BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indri Ayu Lestari, 2015 ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTEK GENERAL CLEANING PUBLIC AREA SECTION DI EDOTEL SMKN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia berkembang dengan sangat

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang sangat besar dan mendasar, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK (GENERIK)

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dunia kerja. Di Indonesia begitu banyak orang-orang terpelajar atau. bangsa yang masih terpuruk, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tersebut dapat dirasakan dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tuntutan terhadap pendidikan berkualitas yang sekaligus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia ( SDM) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya bukan baru-baru ini saja terjadi. Fenomena pengangguran terdidik telah

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulkan banyak permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi menuntut adanya perkembangan pada pendidikan

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan fasilitas fisik, peningkatan mutu guru, dan perubahan kurikulum.

PENGUASAAN PENGETAHUAN PROSEDUR PEMBERSIHANAREA UMUM PADA MATA PELAJARAN TATA GRAHAOLEH PESERTA DIDIK SMKN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi pembelajaran memasuki era globalisasi tahun 2015, Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokratis. Oleh karena itu, kurikulum adalah alat yang sangat tepat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan tempat dimana peserta didik melakukan proses pembelajaran. dan dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan.

PENDAHULUAN. di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan. pendidikan berdasarkan hasil analisis kondisi lingkungan internal dan

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

Dr.Burhanuddin Tola, M.A. NIP i

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program SMK adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ISBN LAPORAN EKSEKUTIF

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

COVER Lembar penetapan Kata Pengantar Daftar Isi. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan. Visi dan Misi SMK Tujuan SMK ISI KTSP. Tujuan Program Keahlian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja.

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad 21, perekonomian ditandai dengan globalisasi ekonomi dimana negaranegara didunia menjadi satu kekuatan pasar. Indonesia sebagai negara yang menempati urutan ke 42 dalam persaingan global dari 57 negara yang diteliti berdasarkan The World Competitiveness Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional. Sedangkan pada cakupan yang lebih sempit, saat ini Indonesia merupakan anggota dari ASEAN FreeTrade Area (AFTA) dan ASEAN Free Labor Area (AFLA), dimana persaingan terjadi antar negara-negara ASEAN. Pada era AFTA dan AFLA tersebut salah satu titik perhatian adalah mengenai kesiapan sumber daya manusia (SDM), tak terkecuali di antaranya masalah kesiapan anak didik dalam rangka mempersiapkan terjun di lapangan pekerjaaan. Sejumlah pakar dan cendekiawan mengingatkan untuk mengimbangai kemajuan era AFTA yang dimulai sejak awal Januari 2003 tersebut diperlukan SDM yang betul-betul berkualitas, handal dan siap menghadapi persaingan bebas (Syamsuddin, 2002). Salah satu cara untuk dapat mengikuti persaingan internasional adalah dengan SDM berpendidikan. Kualitas SDM yang baik diharapkan dapat mengisi lapangan pekerjaan (demand) sesuai dengan keahliannya dan selanjutnya dapat memajukan negara. Namun kesempatan kerja yang terbatas telah membuat kompetisi semakin ketat antar pencari kerja sehingga seringkali mereka melamar dan menerima pekerjaan apa saja meskipun tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikannya. Pembangunan merupakan proses terus menerus untuk mencapai kesempurnan. Pembangunan di Indonesia mencakup berbagai sektor, salah satu diantaranya adalah sektor 1

2 pendidikan. Peranan sektor pendidikan sangat tinggi dalam mempersiapkan sumber daya, utamanya manusia. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk melangsungkan kehidupannya. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut, maka sudah selayaknya jika program pendidikan berorientasikan pada kebutuhan pasar kerja yang merupakan kebutuhan masyarakat luas. Karena salah satu indikator berkualitasnya lulusan dari suatu satuan pendidikan, jika dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat luas, dan kompeten (mampu) dalam menghadapi tantangan di era globalisasi. Tantangan menghadapi era globalisasi menuntut adanya kesiapan tenaga kerja yang memiliki kualifikasi yang kompeten. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menciptakan lulusan yang siap kerja dan bersaing di pasar tenaga kerja. Melalui pendidikan yang baik, akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang baik juga. Mewujudkan SDM yang tangguh sebagai modal pembangunan yang produktif adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebenarnya memiliki konsep sangat baik, dimana pelajar dididik untuk siap bekerja dan dibekali pula dengan kemandirian. Setneg (2010) menyatakan bahwa di satu pihak SMK diklaim menjadi salah satu solusi dalam mengurangi pengangguran yang berpendidikan. Namun, pihak lain menilai bahwa pola pembentukan SMK di Indonesia lebih berbasis pada kuantitas dan kurang memperhatikan mutu atau kualitasnya. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan suatu analisis terhadap kebijakan-kebijakan yang

3 dikeluarkan pemerintah untuk mengetahui dampaknya terhadap penyelarasan sistem pendidikan nasional dalam hal ini SMK sebagai supply side terhadap dunia industri sebagai demand side. Perhatian pemerintah akan perkembangan pendidikan nasional sangat membanggakan. Dari perubahan (perkembangan) kurikulum sampai terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yang diikuti oleh Peraturan Pemerintah (PP), dan diatur lebih dirinci dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas), adalah bentuk perhatian pemerintah dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan nasional. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dari kualitas lulusannya.untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tersebut diperlukan kebijakan pemerintah melalui penerapan standar pendidikan nasional (SNP) berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 yang di dalamnya mengatur standar guru, kurikulum, sarana dan prasarana. Pemerintah sangat menyadari bahwa kualitas suatu bangsa, akan sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya. Suatu bangsa dikatakan maju, jika tingkat pendidikan masyarakatnya juga maju (tinggi). Hal ini berarti bahwa sumber daya manusia (SDM) akan tinggi, jika pendidikannya juga tinggi. Karenanya diperlukan pembaruan dalam sistem pendidikan nasional. Saat ini SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menjadi pusat perhatian pemerintah. Sebagai bukti dari perhatian tersebut adalah bahwa saat ini pemerintah mengambil suatu kebijakan dimana jumlah SMK lebih banyak dari SMA. Pemerintah mempunyai harapan besar pada siswa (peserta didik) lulusan SMK. Karena SMK adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang menciptakan lulusan siap kerja dan siap bersaing di bursa (pasar) tenaga kerja. Terkait dengan hal tersebut diatas, perlu kiranya lebih mengenal tentang keberadaan SMK, serta kurikulumnya. Dalam kurikulum SMK, mata pelajaran yang diperoleh siswa sangat

4 banyak. Selain mempelajari normatif (agama, bahasa Indonesia, olah raga, PPKn, seni budaya) dan adaptif (IPA, matematika, bahasa Inggris, KKPI, kewirausahaan), siswa mendapat pelajaran yang sesuai dengan program keahliannya (produktif/kompetensi keahliannya). Oleh sebab itu lulusannya diharapkan dapat lebih mandiri. Dengan bekal kompetensi keahlian yang mereka miliki, seharusnyalah lulusan SMK dapat langsung bekerja (siap pakai). Tetapi kenyataannya tidak demikian, banyak siswa lulusan SMK yang tidak langsung bekerja, dengan berbagai latar belakang permasalahan. Sebagian dari mereka lebih memilih untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Mereka berharap dengan bekal pendidikan yang lebih tinggi, akan memperoleh apresiasi yang lebih baik. SMK mempunyai beberapa kelompok, yaitu kelompok teknik, bisnis dan manajemen, dan pariwisata. Setiap kelompok mempunyai beberapa program keahlian. Program keahlian yang ada pada SMK pariwisata antara lain adalah program keahlian akomodasi perhotelan, tata boga, tata busana, tata kecantikan rambut, tata kecantikan kulit. Jadi jika ada SMK mempunyai program keahlian tersebut, maka SMK tersebut tergolong pada kelompok SMK pariwisata. Program keahlian yang ada pada SMK bisnis dan manajemen antara lain adalah program keahlian akutansi, penjualan. Sedangkan program keahlian yang ada pada SMK teknik antara lain adalah program keahlian teknik otomotif, teknik komputer jaringan, teknik mesin. Beberapa tahun yang lalu, suatu SMK hanya masuk pada satu kelompok saja. Tetapi saat ini pemerintah mempunyai kebijakan baru yang berkaitan dengan program keahlian yang ada pada suatu SMK. Saat ini suatu SMK dapat membuka berbagai macam program keahlian yang dapat tergolong pada ketiga kelompok diatas, jika program keahlian yang ada pada SMK tersebut mencakup semua kelompok. Hal tersebut disesuaikan dengan animo masyarakat, dan permintaan atau

5 kebutuhan pasar kerja (dunia usaha dan dunia industri) sebagai konsumen yang akan menggunakan tenaga kerja lulusan SMK. Selain mendapatkan bekal pembelajaran di dalam sekolah melalui praktik dan teori, siswa SMK juga dibekali pembelajaran di luar sekolah dalam bentuk praktik kerja industri (prakerin). Prakein yang dimaksud adalah kebijakan yang harus dilalui oleh siswa SMK dengan terjun langsung di dunia industri agar dapat mempraktikkan keahlian sesuai dengan kompetensi yang mereka miliki. Dengan prakerin, mereka akan mengetrapkan ilmu kompetensi keahliannya di dunia usaha dunia industri (DUDI), serta menambah hal baru yang dapat menjadi bekal mereka nantinya. Utamanya saat mereka memasuki dunia kerja yang sebenarnya. Karenanya program pendidikan diharapkan berorientasi pada kebutuhan dunia kerja. Demikian pula produk yang dihasilkan dunia usaha dunia industri (DUDI) diharapkan pula sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas. Dengan demikian proses pelatihan akan memberi arti pada pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dengan kebijakan dari Dinas Pendidikan Nasional tentang pendekatan pendidikan dengan sistem prakerin sebagai pola utama penyelenggaraan kurikulum SMK, merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan agara lebih sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja ataupun kebutuhan masyarakat luas. Dalam buku teknik penyusunan KTSP dan silabus SMK yang diterbitkan oleh departemen pendidikan nasional (tahun 2008), disebutkan bahwa prakerin merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan kegiatan pembelajaran mata pelajaran kelompok program produktif. Kegiatan prakerin dirancang dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : (1) Prakerin bertujuan memberikan pengalaman kerja nyata bagi siswa dalam pembentukan kompetensi secara utuh dan lebih bermakna, terutama pembentukan sikap

6 (etos) kerja sesuai dengan tuntutan kebutuhan di lapangan, (2) Waktu pelaksanaan prakerin, dialokasikan dari waktu yang tersedia pada mata pelajaran kompetensi kejuruan, dengan ketentuan empat jam di industri setara dengan satu jam tatap muka yang terstuktur dalam kurikulum, (3) Kegiatan prakerin sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran juga dimanfaatkan sebagai bagian dari penilaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik, (4) Ketersediaan sarana dan prasarana / sumber daya yang dimiliki sekolah untuk mendukung proses pencapaian kompetensi lulusan sesuai dengan standar komptensi yang berlaku, (5) Prakerin dapat dikerjakan secara bertahap untuk setiap standar kompetensi dan atau di blok dalam satuan waktu tertentu, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing kompetensi keahlian dan kondisi tempat prakerin. SMK Negeri 3 Malang adalah sekolah kejuruan pertama yang ada di kota Malang, baik sebagai kelompok pariwisata maupun sebagai sekolah kejuruan pada umumnya. Program keahlian yang ada di SMK N 3 awalnya hanya meliputi tata boga dan tata busana. Namun seiring dengan berjalannya waktu, saat ini SMK N 3 Malang mempunyai 6 program keahlian, yaitu tata boga, tata busana, akomodasi perhotelan, tata kecantikan rambut, tata kecantikan kulit, dan jurusan yang terbaru adalah teknik komputer jaringan (2009-2010). Kebijakan prakerin yang ada di SMK N 3 Malang, untuk masing-masing jurusan berbeda dalam pelaksanaannya. Perbedaan tersebut sesuai dengan kesepakatan dan kebutuhan DUDI. Total waktu prakerin yang harus dilaksanakan adalah enam bulan.tetapi sebelum pelaksanakan prakerin yang sesungguhnya, saat di kelas X para siswa telah dilatih di unit-unit produksi yang ada di SMK N 3 Malang secara bergiliran. Untuk latihan prakerin ini setiap kelas diambil dua siswa setiap harinya. Bagi siswa program keahlian tata boga dapat berlatih di pastry dan kafe. Siswa program keahlian akomodasi perhotelan berlatih di laoundry dan hotel.

7 Sedangkan siswa program keahlian tata busana berlatih di sanggar busana. Bagi siswa program keahlian tata kecantikan berlatih di sanggar kecantikan. Selain sebagai tempat berlatih sebelum pelaksanaan prakerin yang sesungguhnya, unitunit produksi yang ada di SMK N 3 juga digunakan sebagai tempat prakerin bagi siswa. Terutama bagi siswa yang bermasalah di tempat prakerin sebelumnya, atau karena adanya permintaan dari pihak orang tua. Masalah-masalah yang sering timbul antara lain karena siswa tersebut tidak disiplin, membolos, atau sikap-sikap lain yang termasuk dalam katagori tersebut. Sedangkan permintaan orang tua, lebih dikarenakan agar tempat prakerin bagi anakny dekat dengan lokasi tempat tinggalnya, atau untuk memudahkan orang tua dalam memantauan anak tersebut. Mereka akan melaksanakan prakerin selama 6 bulan ditempat tersebut. Hal tersebut peneliti ketahui berdasarkan observasi, studi dokumentasi, hasil penelitian yang terdahulu, dan keterangan-keterangan yang berhasil peneliti himpun dari para informan. Pelaksanakan prakerin bagi siswa SMK mutlak dan wajib dilaksanakan. Jika ada siswa yang tidak melaksanakan prakerin dengan baik dan tidak bertanggung jawab, dapat mengakibatkan mereka tidak berhasil untuk lanjut pada jenjang berikutnya. Karena nilai prakerin yang siswa dapatkan menjadi salah satu pertimbangan bisa atau tidaknya siswa tersebut untuk lanjut ke jenjang berikutnya. Dalam hal ini siswa wajib memenuhi aturan-aturan yang ada di industri tempat siswa tersebut melaksanakan prakerin. Siswa tidak boleh datang terlambat, tidak boleh membolos, ataupun melakukan indisipliner lainnya. Pada umumnya aturan-aturan yang ada di industri tidak asing lagi bagi siswa, karena tidak jauh berbeda dengan aturan-aturan yang ada di sekolah. Tapi kenyataannya menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mariam (2005), bahwa kualitas tamatan pendidikan, terutama pendidikan menengah kejuruan belum

8 memenuhi kebutuhan standar dunia usaha atau dunia industri. Hal ini dikarenakan SMK belum mampu menyediakan tenaga kerja terampil di masyarakat. Kekurang mampuan pendidikan menengah kejuruan dalam menyediakan SDM yang berkualitas ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain dari cara siswa melaksanakan prakerin yang kurang bersungguh-sungguh. Dengan kompetensi keahlian yang telah mereka dapatkan dari sekolah, diharapkan mereka mampu melaksanakan prakerin dengan baik dan bertanggung jawab. Agar kualitas tamatan SMK dapat memenuhi kebutuhan standar DUDI, maka SMK harus mampu menyediakan tenaga kerja terampil di masyarakat. Artinya SMK harus mampu menyediakan SDM yang berkualitas. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah implementasi kebijakan praktek kerja industri (Prakerin) bagi siswa SMKN 3 Malang? 2. Faktor-faktor apakah yang mendukung implementasi kebijakan Prakerin bagi siswa? 3. Faktor-faktor apakah yang menjadi kendala implementasi kebijakan Prakerin bagi siswa? 4. Apakah dampak prakerin bagi peningkatan kualitas keterampilan siswa? 5. Apakah strategi dan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas keterampilan bagi siswa SMKN 3 Malang? 1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut : 1. Implementasi prakerin bagi siswa.

9 2. Faktor-faktor yang mendukung implementasi kebijakan prakerin bagi siswa. 3. Faktor-faktor yang menjadi kendala implementasi kebijakan prakerin bagi siswa. 4. Dampak prakerin bagi peningkatan kualitas keterampilan siswa. 5. Strategi dan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas keterampilan bagi siswa. 1.4 Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian dapat bermanfaat sebagai berikut : Secara Teoritis : 1. Menjadi pertimbangan bagi pelaksanaan prakerin di masa mendatang 2. Menjadi bahan untuk mengembangkan kerjasama yang lebih baik antara pihak sekolah dengan pihak DUDI 3. Menambah wawasan dan informasi bagi penelitian di masa mendatang Secara Praktis : 1. Membantu steak holder dalam mengarahkan siswa yang prakerin, agar diperoleh suatu sikap yang bertanggung jawab. 2. Membantu mengarahkan proses pembelajaran di SMK, agar sesuai dengan kondisi dan kompetensi yang dibutuhkan oleh daerah ataupun DUDI 3. Sebagai bahan acuan dalam menciptakan lulusan yang berkualitas dan kompeten dalam upaya mengurangi pengangguran. 1.5 Penegasan Istilah 1. Implementasi kebijakan adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu kebijakan

10 2. Praktik kerja industri adalah kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh siswa selama 6 bulan berada di luar sekolah, sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi ke jenjang berikutnya. 3. Kualitas keterampilan siswa adalah kemampuan (mutu) siswa yang berkaitan dengan kemandirian, memiliki daya saing, keuletan, keberanian memecahkan masalah, keberanian menghadapi realitas, rajin, pekerja keras, dan memiliki disiplin yang tinggi dalam mengaplikasikan kompetensi yang mereka peroleh. 4. Strategi adalah langkah-langkah atau cara yang diambil untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 5. DUDI adalah singkatan dari dunia usaha/dunia industri yang merupakan mitra sejajar bagi sekolah kejuruan, untuk dijadikan sebagai tempat praktik kerja industri siswa, agar mengenal lebih dini dunia kerjanya kelak, setelah tamat dari pendidikan. Hal tersebut sesuai dan mengacu pada tujuan keberadaan pendidikan menengah yang tercantum pada Peraturan Pemerintah No.29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah,yaitu : 1. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. 2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya.