Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1 SD ke bawah , , ,69. 2 Sekolah Menengah Pertama , ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengangguran terutama pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan menjadi masalah nasional. Tidak hanya bidang sosial

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rencana siswa setalah lulus Jumlah Persentase (%) Manjadi Pegawai Berwirausaha 8 10 Melanjutkan sekolah Total

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EKSPLORASI MINAT BEKERJA, BERWIRAUSAHA, DAN MELANJUTKAN STUDI MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UPI

BAB I PENDAHULUAN. Angka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

sampel yang digunakan sebanyak 180 responden, dengan menggunakan teknik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Salah satunya adalah negara Indonesia. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Horne (Mulyasana, 2011, h. 5) menyatakan bahwa : peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan kejuruan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut David McClelland dalam bukunya The Achieving Society suatu

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai seorang calon sarjana maupun sarjana, mahasiswa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pelayanan kepada pelanggan dengan baik dan benar.

Transkripsi:

1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kelulusan perguruan tinggi di indonesia yang setiap tahun bertambah jumlahnya, tetapi tidak tahu hendak ke mana, karena lapangan pekerjaaan yang tidak memadai atau lapangan pekerjaan yang semakin sempit bahkan hilang. Pihak instansi dan swasta tidak bisa lagi diharapkan lagi keberadaannya, karena jumlah permintaan dan ditawarkannya dari tenaga kerja sudah tidak berimbang lagi jumlahnya. Menurut Hermina (2011:131) Meningkatnya jumlah pengangguran disebabkan lapangan pekerjaan yang sempit, selain itu banyak lulusan perguruan tinggi yang menganggur karena tingkat persaingan dalam melamar pekerjaan semakin tinggi kebanyakan lulusan dari perguruan tinggi berorientasi mencari pekerjaan terutama menjadi pegawai negri dan pegawai swasta bukan sebagai pencipta lapangan pekerjaan". Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja yang menganggur sebagian besar diciptakan oleh kelompok terdidik, dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2010 2012 Pendidikan Tertinggi No. yang Ditamatkan 1. Tidak/belum pernah sekolah 2010 (juta jiwa) 1 2010 (%) 2011 (juta jiwa) 2011 (%) 2012 (juta jiwa) 2012 (%) 157.586 3,81 190.370 3,56 82,411 3,69 2. Belum/tidak tamat SD 600.221 7,45 686,895 8,37 503,379 7,80 3. SD 1.402.858 11,90 1.120.090 10,66 1.449.508 10,34 4. Sekolah Menengah 1.661.449 11,87 1.890.755 10,43 1.701.294 5,51 Pertama 5. Sekolah Menengah Atas 2.149.123 12,78 2.042.629 7,16 1.832.109 7,50 6. Sekolah Menengah Kejuruan 1.195.192 11,92 1.032.317 8,02 1.041.265 6,95 7. Diploma I/II/III 443.222 7,14 244.687 6,56 196.780 6,32 8. Universitas 710.128 6,15 492.343 5,23 438.210 5,13 Jumlah 8.319.779 73,11 7.700.086 64,99 7.244.956 50,98 Sumber: www.bps.go.id

2 Menurut BPS, tingkat pengangguran terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Dari data Tabel 1.1 tersebut menunjukan bahwa pada tahun 2010 pengangguran terbuka lulusan Diploma I,II,III dan universitas lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak/belum sekolah, begitu pula pada tahun 2011 dan 2012. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi tidak menjamin untuk mendapatkan pekerjaan. Pengangguran intelektual ini tidak terlepas dari persoalan dunia pendidikan yang tidak mampu menghasilkan tenaga kerja berkualitas sesuai dengan tuntutan pasar kerja sehingga seringkali tenaga kerja terdidik kita kalah bersaing dengan tenaga kerja asing.fenomena ini lah yang sedang dialami oleh negara dimana tenaga kerja yang terdidik banyak yang menganggur. Wasty Soemanto (2002 :78) mengatakan bahwa : Satu-satunya perjuangan atau cara untuk mewujudkan manusia yang mempunyai moral, sikap, dan keterampilan wirausaha adalah dengan pendidikan. Dengan pendidikan, wawasan individu menjadi lebih percaya diri, bisa memilih dan mengambil keputusan yang tepat, meningkatkan kreativitas dan inovasi, membina moral, karakter, intelektual, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia yang lain sehingga akhirnya mampu berdiri sendiri. Ismangil (2005) juga mengatakan bahwa profesionalisme sebagai suatu elemen kewirausahaan yang berhasil hanya tumbuh dari hasil pelatihan, pengalaman, atau proses belajar tertentu dalam Muladi Wibowo (2011:6). Menurut (Eka Handriani, 2011:2) mengatakan bahwa pada kenyataannya pendidikan di perguruan tinggi masih rendah sehingga lulusan yang dihasilkannya pun rendah tidak sesuai kebutuhan dan tuntutan msayarakat. seharusnya setiap perguruan tinggi menetapkan atau mewajibkan adanya matakuliah kewirausahaan agar lulusannya memiliki pengtahuan kewirausahaan dan gagalnya pemerintah dalam mengembangkan jiwa entrepreuner pada mahasiswa yang masih aktif di perguruan tinggi, namun hal tersebut masih belum berhasil dilakukan oleh setiap perguruan tinggi. Dengan menerapkan mata kuliah kewirausahaan dalam

3 setiap kurikulumnya, faktanya tingkat pengetahuan kewirausahaan pada mahasiswa masih terbilang sangat rendah. Untuk memperkuat fakta tersebut, peneliti melakukan pra-penelitian. Dengan melakukan observasi berupa penyebaran angket yang diajukan kepada responden mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnisi (FPEB). Pernyataan yang diajukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata pengetahuan kewirausahaan pada mahasiswa UPI saat ini. Peneliti melakukan pra-penelitian tentang bagaimana gambaran pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnisi (FPEB). Berikut hasil pra-penelitian tentang pengetahuan kewirausahaan mahasiswa FPEB UPI: Tabel 1.2 Pernyataan dan Jawaban Kuesioner No PERTANYAAN SP P KP TP STP Jumlah 5 4 3 2 1 300 ST 1. Tingkat pemahaman akan konsep 30 152 30 10 1 223 T kewirausahaan setelah mengontrak matakuliah kewirausahaan 2. Tingkat pemahaman akan karakteristik dan peranan kewirausahaan 25 152 42 4-223 T Sumber: Pra Penelitian (data diolah) Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa pemahaman terhadap pengetahuan kewirausahaan mahasiswa FPEB tentang kewirausahaan sudah relatif tinggi memahami kewirausahaan. Tetapi yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini skor yang masih dicapai belum maksimal yaitu kategori skor 300 yang faktaknya kebanyakan dari mereka sudah lulus mengontrak matakuliah kewirausahaan di jurusannya masing-masing dengan mendapatkan nilai yang baik. Para mahasiswa pun seharusnya sudah dapat memahami pengetahuan kewirausahaan dengan baik. Menurut Suyadi (2002) Pengetahuan kewirausahaan diperoleh melalui proses belajar pengamatan dan berdasarkan pengalaman sebelumnya.

4 Pengetahuan kewirausahaan juga dapat diperoleh melalui kunjungan dan pengamatan langsung terhadap orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan. Menurut Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya Pendidikan kewirausahaan tidak hanya memberikan landasan teoritis mengenai konsep kewirausahaan tetapi membentuk sikap, perilaku, dan pola pikir (mindset) seorang wirausahawan (entrepreneur). Hal ini merupakan investasi modal manusia untuk mempersiapkan para mahasiswa dalam memulai bisnis baru melalui integrasi pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan penting untuk mengembangkan dan memperluas sebuah bisnis. Tetapi pada kenyataannya, sangat disayangkan bahwa hingga saat ini penumbuhkembangan kewirausahaan di kalangan mahasiswa di perguruan tinggi masih sangat rendah. Maka dari itu dengan mempelajari kewirausahaan dalam matakuliah itu sendiri akan memberikan manfaat untuk belajar memulai berwirausaha, saat ini matakuliah kewirausahaan di fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis diwajibkan untuk mengontrak matakuliah tersebut agar lulusannya tidak hanya untuk mencari kerja akan tetapi dengan pengalaman belajar tersebut mampu membuat lapangan pekerjaan dengan berwirausaha. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah tersebut dengan mengambil judul PENGARUH PENGALAMAN BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia )

5 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran pengalaman belajar kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan mahasiswa? 2. Bagaimana pengaruh pengalaman belajar kewirausahaan terhadap pengetahuan kewirausahaan? 1.3.Tujuan Penulisan Memacu dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui gambaran pengalaman belajar kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan. 2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman belajar kewirausahaan terhadap pengetahuan kewirausahaan. 1.4.Manfaat Penelitian Selain memiliki tujuan, dilakukannya penelitian ini memiliki manfaat dan keunggulan. Keunggulan dalam penelitian ada dua, yaitu keunggulan teoritis dan keunggulan praktis yaitu sebagai berikut : 1.4.1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan menjadi slah satu referensi untuk memperluas wawasan dan pengetahuan dalam hal ini matakuliah dan pengalaman pelatihan kewirausahaan sebagai sebagian dari pengaruh dari pembentukan pengetahuan kewirausahaan. 1.4.2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mempunyai keunggulan bagi beberapa pihak seperti dibawah ini :

6 1. Bagi Masyarakat Luas Sebagai salah satu sumber pengetahuan tentang faktor belajar kewirausahaan termasuk salah satu pembentuk keinginan berwirausaha, khususnya faktor mata kuliah kewirausahaan dan pelatihan kewirausahaan. 2. Bagi Universitas Para dosen dapat mengetahui pentingnya matakuliah dan pelatihan kewirausahaan, supaya lulusannya tidak mencari kerja akan tetapi dapat membuka lapangan pekerjaan. 3. Bagi Mahasiswa Sebagai salah satu referensi untuk memperluas maupun pembanding penelitian atau karya ilmiah, khususnya faktor pengalaman belajar kewirausahaan. 4. Bagi Penulis Menambah wawasan dalam hal kewirausahaan, mengetahui faktor pengalaman belajar kewirausahaan terhadap pengetahuan kewirausahaan. Dan mengetahui peranan matakuliah, praktek kuliah kerja wirausaha dan pelatihan kewirausahaan.