BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis dituntut untuk lebih produktif dan memiliki kinerja yang baik

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. memilih jurusan Ekonomi baik jurusan Manajemen maupun Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya dunia bisnis maka permintaan kebutuhan akan jasa

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan

PENGARUH KOMITMEN AUDITOR TERHADAP KEPUASAN KERJA: MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyadi (2002:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

Topik 3 : Laporan Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang. auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Semakin kompleks perekonomian perusahaan, semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perokonomian Indonesia sekarang masih mengalami krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. negara serta pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) atau masyarakat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan karena tingkat materialitas dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey pada Auditor pada KAP Wilayah Jawa Tengah)

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam menjalankan audit sesuai dengan tujuan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dimana bisnis tidak lagi mengenal batas. negara, kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi yang mengarah pada perdagangan bebas kini

BAB I PENDAHULUAN. Publik (KAP), baik itu mengenai KAP asing, maupun KAP yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi ini menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja perusahaan demi mempertahankan kelangsungan

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia kini makin sulit percaya pada kejujuran para akuntan. Skandal skandal

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan sebuah profesi kepercayaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sangat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeriksa laporan keuangan dan menemukan kesalahan atau. adanya indikasi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. maupun persaingan diantara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi menghasilkan laporan kegiatan ekonomi dari suatu entitas yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Diharapkan semakin banyaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan besar, seperti Enron dan WorldCom di Amerika yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bisnis dan perekonomian di negara Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan tersebut sejalan dengan perkembangan profesi akuntan publik sebagai profesi kepercayaan masyarakat yang memberikan jasa audit kepada perusahaan-perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum. Jasa akuntan publik atau yang sering disebut auditor independen diperlukan apabila perusahaan-perusahaan telah melibatkan pihak-pihak yang membantu perkembangan perusahaan, yaitu investor dan kreditur serta memberikan informasi yang diperlukan bagi pemerintah, pemegang saham dan sebagainya. Hasil akhir dari jasa profesional tersebut adalah penilaian secara objektif berupa opini mengenai kewajaran dari laporan keuangan yang disajikan pihak manajemen perusahaan, auditor menilai apakah informasi tersebut telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan atau peraturan yang berlaku. Namun tidak hanya itu saja, laporan keuangan yang telah dinilai diharapkan dapat mampu dipahami, relevan, andal, dapat diperbandingkan dan konsisten sehingga dapat berguna bagi pengguna laporan keuangan, dalam hal ini pengguna laporan keuangan adalah pihak-pihak yang berkepentingan seperti yang telah disebutkan. Opini yang dapat disajikan auditor terdiri dari empat opini yaitu: (1) pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion), (2) pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion), (3) pendapat tidak wajar (Adverse Opinion) dan (4) tidak memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion). Opini yang telah dinyatakan auditor sangat membantu pihak-pihak berkepentingan dalam pengambilan keputusan untuk ikut atau tidak dalam membantu perkembangan perusahaan tersebut.

Dalam mengungkapkan pendapat atau opini tersebut, auditor harus melewati beberapa tahap-tahap pemeriksaan atau pelaksanaan audit. Pada tahaptahap pelaksanaan audit ini, auditor diharuskan menaati aturan profesi yaitu Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). SPAP ini berisi standar-standar yang harus dipatuhi oleh akuntan publik dalam menjalankan tugasnya. Saat ini profesi akuntan di indonesia berjumlah lebih dari 1.100 dengan rincian hampir 300 orang akuntan terdaftar di Bapepam-LK dan hampir 800 orang anggota IAI (detik.com, Mei 2006). Berdasarkan jumlah tersebut auditor sendiri kini tengah menghadapi persaingan yang semakin ketat, apalagi ditambah dengan kantor akuntan publik asing yang melakukan kegiatan usaha di Indonesia. Hal tersebut menuntut auditor untuk lebih meningkatkan potensi diri dan lebih produktif sehingga dapat memiliki kinerja yang baik agar hasil audit tersebut dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Masih segar dalam ingatan kita tentang skandal akuntansi terbesar yang merupakan awal dimana profesi akuntan menjadi sorotan masyarakat di seluruh dunia, yaitu mengenai kasus perusahaan energi, Enron Coorporation di Amerika pada pertengahan 2002 karena adanya manipulasi pembukuan yang ikut melibatkan Arthur Andersen sebagai pimpinan dari kantor akuntan publik (Jurnal Akuntansi Keuangan, 2002). Kejadian tersebut membuat dunia finansial mengalami krisis kepercayaan terhadap profesi akuntan publik. Lalu bagaimana di Indonesia sendiri? Pada tahun 2005, Direktur Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (DPAJP), Mirza Mochtar mengungkapkan hasil pemeriksaan terhadap 30 Kantor Akuntan Publik (KAP) selama tahun 2003 dan 2004 dalam sebuah Seminar Nasional di Jakarta. Berdasarkan pemeriksaan tersebut 14% KAP tidak mempunyai desain Sistem Pengendalian Mutu (SPM) dan 86% sisanya desain SPM tidak lengkap. Mirza menjelaskan terdapat tiga kelompok kelemahan yang ditemukan umum pada KAP dan Akuntan Publik (AP) yaitu: (1) Kelemahan pada SPM, (2) Kelemahan pada kompetensi dan (3) Kelemahan pada administrasi. Dalam kelemahan pada kompetensi ini, Mirza mengungkapkan dua kelompok yaitu kelemahan di bidang auditing atau dalam pemahaman terhadap

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan kelemahan di bidang akuntansi atau dalam pemahaman terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Pada kelemahan di bidang auditing ini adalah pelanggaran terhadap Standar Audit (SA) seksi 339 mengenai Kertas Kerja Audit (KKA), pelanggaran tersebut terjadi dalam mendokumentasikan prosedur audit yang telah dilakukan. Kelemahan pertama yang ditemukan adalah KAP atau AP tidak melakukan pendokumentasian terhadap prosedur audit atau tidak mendokumentasikan komunikasi dengan manajemen, pemegang saham atau pihak lain (regulator, komite audit). Kelemahan kedua yaitu KKA tidak dilengkapi audit tahun pertama, Laporan Auditor Independen tidak mencantumkan bahwa laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh AP lain atau tanggal dan opini yang diberikan oleh AP lain dimaksud (Media Akuntansi, September 2005). Hal-hal diatas sangat bertentangan dengan SA seksi 339 yang berbunyi: Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya. Pada tahun 2006, Ketua Badan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mmenyatakan bahwa kinerja akuntan publik belum maksimal dikarenakan banyaknya sanksi yang yang dijatuhkan Bapepam-LK. Sanksi-sanksi tersebut anatara lain adalah sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 300.000.000 kepada tiga akuntan publik, sanksi peringatan tertulis kepada 82 akuntan publik, dan pembekuan izin usaha satu akuntan publik serta pembatalan izin usaha satu akuntan publik (detik.com, Mei 2006). Tahun 2007, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menilai rapor kinerja KAP di Indonesia masih banyak yang merah. Hal tersebut disampaikan oleh ketua BPK Anwar Nasution karena pada tahun 1997 tidak ada akuntan Indonesia yang ikut dalam mengaudit bank-bank dunia (Suara Merdeka, Mei 2007). Selama 3 tahun tersebut, sangat jelas bahwa kinerja auditor memang belum maksimal. Kurangnya ketaatan auditor terhadap standar yang telah diberlakukan membuat kinerja auditor mengalami penurunan. Hal tersebut akan

membuat nama baik profesi auditor menjadi taruhannya. Pelanggaran-pelanggaran tersebut tidak seharusnya terjadi apabila auditor memiliki komitmen dalam dirinya dalam mengemban suatu tugas. Komitmen dalam diri seseorang merupakan tali pengikat antara dirinya dengan sesuatu yang akan dijalaninya, jika ia memiliki komitmen yang tinggi tentunya ia akan berusaha sebaik-baiknya, bersungguh-sungguh dan bertanggungjawab. Apabila jika seorang individu sudah tidak memiliki komitmen, maka keadaan tersebut akan merugikan perusahaan atau organisasi yang bersangkutan. Seorang auditor haruslah memiliki komitmen yang tinggi dalam menjalankan tugas berat tersebut karena hasil pekerjaannya sangat menentukan perkembangan dunia bisnis dan perkembangan ekonomi di negaranya. Komitmen profesional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut (Larkin dalam Trisnaningsih pada Jurnal Riset Akuntasi Indonesia, 2003). Dengan memiliki komitmen profesi ini, maka auditor yang menghadapi berbagai tugas berat sekalipun akan selalu berusaha untuk menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya, bertanggungjawab dan menjalani tugas tersebut dengan tetap menaati segala peraturan profesinya. Dan dengan memiliki komitmen ini pula auditor akan selalu membuat yang terbaik sebagai auditor profesional dengan menyelesaikan berbagai tugas, tanggungjawab dan wewenang berdasarkan norma, aturan dan kode etik profesinya. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Kinerja Auditor. Penelitian ini akan dilakukan survei terhadap para auditor di kantor-kantor akuntan publik di Bandung berdasarkan direktori Kantor Akuntan Publik tahun 2007. 1.2 Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana komitmen profesional auditor di wilayah Bandung. 2. Bagaimana kinerja auditor di wilayah Bandung.

3. Apakah komitmen profesional berpengaruh terhadap kinerja auditor. I.3 Maksud dan Tujuan Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah komitmen profesional mempengaruhi kinerja auditor. Selain itu, maksud lainya adalah untuk memperoleh data dan informasi dari objek penelitian yang kompeten dan relevan dalam masalah pokok penelitian. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana komitmen profesional auditor di wilayah Bandung. 2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja auditor di wilayah Bandung. 3. Untuk mengetahui pengaruh komitmen profesional terhadap kinerja auditor. I.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut : 1. Bagi Penulis adalah untuk menambah wawasan serta pengetahuan dengan cara membandingkan materi atau teori yang telah diterima selama masa perkuliahan dengan kenyataan yang sesungguhnya. 2. Bagi auditor dan kantor akuntan publik adalah untuk sebagai masukan atau bahan pertimbangan dengan memberikan bukti empirik mengenai pengaruh komitmen profesional terhadap kinerja auditor. 3. Bagi masyarakat khususnya lingkungan perguruan tinggi adalah sebagai acuan yang diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan dan menganalisis lebih jauh studi tentang masalah yang tersaji dalam tulisan ini. 1. 5 Kerangka Pemikiran Sebuah organisasi atau perusahaan berdiri karena beberapa tujuan tertentu, salah satunya untuk menghidupkan perekonomian di daerahnya dan mengembangkan kehidupan perekonomian negerinya dalam lingkup besar.

Sebuah perusahaan dan organisasi dapat hidup dan bergerak sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai oleh para sumber daya manusia di dalamnya. Untuk mencapai hal tersebut tentunya tidak semudah kita membalikkan telapak tangan, perusahaan memerlukan srategi yang efektif agar dapat mencapai hal tersebut sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam dunia kerja, hal yang terpenting dalam sebuah perusahaan dan organisasi adalah sumber daya manusia di dalamnya dibandingkan dengan modal, teknologi dan sebagainya. Karena pada intinya yang mampu mengendalikan modal dan teknologi tersebut adalah sumber daya manusia sendiri, bukan sebaliknya. Sebuah perusahaan atau organisasi tentu harus memiliki sumber daya manusia yang kompeten, memiliki keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan perusahaan atau organisasi tersebut. Dengan demikian visi, misi dan tujuan perusahaan atau organisasi tersebut pun akan tercapai sesuai harapan. Selain memiliki kemampuan dan keahlian, berkompetensi dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan, hal yang terpenting yang harus dimiliki oleh karyawan atau sumber daya manusia adalah komitmen. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:584), komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Sementara itu komitmen menurut Siswanto (1997) dalam jurnal yang ditulis Harini Agustini, komitmen sering didefinisikan sebagai suatu pengikat antara individu dengan suatu intitusi atau dapat juga dengan suatu kegiatan proyek atau secara lebih umum dengan suatu gagasan. Komitmen (commitment) merupakan salah satu unsur penting dalam bekerja, karena itulah komitmen seseorang seringkali menjadi isu yang penting. Bahkan beberapa organisasi berani memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu syarat untuk memegang jabatan atau posisi. Hal tersebut menunjukkan bahwa komitmen memiliki arti penting dalam dunia kerja modern. Salah satu isu utama yang menjadi perhatian para peneliti adalah komitmen profesional terhadap nilainilai dan norma-norma profesi. Dalam artian sederhana, komitmen profesional mengacu pada ketundukan nilai-nilai dan norma-norma profesional.

Komitmen profesional (professional commitment) didefinisikan oleh Larkin (1990) sebagai tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang persepsikan oleh individu tersebut (Trinaningsih, 2003:201). Sedangkan menurut Mowday (1982) dalam komitmen profesional dapat didefinisikan sebagai berikut: Professional commitment can be described as the intensity of an individual s identification with, and level of involvment in his or her profession. Fenomena yang terjadi mengenai ketidakpatuhan suatu profesi terhadap nilai-nilai dan norma-norma profesional adalah profesi akuntan publik atau yang lebih dikenal dengan profesi auditor. Selama kurun waktu tiga tahun profesi auditor banyak melakukan pelanggaran dan penyimpangan dari standar profesi auditor yaitu Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). Pelanggaran dan penyimpangan ini berdampak terhadap kinerja para auditor yang dinilai oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan ketua Bapepam- LK kurang maksimal. Dalam dunia kerja, komitmen profesional merupakan salah satu faktor intern yang dapat mempengaruhi seseorang dalam pekerjaannya. Profesi sebagai auditor memiliki kompleksitas pekerjaan yang tinggi dan juga sangat beresiko tinggi. Pekerjaan ini sangat memerlukan tanggungjawab dan dedikasi tinggi. Dengan tanggungjawab tersebut, auditor pun mampu mengikuti ritme pekerjaan yang dihadapi. Disamping itu, seorang auditor harus memiliki komitmen yang tinggi untuk mencintai pekerjaannya. Para profesional tersebut akan merasa lebih senang mengasosiasikan diri mereka dengan organisasi mereka dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan mereka ingin menaati norma, aturan dan kode etik profesi dalam memecahkan masalah-masalah mereka yang mereka hadapi (Copur, 1990). Komitmen terhadap bidang yang ditekuni, kompetensi serta profesionalisme merupakan faktor yang memepengaruhi kinerja dan keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya (Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2003:199) Dengan memiliki komitmen tersebut, seorang profesional akan lebih memiliki tanggungjawab dan kesungguhan dalam melakukan setiap tugas serta kewajiban yang diembannya. Seorang profesional juga tidak akan melakukan halhal yang dapat melanggar aturan-aturan dan nilai-nilai profesinya. Larkin (1990)

mengungkapkan suatu komitmen profesional pada dasarnya merupakan persepsi yang berintikan loyalitas, tekad dan harapan seseorang dengan dituntun oleh sistem nilai dan norma yang akan mengarahkan orang tersebut untuk bertindak atau bekerja sesuai dengan prosedur-prosedur tertentu dalam upaya menjalankan tugasnya dengan tingkat keberhasilan tinggi (Trinaningsih, 2003:204). Hal ini dapat menjadikan komitmen profesional sebagai gagasan yang mendorong motivasi seseorang dalam bekerja. Pemahaman terhadap komitmen profesional sangatlah penting agar tercipta kondisi kerja yang kondusif sehingga perusahaan dapat berjalan secara efesien dan efektif. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penulis mengambil hipotesis untuk penelitian ini adalah : Komitmen profesional berpengaruh terhadap kinerja auditor. 1.6 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data serta informasi-informasi yang pokok. Dalam memperoleh data yang diperlukan penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berkut: 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu suatu rangkaian penelitian untuk mendapatkan data primer dengan menggunakan kuesioner terhadap akuntan publik pada kantor-kantor akuntan publik, dengan maksud untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan. Yang dimaksud dengan kuesioner adalah alat komunikasi antara peneliti dengan orang yang diteliti (responden) yang dibagikan oleh peneliti yang diisi oleh responden. 2. Penelitian kepustakaan (Library Research) Yaitu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasi, dan menganalisis data tertulis yang diperoleh dari berbagai buku, surat kabar, majalah, artikel

maupun terbitan-terbitan khusus yang digunakan sebagai landasan teori dalam penyusunan skripsi ini. I.7 Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan survei ke kantor akuntan publik yang berada di wilayah Bandung, dengan unit analisisnya adalah para auditor atau akuntan publik. Dan waktu pelaksanaan penelitian ini akan dimulai pada bulan Oktober 2007 hingga selesai.