Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
Bab GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 2 2.1 Gambaran Umum Lokasi Studi 2.1.1 Lokasi Studi Lokasi studi Desain Pengamanan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam terletak di Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari, Propinsi Papua Barat. Pantai Pulau Mansinam merupakan pantai pada Pulau Mansinam. Sebuah pulau kecil yang terletak sebelah tenggara kota Manokwari. Sedangkan Pantai Manokwari merupakan pantai sebelah timur Kota Manokwari yang terdiri dari 3 pantai yaitu Pantai Pasir Putih, Pasir Ido dan Pasir Dua. Untuk mempersingkat penamaan ketiga pantai ini, kita simpulkan ketiga pantai ini dengan nama Pantai Manokwari. Secara geografi Kabupaten Manokwari terletak pada koordinat antara 0 20 LS - 2 25 LS dan 132 30 BT - 134 45 BT. Kabupaten Manokwari secara administratif terdiri atas 29 Distrik, 9 Kelurahan dan 412 Kampung dengan luas wilayah 14.448,5 km. Kabupaten Manokwari terletak di daerah kepala burung Pulau Papua, dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Laut Pasifik Sebelah Selatan : Kabupaten Supiori dan Biak Numfor, Sebelah Barat : Kabupaten Teluk Wondama dan Teluk, Sebelah Timur : Kabupaten Sorong dan Kabupaten Sorong Selatan Desain Pengamanan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 2-1
Gambar 2.1 Lokasi studi (sumber: www.googleearth.com) 2.1.2 Kondisi Topografi Kondisi Topografi Lokasi umumnya berbukit. Klasifikasi kemiringan Lokasi antara 0 20%. Secara umum kondisi tanah di lokasi merupakan tanah berpasir. Sepanjang pantai tanahnya berpasir dan rata, tetapi 100 meter dari pantai sudah merupakan areal perbukitan. 2.2 Kependudukan dan Perekonomian 2.2.1 Kependudukan Penduduk Kabupaten Manokwari pada tahun 2006 berjumlah 161.322 jiwa terdiri dari 82.303 jiwa penduduk pria sedangkan wanita 79.019 jiwa. Jika dibandingkan dengan penduduk tahun sebelumnya (2005) 157.280 jiwa, maka penduduk Kabupaten Manokwari terlihat mengalami peningkatan yang cukup pesat begitupula bisa dilihat menurut Distrik, hal ini disebabkan karena situasi dan kondisi yang semakin kondusif serta adanya pemekaran Provinsi yang berkedudukan di ibu kota Kabupaten Manokwari. Penduduk Kabupaten Manokwari terkosentrasi pada daerah kota yaitu Distrik Manokwari Barat sebesar 32,06% dan di ikuti oleh Distrik Manokwari Selatan sebesar 5,13%. Daerah satuan Pemukiman Transmigrasi (SP) rupanya mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat pesat yaitu Distrik Prafi sebesar 7,75% atau menempati posisi kedua sebagai distrik berpenduduk terbanyak yang di ikuti oleh Distrik Masni dengan 7,57% dan Warmare 5,21% sebagai posisi ketiga dan keempat. Desain Pengamanan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 2-2
Rata-rata kepadatan penduduk per km tahun 2005 adalah 11,51 jiwa. Distrik yang terpadat penduduknya adalah Distrik Manokwari Barat dengan 228,53 jiwa/km2. sedangkan Distrik yang paling rendah kepadatannya adalah Distrik Senopi dengan 0,75 jiwa/km 2 atau dalam 2 km 2 hanya kurang dari 2 jiwa. 2.2.2 Perekonomian Struktur perekonomian di Kabupaten Manokwari masih didominasi oleh kelompok sektor primer, terutama sektor pertanian dengan kontribusi pada PDRB sebesar 58,34 % (Tim UNIPA, 2005). Sektor ini masih tetap menjadi sektor unggulan, terutama potensinya yang mampu untuk menjawab pemenuhan kebutuhan pangan dan sebagai lapangan pekerjaan yang dapat menyerap lebih dari 50 % tenaga kerja di Kabupaten Manokwari (Tim UNIPA, 2005) selain didukung oleh luas lahan yang masih memadai yaitu seluas 158.267 ha lahan yang potensial untuk tanaman pangan dan holtikultura (Pemda Manokwari, 2005). a Pertanian Penjaminan ketersediaan pangan penduduk menjadi hal yang tidak dapat ditawar lagi. segala ikhtiar mesti tetap dilakukan untuk menyediakan kebutuhan pangan sendiri agar ketergantungan terhadap daerah lain menjadi berkurang. Pembangunan pertanian tanaman pangan pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman pangan guna memantapkan pendapatan petani dan upaya pemerataan pembangunan pedesaan. Produksi tanaman padi sawah dalam bentuk gabah kering giling pada tahun 2006 mencapai 15.780 ton dengan rata-rata produksi 30,81 kwintal/ha. Sentra produksi di Kabupaten Manokwari terdapat di Distrik Masni dengan luas panen 1.996 ha dan produksi 6.527 ton atau 41,36% dari total produksi padi tahun 2006 diseluruh Kabupaten Manokwari. Produksi panen lainnya yang menonjol di Kabupaten Manokwari adalah Ubi Kayu. Namun pada tahun 2005 produksi ubi kayu mencapai 19.018 dari luas 1.344 ha. Sentra ubi kayu terdapat di Distrik Manokwari, Prafi dan Warmare. Produksi Jagung pada tahun 2006 mencapai 1.527 ton dengan sentra produksi di Distrik Masni dan Prafi dengan masing-masing produksi terhadap total produksi Kabupaten sebesar 26,5% dan 27,1%. Produksi kacang tanah tampak terpusat di Distrik Masni, Prafi dan Sidey dengan sumbangan masing-masing terhadap total produksi Kabupaten adalah 144 ton, 138 ton dan 95 ton. Masni, Prafi dan Sidey masih menjadi sentra penghasil kacang kedelai dengan masingmasing produksinya sebesar 296 ton, 293 ton dan 406 ton. Potensi pengembangan daerah pertanian dan perkebunan seperti di Lembah Prafi (40.000 Ha), Dataran Ransiki (4.500 Ha) dan Dataran Kebar (15.000 Ha). b Perdagangan Sebagai salah satu daerah pintu masuk perdagangan di Papua, Manokwari menjadi semakin berkembang dengan volume perdagangan yang kian bertambah. seiring dengan semakin pentingnya peranan politik Manokwari sebagai Ibukota Provinsi Papua Barat, Desain Pengamanan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 2-3
maka skala usaha perdagangan juga semakin bertambah. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya bangunan toko-toko dengan skala usaha yang besar. Hal ini juga mempengaruhi jumlah penduduk yang semakin banyak dengan imigrasi penduduk dari daerah lain. Tentu saja kebutuhan pangan penduduk semakin bertambah. Dolog memenuhi dengan menambah penyaluran beras menjadi 7,6 ton pada tahun 2006 yang sebelumnya pada tahun 2005 hanya 6,4 ton. Realisasi penyaluran beras ini bila diperinci menurut penerimanya ternyata di dominasi oleh masyarakat umum sebesar 4,49 ton, sedangkan pegawai negeri sipil cukup banyak mendapkan penyaluran dengan 2,9 ton dan TNI dan Polisi sebesar 201 kwintal. c Perindustrian Sektor yang akan maju di suatu daerah dengan aktivitas ekonominya adalah sektor industri. Dari beberapa daerah yang telah membangun perekonomian berbasis industri dapat kita perhatikan betapa cepatnya perekonomian berkembang. Namun demikian lebih bijak lagi bila jenis industri yang dikembangkan sesuai potensi alam daerah masingmasing terutama untuk penemuan bahan bakun industrinya. Maka dengan demikian kemajuan sektor industri dapat memberikan dampak positif bagi sektor lainnya. Terutama sektor yang berbasiskan alam. Di Manokwari perkembangan sektor industri masih melaju tidak terlalu cepat. Jumlah industri dengan berbasis modal PMA/PMDN hanya berjumlah 3 usaha. Usaha tersebut memang berbasis pada pertanian. Mungkin inilah yang masih bisa eksis dan bertahan. Industri yang berbasis potensi alam setempat dari 3 perusahaan itu bisa menyerap 1.516 tenaga kerja dan kumulatid inventansi yang tanamkan sebesar Rp. 2,17 Triiliun yang terdiri dari Rp. 2,05 triiliun investasi terhadap perkebunan coklat kering dan Rp. 121,97 milyar terhadap kelapa sawit. Sedangkan untuk perusahaan non PMDN/PMA pada tahun 2006 berjumlah 37 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 97 orang dan berhasil menarik invenstasi sebesar Rp. 106,08 milyar. Jenis usaha ini didominasi oleh banyaknya usaha foto copy yaitu sebanyak 20 usaha dan menyerap 44 orang pekerja dengan total invenstasi sebesar Rp. 387,12 juta. d Perikanan Rumah tangga perikanan laut pada tahun 2006 dibadingkan tahun 2005 turun hampir 800 rumah tangga menjadi 1.844 rumah tangga. Namun demikian justru produksi ikan laut mengalami kenaikan hampir 15 ton pada tahun 2006 menjadi 2.205,10 ton. Hal yang berkebalikan terjadi pada rumah tangga darat yang bertambah jumlahnya pada tahun 2006 menjadi 575 dari 214 rumah tangga pada tahun 2005. Meskipun hanya dua komoditas pada mujair dan ikan mas, produksinya naik 1,4 ton pada tahun 2006. Hal ini dimungkinkan karena permintaan dari sektor restoran dan warung makan di kota bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah restoran dan warung makan tersebut. e Peternakan Variasi dari hewan ternak di Manokwari nampaknya semakin berkurang dengan tidak adanya kerbau. Jadi yang ada hanya sapi, kuda, kambing dan babi. Populasi sapi pun sebagai ternak dengan populasi terbanyak semakin berkurang walaupun tidak begitu signifikan dari 17.482 pada tahun 2005 menjadi 17.443 ekor pada tahun 2006. Desain Pengamanan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 2-4
Namun demikian, populasi ternak yang lain mulai meningkat setiap tahunnya. Babi dari 14.124 ekor menjadi 14.469 ekor pada tahun 2006 dan kambing dari 3.681 ekor menjadi 3.835 ekor serta kuda tidak berubah hanya 5 ekor. 2.3 Situasi Pantai Lokasi Pekerjaan 2.3.1 Daerah-Daerah yang Tererosi Pantai Tererosi Pantai Utara, Barat dan Timur Pulau Mansinam Tererosi Tanjung Tererosi Gelombang Datang Gambar 2.2 Erosi yang terjadi di lokasi studi. (diolah dari: www.googleearth.com) Dari Gambar 2.2 dapat dilihat gelombang dominan datang dari arah tenggara menghantam daerah lokasi studi Pantai Manokwari (Pasir Putih, Pasir Rido dan Pasir Dua). Penggerusan yang terjadi di tanjung sebelah timur lebih parah dibandingkan penggerusan yang terjadi di tanjung sebelah barat hal itu dikarenakan batu-batu karang yang terdapat di tanjung sebelah timur sudah habis diambil oleh penduduk setempat untuk pembangunan rumah atau perlindungan rumah mereka masing-masing dari hantaman gelombang. Hilangnya batu-batu karang tersebut mengakibatkan tanjung tidak lagi dapat berfungsi sebagai groin (pelindung erosi) alami dengan maksimal, sehingga daerah di sekitar tanjung tersebut juga akan mengalami penggerusan yang cukup parah. Pada pantai di Pulau Mansinam juga dapat dilihat bahwa terjadi penggerusan pantai di sisi barat, timur dan utara pulau akibat gelombang. Desain Pengamanan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 2-5
2.3.2 Lokasi Rumah Penduduk dan Jalan Umum Areal di sekitar lokasi merupakan kawasan pantai yang banyak digunakan sebagai areal untuk melakukan berbagai kegiatan. Oleh karena itu, areal di sekitar lokasi studi yaitu di Pantai Manokwari banyak digunakan sebagai tempat tinggal penduduk (daerah pemukiman). Salah satu areal pemukiman yang ada di lokasi adalah Desa Abasi yang terletak di Pantai Pasir Dua (bagian timur Pantai Manokwari sebelah timur). Lokasi pemukiman penduduk dan jalan umum yang terdapat di sekitar lokasi pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4. Selain pemukiman penduduk, di sekitar pantai yang mengalami penggerusan tersebut terdapat akses jalan umum yang letaknya sangat dekat dengan garis pantai. Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat jalan tersebut merupakan sarana penghubung antar wilayah di sekitar lokasi studi. Jika penggerusan yang terjadi mencapai akses jalan dan merusak jalan tersebut, dapat dipastikan transportasi dari satu desa ke desa lainnya akan terganggu. Disamping itu, dipinggir pantai yang tergerus tersebut terdapat sebuah pemakaman warga yang juga harus dilindungi keberadaannya. Kuburan Desa Abasi Pemukiman Tugu Injil Dermaga Pemukiman Gambar 2.3 Pemukiman penduduk yang terdapat di areal sekitar lokasi pekerjaan. (diolah dari: www.googleearth.com) Desain Pengamanan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 2-6
Akses Jalan Umum Gambar 2.4 Jalan umum yang terdapat di sekitar lokasi pekerjaan. (diolah dari: www.googleearth.com) Desain Pengamanan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 2-7
2.3.3 Pantai Pasir Putih (Dekat Kuburan) 2.3.3.1 Lokasi Pantai Putih (Dekat Kuburan) Lokasi Pantai Pasir Putih dekat kuburan dapat dilihat pada Gambar 2.5 sampai Gambar 2.6. Gambar 2.5 Lokasi Pantai Pasir Putih. (sumber: www.googleearth.com) Kuburan Lokasi Erosi Gambar 2.6 Lokasi Pantai Pasir Putih (Dekat Kuburan). (sumber: www.googleearth.com) Desain Pengamanan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 2-8
2.3.3.2 Kondisi Fisik Kondisi fisik Pantai Pasir Putih di dekat kuburan dapat diuraikan sebagai berikut: Pantai mild (agak curam 1:3). Butiran pasir kasar. Ombak pada saat badai mencapai 3 meter (informasi penduduk). Banyak perumahan nelayan. Air mencapai kaki rumah penduduk (75cm). Lokasi belakang pantai adalah area yang tumbuh Ketapang, Palem2an, rumah penduduk. Tidak terganggu dan sampah. 2.3.3.3 Foto Lokasi Foto lokasi Pantai Pasir Putih dekat kuburan dapat dilihat pada Gambar 2.7 Sampai Gambar 2.12. Pantai Tererosi Gambar 2.7 Foto kondisi lokasi 1 di Pantai Pasir Putih dekat kuburan. Desain Pengamanan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 2-9
Pantai Tererosi Gambar 2.8 Foto kondisi lokasi 2 di Pantai Pasir Putih dekat kuburan. Pada saat badai dan air tinggi, air menggenang di area ini Air Mencapai Level Kaki Rumah Gambar 2.9 Foto kondisi lokasi 3 di Pantai Pasir Putih dekat kuburan. Desain Pengamanan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 2-10
Lapisan Karang Gambar 2.10 Foto kondisi lokasi 4 di Pantai Pasir Putih dekat kuburan. Bagian depan tanggul tidak diberikan lapisan pelindung Gambar 2.11 Foto kondisi lokasi 5 di Pantai Pasir Putih dekat kuburan. Desain Pengamanan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 2-11
Pantai Tererosi Gambar 2.12 Foto kondisi lokasi 6 di Pantai Pasir Putih dekat kuburan. Dari foto-foto lokasi di atas, dapat dilihat pantai mengalami penggerusan di sebagian lokasi dan di sebagian lokasi lainnya tidak mengalami. Hal itu dapat kita lihat dari hilangnya pasir di beberapa bagian pantai serta adanya pohon di lokasi yang nyaris tumbang akibat hilangnya lapisan pasir yang tergerus air. Di suatu lokasi terdapat tanggul yang sudah sejak lama dibangun, tapi karena bagian depan tanggul tidak diberikan pelindung berupa batuan, maka tanggul tersebut tidak mampu menahan gelombang yang menghantam pantai sehingga tanggul tersebut rusak. Ukuran butiran yang kasar menunjukkan bahwa pantai tersebut cukup curam. Desain Pengamanan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 2-12
2.3.4 Pantai Pasir Putih 2.3.4.1 Lokasi Pantai Pasir Putih Lokasi Pantai Pasir Putih dapat dilihat pada Gambar 2.13 sampai Gambar 2.14. Pemukiman Gambar 2.13 Lokasi Pantai Pasir Putih. (sumber: www.googleearth.com) Jalan Umum Lokasi Erosi Gambar 2.14 Lokasi Pantai Pasir Putih (zoom) (sumber: www.googleearth.com) Desain Pengamanan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 2-13
2.3.4.2 Kondisi Fisik. Kondisi fisik Pantai Pasir Putih dapat diuraikan sebagai berikut: Butiran pasir halus. Kemiringan pantai landai. Gerusan pada sisi timur dan deposisi pada sisi barat. Berjarak 15 meter dari jalan raya. 2.3.4.3 Foto Lokasi Foto lokasi Pantai Pasir Putuh dekat kuburan dapat dilihat pada Gambar 2.15 Sampai Gambar 2.17. Gambar 2.15 Foto kondisi lokasi 1 di Pantai Pasir Putih. Desain Pengamanan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 2-14