BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Salah satu bentuk perkembangan ilmu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

Studi tentang pelaksanaan pengajaran geografi di sekolah standar nasional. Oleh : Siti Zahratul Hajar NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa secara berkelanjutan.untuk itu pendidikan harus menjadikan faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Oleh karena, itu bagi sebuah bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas. Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kelangsungan hidup bangsa tersebut 2. Pendidikan pula yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum dalam UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh banyak pihak, baik dilakukan oleh pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang pundamental dalam pembangunan suatu bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju kedewasaan, sehingga menjadi manusia dewasa yang mampu berdiri sendiri. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut dalam rangka membentuk sumberdaya manusia yang cerdas dan berkualitas, memiliki nilai keagamaan yang mantap serta memiliki kemampuan untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional. Firman Allah dalam surah Al-Mujaadilah ayat 11 berbunyi: Ayat tersebut di atas terkandung adanya perintah untuk menuntut ilmu karena orang-orang yang berilmu lebih tinggi kedudukannya daripada orang yang tidak berilmu, dan juga mengungkapkan bahwa Allah mengetahui apa yang kita kerjakan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan: 1

2 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Berdasarkan rumusan tersebut di atas, jelas bahwa kebijakan pemerintah dalam pembangunan menitikberatkan pada bidang pendidikan demi meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Namun saat ini dunia pendidikan kita belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Fenomena itu ditandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas, atau cenderung tambal sulam, bahkan lebih berorientasi proyek. Akibatnya, seringkali hasil pendidikan mengecewakan masyarakat. Mereka terus mempertanyakan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dalam dinamika kehidupan ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Kualitas lulusan pendidikan kurang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan pembangunan. Bahkan SDM yang disiapkan melalui pendidikan sebagai generasi penerus belum sepenuhnya memuaskan bila dilihat dari segi akhlak, moral, dan jati diri bangsa dalam kemajemukan budaya bangsa. Ada beberapa faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan yaitu: 1. Kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan education production fuction atau input-output analisis yang tidak konsekuen. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) beserta Penjelasannya, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 7.

3 2. Penyelenggaraan dilaksanakan secara birokratik-sentralistik. 3. Peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang berkualitas, perlu ada upaya dari para profesional pendidikan. Reformasi bidang politik di Indonesia pada penghujung abad ke 20 M telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor pendidikan, yang secara umum bertumpu pada dua paradigma baru yang otonomisasi dan demokratisasi. Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah telah meletakkan sektor pendidikan sebagai salah satu yang diotonomisasikan bersama sektor-sektor pembangunan yang berbasis kedaerahan lainnya seperti kehutanan, pertanian, koperasi dan pariwisata. Otonomisasi sektor pendidikan kemudian didorong pada sekolah, agar kepala sekolah dan guru memiliki tanggung jawab besar dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas hasil belajar. Baik dan buruknya kualitas hasil belajar siswa menjadi tanggung jawab guru dan kepala sekolah, karena pemerintah daerah hanya memfasilitasi berbagai aktivitas pendidikan, baik sarana prasarana, ketenagaan, maupun berbagai program pembelajaran yang direncanakan sekolah. 2 Bersamaan dengan itu, pemerintah juga mengeluarkan undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, sebagai pengganti undang-undang nomor 2 tahun 1989. Salah satu isu penting dalam undang-undang tersebut adalah pelibatan masyarakat dalam pengembangan sektor pendidikan, 2 Syafarudin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2002), h. 19.

4 sebagaimana ditegaskan pada pasal 9 bahwa masyarakat berhak untuk berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan. Pasal ini merupakan kelanjutan dari pernyataan pada pasal 4 ayat 1 bahwa pendidikan di Indonesia diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan. Demokratisasi pendidikan merupakan implikasi dari dan sejalan dengan kebijakan mendorong pengelolaan sektor pendidikan pada daerah, yang implementasinya ditingkat sekolah, baik rencana pengembangan sarana, dan alat ketenagaan, kurikulum, serta berbagai program pembinaan siswa, semua diserahkan pada sekolah untuk merancangnya serta mendiskusikannya dengan mitra horizontalnya dari komite sekolah. Pemberian otonomi pendidikan yang luas pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di masyarakat serta upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum. Pemberian otonomi ini menuntut pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasi seluruh keinginan sekaligus memberdayakan berbagai komponen masyarakat secara efektif guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah. Dalam kerangka inilah, MBS tampil sebagai alternatif paradigma baru manajemen pendidikan yang ditawarkan. MBS merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah. Mutu suatu sekolah sangat tergantung pada mutu individu-individu yang ada di dalamnya. Bila dalam suatu sekolah orang-orangnya bermutu (guru dan perangkat

5 yang mendukung), maka dapat diharapkan sekolah itu juga bermutu. Tetapi sebaliknya, bila orang-orang yang terlibat (bekerja) di sekolah itu tidak bermutu, tentu saja sulit diharapkan mutu pendidikan dari sekolah tersebut. Untuk itulah perlu adanya bermacam-macam pendidikan dan pelatihan yang tujuannya meningkatkan mutu individu. Pendidikan dan pelatihan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan mengembangkan sikap mental sasaran didiknya, tidak hanya untuk meningkatkan kompetensinya untuk bekerja, tetapi juga memperbaiki persepsi dan sikap mental terhadap mutu dan mutu kinerja. Jadi jika suatu sekolah bermaksud meningkatkan mutu pendidikan yang diselenggarakan, maka sekolah itu perlu menanamkan pengertian yang mendalam tentang mutu dan mutu kinerja pada semua orang yang bekerja di dalamnya. Hanya orang-orang yang memiliki persepsi yang benar tentang mutu yang dapat mengembangkan dunia pendidikan menjadi bermutu. Manajemen mutu terpadu atau (Total Quality Management) menganut suatu pengertian bahwa dalam bekerja mutu kinerja perlu dan dapat dikelola oleh semua orang yang bekerja. Untuk berkinerja yang bermutu orang harus dapat mengidentifikasi siapa pelanggannya dan kemudian juga mengidentifikasi kebutuhan dan harapan pelanggannya. Untuk sekolah mutu yang diharapkan adalah kulitas pendidikan kepada peserta didik, dan keluarannya yang dapat bersaing di dunia pendidikan yang lebih tinggi atau dunia kerja yang ditekuninya sesuai dengan bidang ilmu dan keterampilan yang dimiliki. Tentu saja dalam hal ini yang menjadi pelanggan dari sekolah yang bermutu itu adalah masyarakat yang membutuhkan dunia pendidikan baik bagi dirinya maupun bagi anak-anaknya.

6 Untuk merealisasikan pendidikan seperti di atas maka sekolah perlu melakukan peningkatan mutu. Manajemen peningkatan mutu merupakan suatu model yang dikembangkan didunia pendidikan, mutu program penyelanggaraan akademik dapat dilihat dari unsur-unsurnya sebagai indikator mutu antara lain tenaga pengajar, kurikulum, sarana prasarana, produktivitas,dan mutu lulusan. Peningkatan mutu program dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan seperti yang dikembangkan di dalam manajemen mutu terpadu yaitu: pengawas mutu, jaminan mutu,dan manajemen mutu terpadu Dalam konteks penjaminan mutu dan upaya peningkatan mutu pendidikan, pemerintah telah mengeluarkan PP.No.19/2005 tentang standar nasional pendidikan yang menjelaskan dalam pasal 91 bahwa: 1. Setiap satuan pendidikan jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. 2. Penjaminan mutu pendidikan sebagimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk memenuhi atau melampaui standar nasional pendidikan. 3. Penjaminan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap, sitematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas. 3 Melihat pentingnya mutu pendidikan ini, penulis pada studi pendahuluan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ukhuwah menemukan adanya kegiatan yang berkenaan dengan manajemen peningkatan mutu tersebut. Berdasarkan latar belakang itulah penulis ingin mengetahui secara jelas bagaimana kegiatan yang 3 Tim dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung, CV: Alfabeta, 2009), h.53.

7 dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan ini, dan berminat untuk mengadakan penelitian yang berjudul MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU PADA SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) UKHUWAH DI BANJARMASIN. B. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengertian judul di atas, penulis merasa perlu memberikan penegasan definisi tersebut: 1. Manajemen adalah mengatur atau mengelola, sedangkan menurut istilah para ahli manajemen adalah kegiatan untuk mencapai sasaran dan tujuan pokok yang telah ditetapkan dengan menggunakan orang sebagai pelaksananya. 4 Yang penulis maksud disini adalah bagaimana pengelolaan yang dilaksanakan dalam meningkatkan mutu pendidikan pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Ukhuwah. 2. Peningkatan yaitu proses, cara, perbuatan meningkatkan 5 3. Mutu adalah kualitas, tingkat, derajat, kadar 4. Terpadu yaitu sudah dipadu, disatukan lebur jadi satu Jadi yang dimaksud dengan judul di atas adalah suatu penelitian tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu untuk mencapai tujuan pendidikan. 4 Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta, Mutiara, 1991), h. 18. 5 W.J.S. Poerdarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesi, (Jakarta, Balai Pustaka, 2006), h. 32.

8 C. Rumusan Masalah Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam penelitian, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana manajemen peningkatan mutu pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ukhuwah Banjarmasin? 2. Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap manajemen peningkatan mutu pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ukhuwah Banjarmasin? D. Alasan Memilih Judul Adapun alasan penulis memilih judul ini adalah: 1. Mengingat mutu merupakan hal yang sangat penting guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi bagi penyelenggara kegiatan operasional kependidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan. 2. Mengingat personel sekolah perlu dibina dan dikembangkan untuk menciptakan sekolah yang berkualitas. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui data yang relevan dengan permasalahan yang dibahas, yaitu: 1. Untuk mengetahui manajemen peningkatan mutu pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ukhuwah Banjarmasin. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen peningkatan mutu pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ukhuwah Banjarmasin.

9 F. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk : 1. Sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran bagi penyelenggara pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan. 2. Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi peneliti lainnya pada masa yang akan datang, yang ingin meneliti tentang manajemen peningkatan mutu di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ukhuwah Banjarmasin. 3. Untuk menambah perbendaharaan pengetahuan penulis dan memperkaya bahan perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin. G. Sistematika Penulisan Adapun sistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: Bab I, pendahuluan memuat tentang latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, sistematika penulisan. Bab II, tinjauan teoritis memuat tentang pengertian manajemen peningkatan mutu, tujuan manajemen peningkatan mutu, karakteristik manajemen peningkatan mutu, faktor-faktor manajemen peningkatan mutu. Bab III, metode penelitian memuat tentang jenis dan pendekatan, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data, prosedur penelitian.

10 Bab IV, laporan hasil penelitian memuat tentang gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, analisis data. Bab V, penutup memuat tentang simpulan dan saran