Yuni Astuti (1), Ana Ratna Wulan (2) dan Didik Priyandoko (3) (1) Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI DALAM MENYUSUN RUBRIK ANALITIS PADA ASESMEN KINERJA PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan. antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1).

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN Vol. 8. No.2 Juli 2016 Hal

Automotive Science and Education Journal

PENILAIAN HASIL BELAJAR IPA

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNIK-TEKNIK ASESMEN YANG DIKEMBANGKAN DALAM PENDIDIKAN GURU BIOLOGI

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Efektivitas Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

KEMAMPUAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN KIMIA MAHASISWA CALON GURU. Abstrak

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

EFEKTIVITAS RESPONSI TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TEORI BILANGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Kadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. O X O Pretes Perlakuan Postes

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi

*Maratul Afidah **Ade Purmatisa

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH METODE PRAKTIKUM MENGGUNAKAN KIT OPTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRABUMULIH

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 53-59

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. bulan November 2010 di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DALAM PEMBELAJARAN TIK PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SDN CONDONGCATUR

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK

Unnes Physics Education Journal

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN CALON GURU KIMIA DALAM BIDANG PENILAIAN PEMBELAJARAN

Kemampuan berpikir analitis mahasiswa dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Siti Fitriani*, Asmadi M. Noer**, Sri Haryati *** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

PENINGKATAN KEMAMPUAN ASESMEN MAHASISWA CALON GURU KIMIA MELALUI PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS INKUIRI

Reskiwati Salam Universitas Negeri Makassar Abstract

KOMPETENSI PENDIDIK DALAM BIDANG PENILAIAN

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN PEER ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN DIRECT INSTRUCTION

KEEFEKTIFAN STRATEGI TIMBAL BALIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

Rini Astuti*, Maria Erna**, Abdullah*** No.

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ)

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Keywords : Learning Strategy FIRE-UP, Learning Achievement, and Hidrolysis of Salt

Transkripsi:

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI DALAM PENYUSUNAN TUGAS (TASK) KINERJA MELALUI PERKULIAHAN EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR Development Capabilities Pre-Service Biology Teacher in The Preparation of The Task Performance on The Course Evaluation process and learning outcomes Yuni Astuti (1), Ana Ratna Wulan (2) dan Didik Priyandoko (3) (1) Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (2) Dosen Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (3) Dosen Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Jalan Daan Mogot km.11 Kamp. Kedaung Kali Angke Rt.003/08 No. 8A Kelurahan Kedaung Kali Angke, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat11710 No. Telp. 085695502942, email: ohm_yunie@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki proses pengembangan kemampuan calon guru Biologi dalam menyusun tugas (task) kinerja melalui pemberian feedback pada perkuliahan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar (EPHB). Metode penelitian yang digunakan adalah True Experimental dengan desain The Pretest-Posttest Control Group. Populasinya melibatkan pengembangan task pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi semester V yang mengontrak matakuliah EPHB sejumlah 107 mahasiswa. Terpilih dua kelas secara cluster random sampling sebagai sampel untuk kelompok eksperimen dan kontrol dengan jumlah masing-masing 26 dan 30 mahasiswa. Kelompok eksperimen melakukan pengembangan task melalui kegiatan uji coba, sedangkan kelompok kontrol melakukan pengembangan melalui perkuliahan biasa. Selama kegiatan pengembangan, feedback yang diperoleh kelompok eksperimen didasarkan atas hasil temuan uji coba sedangkan feedback pada kelompok kontrol didasarkan atas kajian teori pada buku teks. Pengumpulan data dilakukan menggunakan task dan rubrik kinerja mahasiswa, angket tanggapan mahasiswa, dan catatan lapangan. Analisis data penelitian menggunakan nilai normalizedgain dan independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan penyusunan task berbeda secara signifikan antara kelompok eksperimen dengan kontrol, Sig. yang diperoleh sebesar 0,011 pada α= 0,05. Mahasiswa kurang memperhatikan konten Biologi dalam penyusunan task dan cenderung mengabaikan prosedur keselamatan kerja peserta didik. Mahasiswakurang mampu menurunkan tingkat kesulitan task untuk peserta didik di SMA. Simpulannya, kemampuan calon guru Biologi meningkat dalam menyusun task kineja melalui kegiatan pengembangan pada perkuliahan EPHB. Perolehan feedback dari dosen, guru, dan respon peserta didik berkontribusi dalam peningkatan tersebut sehingga mahasiswa dapat memahami asesmen kinerja secara bermakna. Kata kunci: Pengembangan, Task kinerja, Feedback Abstract This study aims to investigate the capability development process pre-service biology teacher in preparing the task performance by providing feedback on the course evaluation process 175

and learning outcomes (EPHB). The method used is True Experimental with a pretestposttest the control group design. The population involves the development of a task on preservice biology teachers of the fifth semester of Biology Education contracting EPHB course some 107 students. Selected two classes by cluster random sampling as a sample for the experimental and control group the number of the respective 26 and 30 pre-service teachers. The experimental group perform development tasks through trials, whereas the control group did development through regular course. During development activities, feedback obtained experimental group was based on the findings of the trial, while the feedback in the control group based on the study of theory in textbooks. Data collection was performed using preservice biology teachers performance tasks and rubrics, student feedback questionnaires, and daily notes. Research data analysis using the normalized gain value and independent sample t-test. The results showed that an increase in the ability of the preparation of the task differed significantly between the experimental with the control group, the acquisition of significance = 0,011 to α = 0,05. Pre-service biology teachers pay less attention to the content of Biology in the preparation tasks and tend to ignore safety procedures learners. Pre-service biology teachers are less able to reduce the level of task difficulty for students in high school. In conclusion, increased ability pre-service biology teachers in preparing the task performance through development activities in course EPHB. Obtaining feedback from lecturer, teachers, and students to contribute in response to the increase so that pre-service biology teachers can understand the assessment of the performance significantly. Keywords: Development, Task performance, Feedback PENDAHULUAN Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007 tentang Guru, menyatakan bahwa salah satu tugas guru adalah menilai dan mengevaluasi kemampuan peserta didik. Kegiatan menilai dan mengevaluasi tidak dapat dianggap sederhana karena membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat mengungkap kemampuan peserta didik yang sesungguhnya, baik yang terkait dengan proses maupunhasil pembelajaran. Menurut National Research Council/NRC (1996) dikutip oleh Jalmo (2010: 5), pengembangan profesi guru harus berlangsung secara berkelanjutan dan sepanjang hayat, paling tidak sejak mahasiswa (calon guru) hingga akhir karir profesinya. Kompetensi calon guru dalam kegiatan menilai dan mengevaluasi kemampuan peserta didik masih kurang memuaskan. Pernyataan tersebut didasari pada temuan di lapangan yang terungkap dalam hasil studi pendahuluan. Studi tersebut melibatkan mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Pembinaan Kompetensi Mengajar (PKM) di salah satu LPTK di Jakarta pada tahun akademik 2012/2013. Hasil studi menyebutkan bahwa sebagian besar mahasiswa mencantumkan penilaian tradisional (paper & pencil test) untuk menilai hasil belajar peserta didik, sementara proses belajarnya menjadi terabaikan. Temuan tersebut mengungkapkan bahwa bekal yang diperoleh mahasiswa pada mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar, belum cukup memadai sehingga perlu dilakukan penyempurnaan pada silabusnya. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar (EPHB) merupakan salah satu mata kuliah yang dapat membekali calon guru dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menilai dan 176

mengevaluasi kemampuan peserta didik. EPHB digolongkan ke dalam Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) dengan bobot 2 sks yang dapat dikontrak oleh mahasiswa pada semester V. Materi yang tercantum dalam mata kuliah ini mencakup konsep asesmen dan implementasinya untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik. Hasil analisis silabus mata kuliah EPHB yang selama ini digunakan di LPTK tersebut memperkuat temuan pada hasil studi pendahuluan. Mahasiswa dibekali dengan konsep asesmen tradisional (paper & pencil test) dan beberapa asesmen alternatif, namun pengembangan instrumen yang dilakukan lebih menekankan pada asesmen tradisional. Tugas pengembangan instrumen yang diberikan kepada mahasiswa tidak bersifat nyata (real world situation) dan mahasiswa tidak memperoleh umpan balik (feedback) terhadap tugas yang telah diselesaikannya. Dengan demikian, mahasiswa calon guru perlu diberikan bekal tambahan dengan adanya pengembangan instrumen penilaian alternatif pada situasi nyata untuk menilai proses belajar peserta didik. Salah satu metode penilaian alternatif adalah penilaian kinerja(performance assessment). Russell and Airasian (2012: 201) mendefinisikan bahwa performance assessment adalah penilaian yang mampu membuat peserta didik memberikan suatu jawaban atau suatu hasil dengan mendemonstrasikan atau mempertunjukkan pengetahuan dan keterampilan atau kinerjanya. Sebagai assessment for learning, performance assessment memerlukan umpan balik (feedback) untuk menentukan kualitas kinerja, baik mahasiswa maupun peserta didik. Penilaian kinerja personal dan kelompok yang diteliti oleh Duda (2010: 129) juga dapat meningkatkan kinerja peserta didik. Peningkatan tersebut disebabkan adanya penilaian kinerja selama proses pembelajaran Biologi sehingga berdampak pada peningkatan sikap ilmiah dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Banyaknya kelebihan performance assessment yang ditawarkan dapat dijadikan alasan yang tepat bagi guru atau calon guru Biologi untuk memahami prosedur dan teknik penilaian ini untuk menilai proses pembelajaran di sekolah. Penilaian dalam kurikulum 2013 sesuai dengan hakikat sains yang mencakup proses, produk, dan sikap. Salah satu metode penilaian yang sesuai untuk menilai ketiga aspek tersebut adalah performance assessment. Performance assessment terdiri atas komponen tugas (task) dan rubrik penilaian. Task adalah prosedur yang diberikan kepada peserta didik dalam mendemonstrasikan keterampilan atau menciptakan produk nyata sehingga kinerjanya dapat diobservasi dan dinilai (Stiggins, 1994: 170). Task tersebut dapat berupa proyek, pameran, portofolio, menulis essay, melakukan eksperimen, dan lain sebagainya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tugas untuk perfomance assessment ini adalah bahwa tugas harus adil, tidak bias, dapat mengukur kemampuan peserta didik, instruksinya jelas (bagi guru dan peserta didik), menantang, memungkinkan untuk diselesaikan, bermakna, waktu yang memadai, dan jenis tugas sesuai dengan kompetensi peserta didik yang hendak dinilai.alat yang digunakan untuk memandu judgment tersebut dinamakan rubrik, terdiri dari skala tertentu dan daftar karakteristik yang menggambarkan kinerja untuk setiap poin pada skala tersebut (Marzano, Pickering, and McTighe, 1993: 29). Pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan untuk menyusun task bukan perkara mudah, calon guru memerlukan adanya kegiatan pengembangan yang dikemas secara apik dalam situasi nyata di lingkungan sekolah sebagai sumber belajar alternatif. Dengan 177

demikian, mahasiswa dapat mengembangkan taskyang sesuai dengan target penilaian. Penguasaan konsep mahasiswa tentang konten Biologi pun merupakan kemampuan yang diperlukan dalam mengembangkan task. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti berminat untuk menyelidiki pengembangan kemampuan mahasiswa calon guru Biologi dalam penyusunan task melalui pemberian feedback, sebagai salah satu bekal untuk menjadi guru profesional. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana mengembangkan kemampuan mahasiswa calon guru Biologi dalam penyusunan task kinerja melalui pemberian feedback pada perkuliahan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar (EPHB)? Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengembangan kemampuan mahasiswa calon guru Biologi dalam penyusunan task melalui pemberian feedback pada perkuliahan EPHB. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa calon guru Biologi dalam mengembangkan asesmen pembelajaran Biologi, khususnya task kinerja. Uji coba task yang dilakukan oleh mahasiswa, dapat menambah wawasan guru dalam menyusun instrumen untuk menilai proses dan produk dari kinerja peserta didik. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimendengan desain the randomized pretestposttest control group design (Fraenkel and Wallen, 2006: 274). Deskripsi desain yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design Kelas Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen Kontrol O 1 O 1 Sumber: Fraenkel and Wallen (2006: 274) Keterangan: O 1 = Pretest X= Treatment berupa penyusunantask melalui kegiatan uji coba C = Treatment berupa penyusunantask melalui perkuliahan biasa O 2 = Posttest X C Populasinya melibatkan pengembangan task pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi semester V yang mengontrak matakuliah EPHB sejumlah 107 mahasiswa. Terpilih dua kelas secara cluster random sampling sebagai sampel untuk kelompok eksperimen dan kontrol dengan jumlah masing-masing 26 dan 30 mahasiswa. Kelompok eksperimen melakukan pengembangan task melalui kegiatan uji coba, sedangkan kelompok kontrol melakukan pengembangan melalui perkuliahan biasa. Selama kegiatan pengembangan, feedback yang diperoleh kelompok eksperimen didasarkan atas hasil temuan uji coba sedangkan feedback pada kelompok kontrol didasarkan atas kajian teori pada buku teks. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang terdiri dari rubrik penilaian task, angket, dan catatan lapangan. Rubrik kinerja terdiri 11 kriteria, setiap kriteria dijabarkan menjadi 4 tingkat kinerja. Skala 4 menggambarkan tingkat kinerja yang paling O 2 O 2 178

baik, sementara 1 menggambarkan tingkat kinerja yang paling buruk. Rubrik digunakan untuk menyelidiki pengembangan kemampuan calon guru dalam penyusunantaskpada kegiatan pembelajaran Biologi di SMA atau sederajat. Angket digunakan untuk mengungkap tanggapan mahasiswa terhadap kegiatan pengembangan kemampuan dalam penyusunantaskdan mengidentifikasi masalah yang ditemui mahasiswa selamapenyusunan task. Catatan lapangan meliputi kejadian-kejadian faktual penting yang terjadi selama kegiatan penyusunan task dan kendala yang ditemui mahasiswa selama kegiatan penyusunan dan uji coba pada task 3 dan 4. Penelitian diawali dengan studi literatur yang dilakukan terhadap beberapa buku teks dan jurnal yang terkait dengan permasalahan yang diteliti, serta analisis silabus terhadap mata kuliah EPHB. Studi pendahuluan dilakukan melalui pemberian tugas untuk menyusun task kepada mahasiswa yang mengontrak mata kuliah PKM pada tahun akademik 2012/2013.Pembekalan terhadap asisten bertujuan untuk menyamakan persepsi dan interpretasi terhadap rubrik penilaian yang akan digunakan untuk menilai task. Langkah penelitian berikutnya adalah pemilihan sampel yang dilakukan secara acak kelompok (cluster random sampling) dari populasi mahasiswa semester V yang mengontrak mata kuliah EPHB.Pemberian task 1 (task awal) kepada kedua kelompok sampel penelitian tentang penyusunantask terhadap kegiatan pembelajaran Biologi pada jenjang SMA atau sederajat dengan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditentukan oleh dosen yaitu melaksanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan. Penyampaian materi tentang performance assessment. Task 2 diberikan setelah penyajian materi. Karakteristik task 2 sama dengan task 1. Setelah itu, diberikan task 3 yang akan dikerjakan di rumah. Mahasiswa diberi kebebasan untuk menentukan KD dan indikator yang digunakan dalam penyusunan task 3, namun harus sesuai kesepakatan dengan pihak sekolah. Skor dan feedback diberikan oleh dosen dan asisten secara tertulis terhadap task. Revisi task, baik pada kelompok eksperimen maupun kontrol, dilakukan berdasarkan pertimbangan feedback yang diperoleh secara tertulis dan lisan melalui presentasi terhadap task yang disusunnya. Selain melalui presentasi, perolehan feedbackpada kelompok eksperimen berdasarkan uji coba task di sekolah. Pemberian task 4 juga bersifat individual dengan ketentuan harus berbeda dengan task 3 dan mahasiswa lain. Mahasiswa calon guru Biologi mengisi angket untuk mengungkap tanggapan terhadap kegiatan pengembangan taskkinerja pada perkuliahan EPHB. Data kuantitatif berupa skor task awal, skor task akhir, dan N-gain taskdari kedua kelompok sampel dianalisis dengan menggunakan uji statistik.data kualitatif berupa tanggapan mahasiswa dari kedua kelompok sampel terhadap kegiatan penyusunantask dan evaluasinya serta data temuan berdasarkan hasil catatan lapangan selama penelitian, dilakukan dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan data atau temuan yang akan digunakan dalam menyusun simpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan penyusunan task dapat dilihat dari perolehan rerata skor task 1 (awal) yang diperoleh sebelum kegiatan pengembangan dan rerata skor task 4 (akhir) yang diperoleh 179

Rerata Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2015, yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi sesudah kegiatan. Perolehan rerata skor task awal, task akhir, dan N-gainpada kedua kelompok sampel ditampilkan dalam Gambar 1. 4 3 2 1 0 3.49 3.42 2.23 1.86 0.75 Eksperimen Sampel Penelitian Kontrol 0.67 Task Awal Task Akhir N-gain Gambar 1. Rerata Skor Task Awal, TaskAkhir, dan N-gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol Gambar 1. menunjukkan bahwa terdapat peningkatan rerata skor kinerja mahasiswa dalam penyusunan task, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Peningkatan rerata skor yang diperoleh kelompok eksperimen adalah dari 1,86 menjadi 3,49; sementara kelompok kontrol juga mengalami peningkatan dari 2,23 menjadi 3,42. Berdasarkan hasil penghitungan N-gain (Hake, 1999: 1), diperoleh persentase N-gain kelompok eksperimen sebesar 0,75 dan kelompok kontrol sebesar 0,67, masing-masing dikategorikan mengalami peningkatan tinggi dan sedang. Mahasiswa kedua kelompok sampel menyusun task awal yang serupa dengan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada kegiatan praktikum Biologi tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Task yang disusun oleh mahasiswa pada kedua kelompok sampel belum memenuhi unsur penting, seperti waktu penyelesaian task dan kriteria penilaian. Sebanyak 95% mahasiswa sudah mencantumkan tujuan pembelajaran, namun belum sesuai dengan kegiatan dalam task. Mahasiswa belum memahami konsep tentang tujuan pembelajaran dan target penilaian. Seluruh mahasiswa pada kedua kelompok sampel tidak membuat kriteria penilaian dalam task. Kegiatan dalam task hanya terkait dengan kehidupan di sekolah, tanpa menghubungkan dengan kehidupan nyata di masyarakat. Enam puluh persen mahasiswa tidak mencantumkan waktu penyelesaian tugas, mahasiswa lain ada yang mencantumkan waktu tapi tidak sesuai dengan bobot kegiatannya. Mahasiswa tidak memperhatikan tujuan dan target penilaian dalam merancang kinerja peserta didik sehingga arahan yang diberikan dalam task kurang jelas. Selama persiapan uji coba, kelompok eksperimen berdiskusi dengan guru untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan pembelajaran Biologi dan kinerja yang menjadi target penilaiannya. Kelompok eksperimen mengetahui kualitas task yang disusunnya berdasarkan feedback dari respon peserta didik saat kegiatan uji coba karena mahasiswa menggunakan task tersebut untuk memberikan arahan tentang kinerja yang akan didemonstrasikan. Kegiatan uji coba dapat memperlihatkan feasibilitas sebuah task karena kejelasan task dapat dilihat dari tingkat pemahaman peserta didik dalam pengerjaan task tersebut. Hal itu sesuai dengan pendapat Wulan (2007: 381) bahwa uji coba dilakukan untuk menguji feasibilitas serta efektivitas suatu task. Melalui uji coba task secara langsung dalam situasi nyata, mahasiswa memperoleh pengetahuan yang jauh lebih bermakna. 180

Hasil uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa seluruh data berdistribusi normal dan homogen sehingga dilanjutkan dengan uji t. Hasil uji t terhadap rerata skor task awal dan N-gain dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji t terhadap Rerata Skor Task Awal dan N-gain Sig. (2-tailed) Taraf Kepercayaan (α = 0,05) Penerimaan/Penolakan H 0 Kesimpulan Data Task Awal N-gain 0,000 0,011 < α < α Tolak H 0 Berbeda Tolak H 0 Berbeda Hasil analisis statistik pada Tabel 2. menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan secara signifikan dalam penyusunan task awal antara kedua kelompok sampel. Namun sesudah kegiatan pengembangan performance assessment melalui pemberian feedback, ditemukan adanya perbedaan peningkatan kemampuan secara signifikan dalam penyusunan task antara kelompok eksperimen dengan kontrol. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa kelompok eksperimen merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran berdasarkan deskripsi kegiatan pembelajaran di sekolah uji coba. Mahasiswa menentukan target pencapaian yang hendak dinilai berdasarkan input dari kurikulum, konten materi, dan feedback guru di sekolah. Feedback yang diperoleh mahasiswa dapat mengarahkan tentang pentingnya peran indikator dalam perancangan task yang tepat sasaran. Proses tersebut dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menghubungkan antara tujuan pembelajaran dengan prosedur kegiatan dan penentuan kriteria penting. Konsep-konsep tersebut berusaha dibangun oleh kedua kelompok sampel dalam proses penyusunan task sehingga dapat menambah dan memperhalus pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Hal ini sesuai dengan penjelasanmarzano, Pickering, and McTighe (1993: 1), bahwa kegiatan mengembangkan dan memperhalus pengetahuan dilakukan dengan membuat perbedaanperbedaan dan membuat banyak keterkaitan antar konsep. Mahasiswa dibimbing untuk dapat menurunkan Kompetensi Dasar (KD) menjadi indikator pembelajaran yang lebih bersifat operasional. Kemampuan perumusan indikator yang tepat diperoleh melalui feedback berdasarkan kajian teori pada buku teks. Namun, hasil temuan uji coba yang diperoleh kelompok eksperimen dapat menunjukkan kejelasan dan ketepatan indikator yang digunakan dalam task. Hal tersebut mengakibatkan kemampuan kelompok eksperimen lebih baik dibanding kelompok kontrol dalam perumusan indikator yang sesuai dengan capaiian pembelajaran. Temuan-temuan yang diperoleh selama uji coba dijadikan sebagai dasar untuk merevisi task selanjutnya. Temuan tersebut merupakan feedback yang dapat memberikan penguatan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penyusunan task sehingga pembelajaran dapat terjadi secara efektif. Penjelasan Klenowski (2010: 59) mendukung pernyataan tersebut, yaitu pemberian feedbackakan menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Jadi, kegiatan pengembangan melalui pemberian feedback berdasarkan hasil temuan uji coba dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penyusunan task yang baik dan feasible. Deskripsi tanggapan mahasiswa mengenai kegiatan pengembangan performance assessmentpemberian feedback ditampilkan pada Gambar 2. 181

KELEMAHAN KEGIATAN PENGEMBAANGAN Pemberian feedback kurang jelas Prosedur tidak jelas Menyita waktu MANFAAT KEGIATAN PENGEMBANGAN Menambah pengetahuan Menambah pengalaman UJI COBA TASK Tidak setuju Setuju MOTIVASI PENGERJAAN TUGAS Terampil melakukan penilaian kinerja Memahami konsep Memperoleh nilai bagus CARA MEMAHAMI KONSEP Mengembangkan instrumen penilaian Mendengarkan ceramah dosen 0 20 23 24 23 40 40 57 60 53 60 100 0 20 40 60 80 100 Jumlah Mahasiswa (%) Gambar 2. Tanggapan Mahasiswa Kelompok Eksperimen terhadap Kegiatan Penyusunan Task melalui Pemberian Feedback Gambar 2. menunjukkan bahwa mahasiswa memberikan tanggapan positif terhadap pelaksanaan kegiatan penyusunan task. Sebanyak 100% mahasiswa menyatakan setuju dengan adanya penerapan kegiatan pengembangan yang terintegrasi dalam perkuliahan EPHB karena memberikan banyak manfaat bagi pengembangan kemampuan mahasiswa dalam penyusunan task. Mahasiswa juga mengetahui kontribusi indikator dalam memudahkan proses perancangan task. Enam puluh persen (60%) mahasiswa merasa senang dengan adanya kegiatan uji coba karena dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan memberikan kesempatan untuk berinteraksi secara langsung dengan penyelenggara sekolah. Penelitian tentang pembekalan asesmen calon guru kimia melalui pengembangan program perkuliahan asesmen yang dilakukan oleh Nahadi (2009: 147), memperoleh respon positif dari mahasiswanya karena sangat bermanfaat merangsang keterampilan berpikir, meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan pemahaman konsep serta menyenangkan. Pengalaman dalam mengembangkan task, mengunjungi sekolah, dan mengatasi kesulitan merupakan tantangan tersendiri bagi mahasiswa. Motivasi mahasiswa dalam mempelajari konsep baru semakin meningkat seiring dengan bertambahnya rasa ingin tahu mahasiswa tentang performance assessment. Seperti yang diungkap oleh Erwin (2005: 73), bahwa kinerja memiliki hubungan yang signifikan dengan pemahaman konsep dan peningkatan motivasi. Namun, kegiatan pengembangan yang berlangsung dalam empat siklus dirasa terlalu lama dan menyita waktu untuk mempelajari pengetahuan lain di luar asesmen. Perasaan jenuh akan menurunkan motivasi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas yang awalnya dirasa menantang. Dengan demikian, diperlukan suatu strategi kegiatan pengembangan yang efektif dan efisien agar kemampuan mahasiswa dapat meningkat. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan peningkatan kemampuan secara signifikan dalam penyusunan task pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kontrol 182

sesudah melaksanakan kegiatan pengembangan melalui uji coba di sekolah. Mahasiswa calon guru memberikan tanggapan positif terhadap pelaksanaan kegiatan pengembangan task. Kegiatan tersebut memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa dalam pengembangan task yang terintegrasi dengan konten Biologi. Motivasi mahasiswa dalam mempelajari task kinerja, semakin meningkat seiring dengan bertambahnya rasa keingintahuan mahasiswa. Berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang dilakukan, peneliti mengemukakan beberapa saran diantaranya:1) mata kuliah yang bermuatan pedagogik sebaiknya diberikan tugas yang bersifat nyata melalui tugas-tugas yang dikerjakan atau diujicobakan di sekolah sehingga calon guru terbiasa dengan real-world situation; 2) guru perlu memberi kesempatan yang luas bagi mahasiswa calon guru Biologi untuk mengerjakan tugas-tugas perkuliahan yang terintegrasi dalam pembelajaran di sekolah; 3) peneliti lain diharapkan dapat mengungkap kelemahan dan kelebihan kemampuan mahasiswa dalam mengintegrasikan konten Biologi dalam task dan rubrik secara lebiih mandalam; dan 4) pemberian task yang disarankan hingga empat siklus untuk mengidentifikasi konsistensi kemampuan mahasiswa dalam penyusunan task dan rubrik. Namun, jumlah task yang harus direvisi dalam siklus 3 sebaiknya dikurangi untuk meminimalisir kejenuhan pada mahasiswa. DAFTAR PUSTAKA Duda, H. J. (2010). Pembelajaran Berbasis Praktikum dan Asesmennya pada Konsep Sistem Peredaran Darah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa SMA. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Tidak Diterbitkan. Erwin. (2005). Asesmen Kinerja Praktikum Penemuan dan Hubungannya dengan Pemahaman Siswa tentang Konsep Rangkaian Hambatan Listrik dan Hukum Kirchhoff. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Tidak Diterbitkan. Fraenkel, J. R. and Wallen, N. E. (2006). How to Design and Evaluate Research in Education. Edisi keenam. New York: McGraw Hill Inc. Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online] Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/analyzingchange-gain.pdf [3 April 2013] Jalmo, T. (2010). Pengembangan Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru IPA SMP dalam Mengonstruksi Tes. Disertasi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Tidak Diterbitkan Marzano, R.J., Pickering, D., and McTighe, J. (1993). Assessing Student Outcomes: Performance assessment using the dimensions of learning model. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development. Nahadi. (2009). Efektivitas Pembekalan Kemampuan Asesmen Pembelajaran bagi Mahasiswa Calon Guru Kimia. Disertasi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Tidak diterbitkan. Russell, M.K. and Airasian, P. W. (2012). Classroom Assessment: concept and application. Seventh edition. New York: Mc Graw Hill. [Online]Tersedia:http://gen.lib.rush.ac [7 Maret 2013] Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York: Merrill, an imprint of Macmillan College Publishing Company. Trihendradi, C. (2009). Tujuh Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 17. Yogyakarta: ANDI. Wulan, A. R. (2007). Pembekalan Kemampuan Performance Assessment kepada Calon Guru Biologi dalam menilai Kemampuan Inquiry. Disertasi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Tidak Diterbitkan. 183