PERKEMBANGAN PIDANA DENDA DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
RELEVANSI PIDANA KERJA SOSIAL DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA

PENANGGULANGAN PERDAGANGAN ORANG DALAM (INSIDER TRADING) DI BIDANG PASAR MODAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

PIDANA PENGAWASAN DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA. Oleh : I Made Ardian Prima Putra Marwanto

PIDANA KERJA SOSIAL DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN PEMIDANAAN DI INDONESIA

KEBIJAKAN LEGISLATIF DALAM HAL PENGATURAN ALTERNATIF PIDANA PENGGANTI DENDA YANG TIDAK DIBAYAR

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI DALAM KUHP SEBAGAI UPAYA KESELARASAN SISTEM PEMIDANAAN ATURAN HUKUM DENGAN UNDANG UNDANG KHUSUS DI LUAR KUHP

ANALISIS MENGENAI SINGKRONISASI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SEBAGAI PENGGANTI PIDANA PENJARA

BAB III PENUTUP. Berdasarkan analisa kasus diatas dapat disimpulkan bahwa ada. keterkaitan antara jumlah kerugian negara dengan berat ringannya pidana

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PEMIDANAAN ANAK DI BAWAH UMUR

IMPLEMENTASI HUKUMAN SEUMUR HIDUP DALAM PRAKTIK DI INDONESIA MENURUT KUHP 1 Oleh : Fitrawaty U. Husain 2

Pandecta. Kebijakan Pidana Denda di KUHP dalam Sistem Pemidanaan Indonesia

PROSPEK PIDANA KERJA SOSIAL DI INDONESIA

POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU KUHP. Prof. Dr. Enny Nurbaningsih, S.H.,M.Hum. Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Jalan, Bagian Jalan, & Pengelompokan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. Pidana yang berupa pembayaran sejumlah uang dinamakan pidana denda. Kedua

PIDANA PENJARA TERBATAS : SEBUAH GAGASAN DAN REORIENTASI TERHADAP KEBIJAKAN FORMULASI JENIS SANKSI HUKUM PIDANA DI INDONESIA

PIDANA DENDA DALAM PEMIDANAAN SERTA PROSPEK PERUMUSANNYA DALAM RANCANGAN KUHP 1 Oleh : Selfina Susim 2

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU SODOMI TERHADAP KORBAN YANG TELAH CUKUP UMUR

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PEMALSUAN IJAZAH

SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMBANTU KEJAHATAN TERHADAP NYAWA

TINDAK PIDANA ASUSILA TERHADAP HEWAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

BAB III PIDANA DAN PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi yang Dimuat

UNSUR MELAWAN HUKUM DALAM PASAL 362 KUHP TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN

KEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN PIDANA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP)

KEBIJAKAN DALAM PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PELACURAN SESUAI DENGAN PERDA KOTA DENPASAR NO. 2 TAHUN

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENGATUR LALU LINTAS UDARA DALAM HAL TERJADINYA KECELAKAAN PESAWAT UDARA

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan

ANALISIS HUKUMAN KEBIRI UNTUK PELAKU KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DITINJAU DARI PEMIDANAAN DI INDONESIA

UPAYA DIVERSI DALAM PROSES PERADILAN ANAK

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA MUTILASI

I. PENDAHULUAN. terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai

I. PENDAHULUAN. Pidana penjara termasuk salah satu jenis pidana yang kurang disukai, karena

PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA MELARIKAN WANITA YANG BELUM CUKUP UMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pidana Penjara Seumur Hidup (selanjutnya disebut pidana seumur hidup)

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan republik indonesia memproklamasikan kemerdekaannya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi dan Subjek Hukum Tindak Pidana

PENGATURAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN DALAM UNDANG-UNDANG KEPABEANAN

ANALISIS KEBIJAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2004)

REORIENTASI KEBIJAKAN FORMULASI SANKSI PIDANA PENJARA TERHADAP PEREMPUAN PELAKU TINDAK PIDANA DALAM RANCANGAN KUHP (RKUHP)

Bab IX : Sumpah Palsu Dan Keterangan Palsu

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

PENJATUHAN HUKUMAN UNTUK PELAKU TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN HEWAN

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI SANKSI PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK MELALUI MEDIA SOSIAL

Oleh. I Gusti Ngurah Bayu Pradiva I Gusti Agung Mas Rwa Jayantiari Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB III ZINA LAJANG DALAM PERSPEKTIF RKUHP (RKUHP) Tahun 2012 Bagian Keempat tentang Zina dan Perbuatan

SANKSI PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (HUMAN TRAFFICKING) DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang sekarang diberlakukan di

Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

Sistem Pidana dan Tindakan Double Track System Dalam Hukum Pidana di. Indonesia. Gita Santika Ramadhani, Barda Nawawi Arief, Purwoto*)

ULJ 2 (1) (2013) UNNES LAW JOURNAL.

PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pidana bersyarat merupakan suatu sistem pidana di dalam hukum pidana yang

Kebijakan Kriminal, Penyalahgunaan BBM Bersubsidi 36

BAB II PANDANGAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENERAPAN PIDANA DENDA PADA PELANGGARAN LALU LINTAS

KONTROVERSI LANDASAN PENGHAPUSAN PIDANA MATI DALAM RUU KUHP NASIONAL. oleh

Oleh: R.Caesalino Wahyu Putra IGN.Parikesit Widiatedja Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

PENGGUNAAN HUKUM PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU

PENERAPAN SANKSI YANG BERKEADILAN TERHADAP ANAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BALITA SEBAGAI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI TINJAU DARI ASPEK VIKTIMOLOGI

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

PERBANDINGAN PENGATURAN PIDANA DENDA DI DALAM KUHP DAN TINDAK PIDANA DI LUAR KUHP. Oleh : Diana Tri Iriani ABSTRAK

Oleh : I Putu Sabda Wibawa I Dewa Gede Palguna Program Kekhususan: Hukum Pemerintahan, Universitas Udayana

BENTUK GANTI KERUGIAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERKOSAAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF VIKTIMOLOGI

TINDAK PIDANA MUTILASI DALAM PERSPEKTIF KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP)

ANALISIS MENGENAI PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU PERZINAHAN DALAM PERSPEKTIF KUHP

I. PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang sudah lumrah dilakukan oleh pembentuk Peraturan

MERGER PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI HUKUM PERSAINGAN USAHA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pertanggungjawaban pidana dalam hukum pidana positif saat ini

STATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK DIBERIKAN BUKU PANDUAN DAN BUKU SERVIS OLEH DEALER

UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOBA YANG DILAKUKAN OLEH WARGA NEGARA ASING

PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK (SUATU KAJIAN TERDAPAT PASAL 310 KUHP)

BAB I PENDAHULUAN. resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Secara yuridis formal pemberlakuan hukum pidana Belanda di Indonesia didasarkan

I. PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun seluruh manusia Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penegakan Hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide kepastian

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PENERAPAN SANKSI PIDANA PERUNDANG-UNDANGAN DI LUAR KODIFIKASI HUKUM PIDANA DALAM PENYELESAIAN KONFLIK PERTANAHAN

Kejahatan merupakan bayang-bayang peradaban manusia, bahkan lebih maju dari peradaban

I. PENDAHULUAN. nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan

I. PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Pemidanaan

SUATU TINJAUAN TENTANG PIDANA DENDA DALAM HUKUM PIDANA POSITIF INDONESIA DAN RANCANGAN KUHP. Oleh : Ferdricka Nggeboe

Lex Crimen Vol. IV/No. 5/Juli/2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK

Kata Kunci: pidana seumur hidup, tujuan pemidanaan, pemasyarakatan.

TINJAUAN YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PROSTITUSI SECARA ONLINE BERDASARKAN PERSPEKTIF CYBER CRIME

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENGATURAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI INDONESIA JURNAL ILMIAH

ANALISA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI DOKTER TERHADAP KASUS EUTHANASIA DITINJAU DARI KUHP YANG BERTENTANGAN DENGAN HAK ASASI MANUSIA

USU Law Journal, Vol.2.No.3 (Desember 2014)

PELAKSANAAN PERADILAN ANAK DALAM TINDAK PIDANA PENCURIAN ( STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR) Oleh WINDU ADININGSIH

PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMALSUAN DAN PENGEDARAN UANG PALSU SKRIPSI

ANALISA YURIDIS PEMIDANAAN PADA TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR (STUDI KASUS PUTUSAN NO.85/PID.SUS/2014/PN.DPS.

AKIBAT HUKUM ADANYA MISLEADING INFORMATION PADA PROSPEKTUS DI TINJAU DARI HUKUM PASAR MODAL

KRIMINALISASI TERHADAP PERBUATAN SPAMMING MELALUI MEDIA SOSIAL DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TETANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

TINJAUAN YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP LEMBAGA PENYIARAN YANG MENYIARKAN KONTEN PORNOGRAFI

PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN

PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA

Transkripsi:

PERKEMBANGAN PIDANA DENDA DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA INDONESIA Oleh : Bagus Surya Darma Marwanto Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT : Criminal fines are one of criminal types listed in the draft national Penal Code. In order to reform the Criminal Code currently in forced will be retained as an alternative sanction of imprisonment that is said to be deprivation of freedom. This method used in this research is a normative legal research methods by comparing between secondary legal materials comparison and the Criminal Code (WvS) with Draft Penal Code of 2013 and other legal materials, to determine the Criminal fine formulation composed with the objective of sentencing in the draft of Indonesian new Penal Code. Criminal fines are categorized in the determination of the amount of fines by using the special minimum threshold and general minimum.the existence of a person sentenced to criminal fines are not deprived of social life, in accordance with the purpose of punishment which is based on the interests of the community, so that criminal fines can fulfill the basic aspects and relevant sentencing objectives established as one type of crime (principal) in the Indonesian criminal law reform. Key Words: Criminal fines, Alternative Sanctions, Law Reform. ABSTRAK : Pidana denda adalah jenis pidana yang tercantum didalam Rancangan KUHP Nasional. Dalam upaya pembaharuan KUHP yang saat ini berlaku tetap dipertahankan sebagai sanksi alternatif dari pidana penjara yang dikatakan sebagai perampasan kemerdekaan. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif karena mempergunakan perbandingan bahan hukum sekunder antara KUHP (WvS) dengan Rancangan KUHP 2013 dan bahan hukum lainnya, untuk mengetahui formulasi pidana denda dengan tujuan pemidanaan yang dirumuskan dalam Rancangan KUHP baru Indonesia. Pidana denda dikategorikan dalam penentuan jumlah ancaman denda dengan mempergunakan batas minimum khusus dan minimum umum. Adanya pidana denda seorang terpidana tidak tercabut dari kehidupan sosialnya, sesuai dengan tujuan pemidanaan yang berlandaskan kepentingan masyarakat, sehingga pidana denda dapat memenuhi aspek pokok tujuan pemidanaan dan relevan ditetapkan sebagai salah satu jenis pidana (pokok) dalam pembaharuan hukum pidana Indonesia. Kata Kunci : Pidana Denda, Sanksi Alternatif, Pembaharuan Hukum. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dalam upaya pembaharuan hukum pidananya, dalam formulasi Konsep Rancangan KUHP 2013 tetap mempertahankan pidana penjara serta tetap pula mempertahankan bentuk sanksi alternatif (alternatif sanction) yaitu pidana denda 1

sebagai salah satu pidana pokok. Pencantuman pidana denda ini sebagai alternatif dari pidana perampasan kemerdekaan khususnya pidana penjara jangka pendek. Konsep Rancangan KUHP 2013 disusun bertolak pada 3 (tiga) materi atau substansi atau masalah pokok dalam hukum pidana, yaitu masalah tindak pidana, masalah kesalahan atau pertanggungjawaban pidana, dan masalah pidana dan pemidanaan. 1 Ketidakefektifan pidana penjara khususnya bagi narapidana yang melakukan tindak pidana ringan dan dengan pidana kurang dari enam bulan, pidana penjara dirasakan kurang tepat kalau dilihat dari tujuan pemasyarakatan yang berfungsi sebagai lembaga pembinaan dan perbaikan, dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana. Dalam perkembangannya pidana denda tidak saja mengenai penggunaan pidana dalam penjatuhan pidana, akan tetapi juga mengenai besarnya minimum dan maksimum denda. Penyebab perkembangan pidana denda antara lain disebabkan oleh membaiknya secara tajam tingkat kesejahteraan masyarakat dibidang materiil, kemampuan finansial pada semua golongan masyarakat. Sebagai akibat membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat membawa akibat terhadap perubahan watak (karakter) dari kriminalitas. 2 Dikarenakan jumlah pidana denda baik dalam KUHP maupun dalam ketentuanketentuan pidana lainnya yang dikeluarkan sebelum tanggal 17 Agustus 1945 tidak sesuai dengan tindak pidana yang dilakukan, berhubung ancaman pidana itu sekarang menjadi terlalu ringan jika dibandingkan dengan nilai mata uang waktu kini. Sehingga jumlah-jumlah tersebut perlu diperbesar atau dipertinggi. 1.2 Tujuan Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk, mengetahui kebijakan formulasi pidana denda dalam Rancangan KUHP serta mengetahui relevansi pidana denda dalam pembaharuan hukum pidana Indonesia. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode 1 Barda Nawawi Arief, 2008, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru, Kencana, Jakarta, h.73 2 Niniek suparni, 2007, Eksistensi Pidana Denda Dalam Sistem Pidana dan Pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta, h.47 2

Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode penelitian hukum normatif yaitu dengan menggunakan landasan teoritis, jenis pendekatan perundang-undangan, fakta, analisis konsep hukum, serta perbandingan. Bahan hukum sekunder yang digunakan KUHP (WvS ) dan Rancangan KUHP 2013 serta bahan hukum yang lain guna menentukan relevansinya dengan menganalisis secara deskriptif, evaluatif, dan argumentatif. 3 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Kebijakan Formulasi Pidana Denda dalam Rancangan KUHP Pidana denda merupakan salah satu jenis pidana yang tercantum dalam rancangan KUHP Nasional. Dengan penggunaan model kategorisasi dimaksudkan untuk mempermudah diadakannya perubahan perundang-undangan yang menyangkut besar ancaman pidana denda, mengikuti angka perkembangan perekonomian. 4 Konsep Rancangan KUHP 2013, pidana denda ini diatur dalam Pasal 80 sampai dengan Pasal 85. Dalam Pasal 80 Rancangan KUHP 2013 menyatakan : a. Pidana denda yang berupa sejumlah uang wajib dibayar oleh terpidana berdasarkan putusan pengadilan. b. Jika tidak ditentukan minimum khusus maka pidana paling sedikit Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah) c. Pidana denda yang paling banyak ditetapkan berdasarkan kategori, -Kategori I Rp. 6.000.000,00 (enam juta rupiah) -Kategori II Rp. 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) -Kategori III Rp. 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) -Kategori IV Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) -Kategori V Rp. 1.200.000.000,00 (satu miliar dua ratus juta rupiah) -Kategori VI Rp. 12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah) Perumusan secara kategoris dimaksudkan untuk memperoleh pola yang jelas tentang maksimum denda yang dicantumkan untuk berbagai tindak pidana dalam penyesuaiannya, apabila terjadi perubahan ekonomi dan moneter. 3 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Ti njauan Singkat), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.13 4 Syaiful Bakhri, 2009, Perkembangan Stelsel Pidana Indonesia, Total Media, Yogyakarta, h.133 3

d. Pidana denda korporasi dijatuhkan lebih berat dari pada orang perseorangan, mengingat pidana pokok yang dapat dijatuhkan pada korporasi hanya pidana denda. e. Pidana denda untuk korporasi diancam pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun yang pidana dendanya dikategori V dan paling sedikit pidana denda kategori IV, sedangkan pidana mati, penjara seumur hidup atau pidana paling lama 20 (dua puluh) tahun pidana kategori VI. 3.2.1 Relevansi Pidana Denda dalam Pembaharuan Hukum Pidana Sehubungan dengan masalah pidana sebagai sarana untuk mencapai tujuan pemidanaan dalam sistem hukum pidana Indonesia belum dirumuskan secara formal di dalam undang-undang, maka tolok ukur yang dipakai untuk menilai relevansi pidana denda lebih bersifat teoritis, dalam batasannya yang bersifat prediktif, ketika pidana denda dikaitkan dengan tujuan pemidanaan yang dirumuskan dalam Rancangan KUHP baru Indonesia sebagai bentuk pembaharuan hukum Indonesia, sehingga pidana denda dapat memenuhi aspek pokok tujuan pemidanaan dan relevan ditetapkan sebagai salah satu jenis pidana (pokok) dalam pembaharuan hukum pidana Indonesia. 1. Aspek perlindungan masyarakat Efektifitas Penerapan pidana terkait kepentingan masyarakat, Menurt Johannes andenaes, ada tiga bentuk pengaruh dalam pengertian general prevention, yaitu; a. Pengaruh pencegahan b. Pengaruh untuk memperkuat larangan-larangan moral c. Pengaruh untuk mendorong kebiasaan perbuatan patuh pada hukum. Berbeda dengan pidana penjara jangka atau pidana perampasan kemerdekaan, pengenaan pidana denda pengenaan pidana denda hampir tidak menyebabkan stigmatisasi yaitu terpidana tidak dicabut dari lingkungan keluarga maupun kehidupan sosialnya. 2. Aspek perlindungan terhadap individu atau pelaku tindak pidana Kebijakan tentang pidana denda dilihat dari aspek ini merupakan implementasi falsafah pembinaan (treatment philosophi), yang lebih menitikberatkan pada perbaikan sipelaku menjadi orang baik (prevensi khusus). 4

Menurut zemring teori prevensi khusus adalah agar pelaku tidak melakukan perbuatannya kembali. Pidana digunakan sebagai sarana pencegahan agar tindak pidana tidak lakukan oleh orang yang sama dikemudian hari. Dengan demikian bahwa aspek yang termasuk individualisasi pidana ini juga bersifat sangat relevan terhadap pengenaan pidana denda. 5 III. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang sudah dipaparkan terlebih dahulu diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kebijakan formulasi pidana denda dalam Rancangan KUHP tertuang dalam Pasal 80 sampai dengan Pasal 85 konsep Rancangan KUHP 2013, dan dalam rancangan KUHP 2013 tersebut pidana denda masih termasuk dalam salah satu jenis pidana pokok, serta penentuan jumlah ancaman pidana denda digunakan batas minimum khusus dan minimum umum. 2. Pidana denda sesuai dengan tujuan pemidanaan yang berlandaskan kepentingan masyarakat. Dengan pidana denda terpidana tidak tercabut dari kehidupan sosialnya. Maka dari itu pidana denda sangat relevan dalam pembaharuan hukum pidana. DAFTAR PUSTAKA Buku Arief, Barda Nawawi, 2008, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP baru, Kencana, Jakarta. Bakhri, Syaiful, 2009, Perkembangan Stelsel Pidana Indonesia, Total Media, Yogyakarta Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suparni, Niniek, 2007, Eksistensi Pidana Denda Dalam Sistem Pidana dan Penidanaan, Sinar Grafika, Jakarta. Widodo, 2009, Sistem Pemidanaan dalam Cyber Crime, Laksbang Mediatama, Yogyakarta. Undang-undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Tahun 2013 h.74 5 Widodo, 2009, Sistem Pemidanaan dalam Cyber Crime, Laksbang Mediatama, Yogyakarta, 5