BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. modal dasar pada saat itu berjumlah Rp ,- (dua ratus lima

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, kondisi pasar bisnis sudah memasuki dunia global yang didukung oleh

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk menanamkan dananya adalah deposito berjangka. Menurut Ismail

BAB II LANDASAN TEORITIS

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A20110 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BPR KURNIA SEWON YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan tumbuh pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh adanya jenis jasa

BAB IV SEJARAH UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Profil, Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitra

III. METODE PENELITIAN

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERSEROAN TERBATAS BPR MAJATAMA PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/9/PBI/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk ditanamankan pada sektor produksi dan investasi, di samping

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penyediaan dana untuk perkembangan pembangunan atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

PT. : : : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Internasional Batam

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. c. KUD Tani Mukti d. KUD Karya Maju e. KUD Sarwa Mukti

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENULISAN. Tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan berlokasi di PT. BPR Eka Bumi

No. 12/ 33 /DKBU Jakarta, 1 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. jasa lalu lintas pembayaran dan sebagai sarana dalam kebijakan moneter.

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 2). deposito yang sebagaimana dapat menjadi alternatif untuk berinvestasi.

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (PT.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perusahaan Di indonesia milik belanda salah satu perusahaan milik belanda yang

BAB II PROFIL PT. BANK RIAU CABANG BANGKINANG. A. Sejarah Berdirinya PT. Bank Riau Kepri Cabang Bangkinang

BAB I PENDAHULUAN. melalui peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN. 2.1 Sejarah Berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan menjadi Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. (funding) dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito yang dana tersebut. disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Provinsi Banten bersama-sama

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang berperan strategis dalam menyelesaikan dan menyeimbangkan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II KERANGKA TEORI

2 Lingkup pengaturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini adalah BPR yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Perusahaan Daerah. Sementar

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. merupakan tonggak awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah (BPD) diseluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan dapat dengan mudah menarik

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. No. KPTS. 49/VI Juni 1987 Tentang Badan Kredit Kecamatan Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. yang kian dinamis, maka timbul tujuan-tujuan lain orang menggunakan jasa bank.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang sangat berkembang cepat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Observasi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pelaksanaan atau pengoperasiannya bisa disebut tidak berbeda dengan Bank-bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

PEMBAHASAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengalokasian dana dalam perusahaan harus dikelola secara tepat, dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. investasi maupun modal kerja. Perkembangan yang pesat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi untuk

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 1/PLPS/2005 TENTANG PROGRAM PENJAMINAN SIMPANAN DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

Bab 10 Pasar Keuangan

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. perusahaan Di indonesia milik Belanda salah satu perusahaan milik Belanda yang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) PT.Bank DBS Indonesia adalah bagian dari DBS Group yang berkantor pusat

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT.BPR KARYAJATNIKA SADAYA berdiri pada tanggal 14 September 1990 berdasarkan Akta Pendirian yang dibuat oleh Imas Tarwiyah Soedrajat, SH, berkedudukan di Kabupaten Bandung, dengan modal dasar pada saat itu berjumlah Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah). Melihat potensi yang dimiliki, maka pada Tahun 1999 PT. BPR Karyajatnika Sadaya mengajukan permohonan pindah alamat ke kotamadya Bandung.Berdasarkanizin dari Bank Indonesia No./1/3/18/CPBPR/IDBPR/Pd tanggal 16 Desember 1999, maka pada tanggal 30 Desember PT. BPR Karyajatnika Sadaya resmi pindah alamat ke Kotamadya Bandung, tepatnya di Jl. Abdurachman Saleh No.2 Bandung, yang saat ini beroperasi sebagai kantor pusat. Didukung komitmen bersama segenap pemegang saham dan pengurus serta staff menjadikan PT. BPR Karyajatnika S adayasebagai satu perusahaan yang berkembang pesat dan mampu bersaing di dunia perbankan. Tahun 2001 PT. BPR Karyajatnika Sadaya mulai membenahi infrastruktur dengan menerapkan S.O.P (Standard Operating Procedure) dan standarisasi pelayanan di semua cabang-cabang PT. BPR Karyajatnika Sadaya. Tahun 30

31 2003 PT. BPR Karyajatnika Sadaya memperoleh sertifikasi ISO VERSI 9001-2000 untuk Core Banking dari badan sertifikasi SAI Global (ANZ) dengan nomor registrasi QEC 20588. 4.1.2 Struktur Organisasi PT. BPR Karyajatnika Sadaya Struktur organisasi merupakan rangkaian suatu susunan pekerjaan yang diatur dan dibagikan diantara para anggota organisasi, sehingga suatu proses tujuan organisasi dapat tercapai secara efesien. Proses ini menyangkut 3 masalah utama : 1. Perincian seluruh kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi 2. Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan yang secara logis 3. Pembentukan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota. Dengan adanya penyusunan organisasi tersebut sebuah perusahaan atau bank dalam kegiatannya dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan oleh sebuah organisasi. Tanggung jawab dari setiap karyawan dalam menjalankan tugasnya masing-masing sangat menentukan dalam terwujudnya suatu kebersamaan yang serasi dan mencapai hasil yang memuaskan. Struktur organisasi PT. BPR Karyajatnika Sadaya penyusunan organisasi tersebut berdasarkan pada kebutuhan yang ada di dalam PT. BPR Karyajatnika Sadaya dan merupakan suatu pola yang menggambarkan hubungan antara fungsi jabatan dengan aktifitas dalam suatu organisasi seperti terlihat dalam gambar di bawah ini :

32 RUPS Komisaris Direktur Utama Direktur Operasional Direktur Bisnis Customer Service Kolektor Akuntansi Teller Umum &Peme liharaan Marketin g Officer ADM. Kredit Sumber: PT.Bank BPR Karyajatnika Sadaya Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. BPR Karyajatnika Sadaya Cabang Bandung 4.1.3 Deskripsi Tugas Berdasarkan struktur organisasi tersebut tugas masing-masing bagian yang ada pada PT. BPR KS dapat disekripsikan sebagai berikut: 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Merupakan organ tertinggi dan sangat berkuasa dalam memperoleh segala macam keterangan yang diperlukan berkaitan dengan kepentingan jalannya perseroan. 2. Komisaris terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih anggota komisaris dan seorang diangkat sebagai komisaris utama oleh RUPS untuk memberitahukan sewaktu-waktu. Komisaris melakukan pengawasan

33 dan kebijakan Direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasihat kepada direksi. 3. Direktur Utama (Direksi) Direktur bertanggung jawab penuh atas kegiatan pengurusan perseroan (PT. BPR KS ) untuk kepentingan dan dalam segala tindakannya, baik di dalam maupun di luar pengadilan. 4. Direktur Operasional Membuat rencana penyaluran kredit kepada nasabah yang sudah terdeteksi dengan baik, dan melakukan koordinasi dan mengawasi seksi-seksi yang berada di bawahnya. 5. Customer Service Melaksanakan berbagai pekerjaan yang berhubungan dan mendukung bidang Administrasi Umum dan Pelayanan Nasabah Bank BPR KS serta tugas lain yang diberikan oleh Direktur Operasional dan Direktur Utama. 6. Teller Melaksanakan berbagai pekerjaan yang mendukung kas Bank BPR KS dan tugas lainnya yang diberikan oleh Direktur Operasional dan Direktur Utama. 7. Kolektor Melaksanakan berbagai pekerjaan yang berhubungan dan mendukung bidang kolektor/cash collecion serta tugasnya yang diberikan oleh Direktur Operasioal dan Direktur Utama.

34 8. Marketing Officer Melaksanakan berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan dan mendukung segi pemasaran produk Bank BPR KS baik dan maupun kredit serta produk jasa Bank BPR KS lainnya dan tugas yang diberikan oleh Direktur Operasional dan Direktur Utama. 9. Administrasi Kredit Melaksanakan berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan dan mendukung segi Administrasi Kredit dan tugas lainnya yang diberikan oleh Direktur Operasional dan Direktur Utama. 10. Akuntansi Melaksanakan berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan dan mendukung bidang Umum, Pelayanan dan Accounting /pembukuan Bank BPR KS serta tugas lainnya yang diberikan oleh Direktur Operasional dan Direktur Utama. 11. Bagian Umum dan Pemeliharaan Melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan dan mendukung bidang Umum dan Pemeliharaan Gedung Kantor serta Barang-Barang Inventaris milik Bank BPR KS juga tugas lainnya yang diberikan oleh Direktur Operasional dan Direktur Utama. 4.1.4 Aktivitas PT. Bank BPR Karyajatnika Sadaya Kegiatan BPR KS pada dasarnya sama dengan kegiatan Bank umum hanya yang menjadi perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilakukan BPR jauh lebih sempit. BPR dibatasi oleh berbagai persyaratan, sehingga tidak dapat

35 berbuat seleluasa Bank umum. Keterbatasan kegiatan BPR juga dikaitkan dengan misi pendirian BPR itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan BPR adalah sebagai berikut: 1. Menghimpun dana hanya dalam bentuk: a. Simpanan Tabungan b. Simpanan Deposito 2. Menyalurkan dana dalam bentuk : a. Kredit Investasi b. Kredit Modal Kerja c. Kredit Perdagangan Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka ada beberapa larangan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR. Larangan ini meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Menerima simpanan Giro b. Mengikuti Kliring c. Melakukan kegiaan valuta asing d. Melakukan kegiatan perasuransian. 4.2 Hasil Pembahasan 4.2.1 Perkembangan Tabungan Sadaya Praktis Pada PT. Bank BPR Karyajatnika Sadaya Tabungan berperan penting dalam menyediakan sumber dana bank khususnya sumber dana pihak ketiga, karena merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika

36 mampu membiayai operasinya dari sumber ini. Pencairan dana dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan sumber lainnya. Dengan meningkatkan jenis dan jumlah tabungan maka dapat meningkatkan sumber dana yang akan disalurkan kepada masyarakat. Di bawah ini tabel perkembangan tabungan Sadaya Praktis pada PT. Bank BPR Karyajatnika Sadaya Cabang Bandung. Tabel 4.1 Perkembangan Tabungan Sadaya Praktis PT. Bank BPR Karyajatnika Sadaya Cabang Bandung Periode 2007-2011 (Dalam Ribuan Rupiah) Tahun Tabungan Sadaya Praktis BPR Perkembangan KS (Dalam ribuan rupiah) 2007 68.978.055-2008 85.850.455 24.46 % 2009 95.659.933 11.42% 2010 76.876.055 8.36% 2011 120.545.025 15.70% Untuk mengetahui perkembangan tabungan Sadaya Praktis dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Tabungan Sadaya Praktis Tabungan Sadaya Praktis tahun sebelumnya x 100% Tabungan Sadaya Praktis tahun sebelumnya Tahun 2008 = 85.850.455-68.978.055 x 100 % = 24.46 % 68.978.055 Tahun 2009 = 95.659.933 85.850.455 x 100% = 11.42% 85.850.455 Tahun 2010 = 76.876.055 95.659.933 x 100% = 8.36% 95.659.933 Tahun 2011 = 120.545.025 76.876.055 x 100% = 15.70 % 76.876.055

37 Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa tabungan Sadaya Praktis terus mengalami peningkatan meskipun sempat terjadi penurunan. Penurunan terjadi pada tahun 2010. Hal ini disebabkan oleh kurangnya minat masyarakat untuk menyimpan dana mereka dalam bentuk tabungan. Masyarakat lebih memilih menyimpan dana mereka dalam bentuk simpanan deposito karena simpanan tersebut memberikan bungan yang relatif besar. Akan tetapi penurunan tersebut terjadi hanya pada tahun 2010 dan tidak diikuti tahun berikutnya. Pada tahun 2011 tabungan Sadaya Praktis kembali mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena pihak bank meningkatkan bunga yang memberikan bagi tabungan Sadaya Praktis jadi masyarakat kembali tertarik menyimpan dana mereka dalam bentuk tabungan Sadaya Praktis. Grafik 4.1 Grafik Perkembangan Tabungan Sadaya Praktis PT. Bank BPR KS Periode Tahun 2007-2011 140.000.000.000 120.000.000.000 100.000.000.000 80.000.000.000 60.000.000.000 40.000.000.000 20.000.000.000 0 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber data grafik telah diolah

38 Dari Tabel 4.1 dan Grafik 4.1 di atas dapat diketahui perkembangan tabungan Sadaya Praktis. 1. Tahun 2007-2008 mengalami peningkatan sebesar 24.26% karena masyarakat lebih memilih tabungan dibandingkan deposito. 2. Tahun 2008-2009 mengalami peningkatan sebesar 11.42% dengan adanya hadiah langsung bagi nasabah baru masyarakat tertarik untuk menabung. 3. Tahun 2009-2010 mengalami penurunan sebesar 8.36% karena masyarakat lebih memilih deposito karena tingkat bunganya yang lebih besar. 4. Tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sebesar 15.70% karena tabungan lebih cepat cair dibandingkan deposito yang berjangka waktu. 4.2.2 Nasabah PT. BPR Karyajatnika Sadaya Seiring dengan berjalannya waktu, nasabah PT.BPR KS pun terus bertambah. Nasabah PT. BPR KS berasal dari berbagai tingkatan strata sosial, usia, jenis kelamin dan profesi. Karena PT. BPR KS percaya bahwa hanya dengan dukungan nasabahlah PT. BPR KS bisa berkembang seperti sekarang, maka PT. BPR KS akan selalu memberikan layanan terbaik kepada setiap nasabah, baik besar maupun kecil. Nasabah PT. BPR KS terdiri dari : 1. Ibu rumah tangga 2. Pengusaha 3. Profesional 4. Pensiunan Saat ini jumlah nasabah PT. BPR KS menunjukan peningkatan walaupun berfluktuasi karena pada tahun 2010 terjadi penurunan jumlah nasabah tetapi

39 penurunan ini tidak diikuti oleh tahun berikutnya karena PT. BPR KS terus berusaha meningkatkan jumlah nasabah dengan cara memperluas jaringan, meningkatkan layanan dan terus melakukan inovasi-inovasi baru pada produknya. Tabel 4.2 Perkembangan jumlah nasabah PT. BPR KS 2007-2011 Tahun Jumlah Nasabah Perkembangan 2007 127.000-2008 185.166 4.60% 2009 360.328 9.45% 2010 135.456 3.75% 2011 402.275 9.70% Sumber: website BPR KS Untuk mengetahui jumlah perkembangan nasabah Bank BPR KS dapat menggunakan Jumlah Nasabah rumus Jumlah sebagai Nasabah berikut Tahun : Sebelumnya x 100% Jumlah Nasabah Tahun Sebelumnya Tahun 2008 = 185.166 x 100% = 4,60 % 127.000 Tahun 2009 = 360.328 x 100% = 9,45 % 185.166 Tahun 2010 = 135.456 x 100% = 3.75 % 360.328 Tahun 2011 = 402.275 x 100% = 9.70% 135.456 1. Dari data diatas dapat dilihat bahwa perkembangan nasabah mengalami perkembangan yang berfluktuasi. Dapat dilihat pada tahun 2007, 2008,2009

40 dan 2011 PT. BPR KS mengalami peningkatan namun pada tahun 2010 PT. BPR KS mengalami penurunan, menurunnya jumlah nasabah tabungan secara langsung dipengaruhi oleh penentuan suku bunga tabungan yang dilakukan pemerintah digunakan sebagai alat untuk menjaga atau mengatur jumlah uang beredar agar tidak terjadi inflasi. Dari Tabel 4.2 di atas dapat diketahui perkembangan nasabah Bank BPR KS Cabang Bandung. 1. Tahun 2007-2008 mengalami peningkatan sebesar 4,60% karena pelayanan dan kenyamana bank yang bagus. 2. Tahun 2008-2009 mengalami peningkatan sebesar 9,45 % karena BPR KS mengadakan promosi hadiah langsung bagi nasabah yang menabung. 3. Tahun 2009-2010 mengalami penurunan sebesar 3,75% karena penentuan suku bunga tabungan yang dilakukan pemerintah digunakan sebagai alat untuk menjaga atau mengatur jumlah uang beredar agar tidak terjadi inflasi. 4. Tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sebesar 9,70% karena kepercayaan nasyarakat menabung di Bank ini sangat tinggi. 4.2.3 Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan tabungan Tabungan merupakan salah satu sumber dana penting bagi bank akan tetapi peningkatan jumlah tabungan tidak selalu mengalami peningkatan, hal ini disebabkan oleh bebrapa faktor yang mempengaruhinya yaitu sebagai berikut :

41 1. Tingkat bunga Bunga merupakan hal penting bagi suatu bank dalam penarikan tabungan dan penyaluran kreditnya. Penarikan tabungan dan pemberian kredit selalu berhubungan dengan tingkat suku bunganya. Bunga bagi bank bisa menjadi biaya (cost of fund) yang harus dibayarkan pada penabung, tetapi dilain pihak, bunga dapat juga merupakan pendapatan bank yang diterima dari debitur karena kredit yang diberikan. Bank menggunakan tingkat suku bunga yang tinggi untuk menarik nasabah, dengan banyaknya nasabah maka jumlah tabungan pun akan meningkat. Jadi, besar atau kecilnya tabungan sangat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh bank kepada nasabah. Di BPR KS tingkat suku bunganya dijamin oleh LPS BPR yaitu 8.00%. LPS (Lembaga penjamin simpanan) yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan asalkan simpanan nasabah tercatat pada pembukuan bank, tingkat bungan tidak melebihi dari yang ditetapkan LPS dan tidak melakukan tindakan yang merugikan bank seperti kredit macet. Dengan adanya LPS ini masyarakat akan semakin bersemangat lagi untuk menaruh dananya di bank. 2. Hadiah Masyarakat (nasabah) pada hakekatnya mengharapkan sesuatu yang lebih dari pada sekedar mandapatkan jasa berupa bunga dari bank. Nasabah juga ingin mendapatkan hadiah-hadiah yang ditawarkan oleh bank dengan syarat-syarat selain memanfatkan jasa bank. Di BPR KS ada periode

42 program tabungan yaitu Hujan Rezeki yang berlangsung pada tangga 1 Maret s/d 31 Agustus 2012. Hadiahnya yaitu 10 unit Honda Spacy akan diundi setiap bulannya, Grand prize 2 Mitsubishi Pajero Sport akan diundi pada akhir periode tangga 31 Agustus 2012 dan penyerahan grand prize ini dilaksnakan pada awal September 2012. Di BPR KS Hadiah diadakan rutin setiap tahunnya, sehingga nasabah lebih tertraik untuk menyimpan uangnya di bank selain mendapatkan keuntungan aman dari menabung nasabah juga mempunyai kesempatan untuk mendapatkan hadiah-hadiah yang telah disediakan oleh Bank BPR KS ini. 3. Pelayanan Pelayanan diartikan sebagai upaya pihak bank untuk memenuhi segala ramah, dan sopan serta memberikan fasilitas-fasilitas yang tersedia secara optimal danmembuat nasabah puas. PT.BPR KS selalu berusaha memberikan pelayanan kepada para nasabah dengan penuh komitmen dan profesional, sehingga nasabah puas akan pelayanan dari PT. BANK BPR KS ini. Nasabah merasa senang dengan melakukan transaksinya di sini karena dimulai dari sambutan satpam hingga teller yang sangat ramah sehingga nasabah merasa puas dengan pelayanan transaskinya. Selain itu kecepatan dan kemudahan sistem transaksi yang disediakan oleh bank BPR KS ini mampu memberikan kepuasan kepada nasabahnya. 4. Keadaan Perekonomian Terjadinya peredaran perdagangan yang cepat dan perindustrian yang semakin berkembang memberikan kemungkinan kepada perusahaan atau

43 perorangan yang keuangannya berlebih dalam pendapatannya. Dengan demikian ia akan menitipkan uangnya tersebut kepada bank. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia memiliki kecenderungan mempengaruhi tabungan hal ini dilihat dari keberhasilan pemerintah dalam melaksnakan pembangunan tercermin pada pendapatan masyarakat yang cenderung meningkat pesat sehingga dapat menyimpan kelebihan uangnya dalam bentuk tabungan di bank. Dilihat dari perekonomian saat ini Indonesia mengalami kenaikan tingkat inflasi yang cukup besar biasanya akan diikuti dengan kenaikan tingkat suku bunga perbankan. Dapat dipahami, dalam upayanya menurunkan tingkat inflasi yang membumbung, pemerintah sering menggunakan kebijakan moneter uang ketat (tigh money policy). Dengan demikian tingkat inflasi domestik juga berpengaruh pada investasi secara tidak langsung melalui pengaruhnya pada tingkat bunga domestik. Pada perekonomiaan saat ini pendapatan nasional mempengaruhi pengeluaran konsumsi masyarakat yaitu jika pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami peningkatan maka hal tersebut berdampak pada kenaikan dalam pendapatan nasional yang pada akhirnya mempengaruhi masyarakat yang mempunyai kelebihan uang untuk menyimpan uangnya di bank.