PEMBERIAN ALASAN YANG TIDAK EKSAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENALARAN INEXACT. KETIDAKPASTIAN dan KAIDAH

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Penalaran. Penalaran 1/28

CERTAINTY FACTOR UTHIE

JURNAL IMPLEMENTASI NET BELIEF CERTAINTY FACTOR PADA SELEKSI PENERIMA BERAS MISKIN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. dan perancangan pembuatan Sistem Pakar Sistem Pakar Pengolahan Data Hadits

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT.

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI KELAYAKAN TELUR UNTUK DIINKUBASI

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT

APLIKASI POTENSI AKADEMIK BERBASIS TES PSIKOLOGI MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Penggunaan Certainty Factor dalam Sistem Pakar untuk Melakukan Diagnosis dan Memberikan Terapi Penyakit Epilepsi dan Keluarganya

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

KETIDAKPASTIAN MACAM PENALARAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS MENGGUNAKAN J2ME DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA MENGGUNAKAN METHODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RS.JIWA GRHASIA) NASKAH PUBLIKASI

SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN METODE CEERTAINTY FACTOR

BAB II LANDASAN TEORI

Uncertainty (Ketidakpastian)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB 2 LANDASAN TEORI

Uncertainty Management

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (Study Kasus di Puskesmas Campurdarat Tulungagung) SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

4/28/2016. Selasa, 26 April 2016 ^ K10

SISTEM PAKAR PENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA SISTEM ENDOKRIN MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Iwan Kurniawan

Artificial Intelegence EKA YUNIAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Kanker Servik ( Kanker Mulut Rahim).

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA)

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. inferensi Forward Chaining dan Backward chaining. Hasil penelitian

Ketidakpastian dan teorema bayes UTHIE

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA HAMA KUTU DAUN PADA TANAMAN WORTEL DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

Implementasi Metode Certainty Factor pada Identifikasi Kerusakan Kendaraan Bermotor Roda Dua

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS KULIT WAJAH YANG SESUAI PADA BEDAK VIVA DENGAN MENGGUNAKA METODE CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin canggih dan pengetahuan yang semakin luas maka semakin banyak

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT UMUM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL

INFERENSI DENGAN KETIDAKPASTIAN. PERTEMUAN 9 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

SISTEM PAKAR DIAGNOSA KERUSAKAN PADA PRINTER DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR PARAREL

Feresi Daeli ( )

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA BABY BLUES PADA WANITA DALAM MASA NIFAS DENGAN MENERAPKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

FAKTOR KEPASTIAN DAN KETIDAKPASTIAN

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT TUMOR OTAK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (CF)

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN KELAPA SAWIT DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN KELAPA SAWIT DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

PENERAPAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING DALAM SISTEM PAKAR PEMILIHAN RESEP MASAKAN KHAS PADANG

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA KERUSAKAN HARDWARE LAPTOP MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Bhaskara Adhi Pradhana A

SISTEM PAKAR DIAGNOSA KERUSAKAN LAPTOP BERBASIS ANDROID DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FUZZY LOGIC UNTUK PENENTUAN CERTAINTY FACTOR

KETIDAKPASTIAN MATERI KULIAH Kecerdasan Buatan Kecerdasan

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN PADI ORGANIK VARIENTAS IR 64 DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA JENIS DYSLEXIA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Tebu Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Web

KETIDAKPASTIAN. 4.1 PROBABILITAS DAN TEOREMA BAYES Bentuk Th. Bayes:

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING BERBASIS VISUAL BASIC

BAB II LANDASAN TEORI

Sebelumnya... Sistem Pakar berbasis Aturan (Rule-Based Expert System, RBES) Sistem Pakar Representasi Pengetahuan Penalaran

Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosa Hama Jeruk dan Pengobatannya Menggunakan Metode Certainty Factor

1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Uji coba perangkat lunak

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA BALITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT KAKI GAJAH MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK USIA 0-36 BULAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (CF) Kunto Nashiruddin Ahmad ( ) 2

II. LANDASAN TEORI. Tabel 2. Persyaratan Kondisi Iklim dan Tanah yang Optimum untuk Kopi Robusta dan Arabika

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ALOPESIA PADA MANUSIA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. diagnosa penyakit pada Kanker Rahim dengan menggunakan metode certainty

DIAGNOSIS PENYAKIT KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS ANDROID PENDETEKSIAN DINI INFERTILISASI PADA WANITA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA KUCING DENGAN METODE CASE BASED REASONING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA

RANCANG BANGUN APLIKASI MOBILE UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT UMUM DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ANDROID

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistem berkembang sesuai dengan konteks di mana pengertian sistem itu

IMPLEMENTASI METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK PENENTUAN KEPASTIAN ATURAN PENYAKIT PADA ANAK

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.14 No.2 Hal , Mei-September 2014, ISSN

ANALISIS METODE SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS PENYAKIT DALAM DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. pencarian-pencarian materi pendukung yang penulis lakukan melalui internet. Seorang

APLIKASI SISTEM PAKAR TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA DYSPEPSIA DENGAN CERTAINTY FACTOR

Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-issn: Volume 2 Nomor 2, Juni 2014

Logika Proposisi. Pertemuan 2 (Chapter 10 Schaum, Set Theory) (Chapter 3/4 Schaum, Theory Logic)

DIAGNOSA PENYAKIT BOVINE EPHEMERAL FEVER (BEF) PADA TERNAK SAPI POTONG DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

SISTEM SISTEM PAKAR DIAGNOSA GIZI BURUK ANAK-ANAK DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS: PUSKESMAS BEJI KOTA BATU)

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME PADA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit dan Kelamin Dengan Metode Certainty Factor dan Fuzzy Logic

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Transkripsi:

Ketidakpastian dan Kaidah - Salah satu karakteristik umum dari suatu informasi yang tersedia untuk seorang pakar adalah ketidaksempurnaan. Informasi yang tersedia bisa jadi tidak lengkap, tidak konsisten, tidak tentu, dsb. Dengan keterbatasan informasi tersebut, seorang pakar dituntut dapat mengatasi kerusakan dengan membuat suatu pertimbangan benar sehingga menghasilkan keputusan yang tepat. - Sistem pakar harus mampu mengatasi ketidakpastian dan menggambarkan konklusi yang valid. - Ketidakpastian dalam sistem berbasis kaidah dapat berasal dari 3 hal berikut : 1. Kaidah Tunggal (individual rule) Kaidah tunggal dipengaruhi oleh 3 hal : kesalahan (error), probabilitas dan kombinasi premis. Kesalahan (error ) disebabkan antara lain oleh : a. Ambiguitas, yaitu sesuatu yang didefinisikan berlebihan b. Ketidaklengkapan data c. Kesalahan informasi d. Kesalahan pengukuran Probabilitas disebabkan oleh ketidakmampuan seorang pakar untuk merumuskan kaidah secara pasti. Pemberian nilai probabilitas yang menyatakan derajat kepercayaan dapat juga menyebabkan ketidakpastian. 2. Ketidaksesuaian Antarkaidah (incompatibility of rule) Ketidaksesuaian antarkaidah dapat disebabkan oleh : kontradiksi kaidah, subsumsi kaidah, redudansi kaidah, kehilangan kaidah dan penggabungan data. Kontradiksi kaidah Kontradiksi merupakan ketidaksesuaian konsekuen diantara dua kaidah yang bisa jadi disebabkan oleh anteseden yang kuran spesifik. Kaidah 1 : IF terdapat api THEN siramlah dengan air Kaidah 2 : IF terdapat api THEN jangan siram dengan air Interpretasi kaidah 1, jika bebar-benar terdapat api seperti terbakarnya kayu, maka akan dilakukan pemadaman dengan menyiramkan air. Sedangkan pada kaidah 2 memang terdapat api yang memang sengaja untuk melakukan pembakaran (mis. Memasak) yang tidak boleh disiram air. Subsumsi kaidah Subsumsi kaidah terjadi jika anteseden merupakan bagian dari kaidah yang lain. Kaidah 1 : IF E 1 THEN H Kaidah 2 : IF E 1 and E 2 THEN H - 1 -

Interpretasinya, jika E 1 yang muncul, maka tidak terdapat masalah karena kaidah 1 yang akan dijalankan, tetapi jika E 1 dan E 2 kedua-duanya muncul pada kaidah 1 dan kaidah 2, maka kedua-duanya akan sama-sama dijalankan sehingga konflik resolusi dibutuhkan. Redudansi kaidah Redudansi aturan adalah kaidah-kaidah yang mempunyai konsekuen dan evidence yang sama. Kaidah 1 : IF E 1 and E 2 THEN H Kaidah 2 : IF E 2 and E 1 THEN H Kehilangan kaidah Kehilangan aturan merupakan penyebab ketidaksesuaian antarkaidah yang terjadi jika seorang ahli lupa atau tidak sadar akan membuat kaidah. IF E 4 THEN H Penggabungan data (data fussion) Penggabungan data merujuk kepada ketidakpastian yang dihubungkan dengan perpaduan data dari tipe informasi yang berbeda. Kesemua tipe yang berbeda tersebut harus digabungkan untuk menjadikan mereka sebagai suatu informasi yang mendukung dan menjadi pertimbangan saat pengambilan keputusan akhir. Ddokter membuat diagnosis penyakit tidak hanya dari hasil pemeriksaan fisik, tetapi juga hasil laboratorium, riwayat penyakit pasien dsb. 3. Resolusi Konflik (conflict resolution) Resolusi konflik merupakan proses menyeleksi atau memilih kaidah yang ada jika terdapat lebih dari satu kaidah yang diaktivasi dan resolusi konflik disebabkan oleh interaksi antarkaidah. Beberapa metode untuk resolusi konflik : a. Memicu kaidah berdasarkan prioritas. b. Mempunyai kadiah yang mempunyai banyak premis yang harus dipenuhi. Metode ini dikenal dengan the longest matching strategy. c. Memilih kaidah yang paling banyak digunakan. d. Memilih kaidah yang palinga kahir ditambahkan pada sekumpulan kaidah. e. Memilih kaidah yang waktu eksekusinya paling singkat. f. Memilih semua kaidah dari sekumpulah kaidah yang ada. FAKTOR KEPASTIAN (CERTAINTY FACTOR) - Faktor kepastian merupakan cara dari penggabungan kepercayaan (belief) dan ketidapercayaan (unbelief) dalam bilangan yang tunggal. - Dalam certainty theory, data-data kualitatif direpresentasikan sebagai derajat keyakinan (degree of belief). - 2 -

- Tahapan dalam merepresentasikan data-data kualitatif : 1. kemampuan untuk mengekspresikan derajat keyakinan sesuai dengan metode yang sudah dibahas sebelumnya. 2. kemampuan untuk menempatkan dan mengkombinasikan derajat keyakinan tersebut dalam sistem pakar. - Dalam mengekspresikan derajat keyakinan digunakan suatu nilai yang disebut certain factor (CF) untuk engasumsikan derajat keyakianan seorang pakar terhadap suatu data. - Formulasi certain factor : CF[H,E] = MB[H,E] MD[H,E] Dimana : CF = Certain Factor (faktor kepastian) dalam hipotesis H yang dipengaruhi oleh fakta E MB = Measure of Belief (tingkat keyakinan), adalah ukuran kenaikan dari kepercayaan hipotesis H dipengaruhi oleh fakta E. MD = Measure of Disbelief (tingkat ketidakyakinan), adalah kenaikan dari ketidakpercayaan hipotesis H dipengaruhi fakta E. E = Evidence (peristiwa ataua fakta) - Penggabungan kepercayaan dan ketidakpercayaan dalam bilangan yang tunggal memiliki dua kegunaan, yaitu : 1. Faktor kepastian digunakan untuk tingkat hipotesis di dalam urutan kepentingan. jika seorang pasien mempunyai gejala tertentu yang mengindikasikan beberapa kemungkinan penyakit, maka penyakit dengan CF tertinggi menjadi urutan pertama dalam urutan pengujian. Ukuran kepercayaan dan ketidapercayaan didefinisikan dalam probabilitas sebagai berikut : 1 P(H) = 1 MB(H,E) = max[p(h E),P(H)]-P(H) lainnya max[1,0]-p(h) 1 P(H) = 0 MD(H,E) = max[p(h E),P(H)]-P(H) lainnya min [1,0]-P(H) - 3 -

Karakteristik dari MB, MD dan CF Karakteristik Nilai Jangkauan 0 MB 1 0 MD 1-1 CF 1 Hipotesis pasti benar MB = 1 P(H E) = 1 MD = 0 Hipotesis pasti salah P(H E) = 1 Kekurangan fakta P(H E) = P(H) CF = 1 MB = 0 MD = 1 CF = -1 MB = 0 MD = 0 CF = 0 Faktor kepastian (CF) menunjukkan jaringan kepercayaan dalam suatu hipotesis ayng berdasarkan pada beberapa fakta. CF Positif : mendukung hipotesis, karena MB > MD. CF=1 : fakta secara definisi membuktikan suatu hipotesis CF=0 : CF=MB-MD = 0, berarti tidak ada fakta MD=MB, berarti kepercayaan dihapus atau ditiadakan oleh ketidakpercayaan CF Negatif : fakta menandakan negasi dari hipotesis, karena MB < MD. Dengan kata lain menyatakan ketidakpercayaan terhadap hipotesis daripada mempercayainya. 2. Faktor kepastian memberikan seorang pakar untuk menyatakan kepercayaan tanpa menyatakan nilai ketidakpercayaan. Formulanya : CF(H,E) + CF(H,E) = 0 Berarti, fakta mendukung suatu hipotesis dan mengurangi dukungan terhadap negasi dari hipotesis dengan jumlah yang sama, sehingga jumlahnya selalu nol. Mahasiswa lulus jika mendapatkan nilai A untuk suatu mata kuliah. CF(H,E) = 0,70 CF(H,E) = -0,70 Seberapa kepercayaan Anda bahwa mendapatkan nilai A akan membantu Anda lulus? Jawab : saya pastikan 70% bahwa saya akan lulus jika saya memperoleh nilai A untuk mata kuliah ini. Seberapa ketidakpercayaan Anda bahwa mendapatkan nilai A akan membantu Anda lulus? - 4 -

Jawab : saya pastikan -70% bahwa saya tidak akan lulus jika saya memperoleh nilai A untuk mata kuliah ini PERHITUNGAN dengan FAKTOR KEPASTIAN - Definisi asli dari CF adalah : CF = MB MD - Tahun 1977 definisi asli tersebut diubah dalam MYCIN menjadi : CF = MB MD 1 min(mb, MD) - Aturan MYCIN untuk mengkombinasikan antecedent evidence dari ekspresi dasar Evidence E Ketidakpastian anteseden E 1 AND E 2 Min[CF(H,E 1 ),CF(H,E 2 )] E 1 AND E 2 Max[CF(H,E 1 ),CF(H,E 2 )] NOT E -CF(H,E) Diketahui ekspresi logika untuk penggabungan evicence E=(E1 AND E2 AND E3) OR (E4 AND NOT E5) Evidence E akan dihitung sebagai berikut : E = max [min(e1,e2,e3), min (E4,-E5)] Jika diketahui : E1 = 0.9 E2= 0.8 E3 = 0.3 E4 = -0.5 E5 = -0.4 Maka hasilnya : E = max [min(0.9;0.8;0.3), min (-0.5;(-0.4))] E = max[0.3;-0.5] - Rumus dasar untuk CF dari kaidah IF E THEN H adalah : CF(H,e) = CF(E,e) CF(H,E) Dimana : CF(E,e) : faktor kepastian dari fakta E membuat antecedent dari kaidah berdasarkan pada ketidakpastian fakta e CF(H,E) : faktor kepastian dalam hipotesa dengan asumsi bahwa fakta diketahui dengan pasti, bila CF(E,e)=1 CF(H,e) : faktor kepastian hipotesis yang didasarkanpada ketidakpastian fakta e. Jika semua fakta dalam antecedent diketahui dengan pasti rumus faktor kepastiannya menjadi : CF(H,e) = CF(E,e), karena CF (E,e) = 1 kaidah streptococcus (bakteri) IF 1. Zat warna dari organisme adalah gram positif AND 2. morfologi dari organisme adalah coccus AND 3. penyesuaian diri dari organisme adalah merantai - 5 -

THEN Ada bukti sugesstif (0.7) bahwa identifikasi dari organisme tersebut adalah streptococcus Dimana faktor kepastian dari hipotesis dengan kepastian fakta adalah CF(H,E) = CF(H, E 1 E 2 E 3 ) = 0.7 Dan disebut Attenuation factor. Attenuation factor didasarkan pada asumsi bahwa semua fakta E1, E2 dan E3 diketahui dengan pasti, yaitu : CF(E 1,e) = CF(E 2,e) = CF(E 3,e) = 1 Jika diasumsikan : CF(E 1,e) = 0.5 CF(E 2,e) = 0.6 CF(E 3,e) = 0.3 Maka CF(E,e) = CF(E 1 E 2 E 3,e) = 0.7 = min[cf(e 1,e), CF(E 2,e), CF(E 3,e)] = min[0.5;0.6;0.3] = 0.3 Sehingga CF(H,e) = CF(E,e) CF(H,e) = (0.3). (0.7) = 0.21 Karena CF dari antecedent CF(E,e) > 0.2; antecedent dinyatakan benar dan kaidah diaktifkan. - Jika ada kaidah lain termasuk dalam hipotesis yang sama tetapi berbeda dalam faktor kepastian, maka perhitungan faktor kepastian dari kaidah yang sama dihitung dari enggabungan fungsi untuk faktor kepastian yang didefinisikan sebagai berikut : CF 1 +CF 2 (1-CF 1 ) kedua-duanya > 0 CF combine (CF 1,CF 2 ) = CF 1 +CF 2 salah satu < 0 1-min( CF 1, CF 2 CF 1 +CF 2 (1-CF 1 ) kedua-duanya < 0 Dimana, CF combine digunakan bergantung pada apakah faktor kepastian positif atau negatif. Masih terkait dengan contoh sebelumnya. Jika terdapat kaidah lain termasuk dalam strptococcus dengan faktor kepastian CF 2 = 0.5, maka penggabungan kepastian menggunakan rumusan CF combine sebelumnya dan diperoleh : - 6 -

CF combine (0.21;-0.5) = 0.21+0.5(1-0.21) = 0.605 Anggaplah kaidah ketiga juga mempunyai konklusi yang sama, tetapi CF 3 = 0.4, maka dengan menggunakan rumus kedua dari CFcombine diperoleh : CF combine (0.605;-0.4) = 0.605 0.4 1 min( 0.605 - -0.4 = 0.205 1 0.4 = 0.34 Rumus CFcombine juga bersifat komutatif, yaitu : CFcombine(X,Y) = CFcombine(Y,X) Pohon kesimpulan CF dari dua kaidah denganh hipotesa sama didasarkan pada ketidakpastian fakta : H i p o te s a, H R u le 1 R u l e 2 C F1(H,e ) = C1(E F,e )C1(H F,E ) C F2(H,e ) = C2(E F,e )C2(H F,E ) A N D (m in ) O R (m a x ) N O T (-) A N D (m i n ) O R (m a x ) N O T (-) - 7 -