ANALISIS DETERMINAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI WILAYAH SUBOSUKAWONOSRATEN TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDG s), yang

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasarkan status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: HANDY NUGRAHA

ANALISIS TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT TAHUN Oleh: Ira Fitrotus Syariyah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks

STUDI FAKTOR PENENTU JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI SULAWESI (TAHUN )

ANALISIS DETERMINAN KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA: ANALISA EMPIRIS PENDEKATAN DATA PANEL TERHADAP

ANALISIS DETERMINAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (TAHUN )

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

Analisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan di Wilayah Sumatera

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang

Renta Yustie Fakultas Ekonomi, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN BELANJA MODAL TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Industri UKM Terhadap Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Bantul Tahun

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN KOTA BOGOR TAHUN

BAB V PENUTUP. mempengaruhi kemiskinan provinsi di Indonesia tahun , dapat diperoleh

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan. Disusun Oleh:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Subosukawonosraten Provinsi Jawa Tengah periode , maka. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi manusia selalu menjadi tema sentral dalam setiap program

BAB V PENUTUP. Konvergensi antar Provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sektor pertanian, dan sektor pariwisata. Sektor tersebut cukup memberikan

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Lampiran 1. Data Penelitian

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN

Pengaruh Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi. Oleh: *) Irmanelly **)Dosen Tetap STIE Muhaammadiyah Jambi

E-Jurnal EP Unud, 5 [10] : ISSN:

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

PENGARUH PAD, DAU, DAK TERHADAP IPM DENGAN BELANJA MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Papua Tahun )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL

Rizaldi Zakaria Universitas Islam Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. fisik/fasilitas fisik (Rustiadi, 2009). Meier dan Stiglitz dalam Kuncoro (2010)

SKRIPSI. Disusun oleh: NOVIAN TRIANGGARA

KONTRIBUSI SEKTOR KETENAGAKERJAAN TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA JAWA TENGAH

Economics Development Analysis Journal

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared.

BAB V PENUTUP. 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapitatidak berpengaruh. secara signifikan terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA SKRIPSI

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil. kesimpulan yaitu

Dampak alokasi belanja langsung terhadap ketimpangan ekonomi wilayah (Studi kasus Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Jambi, dan Provinsi Bengkulu)

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT PENGANGGURAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK), DAN PDRB TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN SE-KARESIDENAN MADIUN TAHUN

Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DisusunOleh : ROSSY AGUSTIN WICAKSANI B

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KONSUMSI MASYARAKAT DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

PENGARUH PEMBIAYAAN PENDIDIKAN, TINGKAT PENDIDIKAN, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN DI JAWA TENGAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

DAFTAR PUSTAKA. Anonim, Statistik DIY Dalam Angka, Berbagai edisi, BPS, Jogjakarta.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

EFEK PENINGKATAN UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Analisis Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Jawa Tengah

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

Transkripsi:

ANALISIS DETERMINAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI WILAYAH SUBOSUKAWONOSRATEN TAHUN 2006-2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NURUL KASANAH B 300 120 102 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

ANALISIS DETERMINAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI WILAYAH SUBOSUKAWONOSRATEN TAHUN 2006-2013 NURUL KASANAH B 300 120 102 Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhamadiyah Surakarta Email nyunao@gmail.com ABSTRAK Pembangunan manusia merupakan sebuah proses pembangunan yang bertujuan agar mampu memiliki lebih banyak pilihan, khususnya dalam pendapatan, kesehatan dan pendidikan. Salah satu tolak ukurnya dapat dilihat melalui Indeks Pembangunan Manusia. Tujuan dari pelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, pengangguran, dan belanja daerah terhadap indeks pembangunan manusia. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi data panel efek acak (Random Effect Method/REM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM, kemiskinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IPM, pengangguran tidak berpengaruh signifikan terhadap IPM, dan belanja daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM di Wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN. Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, Pengangguran, Belanja Daerah, Indeks Pembangunan Manusia.

ANALISYS DETERMINAN HUMAN DEVELOPMENT INDEX IN THE REGION SUBOSUKAWONOSRATEN SINCE 2006-2013 NURUL KASANAH B 300 120 102 Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhamadiyah Surakarta Email nyunao@gmail.com ABSTRACK Human development is a process of development that aims to be able to have more choices, particularly in income, health and education. One criterion can be seen through the Human Development Index. The purpose of this study was to analyze how the effect of economic growth, poverty, unemployment, and shopping areas of the human development index. The analytical method used in this research using panel data regression analysis of the effects of random (Random Effect Method / REM). The results of this study indicate that economic growth is positive and significant effect on the Human Development Index (HDI), poverty and significant negative effect on the Human Development Index (HDI), the unemployed no significant effect on the Human Development Index (HDI), and shopping areas and significant positive effect on the Human Development Index (HDI) in the region SUBOSUKAWONOSRATEN. Keywords : Economic Growth, Poverty, Unemployment, Human Development Index

PENDAHULUAN Di negara berkembang seperti Indonesia, peranan sumber daya manusia mengambil tempat yang sentral, khususnya dalam setiap pencapaian pembangunan ekonomi, di mana kesejahteraan manusia dijadikan tujuan pokok dalam ekonomi masyarakat. Dalam skala internasional dikenal tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDG s), yang disepakati oleh kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam KTT 2000. Tujuan MDG s tersebut antara lain, mengentaskan kemiskinan dan kelaparan ekstrem, mewujudkan pendidikan dasar universal, meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, mengurangi tingkat mortalitas anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya, menjaga kelestarian lingkungan hidup, membina kerja sama global dan mencapai tujuan pembangunan manusia. Pembangunan merupakan suatu proses untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Proses pembangunan yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Dimana yang pada hakekatnya, pembangunan harus mencerminkan perubahan total masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan, tanpa

mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya, untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara material maupun spiritual (Todaro, 2011). Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, bukan alat dari pembangunan. Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif (United Nation Development Progamme-UNDP). Hal ini nampaknya sederhana, tetapi seringkali terlupakan oleh kesibukan jangka pendek untuk mengumpulkan harta dan uang. Pembangunan manusia didefinisikan suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki oleh manusia (a process of enlarging people's choices). Diantara banyak pilihan tersebut, pilihan yang terpenting adalah untuk berumur panjang dan sehat, untuk berilmu pengetahuan, dan untuk mempunyai akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak (BPS, 2015). Untuk melihat sejauhmana keberhasilan pembangunan manusia United Nation Development Programme (UNDP) telah mengeluarkan suatu indikator yaitu Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut UNDP (dalam BPS, 2015), Indeks Pembangunan Manusia merupakan suatu tolak ukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah

komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life); pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent standard of living). TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Indeks Pembangunan Manusia Menurut UNDP (dalam BPS, 2015), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks yang digunakan untuk mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life); pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent standard of living). IPM dapat digunakan sebagai indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk), dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara dan bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). Menurut BPS (2015), ketiga dimensi IPM memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Dalam mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pendidikan digunakan gabungan indikator rata-rata lama sekolah dan angka harapan lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak

digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan IPM Sumberdaya manusia dari suatu bangsa merupakan faktor paling menentukan karakter dan kecepatan pembangunan sosial dan ekonomi dari bangsa yang bersangkutan (Todaro, 1998). Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan peningkatan barang dan jasa yang diproduksi maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat sehingga dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya (Baeti, 2013) Hubungan Kemiskinan dengan IPM Kemiskinan dapat menjadikan efek yang cukup serius bagi pembangunan manusia karena masalah kemiskinan merupakan sebuah masalah yang kompleks yang sebenarnya bermula dari kemampuan daya beli masyarakat yang tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan pokok sehingga kebutuhan yang lain seperti pendidikan dan kessehatan pun terabaikan (Mirza, 2012). Hubungan Pengangguran dengan IPM Pengangguran yang tinggi termasuk kedalam masalah ekonomi karena hal tersebut menyianyiakan sumberdaya yang berharga. Pengangguran juga merupakan masalah sosial yang besar karena mengakibatkan penderitaan besar untuk pekerja yang menganggur yang harus berjuang dengan pendapatan yang berkurang. Jika pengangguran tinggi, keadaan ekonomi

yang sulit meluap dan mempengaruhi emosi masyarakat dan kehidupan keluarga (Samuelson dan Nordhaus, 2004). Hubungan Belanja Daerah dengan IPM Menurut Sahrah (dalam Badrudin dan Mufidhatul, 2011), kaitan antara pengeluaran untuk sektor publik terhadap pembangunan manusia sebenarnya mudah untuk ditelusuri. Pengeluaran untuk bidang kesehatan diharapkan mampu meningkatkan angka harapan hidup maupun menurunkan angka kematian ibu hamil dan bayi sebagai salah satu komponen dalam penentuan pembangunan manusia. METODE PENELITIAN Objek Penelitian Wilayah yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah 7 Kabupaten-Kota yang memiliki akronim SUBOSUKAWONOSRATEN, yakni Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten pada tahun 2006-2013. Objek penelitian ini adalah Indeks Pembangunan Manusia. Dimana, peneliti bermaksud untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, pengangguran, dan belanja daerah terhadap indeks pembangunan manusia di wilayah tersebut. Definisi Operasional Variabel 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks pembangunan manusia adalah indeks komposit yang digunakan untuk mengukur pencapaian rata-rata suatu negara/daerah dalam tiga hal mendasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Untuk mengukur indeks pembangunan manusia digunakan rumus : IPM = Satuan indeks pembangunan manusia dalam penelitian menggunakan angka indeks dalam skala 1 sampai 100. 2. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (PE) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi meningkat yang digunakan untuk kemakmuran masyarakat. Data pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDRB atas harga konstan yang dinyatakan dalam satuan juta rupiah. 3. Kemiskinan Kemiskinan dapat dilihat melalui penduduk yang secara ekonomi tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dalam penelitian ini menggunakan persentase penduduk miskin yang berada digaris kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah. 4. Pengangguran Pengangguran merupakan penduduk yang sedang mencari pekerjaan, yang sedang mempersiapkan dunia usaha, penduduk yang merasa mungkin mendapat pekerjaan, dan yang sudah mempunyai usaha tetapi belum mulai bekerja. Dinyatakan dalam satuan persen.

Dimana: TPT : Tingkat Pengangguran Terbuka 5. Belanja Daerah Belanja daerah meliputi realisasi belanja langsung dan belanja tidak langsung yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota selama periode penelitian, dinyatakan dalam satuan jutaan rupiah. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil analisis data panel Random Effect Model dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 66.38727 1.163790 57.04404 0.0000 PE 1.31E-06 2.49E-07 5.270424 0.0000 KMS -0.051316 0.020867-2.459242 0.0174 TPT 0.069694 0.044036 1.582680 0.1197 BD 1.24E-09 4.91E-10 2.517401 0.0150 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 1.866719 0.9678 Idiosyncratic random 0.340655 0.0322 Weighted Statistics R-squared 0.914952 Mean dependent var 4.689795 Adjusted R-squared 0.908281 S.D. dependent var 1.120584 S.E. of regression 0.339370 Sum squared resid 5.873768 F-statistic 137.1650 Durbin-Watson stat 0.820408 Prob(F-statistic) 0.000000 Berdasarkan hasil metode REM yang disajikan pada Tabel 1, maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: IPM it = 66,38727 + 1,31E-06 PE it - 0,051316 KMS it +0,069694 TPT it + 1,24E-09 BD it + 5,873768

Hasil pengujian pada Tabel 1 diatas menunjukkan nilai R square (R2) sebesar 0,914952, artinya 91,50% variasi indeks pembangunan manusia dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model statistik, pertumbuhan ekonomi (PE), kemiskinan (KMS), pengangguran (TPT), dan belanja daerah (BD). Sedangkan sisanya 8,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Berdasarkan uji F diperoleh nilai signifikansi statistik F sebesar 0.000000 < 0.05, maka model yang dipakai eksis. Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota SUBOWSUKAWONOSRATEN tahun 2006-2013. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nur Baeti(2013) yang menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan peningkatan barang dan jasa yang diproduksi maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat sehingga dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya. Kemiskinan dengan Indeks Pembangunan Manusia Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa variabel kemiskinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota SUBOWSUKAWONOSRATEN tahun 2006-2013.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Denni Sulistio Mirza (2012) yang berjudul Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja Modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah tahun 2006-2009, kemiskinan dapat menjadikan efek yang cukup serius bagi pembangunan manusia karena masalah kemiskinan merupakan sebuah masalah yang kompleks yang sebenarnya bermula dari kemampuan daya beli masyarakat yang tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan pokok sehingga kebutuhan yang lain seperti pendidikan dan kesehatan pun terabaikan. Pengangguran dengan Indeks Pembangunan Manusia Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa variabel pengangguran tidak berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia, Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori dan penelitian terdahulu. Karena lingkup wilayah yang dijadikan objek penelitian kurang banyak. Belanja Daerah dengan Indeks Pembangunan Manusia Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa variabel belanja daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota SUBOWSUKAWONOSRATEN tahun 2006-2013. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadi Sasana (2012) yang berjudul Pengaruh Belanja Pemerintah Daerah dan Pendapatan Perkapita terhadap Indeks Pembangunan Manusia dimana hasil analisis deskritifnya menyatakan bahwa pengeluaran daerah dimaksudkan

untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana umum atau programprogram langsung yang dapat merangsang produktivitas yang lebih besar bagi masyarakat serta pelaku usaha didaerah. Selain itu juga diperuntukkan bagi layanan dasar yang harus diperoleh masyarakat, yaitu pendidikan dan kesehatan. Dengan alokasi belanja langsung yang tepat maka pembenahan infrastuktur daerah serta fasilitas umum akan baik sehingga meningkatkan kualitas dan kuantitasnya serta meningkatakan produktivitas daerah, pendapatan masyarakat, dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincoln. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta. Badan Pusat Statistik: Jawa Tengah Dalam Angka. 2007-2014. Semarang: Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. Badrudin dan Mufidhatul (2011). Pengaruh Pendapatan dan Belanja Daerah terhadap Pembangunan Manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi Pembangunan. Vol. 9 No. 1, April 2011. Baeti, Nur.2013. Pengaruh Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. Vol. 2 (3) (2013). Boediono, 1999, Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE UGM Yogyakarta. Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat. Jhingan, M.L.2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Juanda, Bambang dan Junaidi. 2012. Ekonomi Deret Waktu.Bogor: PT Penerbit IPB Press. Kuncoro, Mudrajad. 2011. Metode Kuantitatif. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen: YKPN. Mankiw, N. Gregory. 2012. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga. Maryani, Tri. 2011.Analisis Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Jawa Tengah. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi, Ekonomi Pembangunan UPN V. Melliana dan Ismaini, Zain (2013). Analisis Statistika Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Panel. Jurnal Sains dan Seni Pomits. Vol. 2 (2) (2013).

Mirza, Denni Sulistio, 2012. Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja Modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah tahun 2006-2009. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan : Vol. 1 (1) (2012). Napitupulu, Apriliyah S, 2007. Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin di Sumatera Utara. Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Nanga, Muana. 2005.Makroekomoni. Jakarta : Erlangga Patta, Devianti(2011). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Selatan Periode 2001-2010. Skripsi. Makasar: Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin. Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Permendagri No.59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Riski, dkk 2015. Pemodelan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013 dengan Menggunakan Regresi Data Panel. Jurnal Gaussian: Vol. 4 (2) (2015). Sasana, Hadi. 2012. Pengaruh Belanja Pemerintah Daerah dan Pendapatan Perkapita terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Vol. 25 No.1 Januari 2012 Samuelson A, Paul dan Willam D Nordhaus. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Media Global Edukasi. Sukirno, Sadono. 2008. Makroekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Todaro, P Michael. 2011. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Utomo, Yuni Prihadi.2013. Eksplorasi Data dan Analisis Regresi dengan SPSS. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Winarno, WingWahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. www.bps.go.id www.djpk.kemenkeu.go.id