BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh perkembangan pasar modal, maka saham telah menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. dananya, baik dalam bentuk saham, deposito, atau dalam bentuk investasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. modal menfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan

PENGARUH CURRENT RATIO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama 10 tahun terakhir pasar modal di Indonesia telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahwa disamping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternatif sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi pasar modal memiliki peran yang sangat penting

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syari ah menimbulkan sikap optimis meningkatnya gairah investasi

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang besar bagi pihak-pihak yang bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana dapat mengeluarkan surat berharga yang akan. diperjualbelikan di pasar modal sehingga mereka dapat memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. berharga yang berjangka panjang seperti saham, obligasi, waran, dan right

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Inggrid Tan, Bisnis dan Investasi Sistem Syariah, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2009,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia semakin lama semakin berkembang pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kata return berasal dari bahasa Inggris yang berarti keuntungan, laba,

BAB I PENDAHULUAN. negara tentunya memerlukan dana, salah satu altenatif yang dapat digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal modal merupakan tempat di mana saham maupun surat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

) DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini jika berbicara mengenai investasi tentu kita akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pasar modal Indonesia merupakan pasar modal yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. saham yang ada di BEI, Jakarta Islamic Index (JII) adalah satu-satunya yang. beroperasi berdasarkan prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dana tersebut ke berbagai sektor yang produktif. Pasar modal dalam fungsi ekonominya menyediakan fasilitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan para pemakai dana (dalam hal ini dunia usaha maupun

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi kesalahan dalam menjalankannya, dibutuhkan rasio keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat instrumen keuangan jangka panjang seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor), dapat menyalurkan dananya dengan berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah makin berkembang di berbagai sektor usaha. Selain makin

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Seorang investor harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat dalam industri pasar modal global. Perkembangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerbitkan saham. Penerbitan saham ini dilakukan oleh berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. investasi pasar modal yang dikenal saat ini cukup beragam diantaranya saham,

BAB I PENDAHULUAN. saham, obligasi, warrant, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat dunia usaha menjadi lebih kompetitif. Sehingga dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULIAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupangkan pasar untuk berbagai. lainya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi (Darmadji, 2001:1).

BAB I PENDAHULUAN. dana bagi investor serta menambah pilihan investasi, yang dapat juga diartikan

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup atau derajatnya di masyarakat meningkat. Banyak cara yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Salemba, 2012), h. 4.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang sangat efektif untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis di Indonesia yang didukung oleh perkembangan pasar modal, maka saham telah menjadi alternatif yang menarik bagi investor untuk dijadikan sebagai obyek investasi mereka. Saham telah menambah pilihan bagi investor lokal, yang sebelumnya hanya menginvestasikan uangnya di lembaga perbankan. Pasar modal merupakan sumber pembiayaan kegiatan operasi perusahaan melalui penjualan saham maupun penerbitan obligasi oleh perusahaan yang membutuhkan dana. Artinya pasar modal memiliki hubungan antara pemilik dana (investor) dan pengguna dana (emiten). 1 Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal seperti saham (stock), obligasi (bond), waran (warrant), right, reksadana (mutual fund), dan berbagai instrumen derivatif seperti opsi (option), kontrak berjangka (futures), dan lain-lain. 2 Diantara surat berharga yang diperdagangkan tersebut, saham adalah merupakan surat berharga yang paling aktif diperdagangkan di pasar modal. Pendapatan dari investasi 1 Agung Wibowa, Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko Sistematis terhadap Return Saham Syari ah, Sekripsi Ekonomi Unisula, Semarang, Perpustakaan Unisula, 2008, hlm.1 2 Tjiptomo Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal Indonesia: pendekatan tanya jawab,jakarta : Selemba Empat, 2006. hlm 1-2. 1

2 saham dapat berupa deviden dan capital gain. Deviden merupakan penerimaan dari perusahaan yang diperoleh dari perusahaan yang berasal dari laba dibagikan, sedangkan capital gain merupakan pendapatan yang diperoleh dari selisih harga saham karena sebagian investor ingin mendapatkan return dengan segera, sehingga mereka lebih tertarik untuk mendapatkan capital gain dibanding dengan deviden. Investasi saham sangat rentan terhadap situasi politik dan ekonomi. Bursa saham akan bereaksi bila terjadi kemelut dalam negeri. Keadaan tersebut sering menyebabkan investor luar negeri dan dalam negeri kehilangan kepercayaan dalam berinvestasi. Fluktuasi harga saham juga dapat bergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran saham di pasar modal. Mengingat pentingnya informasi terhadap harga saham, maka perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Harga saham mencerminkan indikator adanya keberhasilan pengelola perusahaan. 3 Jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya. Semakin banyak permintaan terhadap saham suatu pemilik saham maka akan menaikkan harga saham tersebut. Jika harga saham yang tinggi dapat bertahan maka kepercayaan investor/calon investor kepada emiten juga akan semakin tinggi dan hal ini menaikan nilai emiten. Sebaliknya jika harga saham mengalami suatu 3 Sri Artatik, Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, Sekripsi Ekonomi Unnes, Semarang, Perpus Unnes, 2007,hlm.19.

3 penurunan terus-menerus berarti akan menurunkan nilai emiten terhadap investor/calon investor. Kegiatan pasar modal Indonesia di atur oleh Undang Undang No. 8 tahun 1995 (UUPM). Dimana dalam Undang Undang tersebut menyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang di terbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Seiring dengan perkembangan zaman, munculah pasar modal syariah. Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodasi kebutuhan umat Islam yang ingin melakukan investasi di produk-produk pasar modal yang sesuai dengan prinsip syariah, maka di sejumlah efek dunia telah disusun indeks yang secara khusus terdiri dari komponen sahamsaham yang tergolong kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syari ah, sehingga masyarakat muslim dapat terlibat dalam investasi dipasar modal. 4 Di Indonesia, perkembangan instrumen syari ah di pasar modal sudah terjadi sejak tahun 1997. Diawali dengan reksadana syari ah, selanjutnya PT. Bursa Efek Indinesia (BEI) bersama dengan PT. Dana Reksa Investement Manajement (DIM) meluncurkan Jakarta Islamic Indeks (JII). Indeks ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. 4 Huda Nurul dan Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syari ah, Jakarta: Kencana, 2007. Hlm 4

4 Indeks ini terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan syariah Islam dan merupakan tolak ukur kinerja suatu investasi saham berbasis syariah. Kegairahan umat Islam untuk berinvestasi di pasar modal semakin besar setelah di luncurkaannya indeks saham syari ah yang baru yaitu Indeks Saham Syari ah Indonesia (ISSI) yang terdiri atas seluruh saham syariah yang listing di Daftar Efek Syariah (DES) pada 12 Mei 2011 lalu. 5 Perkembangan pasar modal syariah menunjukkan kemajuan seiring dengan meningkatnya indeks yang ditujukan dalam Jakarta Islamic Indeks. Peningkatan indeks pada Jakarta Islamic Indeks walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetapi kenaikan secara prosentase Indeks pada Jakarta Islamic Indeks lebih besar dari Indeks Harga Saham Gabungan. Dalam memprediksi return saham banyak faktor yang dapat digunakan sebagai parameter, dari berbagai macam faktor tersebut antara lain adalah informasi keuangan perusahaan dan informasi pasar atau saham. Informasi keuangan dan informasi pasar yang dapat digunakan untuk memprediksi return saham adalah berupa rasio keuangan. Dari rasio akan dihasilkan beberapa rasio keuangan perusahaan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan investasi. Rasio keuangan secara garis besar dikelompokkan menjadi lima yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas (leverage) dan rasio pasar. 6 5 www.zonaekis.com 6 Robet Ang. Buku pintar: Pasar Modal Indonesia, Yogyakarta: Media Soft Indonesia, 1997, hlm.18.23-24

5 Diantara rasio-rasio keuangan perusahaan rasio pasar atau saham merupakan rasio keuangan yang dapat dipergunakan investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Rasio pasar (Market Ratio) atau rasio saham adalah rasio yang digunakan untuk mengukur nilai saham. 7 Rasio pasar yang berkaitan dengan tingkat pengembalian investasi anatara lain Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Sharie (EPS). Price earning ratio (PER) adalah cara mengukur seberapa besar investor menilai laba yang dihasilkan perusahaan. Perhitungan ini di lakukan dengan membagi harga saham di bursa dengan laba bersih per saham. PER penting karena jumlah laba yang di hasilkan perusahaan sebetulnya akan menetukan jumlah deviden yang akan bisa di bayarkan perusahaan nantinya. Jika laba naik, ada kesempatan bahwa devidennya akan naik juga. Secara umum saham dengan PER yang rendah sering dikatakan sebagai saham yang murah. Rendahnya PER bisa terjadi akibat dari menurunnya harga saham atau meningkatnya laba bersih, begitu sebaliknya. Saham dengan PER tinggi bisa jadi menunjukkan bahwa perusahaan penerbit saham tersebut telah tumbuh pesat. Dengan logika yang sama PER yang rendah bisa menjadi indikasi bahwa perusahaan tersebut mencatat perolehan laba yang statis atau berada di bidang yang beresiko tinggi. 8 Hlm 190-192 PER adalah hasil bagi antara harga saham di pasar dengan laba per lembar sahamnya (earning per share). Rasio ini merupakan rasio keuangan 7 Ibid 8 Jaka Cahyo, Menjadi Manajer Investasi Bagi Diri Sendiri, (Jakarta : Gramedia), 2000.

6 yang penting untuk mengukur harga saham pasar. Rasio ini menunjukan seberapa tinggi suatu saham di beli oleh investor dibandingkan dengan laba perlembar saham. Kalau PER perusahaan tinggi berarti saham perusahaan dapat membelikan return yang besar bagi investor. 9 Jika kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat. Dengan meningkatnya harga saham perusahaan, maka return saham yang akan diperoleh investor juga akan semakin tinggi. Seperti yang diketahui setiap pergerakan harga saham akan mengakibatkan perubahan pula pada PER dari suatu perusahaan. Para investor harus mampu menyikapi apabila PER tinggi. Bagi investor PER tinggi akan memberikan kontribusi tersendiri, karena selain dapat membeli saham dengan harga yang relatif murah, kemungkinan akan mendapatkan capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembiayaan deviden dan kenaikan nilai saham di masa datang. Oleh karena itu, pemegang saham tertarik dengan angka Earning per share (EPS) yang di laporkan perusahaan. 10 Pendapatan per saham (Earning per share / EPS) perusahan biasanya menjadi perhatian pemegang saham dan manajemen. EPS menunjukan uang 9 H Simamora, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jakarta : Selemba Empat, 2000. Hlm531 10 Dwi Prastowo & yulianti, risqi, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta : UUP AMP YKPN, 2002. hlm 93

7 yang di hasilkan ( return) di setiap lembar saham. Semakin besar nilai EPS, semakin besar keuntungan / return yang di terima oleh pemegang saham. 11 EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar. Rasio ini mengukur seberapa besar deviden per lembar saham yang akan dibagi kepada investor setelah dikurangi dengan deviden bagi para pemilik saham. Apabila EPS perusahan semakin tinggi akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham tinggi, jika EPS perusahan semakin menurun maka harga saham akan ikut turun juga dan hal itu juga di ikuti perubahan return sahamnya. Penelitian-penelitian dibidang pasar modal telah banyak dilakukan diantaranya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi return saham. Dari banyak penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan tentang variabelvariabel yang dipilih dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Diantara penelitain terdahulu tentang Price Earning Ratio (PER) yang memberikan kesimpulan yang berbeda yaitu, penelitian Yayuek Indah S pada tahun 2006 dan Anisa Dinar Sari pada tahun 2010 yang menyimpulkan bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap return saham, dan penelitian yang dilakukan oleh Sri Artatik pada tahun 2007 dan Agung Wibowo pada tahun 2008 menyatakan bahwa Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan penelitian terdahulu tentang Earning Per Share (EPS) yang memberikan kesimpulan hlm 77 11 Izkandar Alwi Z, Pasar Modal, Teori dan Aplikasi, Jakarta: Nasindo Internusa, 2003.

8 yang berbeda yaitu, Nicky Nathaniel pada tahun 2008 dan Wakhid Hasan Nur Huda pada tahun 2011 Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, penelitian oleh Sri Artatik pada tahun 2007 menyimpulkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Berdasarkan perbedaan penemuan beberapa penelitian sebelumnya penulis ingin mengulas serta mengangkat permasalahan tersebut. Oleh karena itu penulis hendak mengulas hal tersebut dalam penelitian ini dengan judul Pengaruh Price Earning Ratio dan Earning Per Share terhadap Return saham syari ah (Study kasus pada Saham-saham di Jakarta Islamic Indeks Pada Periode Desember 2008 November 2011) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah Price Earning Per Share (PER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham syari ah? 2. Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham syari ah? 3. Apakah Price Earning Per Share (PER) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara simultan terhadap return saham syariah?

9 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Return saham Syari ah 2. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham Syari ah 3. Untuk mengetahui pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham syariah. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi Akademik Memberikan manfaat secara teoritis dan aplikasitif terhadap pengembangan ilmu ekonomi islam khususnya di bidang investasi yang sesuai prinsip syariah. 2. Bagi emiten Perusahan perusahan yang masuk dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII), dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. 3. Bagi investor dan calon investor, Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.

10 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini dapat menjadikan kerangka dalam melakukan penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan investasi dan pasar modal. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan dan penulisan sekripsi ini, terlebih dahulu penulis uraikan sistematika penelitian yang terdiri atas lima bab dan beberapa sub-sub bab. Adapun sistematika penelitiannya adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan. Terdiri dari Latar belakang, Perumusan Masalah serta Tujuan dan Manfaat Penelitian, BAB II Tinjauan Pustaka. Terdiri dari kerangka teori pendukung yang terdiri atas teori yang berkaitan dengan Pasar Modal, Saham, return Saham,PER, EPS, Penelitian Terdahulu, Kerangka Pikir dan Hipotesis Penelitian. BAB III Metode Penelitian. Terdiri dari Jenis dan Sumber Data Penelitian, Populasi dan Sampel, Metode Pengumpulan Data, Definisi Operasional Variabel Penelitian serta Teknik Analisis Data. BAB IV Analisis Data dan Pembahasan. Terdiri dari Penyajian Data, Analisis Data dan Interpretasi Data BAB V Kesimpulan dan Saran. Terdiri dari Kesimpulan dan Saran dalam penelitian ini.