2015 PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA SMK NEGERI DI BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

PENGARUH SIKAP BELAJAR SISWA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah A. Rahmat Dimyati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Peningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xii Ips 5 Sma Negeri Karangpandan Melalui Model Pembelajaran Sakadumen (One Case Two Minutes)

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB I PENDAHULUAN. atur dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 1989 Bab III. memperoleh Pendidikan, kemudian pada pasal 6 berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman. Pendidikan adalah pengalaman belajar yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TAPA ROSNAWATY BURUDJI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULIUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan manusia bisa menyikapi keadaan perkembangan zaman

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan suatu negara berbeda antara negara yang satu dengan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. dapat dihasilkan manusia pembangunan yang tangguh dan merata. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Annisa Tri Desiana, 2013 Pembelajaran Tari Di Sanggar Ringkang Gumiwang Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ualitas suatu negara dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Mulai dari kalangan bawah, menengah, sampai kalangan atas, memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Hal ini didukung pemerintah dengan dicanangkannya wajib belajar 9 tahun. Program ini membantu masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya tetapi tidak memiliki biaya. Selain untuk meningkatkan kualitas, pendidikan juga diperlukan dalam menghadapi kemajuan pembangunan yang berlangsung secara cepat, menuntut SDM yang mampu mengembangkan potensi yang dimiliki, salah satunya adalah pengetahuan. Untuk meningkatkan pengetahuan tersebut diperlukan adanya proses pendidikan. Dariyo (2013 : 3) mengemukakan, bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Terdapat tiga macam pendidikan yaitu pendidikan formal, informal dan nonformal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang berlangsung disekolah, pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, dan pendidikan nonformal adalah pendidikan yang berlangsung ditempat kursus. Tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 tentang pentingnya pendidikan, pada ayat 2 disebutkan bahwa, setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Ditegaskan kembali pada ayat 4 bahwa, negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran

2 pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan nasional. Berdasarkan pasal tersebut, dapat dilihat begitu pentingnya pendidikan sehingga, negara menganggarkan biaya khusus untuk anggaran pendidikan formal. Anggaran pendidikan didistribusikan kepada masing-masing sekolah dalam bentuk bantuan buku maupun uang, untuk menunjang proses egiatan Belajar Mengajar (BM). Dalam proses BM terdapat interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa yaitu kegiatan menyampaikan informasi atau materi pembelajaran, sehingga guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam mengajar. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan maka perlu adanya evaluasi yaitu dengan melihat hasil belajar siswa dalam bentuk nilai. Perolehan nilai siswa dapat dilihat dari hasil ulangan harian yang dilakukan oleh pihak yang menyelenggarakan pendidikan formal yaitu sekolah. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan pada paragraf di atas mengenai pendidikan, maka penelitian ini berfokus kepada pendidikan formal dengan objek SM Negeri di Bandung yaitu, SM Negeri 1 Bandung, SM Negeri 3 Bandung, dan SM Negeri 11 Bandung. etiga sekolah tersebut berada pada tingkatan yang sama yaitu sekolah negeri yang memiliki Akreditasi A untuk jurusan atau program keahlian Akuntansi. Akuntansi memiliki prinsip tersendiri dalam proses BM nya. Harti (2009:7) mengungkapkan prinsip akuntansi merupakan himpunan prinsip, prosedur, metode dan teknik akuntansi yang mengatur laporan keuangan, sehingga guru dituntut untuk dapat menjelaskan setiap prosedur yang ada, metode dan teknik akuntansi secara bertahap hingga siswa dapat memahaminya. egiatan belajar mengajar harus dikondisikan dengan baik, guru harus dapat memotivasi siswa dalam belajar. Untuk mencapai hal tersebut seorang guru harus memiliki kompetensi yang baik agar output (hasil belajar) optimal. Pada kenyataannya hasil belajar siswa tidak seluruhnya optimal, hal ini dapat terlihat dari rata-rata nilai ulangan harian, yang masih belum mencapai riteria etuntasan Minimal () untuk sebagian siswa, seperti yang terjadi pada tiga Sekolah Menengah ejuruan (SM) Negeri di Bandung yang memiliki kompetensi keahlian atau jurusan

3 Akuntansi, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Daftar Pencapaian Rata-Rata Nilai Ulangan Harian Pada Mata Pelajaran Akuntansi euangan elas XI SM Negeri 1 Bandung elas M Siswa Sudah Belum yang Sudah yang Belum XI-A1 35 26 9 74,29% 25,71% XI-A2 36 29 7 80,56% 19,44% 75 XI-A3 35 25 10 71,43% 28,57% XI-A4 34 27 7 79,41% 20,59% 140 107 33 - - (%) - 76,43% 23,57% - - Sumber: Daftar nilai siswa SM Negeri 1 Bandung tahun pelajaran 2014/2015 Tabel 1.2 Daftar Pencapaian Rata-Rata Nilai Ulangan Harian Pada Mata Pelajaran Akuntansi euangan elas XI SM Negeri 11 Bandung elas M Siswa Sudah Belum yang Sudah yang Belum XI-A1 33 20 13 60,61% 39,39% XI-A2 31 22 9 70,97% 29,03% 75 XI-A3 33 19 14 57,58% 42,42% XI-A4 32 29 3 90,63% 9,37% 129 90 39 - - (%) - 69,77% 30,23% - - Sumber: Daftar nilai siswa SM Negeri 11 Bandung tahun pelajaran 2014/2015 Tabel 1.3 Daftar Pencapaian Rata-Rata Nilai Ulangan Harian Pada Mata Pelajaran Akuntansi euangan elas XI SM Negeri 3 Bandung elas M Siswa Sudah Belum Persenntase yang Sudah yang Belum XI-A1 37 27 10 72,97% 27,03 % 75 XI-A2 39 30 9 76,92% 23,08 %

4 XI-A3 36 27 9 75,00% 25,00% 112 84 28 - - (%) - 75,00% 25,00% - - Sumber: Daftar nilai siswa SM Negeri 3 Bandung tahun pelajaran 2014/2015 Berdasarkan data tabel di atas, SM Negeri 1 Bandung memiliki empat kelas jurusan Akuntansi. Dari tiga kali ulangan harian yang diberikan oleh guru, ternyata masih terdapat siswa-siswi yang perolehan nilainya berada di bawah nilai, untuk kelas XI-A1 sebesar 25,71%, XI-A2 sebesar 19,44%, XI-A3 sebesar 28,57%, dan XI-A4 sebesar 20,59%. Hal ini juga terjadi di SM Negeri 11 Bandung yang memiliki empat kelas jurusan Akuntansi, dari tiga kali ulangan harian untuk tiga kelas yaitu, XI-A1, XI-A3, dan XI-A4 masih ada siswa yang nilainya dibawah nilai, yaitu secara berurutan sebesar 39,39%, 42,42%, dan 9,37%, sedangkan kelas XI-A2 melaksanakan dua kali ulangan harian, dengan jumlah siswa yang belum mencapai sebesar 29,03%. Selain itu di SM Negeri 3 Bandung terdapat tiga kelas jurusan Akuntansi dengan nilai siswa yang berada dibawah nilai, XI-A1 sebesar 27,03%, sebesar 23,08% dan kelas XI-A3 sebesar 25,00% (daftar nilai terlampir). XI-A2 Berdasarkan wawancara dengan guru dan siswa bahwa, rata-rata penyebab beberapa siswa memiliki hasil belajar di bawah di ketiga sekolah tersebut adalah, kurang memahaminya siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru dan, berkurangnya jumlah jam pelajaran sehingga latihan yang diberikan kurang. Dengan demikian, belum berhasilnya siswa dalam mencapai nilai tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena hasil belajar merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui mutu dan kualitas pendidikan. Apabila hal tersebut dibiarkan, hal ini dapat berakibat buruk bagi siswa sendiri diantaranya siswa akan mengalami kesulitan belajar pada jenjang selanjutnya atau bahkan, siswa tersebut tidak naik kelas. Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian tentang rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai nilai sehingga dapat diperoleh solusi penyelesaiannya. B. Identifikasi Masalah Penelitian

5 Teori Behavioristik, dalam teori ini hal terpenting dalam proses belajar adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons (Thobroni & Mustofa, 2013 : 63). Stimulus dapat berupa apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan responsnya adalah reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Untuk mengukur proses belajar, salah satu indikatornya adalah dengan melihat hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa tidak diperoleh begitu saja tetapi banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berikut ini diidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut beberapa ahli: - Menurut Purwanto (2011 : 106-107) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua golongan, yaitu: 1. Faktor Luar a. Lingkungan 1) Alam 2) Sosial b. Instrumental 1) urikulum/ Bahan pelajaran 2) Guru/pengajar 3) Sarana dan fasilitas 4) Administrasi/Manajemen 2. Faktor Dalam a. Fisiologi 1) ondisi fisik 2) ondisi panca indera b. Psikologi 1) Bakat 2) Minat 3) ecerdasan 4) Motivasi 5) ecerdasan kognitif - Menurut pendapat Slameto (2010 : 54-72), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah : 1. Faktor-faktor Internal a. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh) b. Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)

6 c. elelahan 2. Faktor-faktor Eksternal a. eluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan) b. Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah) c. Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Berdasarkan pendapat dua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yaitu kondisi fisik dan psikologi siswa, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Dari banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar, selain yang berasal dari dalam diri siswa yaitu adanya faktor eksternal unit sekolah. Guru merupakan unit sekolah yang berinteraksi langsung dengan siswa dalam proses egiatan Belajar Mengajar (BM). Seperti yang diungkapkan oleh Hamalik (2009 : 19) bahwa Pemerintah memandang bahwa guru merupakan media yang sangat penting artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa, mutu guru menentukan mutu generasi muda. Dikemukakan kembali oleh osasih (2012 : 11) sebagai berikut: Terdapat dua variabel yang bermuara dalam kegiatan belajar mengajar, yakni usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan professional yang dimiliki guru (mengajar) dan menjadikan seseorang bisa mencapai tujuan kurikulum (belajar). Menurut Peters (dalam Sudjana, 2013: 22) proses dan hasil belajar siswa bergantung kepada penguasaan mata pelajaran guru dan keterampilan mengajarnya. Guru yang terampil dapat membuat siswa merasa nyaman dan proses belajar mengajar dapat berjalan secara kondusif dan efektif sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima siswa dengan mudah. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Biggs (dalam Syah, 2011 : 180) seorang pakar psikologi masa kini, membagi konsep mengajar kedalam tiga

7 macam pengertian, yaitu kuantitatif, institusional, dan kualitatif. Dalam pengertian institusional mengajar berarti. the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Hasibuan & Moedjiono (2012: 43) mengungkapkan: Untuk mencapai tingkat efektivitas mengajar yang tinggi guru harus menguasai perbuatan mengajar kompleks dan perbuatan kompleks tidak dapat dikuasai secara langsung. Dengan menguasai terlebih dahulu komponen-komponen keterampilan mengajar, maka akan dapat dilaksanakannya kegiatan mengajar secara keseluruhan yang bersifat kompleks. Perbuatan mengajar yang kompleks adalah terdapat sejumlah komponen yang terkandung ketika seorang guru mengajar, yaitu komponen ilmu, teknologi, seni, wawasan dan keterampilan. Dengan latar belakang rendahnya hasil belajar siswa dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh eterampilan Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi euangan pada SM Negeri di Bandung. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran keterampilan mengajar guru pada SM Negeri di Bandung 2. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi euangan 3. Bagaimana pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi euangan. D. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

8 keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi euangan pada SM Negeri di Bandung Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk memperoleh gambaran mengenai kerampilan mengajar guru pada SM Negeri di Bandung 2. Untuk memperoleh gambaran mengenai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi euangan pada SM Negeri di Bandung 3. Untuk mengetahui pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar siswa. E. egunaan Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan teoritis maupun kegunaan praktis, sebagai berikut: 1. egunaan Teoritis a. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis b. Sebagai bahan informasi bagi berbagai pihak baik guru, sekolah maupun pemerintah 2. egunaan Praktis a. Bagi guru, setelah mengetahui pengaruh keterampilan mengajar guru tehadap hasil belajar siswa, guru dapat menambah keterampilan mengajar yang dimiliki. b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu rekomendasi yang dapat meningkatkan mutu pendidikan.