Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

dokumen-dokumen yang mirip
Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

PROSIDING ISBN :

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 SENTOLO.

Shinta Arwidya Pendidikan Sosiologi Antropologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Kata kunci: Aktivitas, Hasil belajar Matematika, dan Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari kehidupan manusia, bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 LENDAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

Alit Verfitasari Aryaningrum Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret. Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SDN JEJANGKIT MUARA 2

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

Vikcy Mita Martina. Universitas PGRI Yogyakarta.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PBM PADA SISWA KELAS XI MM1 SMK TKM TEKNIK KEBUMEN

PROSIDING ISBN :

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memberikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Sehingga proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku dan

PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VIIID SMP N I KASIHAN

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

Wendri, Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament Berbantu

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN ALAT PERAGA

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

: Pembelajaran Kooperatif tipe TAI, Keaktifan dan Hasil Belajar.

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS VIIB SMP PGRI KASIHAN Exa Jati Purwani Universitas PGRI Yogyakarta exajati@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dengan menerapkan model pembelajaran Tournament. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas VIIB SMP PGRI Kasihan tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 25 siswa. Sedangkan objek penelitian ini yaitu model pembelajaran Tournament. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus dimana setiap siklusnya dilaksanakan dalam 3 pertemuan. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa, angket aktivitas siswa, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah analisis data deskreptif kualitatif dan deskreptif kuntitatif. Berdasarkan hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Tournament pada siswa kelas VIIB SMP PGRI Kasihan dapat disimpulkan bahwa: (1) rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I yaitu 65,8% (katagori sedang) meningkat menjadi 73,875% (katagori tinggi) pada siklus II; (2) Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa adalah 44,67 pada pra tindakan, kemudian meningkat menjadi 73,2 pada siklus I, dan 77,76 pada siklus II; (3) Persentase skor tes hasil belajar matematika siswa juga mengalami peningkatan. Pada pra tindakan 0%, pada siklus I 52%, dan pada siklus II 76%. Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan Tournament PENDAHULUAN Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas VII B SMP PGRI Kasihan dalam proses pembelajaran siswa cenderung kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. Banyak siswa yang tidak fokus dan kurang memahami materi yang disampaikan guru meskipun mereka memperhatikannya. Hal ini terbukti pada saat proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak bisa dan merasa kesulitan saat mengerjakan tugas yang diberikan guru, tetapi mereka lebih memilih diam dan tidak bertanya. 1

Saat proses pembelajaran berlangsung guru sudah mulai menggunakan model pembelajaran tutor sebaya dengan cara menggunakan beberapa guru kecil yang dipilih oleh guru yang bertugas untuk mengajarkan materi kepada teman-temannya, tetapi masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru saat mengajar, pada proses pembelajaran siswa kurang aktif dalam bertanya, mengeluarkan ide dan pendapat. Kurangnya aktivitas siswa kelas VII B SMP PGRI Kasihan dalam proses pembelajaran matematika dan rendahnya hasil belajar siswa terbukti pada saat Ulangan Akhir Semester ganjil hanya ada 28% siswa yang mencapai ketuntasan, dimana KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran matematika adalah 71. Karena itu perlu dilakukan perbaikkan pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa antara lain dapat digunakan dengan penggunaan alat peraga dan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Mengingat pentingnya pelajaran matematika, siswa Sekolah Menengah Pertama, harus memperhatikan tiga unsur yaitu siswa sebagai peserta didik, guru sebagai pendidik, serta lingkungan yang digunakan untuk memperbaiki mutu pengajaran matematika. Pembelajaran matematika selama ini kurang diminati oleh siswa, hal tersebut dikarenakan matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Mengingat sangat pentingnya pelajaran matematika bagi kehidupan, perlu adanya perbaikan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperative tipe Teams Games Tournament. Model pembelajaran kooperative tipe Teams Games Tournament adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran Tournament dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, dan persaingan sehat yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti berkolaborasi dengan guru melakukan suatu penelitian tindakan kelas yang berjudul Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil 2

Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siswa Kelas VII B SMP PGRI Kasihan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Bagi Peneliti a. Dapat dijadikan sebagai pengalaman penelitian tindakan kelas. b. Dapat meningkatkan proses pemahaman pada suatu model pembelajaran tertentu. 2. Bagi Guru a. Guru mampu dan mau merefleksi dalam tugasnya sehingga dapat meningkatakan kemampuannya sebagai pendidik. b. Menjadikan guru menjadi guru yang lebih profesional. c. Guru dapat menemukan cara untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran. 3. Bagi Siswa a. Dapat meningkatakan prestasi belajar matematika. b. Dapat meningkatakan keaktivan siswa dalam belajar matematika dan mengembangkan potensi yang dimiliki dalam diri masingmasing siswa. 4. Bagi Sekolah a. Mengetahui kekurangan dalam kegiatan pembelajaran yang harus segera diperbaiki. b. Dapat meningkatakan kemajuan proses pemebelajaran di sekolah. KAJIAN TEORI Pembelajaran matematika dapat disimpulkan sebagai proses interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien. Aktivitas adalah segala perbuatan yang sengaja dirancang oleh guru untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa seperti kegiatan diskusi, demonstrasi, simulasi, melakukan percobaan dan lain sebagainya (Wina Sanjaya, 2006: 176). Sekolah merupakan salah satu pusat kegiatan belajar atau aktivitas belajar, banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa disekolah. Menurut Paul B. Diedrich dalam Noer Rohmah (2012:268) membuat daftar aktivitas siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: a. Visual activities, yang termasuk didalam nya misalnya: membaca, 3

memperhatikan menggambar, percobaan, pekerjaan orang lain. b. Oral activities, seperti menyatakan merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi. c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, LKS, angket, menyalin. e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun. g. Mental activities, sebagai conth misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan masalah (soal), menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emotional activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa, bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Benyamin Bloom dalam Sri Esti Wuryani Djiwandono (2002:210-211) mengemukakan secara garis besar hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Domain dari ranah kognitif terdiri atas: pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Domain kognitif mempunyai beberapa lingkup dan tujuan, yaitu: a. Pengetahuan (knowledge), meliputi akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan, yang dapat digali saat dibutuhkan melalui bentuk mengingat kembali, hal itu dapat meliputi metode, kaidah, prinsip dan fakta. b. Pemahaman (comprehension), meliputi kemampuan untuk menangkap arti dari mata pelajaran yang dipelajari. Kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan. c. Penerapan (aplication), meliputi kemampuan kognisi yang mengharapkan siswa mampu mendemontrasikan pemahaman mereka tentang matematika melalui penggunaannya secara tepat. d. Analisis (analysis), adalah kemampuan untuk memilah bahan ke dalam bagian-bagian atau menyelesaikan sesuatu yang kompleks ke bagian yang lebih sederhana. e. Sintesis (synthesis), meliputi kemampuan untuk meletakan bagian 4

bersama-sama kedalam bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (evaluation), meliputi kemampuan untuk mempertimbangkan nilai bersama dengan pertanggungjawaban berdasarkan kriteria tertentu. Dalam penelitain ini, peneliti ingin meneliti domain ranah kognitif yang meliputi: pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3). Model pembelajaran Teams Games Tournament adalah model pembelajaran menggunakan turnamen akademik, menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka (Slavin, 2005: 165). Secara umum ada 5 komponen utama dalam penerapan model TGT, yaitu: 1. Penyajian Kelas (Class Presentations) 2. Kelompok (Teams) 3. Permainan (Games) 4. Turnamen atau Lomba (Tournament) 5. Penghargaan Kelompok (Team Recognition) METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Pada dasarnya penelitian tindakan kelas dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terjadi di dalam kelas pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung (Arikunto, 2010 : 128). Penelitian ini bersifat kolaboratif, sehingga dalam pelaksanaannya penelitian dilakukan melalui kerja sama dengan guru bidang studi matematika kelas VIIB. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang efektif. Sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang dengan revisi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap materi mata pelajaran matematika. HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMP PGRI Kasihan adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Dengan membandingkan data-data yang telah diperoleh dari 2 siklus dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan telah mencapai tujuan yang 5

diinginkan.grafik peningkatan aktivitas dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Untuk ketuntasan dan rata-rata hasil belajar dapat dilihat pada grafik dibawah ini: KESIMPULAN DAN SARAN 1. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran Tournament, karena dengan menggunakan pembelajaran Tournament semua aktivitas belajar siswa dapat terpenuhi, diantaranya sebagai berikut: (a) Visual activities, dalam pembelajaran siswa diberikan kesempatan untuk membaca materi yang ada pada buku paket dan LKS. (b) Oral activities, dalam pembelajaran siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang 6

hal-hal yang kurang dipahami, serta dapat memberikan pendapat meraka saat tournament berlangsung. (b) Listening activities, dalam pembelajaran siswa mendengarkan penjelasan dari guru. (c) Writing activities, dalam pembelajaran siswa diberikan kesempatan untuk mencatat materi dan mencatat hasil diskusi. (d) Drawing activities, dalam pembelajaran siswa diberikan kesempatan untuk menggambar ilustrasi pada LKS agar dapat menyelesaiakan suatu masalah. (e) Motor activities, dalam pembelajaran siswa diajak untuk bermain dalam tournament. (f) Mental activities, dalam pembelajaran siswa dapat menyelesaiakan suatu soal. (g) Emotional activities, dalam pembelajaran siswa merasa senang dan bersemangat pada saat mengikuti tournament. 2. Untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut: (a) persentase skor aktivitas belajar siswa pada siklus I yaitu 65,8% (katagori sedang) meningkat menjadi 73,875% (katagori tinggi) pada siklus II. Persentase skor tes hasil belajar matematika siswa juga mengalami peningkatan. (b) Pada pra tindakan 0%, pada siklus I 52%, dan pada siklus II 76%. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa adalah 44,67 pada pra tindakan, kemudian meningkat menjadi 73,2 pada siklus I, dan 77,76 pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru Hendaknya guru-guru matematika menggunakan model pembelajaran Tournament agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. 2. Bagi Pihak Sekolah Hendaknya sekolah memfasilitasi perlengkapan yang digunakan oleh guru-guru matematika dalam penggunaan model pembelajaran Tournament. DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 7

Asep Jihad dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarata: Multi Pressindo. Cholik Adinawan dan Sugijono. 2007. Seribu Pena Matematika. Jakarta: Erlangga. Dahlan, dkk 2003. Kamus Induk Istilah Ilmiah, Surabaya: Target press. Isjoni. 2006. Perencanaan Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. 2013. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta. Miftahul Huda. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja Presindo. Noer Rohmah. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras. Robert E. Slavin. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Rusaffendi, E.T. (1990) Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini, Bandung: Tarsito. Sri Esti Wuryani Djiwandono. 2002. Psikologi Pendidikan Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatau Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Wina Sanjaya. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Zaenal Arifin. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. 8