PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA SISWA KELOMPOK B TK MERPATI POS TAHUN AJARAN 2013/2014

dokumen-dokumen yang mirip

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA PENGOLAHAN BAHAN BEKAS PADA ANAK KELOMPOK A TK MUTIARA SURAKARTA AJARAN 2013/2014.

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta


PENDAHULUAN. Nur Wulan Rahmawati 1, Chumdari 2, Lies Lestari 2 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Farin Kusanggraeni Fardilla 1, Chumdari 2, Karsono

1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

Upaya Meningkatkan Perilaku Empati Anak Melalui Teknik Two Stay Two Stray pada Anak Kelompok B Tk Islam Bakti IX Kerten Tahun Pelajaran 2013/2014

PENERAPAN MEDIA BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGANYAM PADA ANAK KELOMPOK B TK AL HUDA KERTEN TAHUN AJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN WOODBALL

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Paper Quilling Pada Anak Kelompok B3 Di TK. Darul Falah Cukir Diwek Jombang

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Dharma Bhakti Kepuhrejo Kudu Jombang

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

PENERAPAN BERMAIN MUSIK PERKUSI UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK KASAR PADA ANAK KELOMPOK B TK AL-HUDA KERTEN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Bermain Fungsional Pada Anak Kelompok A TK Negeri Pembina Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10 Melalui Model Pembelajaran Guided Discovery

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

UPAYA PENINGKATAN KECERDASAN LINGUISTIK MELALUI PENGGUNAAN METODE KARYAWISATA PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PROJECT BASED LEARNING PADA ANAK KELOMPOK B TK SIWI PENI XI LAWEYAN TAHUN AJARAN 2015/2016

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE HYPNOTEACHING

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

PENERAPAN KEGIATAN MEMBENTUK BENDA GEOMETRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B KB AISYIYAH WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

Artikel Publikasi Ilmiah, Diajukan Sebagai salah satu persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

Diyah Hajarwati 1, Amir 2, Joko Daryanto 2.

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-20 MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK AISYIYAH 21 PREMULUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

ARTIKEL PENELITIAN. Disusun Oleh : INA SALAMAH NPM :

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE BERMAIN KERETA ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B TK MERPATI POS KECAMATAN LAWEYAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

Nor Asmawati 1, Siti Wahyuningsih 1, Sularmi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Melalui Kegiatan Meronce Biji-bijian Di Kelompok Bermain Ceria Gondang Kecamatan Gondang Mojokerto

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

Penggunaan Alat Peraga Boneka Wayang Untuk Meningkatkan Kemampuan Bercerita Pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah 56 Baron Tahun Ajaran 2011/2012


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

Julia Ariani 1, Chumdari 2, Anayanti Rahmawati 1

PENINGKATAN PENGENALAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF KOTAK ALFABET PADA ANAK KELOMPOK B TK KEMALA BHAYANGKARI 55 TAHUN AJARAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI PEMBELAJARAN SENI MELIPAT ORIGAMI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B2 TK Sandhy Putra Telkom)

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK PERTIWI 1

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE DENGAN BERBAGAI MEDIA

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN LOMPAT TALI KARET PADA ANAK KELOMPOK A

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE BATIK PADA ANAK USIA DINI

Deni Ernawati 1, Siti Wahyuningsih 1, Warananingtyas Palupi 1

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI


Iud Puspita Wijianingsih 1, Ruli Hafidah 1 Yudianto Sujana

KATMINI AR. KOESDYANTHO NIM:

DEMA YULIANTO, TITIS AWALIA

Kata kunci : pencampuran warna, metode bermain, kreativitas


Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

2014/2015. Disusun oleh : A

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TEBAK KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI BERMAIN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA KECAMATAN NGASEM KABUPATEN KEDIRI

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MUTIARA ILMU KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Asri Restu Utami 1, Sri Anitah, W 1. Siti Wahyuningsih 1 1 Program Studi PG-PAUD Universitas Sebelas Maret

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI MEDIA POP UP BOOK PADA KELOMPOK B TK AL ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/201

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2. Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

Wahyu Eko Saputro 1), Siti Istiyati 2), Peduk Rintayati 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN MELALUI BERMAIN KONSTRUKTIF PADA ANAK KELOMPOK A1 Reni Dewi Nur Isnaini 1, Yudianto Sujana 1, Djaelani 2

Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Kirigami Pada Anak Kelompok B2 TK ABA Thoyibah Banyuanyar Tahun Ajaran 2015/2016

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING

PENGGUNAAN MEDIA TUMBUH-TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B2 TK ISLAM PERMATA HATI JAJAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Dwi Hastuti 1), Hadi Mulyono 2), Hadiyah 2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA MELALUI BERMAIN KARTU KATA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL PADA ANAK KELOMPOK B TK MERPATI POS TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK HERLINA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

KOLASE DAPAT MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK KREBET KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I1 LANDASAN TEORI

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

Transkripsi:

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA SISWA KELOMPOK B TK MERPATI POS TAHUN AJARAN 2013/2014 Hanipah 1, Peduk Rintayati 2, Warananingtyas Palupi 1 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret Email : Hanipahhani654@yahoo.co.id, pedukrintayati@ymail.com, ipulap@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan motorik halus melalui kegiatan kolase pada siswa kelompok B TK Merpati Pos tahun ajaran 2013/12014. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B yang berjumlah 15 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ketuntasan perkembangan motorik halus anak mengalami peningkatan setiap siklusnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan kolase dapat meningkatkan perkembangan motorik halus siswa kelompok B TK Merpati Pos tahun ajaran 2013/2014 Kata kunci : Motorik halus, Kolase ABSTRACT This study aims to improve fine motor development through collage on group B kindergarten students Pigeons Postal academic year 2013/12014. This research was conducted as a class action two cycles. Each cycle consists of planning, action, observation and reflection. The subjects were children in group B, amounting to 15 children. The results showed that the value of children's mastery of fine motor development has increased in each cycle. It can be concluded that through collage can improve fine motor development group B kindergarten students Pigeons Postal academic year 2013/2014 Keywords: fine motor, collage PENDAHULUAN Undang-Undang mor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan taman kanak-kanak bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik kemandirian dan seni. Hasil observasi di TK Merpati Pos semester II tahun pelajaran 2013/2014, menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan motorik halus anak. Berdasarkan data yang diperoleh terdapat 10 anak dari 15 anak yang belum tuntas. Hal tersebut terlihat dari kegiatan anak dalam menempel benda-benda kecil hasilnya masih kurang rapi.

Kemampuan perkembangan motorik halus anak masih rendah hal tersebut dikarenakan kurang maksimalnya kegiatan yang dapat menunjang aktivitas jari dan tangan. Dalam kegiatan motorik halus, anak lebih sering diminta untuk mewarnai gambar, tidak ada kegiatan yang lebih menarik. Kegiatan pembelajaran yang monoton menjadikan anak kurang bersemangat dan kurang aktif dalam belajar, penggunaan media pembelajaran juga belum maksimal dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru sehingga motivasi dan minat siswa dalam belajar masih kurang, secara langsung juga akan menghambat perkembangan motorik halusnya. Dari berbagai permasalahan yang ada maka perlu adanya upaya peningkatan perkembangan motorik halus anak, salah satunya melalui kegiatan kolase. Menurut Muharrar (2012: 8) kolase yaitu sebuah teknik menempel berbagai macam unsur kedalam satu frame sehingga menghasilkan karya seni yang baru. kegiatan kolase di taman kanak-kanak merupakan kegiatan bermain sekaligus berseni dalam kegiatan anak. Kegiatan kolase mampu meningkatkan koordinasi otot-otot jari tangan dan daya konsentrasi anak, karena dalam kegiatan kolase membutuhkan sebuah ketelitian dan kesabaran dalam menempel keterampilan kolase mencakup gerakan-gerakan kecil seperti menjepit, mengelem dan menempel. Melalui kegiatan kolase anak akan dilatih menggerakkan jari-jari tangan dan memfokuskan pandangan mata. Secara tidak langsung koordinasi motorik halusnya akan terlatih dengan sendirinya. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Melalui Kegiatan Kolase Pada Siswa Kelompok B Tk Merpati Pos Tahun 2013/2014 Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah melalui kegiatan kolase dapat meningkatkan perkembangan motorik halus pada siswa di kelompok B TK Merpati Pos semester II tahun pelajaran 2013/201 Berdasarkan Rumusan masalah diatas tujuan yang diharapkan dari peneliti adalah untuk meningkatkan perkembangan motorik halus melalui kegiatan kolase pada siswa kelompok B TK Merpati Pos semester II tahun pelajaran 2013/2014. KAJIAN PUSTAKA Perkembangan merupakan suatu proses perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. Perkembangan tidak di tekankan pada segi material, melainkan pada segi fungsional. Menurut Syamsu dalam (Susanto 2011: 19) perkembangan merupakan perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah). Menurut Suyanto (2011: 33) perkembangan fisik merupakan hal yang menjadi dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Ketika fisik berkembang dengan baik memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan keterampilan fisiknya, dan eksplorasi lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang lain. Perkembangan fisik anak juga ditandai dengan berkembangnya perkembangan motorik, baik motorik halus maupun motorik kasar. Menurut Pekerti (2005: 9.6) perkembangan fisik anak berhubungan dengan gerak/motorik halus (fine-motor) dan gerak/motorik kasar (gross-motor). Gerak halus adalah berbagai gerakan yang melibatkan fungsi jari jemari, seperti meremas, melipat, menggunting, menjahit, menari, menganyam, menggambar. Gerakan kasar adalah berbagai gerakan yang melibatkan

otot-otot besar dan sendi-sendi, seperti: meloncat, memanjat, melempar, berdiri, jongkok, berlari dan sebagainya. Perkembangan fisik-motorik, Hurlock (2005: 150) Perkembangan fisik motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir. Dengan demikian, sebelum perkembangan gerak motorik ini mulai berproses, maka anak akan tetap tak berdaya. Dalam Departemen Pendidikan Nasional (2007: 7-8) Bloom menyatakan bahwa rentangan penguasaan psikomotorik ditunjukkan oleh gerakan yang kaku sampai kepada gerakan yang lancar dan luwes, sedangkan Dave memperjelasnya dengan mengklasifikasikan domain psikomotorik ke dalam lima kategori mulai dari tingkatan yang paling rendah sampai pada tingkatan yang paling tinggi Menurut Hurlock dalam Fakhruddin (2010: 118) mengatakan bahwa perkembangan gerak motorik halus adalah meningkatnya pengorganisasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang jauh lebih kecil atau detail. Kelompok otot dan syaraf inilah yang nantinya mampu mengembangkan gerak motorik halus, seperti meremas kertas, menyobek, menggambar, menulis, dan lain sebagainya. Menurut pendapat Suyanto (2005: 51) Motorik halus yaitu kemampuan yang menyatukan keterampilan fisik dengan melibatkan koordinasi otot-otot halus/kecil. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian-bagian tubuh yang lebih spesifik,seperti menulis, melipat, merangkai, mengancing baju, menali sepatu, dan menggunting. Menurut Shaifuddin (2009: 5) seni rupa merupakan ungkapan gagasan, perasaan, emosi dan pengalaman yang diwujudkan dalam bentuk karya dua-dimensi dan tiga dimensi. Menurut Pekerti (2005: 9.22) karakteristik ekspresi seni rupa anak sangatlah beragam. Perbedaannya dapat dikenali dari hasil karyanya dengan media seni dua dimensi dan tiga dimensi. Kegiatan seni rupa dengan media dua dimensi yang populer dan lazim dilakukan di TK adalah menggambar. Selain itu juga ada kegiatan mencetak, finger fainting, kolase kertas/kain dan sebagainya. Sedangkan kegiatan seni rupa tiga dimensi yang sering juga dilakukan adalah membentuk dengan media lunak, menyusun balok-balok kayu dan sebagainya. Menurut Muharrar dan Verayanti (2013: 8) kolase adalah sebuah teknik menempel berbagai macam unsur kedalam satu frame sehingga menghasilkan suatu karya seni yang baru. Dengan demikian, kolase adalah karya seni rupa yang dibuat dengan cara menempelkan bahan apa saja kedalam satu komposisi yang serasi sehingga menjadi satu kesatuan karya Menurut Muharrar (2012: 18) jenis bahan baku kolase dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : bahan-bahan alam (daun, ranting, bunga kering, kerang, biji-bijian, kulit, batu-batuan, dan lain-lain), dan bahan-bahan bekas sintetis (plastik, serat sintetis, logam, kertas bekas, tutup botol, bungkus permen/cokelat, kain perca, dan lain-lain). Andi Arliana (2013) dengan judul meningkatkan perkembangan motorik halus melalui kegiatan meronce pada anak usia 5-6 tahun di TK nurul jannah ampenan tahun ajaran 2012/2013.

METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada kelompok B TK Merpati Pos Surakarta Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 yang beralamat di jln.semangka no 24 ( Barat Lapangan Segitiga) Desa/kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan, di semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada bulan Januari sampai Juni 2014. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak didik dan guru kelompok B TK Merpati Pos Surakarta, semester genap, tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah 15 anak didik, yang terdiri dari 6 anak perempuan, 9 anak laki-laki dan 1 orang guru. Didalam melakukan penelitian ini yang di gunakan penulis untuk pengumpulan data adalah pengamatan observasi, wawancara, dokumentasi, dan hasil karya. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Untuk mendapatkan informasi dengan melakukan wawancara dari sumber yang berbeda yaitu anak kelompok B dan guru kelas. Triangulasi teknik menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, dokumentasi dan yang dilakukan pada siswa dan wawancara pada guru kelompok B TK Merpati Pos Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014 observasi digunakan untuk mengamati perkembangan motorik halus anak dokumentasi lembar nilai hasil belajar dan foto kegiatan anak di TK. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang dikemukakan oleh Milles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data nilai sebelum tindakan peneliti peroleh melalui observasi saat peroses kegiatan pembelajaran dengan model yang berbeda atau pratindakan dengan hasil, dari 15 orang anak Hasil pengamatan pada kondisi awal pada anak kelompok B yang terdiri dari 15 anak, sebanyak 33,33% atau 5 anak mendapat nilai tuntas ( ) dan 66,67% atau 10 anak yang belum tuntas. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Data Nilai Awal Kegiatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menempel fi.xi 1 33-44 6 38,5 231 40% Belum tuntas 2 45-56 1 50,5 50,5 6,67% Belum tuntas 3 57-68 3 62,5 187,5 20% Belum tuntas 4 69-80 3 74,5 223,5 20% Tuntas 5 81-92 2 86,5 173 13,33% Tuntas Jumlah 15 865,5 100% Nilai Rata-rata 865,5 : 15 = 57,7 Ketuntasan Klasikal 5 : 15 x 100% = 33,33% Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan tindakan, dari 15 siswa kelompok B hanya ada 5 siswa atau 33,33% siswa yang mendapat nilai tuntas dan 10 siswa memperoleh nilai belum tuntas (O). Dari data tersebut maka dilakukan tindakan siklus I. Kemampuan motorik halus malaui kegiatan kolase pada siklus I pertemuan I dapat di lihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Nilai Hasil Karya kegiatan Kolase Pada Siswa Kelompok B TK Merpati Pos Siklus I Pertemuan 1 Fi.xi 1 33-44 2 38,5 77 13,33% Belum Tuntas 2 45-56 2 50,5 101 13,33% Belum Tuntas 3 57-68 5 62,5 312,5 33,34% Belum Tuntas 4 69-80 3 74,5 223,5 20% Tuntas 5 81-92 3 86,5 259,5 20% Tuntas Jumlah 15 973,5 100% Nilai Rata-rata 973,5 : 15 = 64,9 Ketuntasan Klasikal 6 : 15 x 100% = 40 % Berdasarkan tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa perkembangan motorik melalui kegiatan kolase pada siklus I pertemuan I hanya 40% yang mendapat nilai tuntas masih belum mencapai target yaitu 80% maka dilakukan pertemuan II. dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Nilai Hasil Karya kegiatan Kolase Pada Siswa Kelompok B TK Merpati Pos Siklus I Pertemuan II Fi.xi Nilai ( fi) (xi) 1 44-53 1 48,5 48,5 6,66% Belum Tuntas 2 54-63 2 58,5 117 13,33% Belum Tuntas 3 64-73 4 68,5 274 26,67% Belum Tuntas 4 74-83 4 78,5 314 26,67% Tuntas 5 84-92 4 88,5 354 26,67% Tuntas Jumlah 15 1107,5 100% Nilai Rata-rata 1107,5 : 15 = 73,83 Ketuntasan Klasikal 8 : 15 x 100% = 53,33 % Berdasarkan tabel 3 tersebut menunjukkan bahwa perkembangan motorik melalui kegiatan kolase pada siklus I pertemuan 2 hanya 53,33% yang mendapat nilai tuntas masih belum mencapai target yaitu 80% maka dilanjutkan pada siklus berikutnya yaitu siklus II. dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Kegiatan Kolase Pada Siswa Kelompok B TK Merpati Pos Siklus II Pertemuan I fi.xi 1 56-63 1 59,5 59,5 6,67% Belum Tuntas 2 64-71 4 67,5 270 26,67% Belum Tuntas 3 72-79 5 75,5 377,5 33,33% Tuntas 4 80-87 0 83,5 0 0% Tuntas 5 88-95 5 91,5 457,5 33,33% Tuntas Jumlah 15 1164,5 100% Nilai Rata-rata 1164,5 : 15 = 77,63 Ketuntasan Klasikal 10 : 15 x 100% = 66,67%

Berdasarkan tabel 4 tersebut menunjukkan bahwa perkembangan motorik melalui kegiatan kolase pada siklus II pertemuan I hanya 66,67% yang mendapat nilai tuntas masih belum mencapai target yaitu 80% maka dilanjutkan pada pertemuan II. dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel 5 Distribusi Frekuensi Nilai Kegiatan Kolase Pada Siswa Kelompok B TK Merpati Pos Siklus II Pertemuan II fi.xi 1 67-71 2 69 138 13,33% BelumTuntas 2 72-76 0 74 0 0% Tuntas 3 77-81 3 79 237 20% Tuntas 4 82-86 0 84 0 0% Tuntas 5 87-91 10 89 890 66,67% Tuntas Jumlah 15 1265 100% Nilai Rata-rata 1265 : 15 = 84,33 Ketuntasan Klasikal 13 : 15 x 100% = 86,67% Adapun hasil yang diperoleh pada siklus II pertemuan II sudah sesuai dengan apa yang peneliti harapkan. Terjadi peningkatan perkembangan motorik halus anak, anak yang mencapai nilai tuntas 13 anak atau 86,67% dari 15 siswa. karena perkembangan motorik halus anak sudah mencapai indikator yang ditargetkan, maka siklus dihentikan. Adapun prosentase peningkatan perkembangan motorik halus melalui kegiatan kolase, pada tiap siklus dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel 6 Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II Ketuntasan Tuntas Belum Tuntas Kondisi Awal 33,33% (5) 66,67% (10) Siklus I Pertemuan Pertemuan I II 40% 53,33% (6) (8) 60% 46,67% (9) (7) Siklus II Pertemuan Pertemuan I II 66,67% 86,67% (10) (13) 33,33% 13,33% (5) (2) Berdasarkan Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa melalui kegiatan kolase dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak kelompok B TK Merpati Pos, hal tersebut terbukti dari prosentase ketuntasan mengalami peningkatan disetiap siklusnya. PENUTUP Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dalam dua siklus dengan menggunakan kegiatan kolase di TK Merpati Pos tahun ajaran 2013/2014. Maka dapat ditarik kesimpulan yaitu, melalui kegiatan kolase dapat meningkatkan perkembangan motorik halus pada siswa kelompok B TK Merpati Pos. Peningkatan ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya perkembangan motorik halus anak pada setiap siklusnya yaitu sebelum dilakukan tindakan prosentase nilai tuntas sebesar 33,33%, kemudian pada siklus I

perkembangan motorik halus anak meningkat menjadi 53,33%, dan pada siklus II nilai tuntas perkembangan motorik halus anak menjadi 86,67%. Dari keseluruhan tindakan yang dilakukan peneliti dapat dikatakan berhasil, karena menunjukkan ketercapaian indikator yang ditargetkan oleh peneliti yaitu 80% sedangkan hasil penelitian perkembangan motorik halus menunjukkan ketuntasan anak sebesar 86,67%. Bagi anak: Dengan adanya kegiatan kolase sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh anak untuk melatih motorik halusnya melalui kegiatan menempel dan dapat melatih kreativitas anak. Bagi guru: Guru hendaknya memilih dan menggunakan kegiatan yang bervariatif dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak, sehingga anak tidak merasa bosan dengan kegiatan yang monoton. Bagi sekolah: Sekolah hendaknya mengadakan pembinaan dan mengikuti pelatihan atau seminar bagi guru-gurunya agar lebih memahami banyak model pembelajaran sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan meningkatkan kreativitas guru dalam mengemas suatu pembelajaran sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar. DAFTAR PUSTAKA Andi, A. (2012). Meningkatkan Perkembangan Motorik Halus Melalui Kegiatan Meronce Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk Nurul Jannah Ampenan Tahun Ajaran 2012/2013. Diperoleh 5 maret 2014. http ://fkipunram. ac.id /ejurnal/ index. php /paud/ article/ view/ 156 Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Departeman Pendidikan Nasional. (2007). Pedoman bidang pengembangan fisik/motorik ditaman kanak- kanak. Jakarta : Depdiknas Fakhruddin, A U. (2010). Sukses Menjadi Guru TK-PAUD. Yogyakarta: Bening Fikriyati, M. (2013). Perkembangan Anak Usia Emas (golden age). Yogyakarta: Laras Media Prima Hurlock, E.B. (edisi keenam). (2005). Perkembangan Anak. Terj. Meitasari Tjandrasa dan Muslihah Zarkasih.Jakarta: Erlangga (Buku Asli diterbitkan 1987) Muharrar, S., dan Verayanti, S., (2012). Kreasi Kolase, Montase, Mozaik Sederhana. Semarang: Erlangga Pekerti, W, dkk. (2005). Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia mor 20 Tahun 2003 Tentangt Pendidikan Sistem Pendidikan Nasional Shaifuddin, M. (2009). Pengantar Pendidikan Seni Rupa Anak. Salatiga:Widya Sari Pers Salatiga. Suyanto, S. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.