kepala madrasah, dan 3) strategi Kepala Madrasah dalam meningkatkan Profesionalisme Guru di 9 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Tegnologi dan Kejuruan, (Jakarta: Rajawali Pres, 1990), 183. 10 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,, (Jakarta: Balai Pustaka, tt), 421. 11 Kunandar, Guru Implementas Kurikulum, 46

12 MTsN Tunggangri Kalidawir dan MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. F. Sistematika Pembahasan Tesis ini terdiri dari enam bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab, dan sebelum memasuki bab pertama terlebih dahulu peneliti sajikan beberapa bagian permulaan secara lengkap yang sestematikanya meliputi halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran dan abstrak. Bagian isi meliputi Bab I Pendahuluan, dalam pendahuluan ini dipaparkan konteks penelitian, setelah menentukan konteks penelitian, peneliti akan memfokuskan penelitian sebagai dasar acuan sekaligus menentukan tujuan penelitian. Setelah itu peneliti mendeskripsikan tentang manfaat dan penegasan istilah serta sistematika pembahasan tesis ini. Bab II Kajian pustaka. Dalam hal ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Peneliti akan menuliskan kajian teori terdiri dari: kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru, bab ini juga memaparkan beberapa penelitian terdahulu sebagai perbandingan untuk menentukan teori penelitian ini dibanding penelitian yang sekarang dan paradigma penelitian. Bab III metode penelitian ini penulis akan menjabarkan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik

13 pengumpulan data, teknik analisis data, kehadiran peneliti, teknik pengecekan keabsahan data, dan tahapan penelitian. Bab IV hasil penelitian akan membahas paparan data tentang 1) pendekatan Kepala Madrasah Dalam meningkatkan Profesionalisme Guru, 2) motivasi kepala madrasah dalam meningkatkan Profesionalisme Guru dan 3) strategi Kepala Madrasah Dalam meningkatkan Profesionalisme Guru di MTsN Tunggangri Kalidawir dan MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. Selanjutnya menuliskan tentang temuantemuan dan sekaligus analisis data sehingga diketemukan hasil penelitian dan proposisi penelitian. Bab V Pembahasan hasil temuan akan dilanjutkan dalam bab ini secara mendalam sehingga hasil temuan akan benar-benar mencapai hasil yang maksimal. Bab VI penutup. peneliti akan mengambil kesimpulan dan saran guna memudahkan pemahaman terhadap hasil penelitian. Bagian akhir dari tesis memuat hal-hal yang sifatnya koplementatif yang berfungsi untuk menambah validitas isi tesis yang terdiri dari daftar rujukan dan lampiran-lampiran.