Pesan dari Anak untuk Kita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

TOPIK UTAMA HENTIKAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DISUARAKAN DALAM PERKEMAHAN PRAMUKA PUTRI DI BALIKPAPAN. Kak Hatta Zainal, dan tokoh-tokoh lainnya.

BAB V PENUTUP. Peranan Panakawan dan Denawa (Buta) pada pertunjukan seni tradisi Wayang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR DAMPAK ADANYA TAMAN MINI INDONESIA INDAH TERHADAP INDUSTRI PARIWISATA SENI DAN BUDAYA DI DAERAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Budaya tersebut terbagi dalam beberapa daerah di Indonesia dan salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan buku Ensiklopedi Jakarta Culture and Heritage (Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wayang orang atau wayang wong dalam bahasa Jawa-nya yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. kesimpulan untuk mengingatkan kembali hal-hal yang penting dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap

IBING PENCAK PADA PERTUNJUKAN LAKON TOPENG PENDUL DI KABUPATEN KARAWANG

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

berbicara dan membawa diri harus sesuai dengan tata karma. Selain itu dalam menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, pembawaan diri dan cara

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

2015 PELATIHAN KERONCONG PADA REMAJA USIA TAHUN DI BATAVIA SUNDA KELAPA MARINA JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. peran orang tua sebagai generasi penerus kehidupan. Mereka adalah calon

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar yang terdapat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai budaya masyarakat, adat istiadat dan kebiasaan yang dilakukan turun

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berliyana Agustine, 2014 Transmisi kesenian sintren di sanggar sekar pandan keraton kacirebonan

Kata kunci: Wayang Topeng, pelatihan gerak, pelatihan musik, eksistensi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat game bergenre rhythm bertema

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV KESIMPULAN. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah Lintang Selatan dan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah membuat sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TERM OF REFERENCE (TOR) FESTIVAL FILM PELAJAR NASIONAL SUKABUMI MOVIE AWARD (SUKMA) TAHUN 2014

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PADEPOKAN DAN GEDUNG PERTUNJUKAN WAYANG ORANG DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULER

BAB V PENUTUP. 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket) Menurut berbagai sumber, pada mulanya Wayang Rumput (Wayang

LAPORAN JURI LOMBA PENCIPTAAN GEGURITAN UNTUK SISWA SMP TINGKAT DIY

KRITIK POPULER FILM DOKUMENTER WARISAN SANG EMPU

MUSEUM WAYANG NUSANTARA DI SURAKARTA

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Transkripsi:

20-22 November 2015 Museum Seni Rupa & Keramik, Kota Tua Jakarta Pesan dari Anak untuk Kita Hari #01 Jumat, 20 November 2015 # Bukaan # Temu Media # Pembukaan FDB 2015 # Pentas Dalang Bocah

bukaan Ketika Dunia Anak Terluka.. Kita berguru pada masa lalu, namun kita memandang untuk masa depan. Anak menjadi cermin bagi kita tentang warisan dan nilai-nilai kehidupan yang akan diturun-temurunkan, diajarkan sebagai peninggalan. Di tangan merekalah segala masa depan terbentang. Tentang kehidupan. Tentang ilmu pengetahuan. Tentang etika dan kebudayaan. Tentang cinta dan rasa menghargai satu sama lain. Apa yang terpampang melalui kejadian kekerasan anak belakangan ini adalah tamparan besar untuk kita semua. Orang tua, masyarakat, dan bahkan negara, ikut bertanggung jawab atas kerusakan yang cenderung tak lagi masuk akal manusia biasa. Di tangan kitalah semua, beban dan tanggung jawab ini harus dipikul bersama. Festival Dalang Bocah 2015 kali ini berusaha menghadirkan sekelumit dunia anak yang jauh dari hal-hal tersebut. Melalui wayang, anak mencoba belajar bermain sembari menghadirkan kisah yang sarat akan nilai dasar kehidupan. Ia berusaha menumpahkan emosinya yang belum juga terasah cukup, untuk kemudian menjadikannya sebagai sebuah tontonan yang memadukan seluruh elemen dalam pertunjukan wayang. Di luar itu semua, wayang hanyalah satu jalan dari seribu pilihan untuk memberikan pendidikan kebudayaan kepada anak.

agenda Jadwal Agenda Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional Tahun 2015 Museum Seni Rupa & Keramik, Kota Tua Jakarta, 20-22 November 2015

temu media Temu Media FDB 2015 Peran Budaya Dalang Bocah Bertempat di ruang pers Kementerian Komunikasi dan Informasi, digelar konferensi pers Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional 2015 yang ke-6 kalinya. Pada kesempatan itu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informasi, Ismail Cawidu, berkenan memimpin acara tersebut didampingi oleh Ekotjipto, SH (Ketua PEPADI Pusat periode 2003-2014), Kondang Sutrisno, SE (Ketua PEPADI Pusat periode 2015-2020), dan Sudarko Prawiroyudo (Dewan Penasehat PEPADI). Salah satu bahasan utama konferensi pers tersebut di antaranya tentang wacana Protes, yakni sebuah tuntutan moral dari anakanak terhadap generasi tua yang telah banyak memberikan contoh perilaku tidak baik. Suara anak-anak itu diwakili oleh para dalang bocah, dengan harapan protes itu dapat didengar oleh kalangan tua, yang semestinya menjadi figur teladan bagi mereka. Selain itu, khazanah seni pedalangan ini akan tetap lestari karena regenerasi para dalang telah dimulai semenjak dini oleh anakanak. Tentu saja harus diakui bahwa kemampuan dalang bocah ini berbeda dengan rata-rata anak pada umumnya, disebabkan mendalang memerlukan kemampuan kognitif, afektif, dan mental yang luar biasa. Melalui Festival Dalang Bocah ini, mereka akan turut melestarikan serta mengembangkan wayang untuk menyampaikan ajaran dan pitutur luhur, dengan bersumber dari kearifan lokal masing-masing daerah tempat wayang itu berasal.

pembukaan FDB2015 FDB 2015 Resmi Dibuka Festival Dalang Bocah (FDB) tingkat nasional tahun 2015 telah resmi dibuka di Museum Seni Rupa & Keramik, Kota Tua Jakarta, 20 November 2015. Hadir dalam pembukaan tersebut, Ketua Umum Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Pusat, Kondang Sutrisno; Ketua Umum SENA WANGI, Suparmin Sunjoyo;

pembukaan FDB2015 sesepuh PEPADI dan SENA WANGI Solichin, Ekotjipto dan Sudarko Prawiroyudo; Ketua Panitia, Husaini; ke-22 peserta dalang bocah didampingi orang tua dan Ketua PEPADI daerah serta utusannya; dan perwakilan Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak serta perwakilan unit pengelola Museum Seni Rupa & Keramik. Dalam sambutannya, Ketua Umum PEPADI Pusat, Kondang Sutrisno memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap dedikasi yang ditunjukkan dari seluruh PEPADI daerah, khususnya para peserta dalang bocah yang akan tampil di FDB 2015 ini. Antusiasme ini telah terlihat di daerah masing-masing. Di Solo misalkan, Temu Dalang Bocah berhasil mengumpulkan sebanyak 315 peserta. Dengan antusiasme yang begitu besar, Ketua Umum PEPADI Pusat ini percaya, dalang bocah akan menjadi sebuah solusi menarik untuk menjawab regenerasi dan pendidikan kebudayaan sejak dini. Rata-rata dari anak yang belajar dalam dunia pedalangan secara tidak langsung mendapatkan ranking 10 besar di dunia akademiknya. Demikian pula di rumah, anak yang belajar mendalang akan lain dari anak-anak lainnya. Ini yang menjadi perhatian kita semua, terutama melalui acara Festival Dalang Bocah ini, Moga-moga apa yang diupayakan saat ini bisa menjadi perhatian pemerintah juga kata Kondang dalam sambutannya. (MS & PJD. Foto: MS)

dalang bocah Sentanu Wijaya Jaka Pinulung, Bambang Kumara Mencari Bapa Lakon dari Sentanu Wijaya, Penyaji dari wilayah DKI Jakarta Betawi Punya Wayang! Perjalanan Jaka Pinulung dalam mencari sang ayah, Arjuna, mendapat tantangan. Hal tersebut terjadi lantaran kekhawatiran jika keberadaan Jaka Pinulung akan mengganggu Arjuna yang sedang menunaikan tugas sebagai ksatria. Namun demikian, Jaka Pinulung tetap pada tekadnya. Ia justeru ingin menemui sang

dalang bocah ayah lantaran berharap dapat meneladani sikapnya; menjadi pahlawan yang sanggup membela negara. Lakon Jaka Pinulung, Bambang Kumala Mencari Bapa yang dibawakan Sentanu Wijaya mengawali Festival Dalang Bocah 2015. Lakon yang dibawakan dengan gagrak Betawi tersebut sudah barang tentu menarik lantaran tidak semua orang mengetahui jika Betawi pun ternyata memiliki wayang. Lakon wayang Betawi pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan wayang lainnya dan tetap menginduk pada lakon Mahabarata. Namun pada unsur musik, bahasa dan penyajiannya lah yang membuat wayang Betawi menjadi unik. Padu padan budaya Betawi, Sunda dan Jawa membawa nuansa tersendiri dan justeru membuat ia menjadi kaya. Tanu sendiri memainkan wayang Betawi dengan bahasa Indonesia berlogat campuran Betawi dan Sunda. Kebetulan Tanu sekeluarga tinggal di wilayah Tambun yang secara geografis memang berada di wilayah Jawa Barat dan mendapat akar dari wayang Cirebon. Satu hal yang menarik adalah ini merupakan kali pertama Tanu menjadi dalang. Wow! Saya berlatih kurang dari satu bulan, kira-kira tiga kali latihan, ujar Tanu ketika diwawancarai dalangbocah.com. Sebelumnya saya hanya menari, misalkan tari topeng tapi sekarang selain menari saya juga ingin menjadi dalang, lanjut Tanu.

dalang bocah Lalu, dari mana asal-muasal Tanu mengetahui dunia pedalangan? Saya sering menontong Engkong ndalang, kata Tanu. Sentanu Wijaya, bocah kelahiran Bekasi, 12 Mei 2003 ini merupakan cucu dari dalang kondang asal Betawi Ki Naman Sanjaya, yang sudah mulai berkarya sejak tahun 70 dan mengenal dunia pedalangan dari sang ayah yang merupakan dalang Betawi pertama, yakni Dalang Blentet. Selain dibantu oleh sang kakek, Tanu juga didukung oleh sang nenek, Mak Nci Suwarsih, yang menjadi sinden dalam pentas perdana Tanu ini. Mak Nci sendiri sudah menjadi sinden sejak tahun 1974. Tentu adalah sebuah keberuntungan berada di keluarga yang mencintai seni-budaya, khususnya dunia tari dan pedalangan. Bahkan Engkong, panggilan sang kakek, memberi nama tokoh wayang pada seluruh cucu maupun cicitnya. Biar anak turun ingat leluhurnya, ingat kakeknya yang dalang juga...biar mereka bisa mewarisi nilai-nilai luhur yang ada di dalam pewayangan itu, tutur Engkong yang menemani Tanu wawancara. Jaka Pinulung sendiri dalam perjalanannya sempat terhasut oleh pihak Kurawa dan pada akhirnya justeru berhadap-hadapan dengan ayah kandungnya sendiri. Beruntung Jaka Pinulung dapat hidup kembali setelah mendapat banyu panguripan, air kehidupan, setelah ia terkena keris ayahnya. Kurawa ini ibarat narkotika, pornografi, kekerasan yang melibatkan anak ataupun tayangan-tayangan dan hiburan yang tidak mendidik. Dan jika orang tua tidak mengambil tanggungjawab yang utuh untuk mendidik anak, sudah pasti anakanak kita akan menjadi korban dan masa depan kita dipertaruhkan, ujar Engkong menutup perbincangan. (CHN)