BAB I PENDAHULUAN. kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya. bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nendi Rohaendi,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. keluaran ( Output ) dengan kompetensi tertentu. Proses belajar dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka hadapi dalam sebuah teori common sense menyatakan bahwa,

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lebih lanjut. Salah satu bidang kajian yang dipelajari adalah matematika. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

YUNICA ANGGRAENI A

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TITIK ARIYANI HALIMAH A

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN 01 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB II MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN. intelektual siswa. Dalam lembaga formal proses reproduksi sistem nilai dan budaya

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menyentuh segala aspek kehidupan dan melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini, kemajuan dari suatu negara ditentukan dari tingginya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

KELAS IV SEMESTER 1 TUMBUHAN PENYUSUN : THERESIA DWI KURNIAWATI

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang dihadapi. Dalam proses pembelajaran, guru maupun siswa juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 14 61% Tuntas 9 39% Tidak Tuntas Jumlah % Nilai Rata-rata 64 Nilai Tertinggi 86 Nilai Terendah 52

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya. Hamalik (Jihad dan Haris, 2012: 15) mengatakan tujuan belajar adalah

BAB II KAJIAN TEORITIS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. faktor mempengaruhi keberhasilan pendidikan tanpa diketahui faktor

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

berkualitas adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup dan terampil dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Motivasi belajar matematika berkurang. Minat belajar merupakan

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Struktur Akar dan Fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan hidup, baik yang bersifat manual, mental maupun sosial. Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, UNY.

siswa yang memilih menyukai pelajaran fisika, sedangkan 21 siswa lagi lebih memilih pelajaran lain seperti bahasa Indonesia dan olahraga, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. siswa yang menganggap bahwa matematika itu sangat sulit dan membosankan. Padahal tidak semua anggapan mereka itu benar.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB 1 PENDAHULUAN. Prestasi Indonesia terutama dalam mata pelajaran matematika, masih rendah. Banyak data yang menukung opini ini, seperti:

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya tuntutan peningkatan kualitas lulusan SD untuk melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan dan menumbuhkan bakat, minat, dan penyesuaian diri dengan lingkungan membawa konsekuensi di bidang pendidikan, antara lain perubahan dari pendekatan pembelajaran yang mengajarkan mata pelajaran ke pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan adanya tuntutan tersebut maka kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan. Mata pelajaran IPA merupakan salah satu cabang ilmu yang fokus pengkajiannya adalah alam dan proses-proses di dalamnya. Dalam belajar IPA,s siswa dituntut untuk menguasai konsep-konsep dalam IPA serta menerapkan konsep dalam masalah sehari-hari. Pembelajaran IPA harus dapat membelajarkan siswa secara utuh yaitu pembelajaran yang meliputi pembelajaran sebagai produk, proses dan sikap. Untuk mencapai hal itu, maka peran guru dalam konteks pembelajaran menuntut perubahan mutlak diperlukan. Guru dituntut mempunyai kemampuan dalam merancang pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik IPA dan karakteristik siswa agar mencapai hasil yang maksimal.

2 Salah satu perubahan merancang pembelajaran itu adalah dalam penggunaan pendekatan pembelajaran di kelas. Guru mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran, guru harus mampu menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara aktif. Apabila guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat maka dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahaminya materi, dan dapat menyebabkan kemonotonan sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Karena penggunaan pendekatan yang kurang tepat itu mengakibatkan siswa tidak bisa menerapkan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari, tidak memiliki kepekaan terhadap lingkungannya serta siswa tidak memiliki minat terhadap teknologi. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kelas IV di SD Negeri 2 Padasuka (observasi pada bulan Agustus 2012) dalam pembelajaran IPA diperoleh hasil belajar pada materi bagian bagian tumbuhan yang selayaknya mencapai KKM yaitu 65, namun diperoleh hasil kurang memuaskan. Pencapaian nilai rata rata kelas yang diperoleh yaitu 57,74 dengan 9 orang siswa memperoleh nilai di atas KKM dan sisanya yaitu 26 orang siswa di bawah KKM. Selain itu, pembelajaran pun dinilai kurang interaktif. Hal ini terlihat dari kurang aktivitas guru dan para siswa dalam proses pembelajaran. Siswa cenderung pasif dan kemampuan guru terlihat belum maksimal dalam menggunakan pendekatan, dan sumber pembelajaran. Guru mengajar menggunakan pendekatan konvensional dengan pembelajaran berpusat pada

3 guru (teacher centered) dengan menggunakan sumber belajar berupa buku paket dan pendekatan yang digunakan oleh guru adalah ceramah. Dengan pembelajaran seperti itu mengakibatkan proses pembelajaran terasa monoton dan kurang menarik bagi siswa, serta kurangnya pemahaman siswa dikarenakan guru kurang mengaitkan konsep yang akan dipelajari dengan konsep awal yang dimiliki siswa. Dalam pembelajaran, guru tidak memanfaatkan benda konkrit atau benda-benda nyata yang telah dibawa siswa sehingga kurang membantu anak memahami materi dan ketercapaian hasil belajar anak pada indikator pembelajaran. Kecenderungan menggunakan pendekatan konvensional dan siswa hanya membaca buku teks yang dilanjutkan dengan pembahasan verbal tidak membuat siswa aktif membangun atau menggali pengetahuan dari guru ke siswa. Pembelajaran berpusat pada guru, ini terlihat pada pembelajaran yang tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi yang terkandung dalam materi yang diajarkan. Siswa dianggap sebagai obyek pengajaran yang duduk, diam serta mendengarkan guru tanpa memberikan tantangan pembelajaran sehingga akhirnya hasil pembelajaran dapat memberdayakan siswa yakni proses pembelajaran berlangsung yang alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Untuk itu perlu dicari pemecahan masalah dalam menentukan pembelajaran yang tepat. Dengan alasan tersebut, peneliti bermaksud mengadakan upaya perbaikan dengan menerapkan pendekatan kontekstual atau Contekstual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan kontekstual

4 dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa berperan aktif serta dapat mengeksplorasi materi yang diajarkan dan peran guru dalam pembelajaran pun tidak mendominasi hanya membimbing aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Dengan alasan tersebut maka penulis termotivasi untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas IV SDN 2 Padasuka Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan mengambil judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Konsep Bagian Daun Dan Fungsinya Melalui Pendekatan Kontekstual. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual Siswa di Kelas IV SDN 2 Padasuka Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Semester I Tahun Ajaran 2012/2013?. Agar penelitian ini lebih terarah maka permasalahan tersebut dijabarkan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual?

5 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual? C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut : Dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya di kelas IV SDN 2 Padasuka Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Semester I tahun ajaran 2012/2013 dapat meningkatkan hasil belajar. D. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran peningkatan hasil belajar IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual. Secara khusus penelitian ini bertujuan : 1. Memperoleh gambaran perencanaan pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual. 2. Memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual. 3. Memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual.

6 E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa Dengan pendekatan kontekstual ini, siswa dapat menemukan pengalaman dan mengembangkan pengetahuan awal yang dimilikinya, serta dapat meningkatkan hasil belajar IPA. 2. Bagi Guru Memperoleh gambaran strategi pembelajaran yang relevan sebagai alternatif pendekatan pembelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran terutama pada pembelajaran IPA serta meningkatkan pengembangan pengetahuan dan keterampilan dalam membimbing anak. 3. Bagi Pihak Sekolah Dapat dijadikan salah satu bahan masukan penggunaan pendekatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil belajar dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam perkembangan dan penyempurnaan program pengajaran IPA di sekolah. 4. Bagi Orang tua Dapat menginformasikan, memberikan gambaran dan pengayaan bagi orang tua dalam memberikan bimbingan belajar IPA kepada anak. 5. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan kontekstual serta dapat menambah wawasan dalam membuat karya ilmiah.

7 F. Definisi Operasional Sebelum dibahas permasalahan di atas, ada beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini yang perlu dijelaskan, dan dimaksudkan untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap pokok-pokok masalah yang hendak diteliti. Berikut adalah beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran identik dengan kata mengajar berasal dari kata dasar ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada mengetahui. Ditambah awalan pe dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar (KBBI), sedangkan IPA merupakan salah satu cabang ilmu yang fokus pengkajiannya adalah alam dan proses-proses di dalamnya. Jadi pembelajaran IPA di SD merupakan keterampilan proses yang di dalamnya terdapat ketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi yang dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA. 2. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

8 membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan. Pendekatan kontekstual dijadikan alternatif dalam pembelajaran IPA konsep bagian daun dan fungsinya karena pendekatan ini memberikan kesempatan pada siswa dalam berfikir, bernalar, memcahkan masalah, menanggapi, dan menerapkan konsep-konsep IPA dalam kehidupan seharihari sehingga diharapkan materi yang dipelajari akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) melibatkan tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (contructivisme), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). 3. Hasil Belajar Hasil belajar menurut Munawar (2009) adalah seseorang dikatakan telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar digunakan guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

9 4. Materi Daun dan Fungsinya Umumnya, tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Daun merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil atau zat hijau daun. Daun yang lengkap terdiri atas tiga bagian. Ada helaian daun, tangkai daun, dan pelepah daun. Sebagian tumbuhan mempunyai bagian daun tidak lengkap. Pada lembaran permukaan daun terdapat tulang atau urat daun. Tipe tulang daun ada empat macam, yaitu: a. Menyirip Tulang daun menyirip berbentuk seperti susunan sirip ikan, contohnya adalah daun mangga, daun jambu, daun nangka. b. Menjari Bentuk tulang daun menjari terdapat lebih dari satu tulang daun besar dan bentuk daunnya seperti susunan jari-jari tangan. Contohnya adalah daun pepaya dan daun jarak. c. Tulang Daun Melengkung Bentuk tulang daun melengkung seperti garis-garis lengkung dengan ujung-ujung tulang daun melengkung terlihat menyatu. Contohnya adalah daun sirih dan daun genjer. d. Tulang Daun Sejajar Bentuk tulang daun sejajar memiliki tulang daun berbentuk seperti garisgaris lurus yang sejajar mulai dari pangkal daun hingga ujung daun. Contohnya adalah tebu dan semua jenis daun rerumputan.

10 Secara umum fungsi daun sebagai berikut: a. Membuat makanan melalui proses fotosintesis b. Sebagai tempat pengeluaran air c. Menyerap karbondioksida (CO 2 ) dari udara d. Respirasi (pernapasan pada tumbuhan)