DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI LATAR BELAKANG DAN POKOK-POKOK PERUBAHAN UU NO 13 TAHUN 2016 TENTANG PATEN Disampaikan dalam: Sosialisasi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Paten Hotel Intercontinental Bandung, Senin 21 November 2016 OLEH R A Z I L U SEKRETARIS DITJEN KEKAYAAN INTELEKTUAL (ANGGOTA TIM PANSUS RUU PATEN) Era baru sistem pelindungan paten di Indonesia
BAGIAN I LATAR BELAKANG PERUBAHAN UU NO 13 TAHUN 2016 TENTANG PATEN
PENDAHULUAN Sistem Paten yang Ideal: Keberpihakan pada kepentingan Nasional tanpa melanggar prinsip-prinsip Internasiona; Menstimulasi peningkatan inovasi nasional melalaui peningkatan jumlah permohonan paten (harus didukung anggaran R&D); Berkontribusi terhadap petumbuhan ekonomi melalui komersialisasi/hilirisasi paten (harus cinta dan percaya dengan hasil karya anak bangsa); Meningkatkan kesejahteran para Inventor dan masyarakat.
POSISI PATEN INDONESIA DALAM PATEN NEGARA2 LAIN 2015 8869 33043 38756 42763 45517 66889 160022 213694 318721 589410 1102000 2014 8023 30342 35481 40308 42854 65965 152662 210292 325989 578802 928177 2013 7450 30884 34741 43031 44914 63167 147987 204589 328436 571612 825136 2012 7026 30435 35242 43955 44211 61340 148560 188915 342796 542815 652777 2011 5830 28649 35111 41414 42291 59444 142793 178924 342610 503582 526412 0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 Indonesia Brazil Canada Russian India Germany EPO Korea Japan USA China
Viet Nam Thailand Singapore Philippines Myanmar Malaysia Lao PDR Indonesia Cambodia Brunei Darussalam POSISI PATEN INDONESIA DALAM PATEN NEGARA2 ASEAN 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 Brunei Darussalam Cambodia Indonesia Lao PDR Malaysia Myanmar Philippines Singapore Thailand Viet Nam 2013 11 75 7450 0 7205 0 3285 9722 7404 3995 2012 0 53 7027 0 6940 0 2994 9685 6746 3805 2011 0 43 5830 0 6452 0 3196 9794 3924 3560 2010 0 26 5630 0 6383 0 3393 9773 1937 3582 2009 42 28 4518 0 5737 0 2997 8736 5857 2890
UU PATEN DARI MASA KE MASA? 1989 1997 UU No. 13 2001 UU No. 14 2016 UU No. 13? 1910 Octrooi Wet 1953 Pengumuman Menteri Kehakiman UU No. 6 No. J.S.5/41/4 No. J.G.1/2/17
LATAR BELAKANG PERUBAHAN Menstimulasi peningkatan permohonan paten nasional/domestik Jumlah permohonan paten domestik masih relatih rendah; Belum ada kemudahan pengajuan permohonan/ pendaftaran paten; Proses penyelesaian permohonan paten dinilai lama dan berbelit-belit; Biaya paten mahal, khususnya biaya pemeliharaan; dan Reward/penghargaan kepada para Inventor yang menghasilkan Paten masih rendah Meningkatkan peran Negara untuk melindungi kesejahteraan dan keselamatan rakyatnya melalui pemanfaatan paten (Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah dan Lisensi Wajib), khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan yang sangat mendesak dan pertahanan keamanan (Memanfaatkan fleksibiltas dalam TRIPs) Melindungi Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan Tradisional dari pemanfaatan pihak asing tanpa memberikan kontribusi apa pun kepada NKRI (Nagoya Protokol)
PENGGANTIAN UU PATEN BARU DIDASARKAN PADA PENDEKATAN: 1. Optimalisasi kehadiran Negara dalam Pelayanan Terbaik Pemerintah di bidang Kekayaan Intelektual; 2. Keberpihakan pada kepentingan Indonesia tanpa melanggar prinsip-prinsip Internasional; 3. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dengan mendorong Invensi nasional di bidang teknologi untuk mewujudkan penguatan teknologi; 4. Optimalisasi pemanfaatan Paten untuk kesejahteraan rakyat; dan 5. Membangun landasan Paten Nasional melalui pendekatan sistemik realisme hukum pragmatis (Pragmatic Legal Realism).
BAGIAN II POKOK-POKOK PERUBAHAN UU NO 13 TAHUN 2016 TENTANG PATEN
PRINSIP DASAR SISTEM PATEN INDONESIA (1) Era baru sistem pelindungan paten di Indonesia First-to-file system Pengumuman A Paten diberikan untuk invensi yang baru, mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri Tidak memberikan paten untuk hasil karya yang tidak termasuk Invensi: kreasi estetika; skema; aturan dan metode untuk melakukan kegiatan: yang melibatkan kegiatan mental, permainan, dan bisnis; aturan dan metode yang hanya berisi program komputer; presentasi mengenai suatu informasi; dan temuan (discovery) berupa: penggunaan baru untuk produk yang sudah ada dan/atau dikenal; dan/atau bentuk baru dari senyawa yang sudah ada yang tidak menghasilkan peningkatan khasiat bermakna dan terdapat perbedaan struktur kimia terkait yang sudah diketahui dari senyawa.
PRINSIP DASAR SISTEM PATEN INDONESIA (2) Era baru sistem pelindungan paten di Indonesia Tidak memberikan paten untuk Invensi yang: 1) proses atau produk yang pengumuman, penggunaan, atau pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, agama, ketertiban umum, atau kesusilaan; 2) metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan; 3) teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika; 4) makhluk hidup, kecuali jasad renik; atau 5) proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan, kecuali proses nonbiologis atau proses mikrobiologis. Banding terhadap keputusan pemberian paten Jangka waktu pelindungan terbatas (20 atau 10 tahun) Pelindungan Teritorial
UU PATEN BARU POKOK-POKOK PERUBAHAN (1) 1. Pemanfaatan sistem elektronik Kekayaan Intelektual (e-filing); 2. Inventor ASN/PNS (sbg Pemegang Paten, mendapatkan Imbalan, dapat melaksanakan paten dengan pihak ketiga (Royalty)); 3. Penyempurnaan ketentuan terkait invensi baru untuk publikasi dalam sidang ilmiah atau forum ilmiah (Grace period 6 bulan) 4. Pengangkatan Expert /ahli sebagai Pemeriksa Paten; Era baru sistem pelindungan paten di Indonesia 5. Keharusan pengungkapan dengan jelas dan benar asal sumber daya genetik dan/atau pengetahuan tradisional dalam deskripsi paten (Nagoya Protokol utk ABS), jika tidak dipenuhi, Paten dapat dihapuskan 6. Pengecualian atas tuntutan pidana dan perdata untuk parallel import dan bolar provision;
UU PATEN BARU POKOK-POKOK PERUBAHAN (2) 7. Pengaturan tentang second use dan termasuk second medical use; 8. Perluasan objek pelindungan paten sederhana, yaitu termasuk untuk proses atau metode yang baru atau pengembangannya (semula hanya untuk produk baru); 9. Paten wajib dilaksanakan di Indonesia dan harus menunjang transfer teknologi, penyerapan investasi dan/atau penyediaan lapangan kerja (dapat diajukan gugatan penghapusan oleh Jaksa atau pihak yang mewakili kepentingan Nasional); 10. Perluasan objek pelaksanaan Paten oleh Pemerintah; 11. Menambah kewenangan Komisi Banding Paten 12. Paten dapat dijadikan sebagai objek jaminan fidusia; 13. Pengalihan Paten dapat dilakukan dengan cara Wakaf; Era baru sistem pelindungan paten di Indonesia
UU PATEN BARU POKOK-POKOK PERUBAHAN (3) 14. Perluasan lingkup Lisensi-wajib (fleksibilats dalam TRIPs); 15. Perubahan mekanisme pembayaran biaya tahunan paten dari setelah Pemegang Paten memanfaatkan hak ekskulsifnya menjadi sebelum Pemegang Paten memanfaatkan hak ekskulsifnya (disesuaikan dengan UU PNBP) 16. Pemberatan sanksi pidana terhadap pelanggaran paten yang megakibatkan gangguan kesehatan, lingkungan hidup, dan kematian manusia 17. Percepatan/pengurangan waktu penyelesain pemeriksaan substantif Era baru sistem pelindungan paten di Indonesia 18. Penyempurnaan cara pengungkapan deskripsi dan klaim invensi dalam Permohonan Paten (sesuai Pasal 29 TRIPs) 19. Perpanjangan jangka waktu penyampaian kelengkapan administrasi dan tanggapan substantif (3+2) (+1) dan untuk 1 bulan terakhir dikenai biaya.
www.dgip.go.id