BAB IX. Konvensi Hukum Laut Internasional ( U N C L O S ) 1982

dokumen-dokumen yang mirip
ZONASI LAUT TERITORIAL. Oleh Dr. Ir. HJ. KHODIJAH ISMAIL, M.Si

Hak Lintas Damai di Laut Teritorial

Pembagian Kewenangan Dalam Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Peraturan Perundang-Undangan Di Perairan Indonesia

PENGANTAR ILMU DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN. Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si www. Khodijahismail.com

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2002 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LANDAS KONTINEN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1962 TENTANG KARANTINA LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1962 TENTANG KARANTINA LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN KAPAL ASING DALAM MELAKSANAKAN LINTAS DAMAI MELALUI PERAIRAN INDONESIA.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG LANDAS KONTINEN INDONESIA

pres-lambang01.gif (3256 bytes)

Kampanye EN WALHI 2003

2008, No hukum dan kejelasan kepada warga negara mengenai wilayah negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan (archipelagic

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Pembagian Wilayah Laut

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1992 TENTANG PELAYARAN [LN 1992/98, TLN 3493]

NAVIGASI. Pengertian Lintas (Art. Art. 18 LOSC) SELAT SELAT REZIM HAK LINTAS. Dalam arti geografis: Dalam arti yuridis: lain.

PUSANEV_BPHN. Prof. Dr. Suhaidi,SH,MH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Hukum Laut Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Wilayah Udara adalah wilayah kedaulatan udara di a

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPPRES 55/1999, PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN DI BIDANG PELAYARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PENGATURAN HUKUM HAK LINTAS DAMAI MENURUT KONVENSI HUKUM LAUT 1982 DAN IMPLEMENTASINYA DI INDONESIA 1 Oleh: Monica Carolina Ingke Tampi 2

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PENGANGKUTAN BARANG TERTENTU DALAM DAERAH PABEAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Wilayah Negara Dalam Hukum Internasional

PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN [LN 2008/64, TLN 4846]

Bentuk: UNDANG UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 17 TAHUN 1985 (17/1985) Tanggal: 31 DESEMBER 1985 (JAKARTA)

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM.1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT PERSETUJUAN BERLAYAR (PORT CLEARANCE)


PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1992 TENTANG PELAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

No Laut Kepulauan (archipelagic sea lane passage) dan jalur udara di atasnya untuk keperluan lintas kapal dan Pesawat Udara Asing sesuai denga

Sejarah Peraturan Perikanan. Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1962 TENTANG KARANTINA UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

PERENCANAAN KAWASAN PESISIR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

MANAJEMEN PELABUHAN DAN REALISASI EKSPOR IMPOR

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3647);

KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA BANGSA TENTANG HUKUM LAUT BAB VII LAUT LEPAS BAB IX LAUT TERTUTUP ATAU SETENGAH TERTUTUP.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KELAUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki sejarah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1983 TENTANG ZONA EKONOMI EKSLUSIF INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGERTIAN KAPAL SEBAGAI BARANG DALAM PENEGAKAN HUKUM OLEH PEJABAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 21/MEN/2006 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN DALAM HAL TRANSIT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1962 TENTANG KARANTINA LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGAMANAN WILAYAH UDARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPPRES 10/1997, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN YORDANIA HASHIMIAH MENGENAI PELAYARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN

NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN

UNDANG UNDANG NOMOR 4 Prp TAHUN 1960 Tentang PERAIRAN INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUKUM LAUT INTERNASIONAL DALAM PERKEMBANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a perlu diatur lebih lanjut mengenai perkapalan dengan Peraturan Pemerintah;

UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1992 TENTANG PENERBANGAN [LN 1992/53, TLN 3481]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori

HUKUM LAUT. Laut adalah keseluruhan rangkaian air asin yang menggenangi permukaan bumi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1983 TENTANG ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB IX Konvensi Hukum Laut Internasional ( U N C L O S ) 1982 I. Istilah-istilah: a. Kawasan berarti dasar laut dan samudera serta tanah dibawahnya diluar batasbatas yurisdiksi nasional. b. Dumping berarti setiap pembuangan dengan sengaja limbah atau benda lainnya dari kendaraan air,pesawat udara,platform atau bangunan buatan lainnya. c. Laut teritorial adalah suatu jalur laut yang berbatasan dengan suatu negara yang lebarnya 12 mil, laut diukur dari garis pangkal. d. Garis pangkal biasa adalah garis air rendah sepanjang pantai sebagaimana terlihat pada peta skala besar yang diakui resmi oleh Negara tersebut. e. Garis pangkal kepulauan adalah garis lurus yang menghubungkan titik titik terluar pulau-pulau dan karang kering kepulauan tersebut. f. Perairan pedalaman adalah perairan pada sisi darat garis pangkal. g. Zona tambahan adalah lebar laut diluar laut teritorial sejauh 24 mil laut dari garis pangkal dimana Negara pantai dapat melaksanakan pengawasan sehubungan dengan pelanggaran bea cukai,fiskal dan imigrasi. h. Zona Ekonomi Eksklusif adalah suatu daerah diluar dan berbatasan dengan laut teritorial yang lebarnya 200 mil laut dari garis pangkal.negara pantai mempunyai hak untuk ekplotasi dan eksplorasi,konservasi dan pengelolaan sumber kekayaan alam baik hayati atau non hayati,yurisdiksi atas instalasi-instalasi,pulau pulau buatan,pengaturan riset ilmiah kelautan serta perlindungan dan pelestarian lingkungan laut. i. Landas kontinen adalah laut selebar 200 mil laut dari garis pangkal atau hingga pinggiran luar dari tepi kontinen.pinggiran tepi kontinen dianggap sebagai batas dari kelanjutan alamiah wilayah daratan negara pantai dapat selebar 350 mil laut dari garis pangkal atau tidak melebihi 100 mil laut dari garis batas kedalaman air 2500 meter. Lintas damai (innocent passage ). Kapal-kapal semua negara mempunyai hak lintas damai melalui laut teritorial suatu negara. Lintas berarti bernavigasi melalui laut teritorial untuk keperluan: a. Melintas tanpa memasuki perairan pedalaman atau singgah ditempat belabuh ditengah laut,atau b. Beralalu dari atau ke parairan pedalaman atau singgah ditempat berlabuh ditengah laut atau fasilitas pelabuhan.

Lintas harus terus menerus,langsung serta secepat mungkin.berhenti dan berlabuh hanya kalau terjadi kerusakan mesin atau berlindung dari cuaca buruk atau memberi pertolongan kepada kapal yang dalam bahaya.. Lintas damai adalah melintas sepanjang tidak merugikan bagi kedamaian,ketertiban atau keamanan negara pantai. Lintas dianggap membahayakan kedamaian apabila: a. Melakukan setiap ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap kedaulatan keutuhan wilayah negara pantai. b. Latihan atau praktek dengan senjata apapun. c. Perbuatan mengumpulkan informasi d. Perbuatan propaganda e. Peluncuran atau pendaratan pesawat udara. f. Bongkar muat komoditi atau penumpang. g. Perbuatan pencemaran laut. h. Kegiatan perikanan i. Kegiatan survey j. Perbuatan mengganggu komunikasi k. Penyelundupan obat bius II. Perkembangan Hukum Laut Indonesia a. Sejak tahun 1939 berlaku Ordonansi Laut Trritorial dan Lingkungan Maritim 1939 dimana lebar laut wilayah adalah 3 mil laut dari pantai (sebagaimana yang berlaku secara Internasional) b. Pada 13 Desember Pemerintah mengumumkan Dekalarasi Djuanda dimana secara sepihak Indonesia menyatakan bahwa perairan Indonesia adalah wilayah daratan beserta perairan pedalaman Indonesia.Lebar laut wilyah adalah 12 mil laut dari garis dasar yang merupakan garis-garis lurus yang menghunbungkan titik-titik terluar pada saat air rendah pulaupulau. c. Deklarasi Djuanda dikukuhkan dengan Undang-undang No.4 Prp tahun 1960. d. Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1962 tentang lalu lintas damai kapal asing dalam perairan Indonesia. e. Undang-undang No.1 tahun 1973 tentang Landas kontinen. f. Undang-undang No.5 tahun 1973 tentang Zona Ekonomi Ekslusif. g. Undang-Undang No.17 tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982. h. Undang-undand No. 6 Tahun 1996 tentang perairan Indonesia sebagai pengganti UU No.4 thn 1960.

III. Aturan-aturan di Pelabuhan Apabila kapal memasuki pelabuhan maka harus mengikuti aturan-aturan yang berlaku di pelabuhan itu.aturan di suatu pelabuhan dapat di ketahui dari Port Information atau dari Guidance to Port Entry. Aturan-aturan itu berhubungan dengan dokumen-dokumen yang diperlukan,kewajiban-kewajiban kapal selama di pelabuhan serta larangan larangan yang harus diikuti.untuk pelabuhan-pelabuhan di Indonesia secara umum dulu diatur dalam Rede Reglement (Peraturan Bandar) tahun 1925.Dan di pelabuhan-pelabuhan tertentu ada aturan-aturan khusus yang dikeluarkan untuk keselamatan dan keamanan selama di pelabuhan.peraturan itu mengatur mengenai tempat berlabuh menunggu karantina atau menunggu pandu,tempat berlabuh untuk bongkar muat atau tempat berlabuh untuk kapal-kapal yang dalam perbaikan.seseuai Peraturan Bandar kapal-kapal yang masuk pelabuahan haruss menyarahkan sertifikat-sertifikat dan surat-surat kapal kepada Syahbandar dalam waktu 1 X 24 jam dan surat-surat tersebut disimpan di kantor Syahbandar selama kapal di pelabuhan.kapal-kapal harus mematuhi aturan aturan selama di pelabuhan baik aturan yang dikeluarkan oleh Syahbandar,Bea Cukai,karantina dan Imigrasi.. Aturan yang berdasarkan Peraturan Bandar antara lain selama kapal di pelabuhan harus ada di kapal minimum sepertiga crew yang dapat menggerakkan kapal kalau sewaktu waktu ada keadaan darurat seperti kebakaran,kapal hanyut d.l.l.kapal-kapal dilarang keras membuang limbah kelaut selama berada di pelabunan dan dilarang melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan kebakaran. Setiep kegiatan yang.setiap perpindahan posisi dalam pelabuhan menimbulkan bahaya seperti pengelasan,muat bongkar barang berbahaya harus meminta ijin kepada Syahbandar harus dilaporkan kepada Syahbandar dan kapal harus mematuhi aturan mengenain wajib pandu untuk kapal ukuran tertentu. Aturan dari Bea Cukai dalah hal-hal yang menyangkut lalu lintas barang.setiap kapal harus melaporkan Cargo manifes baik muatan yang akan di bongkar di pelabuhan itu maupun muatan lanjutan.disamping itu setiap kapal yang tiba dari luar negeri harus melaporkan barang bawaan crew (personal effect). Aturan dari Immigrasi adalah yang menyangkut dokumen perjalanan awak kapal dan penumpang khususnya orang asing atau warga Negara Indonesia yang datang dari atau berangkat ke luar negeri.

Aturan dari karantina adalah hal-hal yang menyangkut pencegahan penyebaran penyakit baik terhadap manusia,hewan atau tumbuhtumbuhan. serta dokumen dokumen yang harus dilengkapi Instansi instansi lain yang berada di pelabuhan adalah Adpel, Polisi (KP3) dan P.T Pelabuahan Indonesia.Adpel sebagai koordintor di pelabuhan yang membawahi langsung petugas petugas kesyahbandaran,kelaikan kapal dan KPLP. Polisi bertugas untuk keamanan dan ketertiban di pelabuhan. P.T.Pelabuhan Indonesia sebagai operator pelabuhan bertugas untuk menyediakan pelayanan jasa kepepelabuhan seperti tempat bertambat,air tawar pegudangan dan pelayanan-pelayanan lainnya seperti pandu dan kapal tunda. IV. KARANTINA Dasar U U No.1 tahun 1962 tentang Karantina Laut Tujuan:untuk menolak dan mencegah masuk dan keluarnya penyakit karantina melalui atau dengan kapal. Penyakit karantina dan masa inkubasinya: 1. Pes/Plague :6 hari 2. Cholera :5 hari 3.Demam kuning/yellow fever 4.Cacar /Small pox : 6 hari : 14 hari 5.Typhus bercak Wabahi/ Typhus exanthematicus : 4 hari 6.Demam Balik-Balik/ Louse Borne Relaposing Fever : 14 hari

Seorang terjangkit adalah seoarang yang menderita atau yang dianggap oleh dokter pelabuhan menderita penyakit karantina Seorang tersangka adalah mereka yang dianggap oleh dokter pelebuhan telah mengalami kemungkinan ketularan suatu penyakit karantina. Surat keterangan kesehatan adalah surat keterangan kesehatan yang harus diberikan kpd dokter pelabuhan oleh Nakhoda mengenai keadaan kesehatan dikapal sesuai persaratan Internasional. Tanda-tanda pelabuhan terjangkit karantina: Siang hari : Bendera Q Malam hari : 2 lampu putih bersusun tegak dengan jarak 2 meter dengan jarak tampak 2 mil.. Penggolongan kapal terhadap penyakit karantina: 1.Kapal sehat 2.Kapal terjangkit. 3,Kapal tersangka. Penggolongan pelabuhan karantina: Pelabuhan klas I dokter dpt melaksanakan tindakan karantina sepanuhnya. Pelabuhan Klas II dimana dokter pelabuhan dpt menyelenggarakan sebagian tindakan karantina. Pelabuhan yang bukan pelabuhajh karantina dimana sama sekali tidak dapat diselenggarakan tindakan karatina. Pengertian istilah karantina Tinadakan karantina adalah tindakan terhadap kapal beserta isinya dalam daerah pelabuhan untuk mencegah perjangkitan dan penularan penyakit karantina. Dalam karantina adalah suatu keadaan kapal yang berada diosuatu tempat yang ditentukan untuk dapat menyelenggarakan tindakan karantina. Wabah adalah perjalanan atau penyebaran banyaknya peristiwa penyaki karantina.

V. Tugas Mandiri 1. Jelaskan pengertian dari Tindakan karantina?? 2. Apa yang dimaksud dengan wabah?? 3. Apa yang dimaksud dengan orang yang terjangkit?? 4. Jelaskan arti dari Dumping?? 5. Jelaskan pengertian dari Laut Teritorial?? 6. Jelaskan perbedaan antara laut pedalaman dengan pangkal laut biasa?? 7. Jelaskan pengertian dari lintas damai?? 8. Jelaskan sejarah perkembangan Hukum laut Indonesia 9. Jelaskan pengertian dari Karantina? 10. Pengertian dari Bea Cukai??