ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA INDONESIA INTERNET EXCHANGE INDONESIA NETWORK INFORMATION CENTER



dokumen-dokumen yang mirip
9/27/2013. Elisabeth, S.Kom. Pertemuan IV. IP Address

Pertemuan XI. IP Address

»IP Addressing & Subnetting. Nyoman Suryadipta

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

iii. Jaringan Komputer Sistem Transmisi Off-line Sistem Transmisi On-line on-line

KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO

Memorandum of Understanding (MoU) INDONESIA INTERNET EXCHANGE (IIX)-APJII

Pendahuluan... Interkoneksi ke IIX

BAB III ANALISIS DAN DESAIN. penyedia jasa internet pada jaringan backbone akan tetapi belum diperuntukkan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengantar Tentang VOIP

INTERNET-INTRANET 2. Bambang Pujiarto, S.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan

Bagaimana ber-internet di tengah mahalnya Tarif Telepon?

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN)


BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi adalah internet. Menurut (Porter, 2005) internet membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perbandingan antara NGN dengan PSTN dan Internet [ 1] Analisa penerapan enum, Nurmaladewi, FT UI, Gunawan Wibisono

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. pada layer Network, layer ketiga dari tujuh OSI (Open System Interconnection)

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

LAPORAN POKJA PENGWIL. Musyawarah Nasional APJII 2015 Royal Ambarrukmo Hotel - Yogyakarta

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

: POB-SJSK-014 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Tanggal Berlaku : 1/1/2013 Layanan IP Publik Internet Nomor Revisi : 03

Internet Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika.

BAB I PENDAHULUAN. menyumbang 56% pengguna internet di dunia. Berdasarkan Asia Top Internet

Keputusan Menteri tentang penyelenggaraan NAP (Netwok Access Point) dan ISP (Internet Service Provider) Oleh: Yudha Febi Irawan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis perangkat yang saling terhubung dengan menggunakan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. : PT. Rahajasa Media Internet (RADNET) Alamat : Jl. Jendral Basuki Rahmat No Plaza BRI Lt. 8 Room 803.

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Benyamin P. Naibaho Asosiasi Penyelengara Jasa Internet Indonesia (APJII) Chief of Indonesia Network Information Center (IDNIC)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

KONEKSI JARINGAN KECAMATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

STIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Wireless LAN (Local Area Network) adalah suatu system jaringan

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. dalam bidang penyedia jaringan infrastruktur Wireless. Dengan layanan Wireless

BAB 1 PENDAHULUAN. sangatlah penting. Kebutuhan akan teknologi informasi menjadi sangat krusial

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government

JARINGAN KOMPUTER. APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. dibidang usaha jasa pengecekan dan maintenance VSAT dan perangkat jaringan. PT

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk

enyatukan dan Memadukan Sumber Daya

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN E GOVERNMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

Internet Protocol (IP) address

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan akses internet dewasa ini sangat tinggi sekali. Baik untuk mencari

Bab XI Layanan Transisi IPV6. Iljitsch van Beijnum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Company Standard. - EIA (Electronic Industries Association) Organisasi yang merupakan perkumpulan pabrik-pabrik elektronika di USA.

BAB 2 LANDASAN TEORI. tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi kini telah

LAN, VLAN, WLAN & WAN

Yama Fresdian Dwi Saputro from-engineer.blogspot.com

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, menciptakan tren dan gaya hidup yang baru bagi kehidupan manusia di seluruh

COMPANY PROFILE. Visi Perusahaan

Information Technology Processing (ISP)

PERANCANGAN JARINGAN RT/RW-NET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD 750 DAN TP-LINK MR3420 SEBAGAI ACCESS POINT

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

Praktikum Jaringan Komputer

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : TAHUN 2005 TENTANG

Internet? Bukan merupakan suatu singkatan Terdapat berbagai definisi Internet

Pengantar IPv6 Sri Tomo 5)

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dapat bermacam-macam. Contohnya , telepon, short messaging. services (SMS), surat, chatting, dan sebagainya.

ERWIN WAHYU ARY HERMAWAN

BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis, teknologi dan gaya hidup manusia saat ini. Teknologi-teknologi baru di bidang

A I S Y A T U L K A R I M A

Edi Sumarno Pembimbing 1: Jatmiko,Ir, MT. Pembimbing 2: Irma Yuliana,ST,MM.

III. LANDASAN TEORI 3.1 Electronic Commerce 3.2 Transaksi dalam E-Commerce

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

NEWS UPDATE 7 September

IP Address and Subnet Address

Network Address Translator. Electronic Engineering Polytechnic Institut of Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo 60111

PENGENALAN INTERNET. INTERNET - INTERnational NETworking - INTERconnected NETworking

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir

TANTANGAN INDONESIA PADA ERA BROADBAND ICT

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi telah membuka dunia baru, interaksi baru, market place

BAB I PENDAHULUAN. kelahirannya, teknologi Internet berkembang dengan pesat dan sudah dipakai di

Sejarah Internet. Tatik yuniati. Abstrak.

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG. PENGEMBANGAN e-government DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

voip Di susun : Fariansyah Gunawan Nim : Semester : IV

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP. 372 /MEN/XI/2009 T E N T A N G

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian

Di dalam jaringan TCP/IP setiap terminal diidentifikasi dengan sebuah alamat IP unik. Kecuali Router dapat memiliki lebih dari sebuah alamat IP,

BAB V. ARAH PENGEMBANGAN e-government PROVINSI RIAU

3 BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN BERBASIS MPLS DI PT INDONUSA SYTEM INTEGRATOR PRIMA

PROGRAM KERJA HASIL POKJA PROGRAM APJII 2015

Transkripsi:

ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA INDONESIA INTERNET EXCHANGE INDONESIA NETWORK INFORMATION CENTER

Grha Citra Caraka (Telkom) Lantai M Jl. Jend. Gatot Subroto No.52 Jakarta 12710 Telepon (62-21) 526-8777 Fax (62-21) 526-8789 http://www.apjii.or.id Penyusun : Sanjaya Sekbid Pengembangan Teknik teknik@apjii.or.id Maman Sutarman maman@cs.ui.ac.id Teddy A. Purwadi Sekretaris Jenderal sekjen@apjii.or.id Syafrudin haydin@ui.ac.id Koordinator: Indra K. Hartono Ketua Panitia Tahun Telekomunikasi 1997 thtel97@apjii.or.id Grafis: Andi Hendradi

Pendahuluan Dalam Musyawarah Nasional Pertama Tanggal 15 Mei 1996, pada saat mana APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) dinyatakan berdiri, dewan pengurus yang ditunjuk untuk masa jabatan 3 tahun pertama diminta untuk melakukan beberapa program kunci yang dinilai strategis untuk pengembangan jaringan internet di Indonesia. Program-program tersebut adalah : 1. Tarif Jasa Internet 2. Membentuk Indonesia-Network Information Center [ID-NIC] 3. Membentuk dan Kerjasama Indonesia Internet Exchange [IIX] 4. Negosiasi Tarif Infrastruktur Jasa Telekomunikasi 5. Usulan Jumlah dan Jenis Provider Program 1 dan 4 telah dilaksanakan dengan baik dengan keluarnya beberapa keputusan pemerintah, yakni : Surat Keputusan MENPARPOSTEL R.I. Nomor KM.59/PR.301/MPPT-96 tanggal 30 Juli 1996 tentang Tarif Jasa Internet. Surat Keputusan MENPARPOSTEL R.I. Nomor KM.2/PR.301/MPPT-97 tanggal tentang Tarif Jasa Sirkit Langganan (Leased Circuit) Termasuk penjabarannnya, Sesuai Surat SEKJEN DEPARPOSTEL R.I. Nomor PR.301/9/5/PPT- 97 tanggal 28 Februari 1997 yang menyatakan bahwa Penyelenggara Jasa Internet adalah Operator Jasa Telekomunikasi. Tulisan ini bertujuan memeprkenalkan program 2 dan 3, yang pada saat ini telah dimulai sebagai program pilot dan telah siap untuk dipublikasikan agar lebih dikenal dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak, terutama untuk mendapatkan dukungan baik secara moril maupun materil agar kedua program kunci ini dapat mencapai sasaran-sasaran yang telah dibuat dan memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan dunia Internet di Indonesia, guna mempersiapkan dan mengimbangi perkembangan globalisasi akses informasi secara internasional. ***

IIX Indonesia Internet Exchange Latar Belakang Pertumbuhan jaringan Internet di Indonesia, seklaian masih dalam tahap awal dan belum memasyarakat seperti halnya di negara-negara maju, menunjukan trend yang sangat positif. Potensi pengguna yang begitu besar dari penduduk Indonesia yang pada saat ini (Juli 1997) berjumlah sekitar 200 juta jiwa tidak dapat diabaikan begitu saja. Pemerintah telah mengeluarkan 41 ijin prinsip kepada berbagai perusahaan yang berminat menyelenggrakan jasa Internet ini. Untuk dapat mengembangkan pasar yang besar ini, salah satu prasyarat adalah dibentuknya suatu interkoneksi nasional antar penyelenggara jasa Internet (PJI) di Indonesia, sehingga pelanggan dari satu PJI dapat dengan mudah dan murah berkomunikasi dengan pelanggan PJI lain yang berada di Ondonesia. Tanpa adanya interkoneksi nasional ini, kecepatan lalulintas informasi antar PJI di Indonesia akan sepenuhnya tergantung pada interkoneksi Internet di luar negeri, yang tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh PJI Indonesia Dengan adanya tulang punggung lalulintas informasi nasional yang pengembangannya dapat dikelola oleh PJI Indonesia, berbagai manfaat yang dapat diperoleh antara lain : Merupakan jalur yang relatif lebih murah dibandingkan menggunakan tulang punggung jaringan Internet di negara lain (yang tentunya ingin mengambil keuntungan dari penggunaan fasilitasnya). Merupakan jalur alternatif bagi sebuah PJI apabila jalur koneksi ke Internet yang dimilikinya (langsung ke luar negeri) mengalami masalah. Lebar pita (bandwidth) yang tinggi antar PJI Indonesia akan memberikan insentif bagi penyedia informasi (content provider) menempatkan basis datanyan di Indonesia, baik bagi penyedia informasi lokal maupun internasional. Interkoneksi nasional ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan layanan-layanan baru yang membutuhkan lebar pita yang tinggi, yang mungkin tidak dapat direalisir apabila mengandalkan interkoneksi melalui negara lain yang biayanya relatif tinggi. Pada saat ini konektivitas PJI ke Internet melalui INP Indosat, sebagian melalui INP Satelindo, sebagian terhubung langsung super ISP di luar negeri. Secara teknis sudah ada interkoneksi antar pelanggan INP Indosat melalui Indosat dan antar pelanggan INP Satelindomelalui Satelindo. Meski demikian belum ada inisiatif untuk membuat interkoneksi naasional. Untuk membantuk interkoneksi nasional ini, APJII berinisiatif meluncurkan program Indonesia Internet Exchange (IIX), yang diharapkan dapat dijadikan titik awal pengembangan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan pertumbhan Internet Indonesia.

Tujuan Tujuan program IIX adalah membentuk jaringan interkoneksi nasional yang memiliki kemampuan dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan yang ada, untuk digunakan oleh setiap Penyelengara Jasa Internet yang memiliki ijin beroperasi di Indonesia. Pada saat ini program IIX tidak mempunyai tanggal berakhirnya program secara keseluruhan, melainkan dibagi atas tahapantahapan yang akan dikembangkan secara terus-menerus. Implementasi Teknis Dalam mengembangkan pelaksanaan teknisnya, IIX-APJII memperhatikan peta jaringan fisik dan pertimbangan non-telnis seperti keterkaitan dengan network provider yang sudah ada seperti Telkom, Indosat dan Satelindo. Oleh karena itu bentuk jaringa IIX-APJII akan berupa segitiga yang menghubungkan pusat-pusat jaringa Telkom, Indosat dan Satelindo (di Jakarta). PJI yang kebetulan berada di dalam lokasi gedung-gedung tersebut akan dapat terhubung secra langsung ke jaringan IIX-APJII, sedangkan PJI akan berada diluar segitiga akan dihubungkan ke salah satu titik yang terdekat. Konfigurasi IIX-APJII : Konfigurasi tersebut pada saat ini diangap sebagai solusi terbaik berdasarkan petimbangan berikut ini : 1. Indosat dan Satelindo adalah penyedia sirkit telekomunikasi internasional, yang dibutuhkan PJI untuk menghubugkan jaringannya ke Internet. 2. Telkom adalah penydia sirkit telekomunijkasi domestik, yang dibutuhkan PJI untuk mengembangkan jaringannnya di Indonesia. 3. Banyaknya PJI yang menempatkan pusat jaringannya di dalam gedung Telkom, Indosat dan Satelindo. 4. Tersedianya insfrastruktur telekomunikasi yang memadai di ketiga gedung tersenut diatas. 5. dengan memiliki 3 (tiga) simpul utama, kehandalan jaringa

lebih bisa dijaga dibanding hanya mengandalkan 1 (satu) simpul. Konsep Pengelolaan Pada prinsipinya pengelolaan IIX-APJII akan dilakukan personil APJII atau pihak ketiga yang dipilih secara transparan. Dana investasi dan operasional akan dibagi ke seluruh anggota IIX-APJII berdaasarkan cost-recovery ditambah tabungan untuk dana pengembangan. Seluruh perputaran uang diprogram IIX- APJII akan dapat diaudit oleh setiap anggota, sehingga pemanfaatan program untuk kepentingan-kepentingan pihak tertentu dapat dihindarkan. Menyadari posisi strategi dari program IIX-APJII, pengurus APJII akan mengundang berbagia sponsor untuk memberikan kontribusi teknis peraklatn, jasa maupun dana, dengan imbalan publikasi dan imbalan-imbalan lainnya dalam batas kewenangan pengurus APJII. Pengembangan Seiring dengan perkembangan Internet dan teknologi pendukungnya, program IIX-APJII akan terus ditingkatkan kemampuanya, baik dari segi fungsi maupun kapasitas. Beberapa hal yang telah diidentifikasikan saat ini adalah : Peningkatan bandwidth sampai 2 Mbps (E1), atau bahkan lebih dari 165 Mbps menggunakan teknologi ATM. Melakukan peer-to-peer connection (melalui perjanjian bilateral) dengan jaringan-jaringan lain di luar negeri. Menempatkan fasilita-fasilitas bersama di jaringa IIX-APJII seperti server ID-NIC, Directory Services, National Search Engine dan lain-lain.

Partisipasi yang diharapkan Program IIX-APJII mengharapkan partisipasi dari berbagai pihak : Seluruh anggota APJII untuk mengalokasikan waktu and sumber daya disetiap tahapan implementasi. Penyedia perangkat jaringan seperti router, hub, switch, komputer, modem, kabel, tester/analyzer, monitoring software/hardware untuk menyumbangkan peralatan yang dapat dimanfaatkan dalam proses instalasi dan pengoperasian IIX- APJII. Penyedia perangkat dan insfrastruktur telekomunikasi seperti VSAT, frame relay, radio link, leased channel dan sejenisnya untu interkoneksi antar jaringan-jaringan PJI. Penyandang dana yang berminat membiayai program dengan tujuan komersial maupun non-komersisal (hibah). ***

ID-NIC Indonesia Network Information Center Latar Belakang Dengan pertumbuhan jaringan Internet yang cukup pesat, kebutuhan untuk mengorganisir informasi jaringan secara baik dan berkesinambungan sangan diperlukan. Tanpa adanya basis informasi jaringan yang dikelola dengan baik, pertumbuhan Internet di Indonesia akan terhambat, bahkan dapat menimbulkan kekacauan yang mengganggu stabilitas jaringan Internet secara keseluruhan. Pengelolaan informasi nasional adalah tanggung jawab yang harus kita pikul demi nama baik bangsa Indonesia. Di negara-negara lain, pusat informasi jaringan yang lebih di kenal sebagai Country NIC telah banyak dikembangkan. Karena latar belakang pertumbuhan Internet yang cukup beragam disetiap negara, pusat informasi jaringan di suatu negara bisa saja dikelola oleh swasta, akademi atau pemerintah. Di kawasan Asia telah dikenal adanya JP-NIC (Jepang) yang didukung oleh PJI PJI di Jepang, TW-NIC (Taiwan) yang dikelola oleh Pusat Komputer Kementrian Pendidikan Taiwan, KR-NIC (Korea) yang disponsoro oleh National Computerization Agency, dan SG-NIC (Singapura) yang dikelola oleh National Computer Board milik Pemerintah Singapura. Peranan dan lingkup kerja dari country NIC juga bisa berbeda di setiap negara. Ada yang terfokus pada pembagian alamat IP, pendaftaran dan pengelolaan domain, ataupun informasi-informasi lain yang relevan. Untuk Indonesia, fungsi pendaftaran dan pengelolaan domain TLD-ID Country (Top Level Domain yang menandakan negara Indonesia) sudah dipelopori oleh Pusat Ilmu Komputer Universitas Indonesia (PUSILKOM UI). Tujuan Indonesia Network Information Center (ID-NIC) adalah inisiatif yang didukung sepenuhnya oleh APJII dengan tujuan tersedianya pengelolaan informasi jaringan nasional yang mandiri dan berkelanjutan. ID-NIC akan mengembangkan fungsi dan peranannya dalam penyediaan informasi jaringan di Indonesia, sesuai dengan kebutuhan di dalam negeri maupun untuk kepentingan masyarakat Internasional. Alokasi Alamat IP Pada saat ini pengalokasian alamat IP untuk PJI di Indonesia masih dilakukan oleh APNIC, suatu organisasi yang ditunjuk oleh IANA untuk melakukan pembagian IP address di kawasan Asia. Organisasi serupa yang menangani kawasan Amerika adalah ARIN, sedangkan di Eropa adalah RIPE-NCC. APJII akan mendapatkan delegasi dari APNIC untuk membagikan IP address di Indonesia. PJI di Indonesia akan memperoleh manfaat karena tidak perlu lagi menjadi anggota langsung APNIC (biaya keanggotaan berkisar 2,500 10,000 USD pertahun) untuk mendapatkan alokasi IP address. Hal ini dapat juga dilihat sebagai upaya penghematan devisa.

Perusahaan yang membutuhkan alamat IP yang independen terhadap PJI juga dapat dilayani oleh APJII, dengan biaya alokasi yang akan ditetapkan kemudian. Struktur pendelegasian alamat IP di Indonesia : IANA ARIN RIPE-NCC APNIC APJII PJI PEMAKAI Pendaftaran Domain Pada saat ini pendaftaran domain TLD-ID sudah dikelola APJII bersama PUSILKOM UI. Sesuai dengan amanat Munas APJII, fungsi ini akan diintegrasikan dalam ID-NIC. ID-NIC akan berperan dalam menentukan kebijakan domain di Indonesia, didukung oleh para pakar, publik, pemerintah dan badan-badan swasta, terutama dalam lingkup country top level domain.id (yang menandakan kode negara Indonesia). Registrasi dan pengelolaan Domain akan dilaksanakan oleh badan pengelola yang ditunjuk secara transparan. Badan pengelola akan bekerja secara swa-dana, dengan sumber pemasukan dari proses registrasi dan pemeliharaan domain. Dana yang diterima akan digunakan untuk menutup biaya operasional, sedangkan sisanya untuk membiayai riset dan pengembangan agar pelayanan pengelolaan domain kepada masyarakat dapat ditingkatkan terus. ID_NIC akan berpartisipasi aktif dalam penentuan kebijakan pengelolaan domain Internasional. Saat ini APJII sebagai penandatangan gtld MoU di International telecommunication Union (ITU), lembaga di bawah naungan PBB. Direktori Internet Indonesia Direktori Internet Indonesia adalah fasilitas untuk mencarai informasi mengenai jaringan-jaringan di Indonesia, namanamapersonalia yang bertanggungjawab atas pengelolaan jaringan tersebut, serta informasi yang dapat membantu berbagai pihak mengetahui lebih lanjut mengenai jaringan Internet di Indonesia. Dalam terminology popular, basis data ini lebih dikenal sebagai whois database. APJII, melalui program ID-NIC akan membuat whois

Penutup database sebagai langkah awal inventarisasi informasi jaringan internet di Indonesia. Pengembangan Pusat informasi yang akan dikembangkan dalam program ID- NIC akan terus dikembangkan sehingga mencakup fasilitasfasilitas yang lebih luas, misalnya search engine, direktori industri, pusat pertukaran informasi, dan layanan lain yang bermanfaat bagi seluruh PJI dan pengguna Internet di Indonesia. Program-program lanjutan akan dikomunikasikan ke masyarakat untuk mendapatkan umpan balik, sehingga prioritas dapat diberikan pada hal-hal yang mempunyai dampak terbesar bagi publik. Partisipasi yang diharapkan Program ID-NIC mengharapkan partisipasi dari berbgai pihak : Seluruh anggota APJII untuk mengalokasikan waktu dan sumber daya di setiap tahapan implementasi. Penyedia perangkat hardware dan software untuk mengelola basis data dan manajemen dari ID-NIC. Penyendang dana yang berminat membiayai program dengan tujuan komersial maupun non-komersial (hibah). *** Demikianlah sekilas program IIX-APJII dan ID-NIC yang merupakan prasyarat bagi pertumbuhan jaringan Internet yang baik di Indonesia. Mudah-mudahan tulisan ini berguna bagi para pembaca, dan tidak lupa APJII mengharapkan dukungan dan partisipasi para pembaca untuk mensukseskan kedua program strategis ini. APJII berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya program-program kunci yang diamanatkan dalam Munas Pertama. Sumber Referensi http://www.iana.org http://www.apnic.org http://www.apjii.or.id http://www.tjt.or.id/rms46/imho-lisp.html RFC 920 Domain Requirement RFC 974 Mail Routing and the Domain System RFC 1032 Domain Administrators Guide RFC 1034 Domain names-consept and facilities RFC 1035 Domain names implementation and specification RFC 1101 DNS Encoding of Network Names and Other Types Update RFC 1034 & RFC 1033 RFC 1174 IAB Recommended Policy on Distributing Internet

Indetifier assignment and IAB Recommended Policy Change to Internet Connected Status RFC 1335 A two-tier address Structure for the Internet: A Solution To the Problem of Address Space Exhaustion RFC 1338 Supernetting: An Address Assignment and Aggregation Strategy RFC 1466 Guidelines for Management of IP Address Space RFC 1518 An architecture for IP Address Allocation RFC 1519 Class-inter Domain Routing (CIDR) RFC 1543 Instructions to RFC Authors RFC 1591 Domain Names System Structure and Delegation RFC 1814 Unique Addresses are Good RFC 1900 Renumbering Needs Work RFC 1912 Common DNS Operational and Configuration Errors RFC 1918 Address allocation for Private Internets RFC 2050 Internet Registry IP allocation Guidelines