BAB I PENDAHULUAN. kesejarahan, dapat ditangkap bahwa kehadiran organisasi-organisasi Islam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda diantara fakta dan interprestasi, di mana fakta yang akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. terbakar. Kota ini memiliki sejarah tiga abad konflik komunal yakni konflik

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penentuan jenis penelitian merupakan model dasar bagi seorang peneliti.

PENDAHULUAN. Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan. ditandai batas-batasnya, beratapkan ranting dan dahan kering, hanya di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

ISLAM DI INDONESIA. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

BAB III. METODE PENELITIAN. usaha untuk menemukan kebenaran, mengembangkan dan menguji kebenaran

BAB I PENDAHULUAN. panjang, dari zaman sebelum Indonesia merdeka, masa Orde Lama, masa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan

penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

BAB I PENDAHULUAN. tenaga ahli pendidikan dan visi pendidikan yang tidak jelas. Selain itu masih. Indonesia semakin menurun (Silberman, 2007: xi).

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

III. METODE PENELITIAN. yaitu suatu cara atau metode yang dimaksudkan dan terdapat dalam suatu ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

BAB I PENDAHULUAN. mengatur kehidupan individu dan masyarakat. Akan tetapi, kesempurnaan

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

II. METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian penggunaan metode sangatlah penting untuk memecahkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. harus mengacu pada metode-metode yang relevan dengan objek yang diteliti. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan sistem pendidikan yang dibuat pemerintah kolonial Belanda.

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ISLAM DI KABUPATEN SUMBAWA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. terjun langsung ke lapangan untuk meneliti implementasi metode cerita dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan sesama manusia atau hablun minannas. Hubungan manusia dengan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk,

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh faktor- faktor dan prinsip- prinsip dengan sabar, hati- hati dan. sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran.

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah dan

BAB III SEJARAH SINGKAT MAJELIS ULAMA INDOSESIA. pada masa itu, 10 orang ulama yang merupakan unsur dari ormas-ormas Islam

BAB I PENDAHULUAN. dengan koperasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Baitul mal wa

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB III METODE PENELITIAN

yang berhubungan dengan aturan agama Islam. Hal yang wajib dilakukan secara tertib adalah melaksanakan shalat. Shalat merupakan tiang agama Islam

PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. ini maka penelitian dilakukan bersifat library research atau kepustakaan. Sebab

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan tidak kalah pentingnya dari keluarga maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Agama merupakan salah satu sarana pokok dalam ikut serta. dalam pembangunan mental, karena agama memberikan pedoman dan

B A B III METODE PENELITIAN. ditentukan. Pelaksanaan penelitian membutuhkan banyak waktu, tenaga, alat,

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

3. Shefer Sejarah adalah peristiwa yang telah lepas dan benar-benar berlaku pada masa itu.

SILABUS: SEJARAH PERADABAN ISLAM DI INDONESIA 2

III. METODE PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. sudah seharusnya tanggap terhadap perkembangan yang terjadi di era

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang tua, yang harus disyukuri, dijaga dan dididik agar dapat

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber dari Al-Qur an dan Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

SKRIPSI. Oleh: DWI ERNAWATI NIM : G

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, dijalani dalam lingkup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

c. Preferensi Fiqih Dalam Beragama di Demak Dipengaruhi oleh Kondisi Lokal dan Keikutsertaan Pada Ormas Islam d. Budaya Ziarah Makam Wali yang

BAB I PENDAHULUAN. masih diakui, bahkan semakin memainkan perannya di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. tersebar di berbagai pemukiman masyarakat muslim, maka masjid adalah

Penerapan Strategi Active Learning Dalam Pembelajaran Akidah Di Pondok Pesantren Islam Darusy Syahadah Simo Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

METODE PENELITIAN. atau tujuan pemecahan masalah (P. Joko Subagyo, S.H 2006 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 12. hlm Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 2000,

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia. Sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 13 Tahun Dalam undang-undang ini disebutkan

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL PENELITIAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan

METODE PENELITIAN. sistematis, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah. Hal yang dimaksud ialah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan yang telah mengalami perkembangan, baik dari segi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi Islam di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dipelajari, mengingat bahwa organisasi Islam merupakan representasi dari umat Islam yang menjadi mayoritas di Indonesia. Hal ini menjadikan organisasi Islam menjadi sebuah kekuatan sosial maupun politik yang diperhitungkan dalam pentas politik di Indonesia. Dari aspek kesejarahan, dapat ditangkap bahwa kehadiran organisasi-organisasi Islam baik itu yang bergerak dalam bidang politik maupun organisasi sosial membawa sebuah pembaruan bagi bangsa, seperti kelahiran Serikat Islam sebagai cikal bakal terbentuknya organisasi politik, Muhammadiyah, NU (Nahdlatul Ulama), Serikat Dagang Islam, dan lain-lainnya pada prakemerdekaan membangkitkan sebuah semangat pembaruan yang begitu mendasar di tengah masyarakat. Organisasi keagamaan Islam merupakan kelompok organisasi yang terbesar jumlahnya, baik yang memiliki skala nasional maupun yang bersifat lokal saja. Tidak kurang dari 40 buah organisasi keagamaan Islam yang berskala nasional memiliki cabang-cabang organisasinya di ibukota propinsi maupun ibukota kabupaten/kotamadya, seperti : Nahdlatul Ulama (NU), Sarikat Islam (SI), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Gabungan Usaha Perbaikan Pendidikan Islam (GUPPI), Majelis Da wah Islamiyah (MDI), Dewan Mesjid Indonesia (DMI), Ikatan 1

2 Cendekiawan Muslim se Indonesia (ICMI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Aisyiah, Muslimat NU, dan sebagainya. Sedangkan organisasi keagamaan Islam yang bersifat lokal pada umumnya bergerak di bidang da wah dan pendidikan seperti: Majelis Ta lim, Yayasan Pendidikan Islam, Yayasan Yatim Piatu, Lembaga-Lembaga Da wah Lokal, dan sebagainya. Di samping itu, terbentuknya berbagai organisasi ini memberikan akses terhadap kesadaran untuk memperjuangkan nasib sendiri melalui instrumen organisasi yang bersifat nasional. Di Sumatera Barat, terdapat dua organisasi besar yaitu Muhammadiyah dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Kedua organisasi besar ini berasal dari dua kubu yang berbeda: Muhammadiyah mewakili kubu modernis yang berbasis urban/kota, pedagang atau pegawai, sedangkan Persatuan Tarbiyah Islamiyah mewakili kubu tradisionalis berbasis pedesaan, agraris, dan pesantren Perkembangan organisasi keagamaan di indonesia memang sangat panjang dari zaman sebelum kemerdekaan sampai pasca orde baru. Organisasi juga biasa dikenal sebagai gerakan keagamaan, yang didefinisikan oleh Nottingham sebagai suatu usaha terorganisasi untuk menyebarkan agama baru, atau intepretasi baru mengenai agama yang sudah ada (Nottingham, 1985: 155). Di dalam struktur organisasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sukoharjo terdapat dua belas Pimpinan Cabang Muhammadiyah, salah satunya adalah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Blimbing Kecamatan

3 Polokarto. Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang sejarah Muhammadiyah Cabang Blimbing, Dilihat dari nama cabangnya juga menarik, mengapa? Blimbing merupakan nama sebuah kampung di desa Wonorejo tetapi dijadikan nama Cabang Muhammadiyah di lingkup Kecamatan Polokarto. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti sejarah perkembangan Muhammadiyah di Cabang Blimbing Daerah Sukoharjo. B. Penegasan Istilah Agar tidak menumbuhkan kesalahfahaman serta dapat memudahkan dalam memahami penelitian yang berjudul sejarah dan perkembangan Muhammadiyah Cabang Blimbing ini maka penulis merasa perlu menyertakan istilah dalam judul tersebut sebagai berikut: 1. Sejarah Kata sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajarotun yang berarti pohon kayu. Pohon dalam pengertian ini merupakan suatu simbol yaitu simbol kehidupan. Di dalam pohon terdapat bagian-bagian seperti batang, ranting, daun, akar, dan buah. Bagian-bagian dari pohon itu menunjukkan adanya aspek-aspek kehidupan yang satu sama lain saling berhubungan untuk membentuk sesuatu itu menjadi hidup. Ada dinamika yang bersifat aktif. Dinamika ini terus menerus terjadi beriringan dengan waktu dan ruang di mana kehidupan itu ada. Lambang pohon itu menunjukkan adanya pertumbuhan dan perkembangan. Berikut ini definisi sejarah menurut para tokoh:

4 a) Menurut Moh. Hatta, Sejarah dalam wujudnya memberikan pengertian tentang masa lampau. Sejarah bukan sekadar melahirkan ceritera dari kejadian masa lalu sebagai masalah. Sejarah tidak sekadar kejadian masa lampau, tetapi pemahaman masa lampau yang di dalamnya mengandung berbagai dinamika, mungkin berisi problematika pelajaran bagi manusia berikutnya. b) Menurut Muhammad Yamin, Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran tentang kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang telah lampau, yaitu susunan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain. c) Menurut Nugroho Notosusanto, Sejarah adalah peristiwa-peristiwa yang menyangkut manusia sebagai mahluk bermasyarakat yang terjadi pada masa lampau. Sejarah berarti pula kisah mengenai segala peristiwa itu, kisah itu disusun berdasarkan peninggalanpeninggalan dari berbagai peristiwa itu. d) Menurut Drs. Sidi Gazalba, sejarah sebagai masa lalu manusia dan seputarnya yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang berlaku. e) Menurut Taufik Abdullah : sejarah harus diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau yang diakukan di tempat tertentu.

5 2. Perkembangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), perkembangan adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata "berkembang" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan demikian, kata "berkembang" tidak saja meliputi aspek yang berarti abstrak seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret 3. Muhammadiyah Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, yang melakukan perintisan atau kepeloporan pemurnian sekaligus pembaruan Islam di negeri berpenduduk terbesar muslim di dunia. Sebuah gerakan yang didirikan oleh seorang kyai alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kota santri Kauman Yogyakarta. Kata Muhammadiyah secara bahasa berarti pengikut Nabi Muhammad. Penggunaan kata Muhammadiyah dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad. Penisbahan nama tersebut menurut H. Djarnawi Hadikusuma mengandung pengertian sebagai berikut: Dengan nama itu dia bermaksud untuk menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu ialah umat Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad saw, yaitu Islam. Tujuannya ialah memahami dan melaksanakan agama Islam sebagai yang memang ajaran yang serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, agar supaya dapat menjalani kehidupan dunia

6 sepanjang kemauan agama Islam. Dengan demikian ajaran Islam yang suci dan benar itu dapat memberi nafas bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya. (Abdul Mu ti 2008: 115) 4. Cabang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) Cabang Berarti bagian batang kayu yg tumbuh dr pokok atau dahan (cabang yg besar disebut dahan dan cabang yg kecil disebut ranting), sehingga dapat disimpulkan bahwa Cabang yang dimaksud disini adalah Muhammadiyah merupakan bagian dari satuan yang lebih besar yaitu Muhammadiyah Daerah Sukoharjo. 5. Blimbing Blimbing adalah sebuah kampung yang berada di Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Cabang Blimbing mempunyai 27 Ranting, menyebar di 17 desa di Kecamatan Polokarto. C. Perumusan Masalah Dari masalah yang dikemukakan di atas maka kita dapat membuat perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana Sejarah berdirinya Muhammadiyah Cabang Blimbing? 2. Bagaimana peran Muhammadiyah Cabang Blimbing terhadap dakwah Islam? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui sejarah berdirinya Muhammadiyah Cabang Blimbing

7 b. Mengetahui gerakan Muhammadiyah Cabang Blimbing terhadap dakwah Islam c. Mengetahui peranan Muhammadiyah Cabang Blimbing terhadap perkembangan Islam 2. Manfaat Penelitian Dari hasil dari penelitian ini dapat menghasilkan manfaat teoritis dan praktis antara lain sebagai berikut: Manfaat teoritis a. Sebagai masukan dan informasi, sehingga dapat bermanfaat dikalangan akademisi b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tambahan atau pembanding bagi penelitian lain dengan masalah sejenis Manfaat praktis a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi pihakpihak tertentu seperti pemerintahan sebagai bahan pembuat kebijakan dalam rangka menciptakan kerukunan umat beragama b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi umat islam untuk lebih memahami keanekaragaman pola gerakan organisasi keagamaan diindonesia pada umumnya E. Tinjauan Pustaka Kajian pustaka adalah kajian hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian sebelumnya yang relevan dengan permasalahan sejarah dan perkembangan muhammadiyah cabang blimbing

8 sejauh pengamatan penulis menemukan beberapa literatur tentang perbandingan Muhammadiyah dengan organisasi lain tetapi tulisan tentang sejarah dan perkembangan Muhammadiyah Cabang Blimbing belum ada yang meneliti, Berikut adalah daftar penelitian yang sudah pernah ada: Pertama, Penelitian tentang Muhammadiyah di tengah masyarakat Nahdatul Ulama di kecamatan Kalibaru kabupaten Banyuwangi Jawa Timur ditulis oleh Mukhlas Hanif (UIN Sunan Kalijaga, 2002). Studi ini mengkaji tentang Muhammadiyah di tengah masyarakat Nahadtul Ulama di kecamatan Kalibaru kabupaten Banyuwangi Jawa Timur pada tahun 1962 sesuai dengan Muhammadiyah masuk ke kecamatan itu, dalam tulisan itu diketahui bahwa interaksi sosial kearah positif antara warga Muhammadiyah dan NU di kecamatan Kalibaru akan semakin terbuka dan luas jika warga Muhammadiyah mau toleran terhadap tradisi-tradisi yang ada. Akan tetapi, hubungan harmonis tersebut akan berubah menjadi konflik jika warga Muhammadiyah dan warga NU sama-sama berpegang teguh pada visi dan misi dari masing-masing organisasi tersebut. Di sinilah langkah awal dari sebuah dakwah, yaitu adanya kebersamaan tidak hanya mementingkan kepentingan kelompoknya atau individunya tetapi kebersamaan untuk semua golongan. Kedua, Penelitian tentang pelaksanaan dakwah oleh Muslimat NU ranting desa Jeruk Agung kecamatan Srumbung kabupaten Magelang ditulis oleh Sri Nurhayati (UIN Sunan Kalijaga, 2002). Tulisan ini mengkaji tentang kegiatan dakwah yang dilakukan oleh perkumpulan para wanita-wanita

9 Nahdatul Ulama, dalam hal ini adalah Muslimat NU. Berangkat dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi ini sering kali muncul berbagai pengaruh atau dampak sebagai suatu akibat dari sebuah kegiatan salah satunya adalah pengaruh atau dampak dari segi positif, begitu juga dengan pelaksanaan program Muslimat NU pasti akan menimbulkan pengaruh ataupun dampak positif, baik bagi pengurus Muslimat NU sendiri maupun warga masyarakat di wilayah desa jeruk Agung khususnya dan desa-desa sekitar pada umumnya. Dengan demikian menurut penulis, skripsi yang berjudul sejarah dan perkembangan Muhammadiyah Cabang Blimbing sangat menarik untuk diteliti, karena untuk mengetahui bagaimana perkembangan organisasi Muhammadiyah Cabang Blimbing yang selama ini dikenal sebagai Cabang terbesar dalam lingkup Muhammadiyah Daerah Sukoharjo. F. Metode Penelitian Sebuah penelitian harus dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam peneliti ini digunakan penelitian yang didefinisikan sebagai usaha menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Usaha yang dilakukan menggunakan metode-metode ilmiah. Adapun hal-hal yang perlu dijelaskan yang berkaitan dengan objek yang diteliti menggunakan metode sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Penelitian ini teramasuk jenis penelitian lapangan (field Research) yang menggunakan studi diskriptif yaitu membuat deskripsi, gambaran

10 atau lukisan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (M. Nazir, 1998: 63) 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis yakni studi tentang peristiwa dimasa lampau. Dengan demikian sejarah merupakan peristiwa faktual di masa lampau, bukan kisah fiktif apalagi rekayasa. Definisi menurut Baverlay Southgate merupakan pemahaman paling sederhana, pengertian sejarah menurut Baverlay menghendaki pemahaman objektf terhadap fakta-fakta historis (Baverlay, 1996) Sedangkan menurut Nazir, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis komparatif yakni, penelitian yang membandingkan faktor faktor sejenis pada suatu periode masa lampau (M.Nazir, 1988: 61) Pendekatan ini digunakan untuk menggambarkan kenyataan kenyataan sejarah yang berkaitan dengan Muhammadiyah Cabang Blimbing, sehingga dapat dipelajari faktor lingkungan yang menopang dan mempengaruhinya. 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengurus Muhammadiyah Cabang Blimbing

11 4. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejarah dan perkembangan Muhammadiyah Cabang Blimbing 5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara (interview) dan metode dokumentasi. a. Metode Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara Tanya jawab dan bertatap muka langsung secara sepihak yang dilakukan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian (Sutrisno Hadi, 1987: 193). Sedangkan teknik wawancara yang penulis gunakan ialah wawancara bebas terpimpin, dimana penulis hanya berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang global saja dan secara garis besarnya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang: Sejarah berdiri dan perkembangan muhammadiyah cabang blimbing Peranan Muhammadiyah Cabang Blimbing terhadap dakwah Islam b. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, prasati, notulen rapat. Metode ini digunakan untuk mencari dan memperoleh data tentang

12 monografi daerah penelitian, daftar keanggotaan, dan kepemimpinan Muhammadiyah Cabang Blimbing, dan data-data lain yang berkaitan dengan penelitian. Dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh dari hasil wawancara (Suharsimi Arikunto, 1998: 236) 6. Metode Analisis Data Analisis data adalah mencari dan menata secara sistematis catatan hasil dari dokumentasi dan wawancara untuk dijadikan sebagai bentuk peningkatan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai penelitian kepada orang lain (Noeng Muhadjir, 1998: 104) Kemudian data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis dengan metode deskriptif komparatif. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan Muhmmadiyah Cabang Blimbing dari sejarah berdirinya sampai sekarang, sedangkan metode komparatif digunakan untuk membandingkan perkembangan muhammadiyah cabang blimbing sebelum dan sesudah berdiri terhadap dakwah islam dilingkungan sukoharjo pada khususnya G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan penelitian ini tersusun dalam lima bagian yang nantinya dapat mempermudah dalam penyajian dan pembahasan serta pemahaman terhadap apa yang akan diteliti, berikut ini sistematika laporan penelitian:

13 Bab I Merupakan pendahuluan dari laporan penelitian akan dibahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan laporan. Bab II Membahas landasan teori yang terdiri dari: sejarah berdirinya Muhammadiyah, visi dan misi Muhammadiyah, asas perjuangan, amal usaha muhammadiyah Bab III Membahas tentang sejarah dan perkembangan Muhammadiyah Cabang Blimbing yang terdiri dari: sejarah berdirinya Muhammadiyah Cabang Blimbing, dakwah Muhammadiyah Cabang blimbing, amal usaha Muhammadiyah Cabang Blimbing. Bab IV Membahas analisis : Sejarah berdirinya Muhammadiyah, analisis dakwah muhammadiyah, analisis amal usaha muhammadiyah Bab V Kesimpulan, Saran dan Penutup