DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2008

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 35 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

4. Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan daerah mengenai kerja sama luar negeri di bidang kebudayaan skala daerah.

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di bidang kebudayaan.

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAMPIRAN XVII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010

Q. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 15 TAHUN

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Kebijakan Bidang Kebudayaan

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 90 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 30 NOMOR 30 TAHUN 2008

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN PERFILMAN JAWA TIMUR

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELESTARIAN BUDAYA MELAYU KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN CAGAR BUDAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMELIHARAAN KEBUDAYAAN LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 12 TAHUN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI PAPUA

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESENIAN DI KOTA BANJAR

DINAS KEBUDAYAAN. Tugas Pokok dan Fungsi :

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 58 Tahun : 2016

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara R

- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESENIAN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN BUPATI MADIUN,

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI PAPUA

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 8 TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

2015, No RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5531); 3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG :

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR JAMBI GUBERNUR JAMBI

GUBERNUR SUMATERA BARAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BAHASA DAERAH

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN

-2- lain dari luar Indonesia dalam proses dinamika perubahan dunia. Dalam konteks tersebut, bangsa Indonesia menghadapi berbagai masalah, tantangan, d

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESENIAN KABUPATEN BELITUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

2 diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR : 42 TAHUN 2009 NOMOR : 40 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 120 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG CAGAR BUDAYA KOTA KENDARI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 40 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5067); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

KEGIATAN TAHUN 2015 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2016

RENCANA UMUM PENGADAAN

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN SENI DAN BUDAYA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMELIHARAAN KESENIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat a. bahwa kesenian merupakan ekspresi budaya yang mengandung nilai-nilai luhur dan spiritual yang memperhalus akal budi manusia untuk menjadi arif dan bijaksana, serta sebagai unsur kebudayaan asli Daerah yang merupakan pengetahuan tradisional dan memiliki nilai manfaat tinggi, sehingga perlu dipelihara dan dilestarikan; b. bahwa dalam upaya memelihara dan melestarikan kesenian di Daerah sebagaimana dimaksud pada pertimbangan huruf a, telah ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2003; c. bahwa untuk lebih meningkatkan upaya pemeliharaan dan pelestarian kesenian di Daerah sebagaimana dimaksud pada pertimbangan huruf b, perlu dilakukan perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Kesenian, yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat; 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara RepubIik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) Jo. Undang Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2 3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4220); 4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5060); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2003 tentang Peme1iharaan Kesenian (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 Nomor 6 Seri E); 10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 46); 11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 117); 12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2012 tentang Perlindungan Kekayaan Intelektual (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Nomor 5 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 119); 13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Pelestarian Warisan Budaya Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 125);

3 Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH JAWA BARAT dan GUBERNUR JAWA BARAT MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMELIHARAAN KESENIAN. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Kesenian (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 Nomor 6 Seri E), diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 1 angka 2, angka 4, angka 5, dan angka 6 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat. 4. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. 5. Dinas Pendidikan adalah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. 6. Pemeliharaan adalah upaya dalam melakukan perawatan, pewarisan, dan untuk mencegah danlatau menanggulangi kepunahan dan pengurangan nilai-nilai seni serta apresiasi karya seni dan penghargaan kepada seniman dan/atau pelaku seni. 2. Ketentuan Pasal 1 angka 5 dihapus. 3. Ketentuan Pasal 1 diantara angka 6 dan angka 7, disisipkan angka 6a, sehingga berbunyi sebagai berikut: 6a. Pelestarian adalah upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan kesenian dan nilai-nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan. 4. Ketentuan Pasal 1 setelah angka 7, ditambah angka 7a, sehingga berbunyi sebagai berikut: 7a. Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan.

4 5. Judul BAB II dan ketentuan Pasal 2 diubah, sebagai berikut: BAB II MAKSUD,TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal2 Peraturan Daerah ini dimaksudkan untuk memelihara dan melestarikan kesenian sebagai upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan kesenian dan nilai-nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkannya. 6. Diantara Pasal 2 dan Pasal 3 disisipkan Pasal 2a, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasa! 2a Pemeliharaan dan pelestarian kesenian bertujuan untuk: a. melindungi unsur kebudayaan asli Daerah yang merupakan pengetahuan tradisional yang memiliki nilai manfaat yang tinggi; b. meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kesenian; dan c. meningkatkan peran serta masyarakat dalam memanfaatkan potensi-potensi kesenian yang ada di Daerah. 7. Ketentuan Pasal3 diubah, sebagai berikut: Pasal3 Ruang lingkup pemeliharaan dan pelestarian kesenian, meliputi: a. seni rupa, seni pertunjukan, seni sastra, seni beladiri, seni permainan tradisional, desain, dan film yang berakar pada kebudayaan di Daerah; b. mata rantai kehidupan seniman, kritisi seni, dan apresiator; dan c. pewarisan seni forma! dan informal. 8. Ketentuan Pasal 5 ayat (1) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: (1) Sasaran pemeliharaan dan pelestarian kesenian meliputi: a. terwujudnya iklim berkesenian yang baik dan dinamis; b. meningkatnya kesejahteraan dan terlindunginya hakhak kekayaan intelektual para seniman; c. meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap kesenian; d. tertatanya lembaga kesenian yang sesuai dengan kebutuhan dan pertumbuhan kesenian; e. meningkatnya profesionalisme penyelenggara kesenian; dan f. mengoptimalkan potensi-potensi kesenian.

5 9. Diantara BAB II dan BAB III disisipkan BAB IIA dan diantara Pasal 5 dan Pasal 6 disisipkan Pasal 5a, sehingga berbunyi sebagai berikut: BAB IIA Kedudukan Pasal5a Pengaturan mengenai pemeliharaan kesenian berkedudukan sebagai: a. acuan dalam penetapan kebijakan di bidang pemeliharaan kesenian; b. pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan kesenian; dan c. pedoman bagi Kabupaten/Kota dalam penetapan Peraturan Daerah danlatau kebijakan di bidang pemeliharaan kesenian. 10. Ketentuan Pasal6 diubah, sebagai berikut: Pasal6 (1) Gubernur mempunyai wewenang dan tanggung jawab di bidang pemeliharaan dan pelestarian kesenian. (2) Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan Dinas Pendidikan. 11. Ketentuan Pasal 7 diubah, sebagai berikut: Pasal7 Kewenangan Pemerintah Daerah dalam pemeliharaan dan pelestarian kesenian, meliputi: a. pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan kebijakan provinsi mengenai standarisasi pemberian izin pengiriman dan penerimaan delegasi asing di bidang kesenian; b. penerbitan rekomendasi pengiriman misi kesenian dalam rangka kerjasama luar negeri dan antar pemerintah provinsi; c. penetapan kriteria dan prosedur penyelenggaraan festival, pameran, dan lomba tingkat provinsi; d. penerapan dan monitoring implementasi standar pelayanan minimal bidang kesenian di Daerah; e. pemberian penghargaan kepada seniman yang telah berjasa kepada Daerah; f. penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan kesenian di Daerah; g. penerapan dan pelaksanaan prosedur perawatan dan pengamanan aset atau benda kesenian di Daerah;

6 h. pe1aksanaan pembentukan danlatau penge10laan pusat kegiatan kesenian di Daerah; 1. pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan kebijakan Daerah dalam peningkatan bidang apresiasi seni tradisional dan non tradisional; dan J. pe1aksanaan kebijakan nasional dan penetapan kebijakan Daerah dalam rangka perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kesenian. 12. Diantara Pasal 7 dan Pasal 8, ditambahakan Pasal 7a, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasa17a (1) Dalam pemeliharaan kesenian di Daerah, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bertanggungjawab dalam: a. melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan memfasilitasi berbagai jenis kesenian; b. melindungi, mengembangkan, dan memberdayakan pe1aku kesenian; dan c. mengembangkan dan memanfaatkan lembaga-lembaga kesenian. (2) Dalam peme1iharaan kesenian di Daerah, Dinas Pendidikan bertanggung jawab dalam: a. menghidupkan kegiatan kesenian di lembaga pendidikan dasar dan menengah; b. meningkatkan apresiasi kesenian para siswa dan guru di lembaga pendidikan dasar dan menengah; c. merekrut sarjana seni dan/atau tenaga pengajar yang mempunyai keahlian di bidang seni; d. mengadakan sarana dan prasarana seni di lembaga pendidikan dasar, menengah, dan tinggi; dan e. menyelenggarakan kegiatan kesenian secara periodik yang melibatkan guru, siswa, orang tua, dan masyarakat. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab pemeliharaan kesenian sebagaimana maksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Gubernur. 13. Ketentuan Pasal 8 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasa18 Apresiasi kegiatan kesenian dilaksanakan dalam bentuk: a. festival seni secara periodik; b. pergelaran seni pada acara-acara tertentu; danlatau c. kegiatan lainnya yang berfungsi sebagai sarana apresiasi.

7 14. Ketentuan Pasal 10 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: PasallO (1) Pemeliharaan dan pelestarian kesenian dilaksanakan melalui strategi: a. mendorong dan memfasilitasi lembaga swadaya masyarakat seni dan perfilman yang berakar pada kebudayaan Daerah; b. pemberian penghargaan di bidang kesenian dan perfilman; c. memanfaatkan ruang publik, gedung kesenian, dan teknologi media; d. mengelola dan mengembangkan sistem data, arsip, dan informasi kesenian dan perfilman; e. mendorong dan memfasilitasi adanya gedung kesenian, gedung arsip/perpustakaan kesenian, dan museum kesenian; f. mengembangkan potensi kesenian Daerah sebagai salah satu bahan ajar di lembaga pendidikan; g. mendorong dan memfasilitasi proses konservasi, revitalisasi, rekonstruksi, dan inovasi kesenian dan perfilman; h. membentuk tim advokasi untuk perlindungan hak kekayaan intelektual bidang kesenian dan perfilman; I. mengembangkan dan memfasilitasi pembuatan karya sem; J. memfasilitasi penerbitan buku-buku tentang kesenian dan perfilman; k. menyelenggarakan festival, pameran, dan lomba kesenian dan perfilman; 1. menyelenggarakan penelitian dan kajian ilmiah berbagai jenis kesenian; m. mendorong dan memfasilitasi adanya laboratorium kesenian dan perfilman; n. menyelenggarakan seminar dan diseminasi kesenian dan perfilman; o. menyelenggarakan workshop bidang kesenian dan perfilman; p. melaksanakan kerjasama di bidang kesenian antar instansi, lembaga terkait, dan masyarakat; dan/atau q. memberikan tunjangan hari tua bagi seniman yang berjasa bagi kelangsungan kesenian dan perfilman di Daerah. (2) Penetapan seniman penerima tunjangan hari tua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf q, ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan strategi pemeliharaan dan pelestarian kesenian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Gubernur.

8 15. Diantara Pasal 12 dan Pasal 13, disisipkan Pasal 12a, sebagai berikut: Pasal12a Tata cara pembentukan organisasi profesi kesenian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, diatur dengan Peraturan Gubernur. 16. Ketentuan Pasal 13 diubah, sebagai berikut: Pasal13 (1) Pembinaan dan pengawasan atas pe1aksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Gubernur. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Gubernur. 17. Ketentuan Pasal 16 diubah, sebagai berikut: Pasal16 Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah ini harus sudah ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak berlakunya Peraturan Daerah ini. Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat. 2014 ".,-Gtik.el\NuR JAWA BARAT, Diundangkan di Bandung pada tanggal 11 September 2014, "",...""vv AN RIDWAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014 NOMOR15 SERI E NORma PERATURAN DAERAH PROV"INSI JAffA llarati (10/2014)

1 PENJELASAN ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMELIHARAAN KESENIAN 1. Umum Kesenian merupakan ekspresi budaya yang mengandung nilai-nilai luhur dan spiritual yang memperhalus akal budi manusia untuk menjadi arif dan bijaksana, serta sebagai unsur kebudayaan asli Daerah yang merupakan pengetahuan tradisional dan memiliki nilai manfaat tinggi, sehingga perlu dipelihara dan dilestarikan. Adapun film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. Dalam upaya memelihara dan melestarikan kesenian di Daerah, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Kesenian. Namun demikian, upaya peningkatan pemeliharaan dan pelestarian kesenian yang semula hanya mengakomodasi seni tradisional dan kontemporer, seiring dengan perkembangan waktu dan penyesuaian dengan regulasi Pemerintah Pusat melalui Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman, yang disebutkan bahwa Film sebagai karya seni budaya, maka Pemerintah Daerah perlu memperhatikan kreativitas masyarakat di bidang kesenian dengan pengaturan kebijakan yang tepat dan terarah, yang dituangkan dalam Peraturan Daerah. Untuk itu, perlu dilakukan perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Kesenian. II. PASAL DEMI PASAL PasalI Angka 1 angka 2 angka 4 angka 5 Dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat bertanggung jawab di bidang pemeliharaan kesenian. Dalam hal In! Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat bertanggung jawab di bidang pendidikan dan pengajaran kesenian.

2 angka 6 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5 Butir 7a Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap film yang mengakar pada budaya Daerah, Gubernur berkoordinasi dengan Lembaga Sensor Film, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah, danlatau lembaga terkait. Angka 6 Angka 7 Pasal2a Pasal3 Hurufa Yang dimaksud dengan "Pengetahuan Tradisional" adalah pengetahuan yang dimiliki atau dikuasai dan digunakan oleh suatu komunitas, masyarakat atau suku bangsa tertentu yang bersifat turun-temurun dan terus berkembang sesuai dengan perubahan lingkungan. Dalam hal ini kesenian merupakan ekspresi budaya tradisional yang berasal pengetahuan tradisional, seperti: verbal tekstual berupa puisi atau prosa, upacara adat, pakaian adat, beladiri, karawitan, pedalangan, tari, pertunjukan rakyat, dan lain-lain. Hurufb Hurufc Upaya memanfaatkan potensi-potensi kesenian di Daerah merupakan upaya pelestarian dalam hal mengembangkan, memanfaatkan, dan melindungi kesenian ash Daerah. Hurufa Yang dimaksud dengan "seni rupa" di antaranya adalah seni lukis, seni kriya, seni grafis, seni patung, seni instalasi, dan multimedia.

3 Angka 8 Angka 9 Pasal5 Ayat (1) Angka 1 Hurufb Hurufc Huruf a Hurufb Hurufc Hurufd Hurufe Hurud f Yang dimaksud dengan "seni pertunjukan" di antaranya adalah tari, teater, musikjkarawitan, dan wayangjpadalangan. Yang dimaksud "seni beladiri" di antaranya seni pencaksilat, sampyong, ujungan, dan benjang. Yang dimaksud "permainan tradisional" di antaranya kaulinan barudak, dolanan bocah atau permainan anak-anak. Yang dimaksud dengan "desain" di antaranya arsitektur, desain produk, desain interiror dan eksterior, fashionjtata busana, dan komunikasi visual. Yang dimaksud dengan "film" di antaranya animasi, dokumenter, fotografi, sinetron, digital, film indie, film te1evisi, dan film bioskop. Yang dimaksud dengan "seniman" adalah orang yang membuat karya seni secara professional dan orang yang mempertunjukkan kembali karya-karya yang telah ada. Yang dimaksud dengan "kritisi seni" adalah orang yang melakukan pembahasan tentang seni yang tujuannya memberikan pemahaman kepada publik. Yang dimaksud dengan "apresiator" adalah publik atau penikmat seni. Kebutuhan dan pertumbuhan seni, meliputi sarana dan prasarana, termasuk dasar hukum yang mengaturnya.

4 Angka 10 Angka 11 Angka 12 Angka 13 Angka 14 PasallO Ayat (1) Hurufa Hurufb Hurufc Hurufd Hurufe Dalam melaksanakan fasilitasi gedung arsipjperpustakaan kesenian, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan Dinas Pendidikan, berkoordinasi dengan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat. Huruff Lembaga pendidikan dalam ketentuan ini adalah lembaga pendidikan dasar, menengah, atas, dan perguruan tinggi. Hurufg Hurufh Hurufi Hurufj Hurufk

5 Hurufl Hurufm Hurufn Hurufo Hurufp Hurufq Ayat (2) Ayat (3) Angka 15 Angka 16 Angka 17 Pasalll TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR.1.74