JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

dokumen-dokumen yang mirip
Optimalisasi Pemetaan Fase Pertumbuhan Padi Berdasarkan Analisa Pola Reflektan dengan Data Hiperspektral Studi Kasus : Kabupaten Karawang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (Juni, 2013) ISSN: ( Print)

ANALISA PERBANDINGAN KANDUNGAN KLOROFIL MENGGUNAKAN INDEKS VEGETASI DENGAN DATA HYMAP (Wilayah Studi : Kabupaten Karawang, Jawa Barat)

PENGGUNAAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta 3

Pemetaan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Parameter Indeks TVDI Data Citra Satelit Landsat-8 (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur)

Jurnal Geodesi Undip April 2016

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)

Analisis Band Optimal Enhanced Vegetation Index (EVI) Pada Citra Hiperspektral Untuk Mengestimasi Fase Tumbuh dan Produktifitas Padi

Perbandingan Pengaruh Koreksi Radiometrik Citra Landsat 8 Terhadap Indeks Vegetasi Pada Tanaman Padi

Studi Akurasi Citra Landsat 8 dan Citra MODIS untuk Pemetaan Area Terbakar (Studi Kasus: Provinsi Riau)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

Analisa Index Vegetasi NDVI dan MCARI Untuk Penentuan Tutupan Lahan Sawah Studi Kasus : Kabupaten Karawang

RIZKY ANDIANTO NRP

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: ( Print) 1

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

Endang Prinina 1, Lalu Muhamad Jaelani 1, Salam Tarigan 2 1

Muhammad Iqbal Habibie 1, Arief Darmawan 1,

STUDI KONSENTRASI KLOROFIL-A BERDASARKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

Judul : Integrasi Data Hyperspectral In-situ, Wahana Pesawat dan Satelit untuk Estimasi Produksi Padi Oleh : Arief Darmawan Nrp.

Ayesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-572

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemetaan Distribusi Spasial Konsentrasi Klorofil-a dengan Landsat 8 di Danau Towuti dan Danau Matano, Sulawesi Selatan

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

Nilai Io diasumsikan sebagai nilai R s

BAB III METODE PENELITIAN

Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONI DENGAN CITRA LANDSAT 8 (Studi Kasus: Laut Selatan Pulau Lombok, NTB)

Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan Data Landsat-8 dan MODIS untuk Identifikasi Daerah Bekas Terbakar Menggunakan Metode NDVI (Studi Kasus: Kawasan Gunung Bromo)

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Persebaran Lahan Produksi Kelapa Sawit di Indonesia Sumber : Badan Koordinasi dan Penanaman Modal

Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) C-130

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Mei, 2013) ISSN:

Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino

ix

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print)

Aplikasi-aplikasi ICV untuk sumber daya air: - Pengukuran luas perairan, - Identifikasi konsentrasi sedimen/tingkat kekeruhan, - Pemetaan daerah

11/25/2009. Sebuah gambar mengandung informasi dari obyek berupa: Posisi. Introduction to Remote Sensing Campbell, James B. Bab I

4 Notepad dan Microsoft Excel sebagai editor data.

III. BAHAN DAN METODE

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

VALIDASI ALGORITMA ESTIMASI KONSENTRASI CHL-A PADA CITRA SATELIT LANDSAT 8 DENGAN DATA IN-SITU (Studi Kasus: Perairan Selatan Pulau Lombok, NTB)

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Analisis Indeks Vegetasi Menggunakan Citra Satelit FORMOSAT-2 Di Daerah Perkotaan (Studi Kasus: Surabaya Timur)

Validasi Algoritma Estimasi Konsentrasi Chl-A pada Citra Satelit Landsat 8 dengan Data In-Situ (Studi Kasus: Perairan Selatan Pulau Lombok, NTB)

Studi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FENOMENA LA-NINA TERHADAP SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN KABUPATEN MALANG

Anita Dwijayanti, Teguh Hariyanto Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

DISTRIBUSI HUTAN ALAM DAN LAJU PERUBAHANNYA MENURUT KABUPATEN DI INDONESIA LUKMANUL HAKIM E

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN

PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DENGAN PENGOLAHAN CITRA YANG DIAMBIL DARI PESAWAT TERBANG MINI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN HASIL

Pemetaan Potensi Batuan Kapur Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 di Kabupaten Tuban

Metode Klasifikasi Digital untuk Citra Satelit Beresolusi Tinggi WorldView-2 pada Unit Pengembangan Kertajaya dan Dharmahusada Surabaya

Sistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Kota Surabaya

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA AQUA MODIS

Analisa Kesehatan Mangrove Berdasarkan Nilai Normalized Difference Vegetation Index Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2

Lampiran 1. Data Absorbansi dan Kurva Standar Pada Pengujian Kadar Amilosa

II. METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMPOSIT BAND CITRA LANDSAT DENGAN ENVI. Oleh: Nama : Deasy Rosyida Rahmayunita NRP :

STUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS

DAFTAR TABEL. No. Tabel Judul Tabel No. Hal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PERBANDINGAN MODEL ESTIMASI KANDUNGAN NITROGEN PADI MENGGUNAKAN CITRA HIPERSPEKTRAL DAN MULTISPEKTRAL SEBAGIAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

Latar Belakang. Penggunaan penginderaan jauh dapat mencakup suatu areal yang luas dalam waktu bersamaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

menunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel.

ANALISA ESTIMASI PRODUKSI PADI BERDASARKAN FASE TUMBUH DAN MODEL PERAMALAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE

ANALISA PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN PARAMETER FISIKA MAUPUN KIMIA MENGGUNAKAN CITRA TERRA MODIS DI DAERAH SELAT MADURA

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 ANALISA PERBANDINGAN KANDUNGAN KLOROFIL MENGGUNAKAN METODE MCARI DAN TCARI (Wilayah Studi : Kabupaten Karawang, Jawa Barat) Pungki Atmanegara 1), Bangun Muljo Sukojo 2) Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia Email : bangunms@gmail.com 1) Abstrak Kabupaten karawang merupakan daerah lumbung padi di Jawa Barat dan salah satu daerah yang dapat memberikan kontribusi kebutuhan beras nasional yang setiap tahunnya rata-rata mencapai ± 728.000 ton beras per tahun. Salah satu cara untuk mengestimasi produktivitas padi ialah dengan mengamati kandungan klorofil yang terdapat pada daun padi. Pengukuran kandungan klorofil dapat diestimasi menggunakan data hyperspectral. Penginderaan jauh hyperspectral mempunyai pita panjang gelombang (wavelength) yang berdekatan dalam jumlah besar, yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai informasi biofisik (klorofil) dan biokimia (nitrogen) pada tanaman [1]. Penelitian ini menggunakan metode MCARI dan TCARI untuk mendeteksi klorofil yang terdapat dalam padi. Dari proses pengolahan menggunakan dua metode tersebut dihasilkan nilai korelasi antara fieldspec MCARI dengan HyMap MCARI sebesar 0,6104 dan fieldspec TCARI dengan HyMap TCARI sebesar 0,7207. Dari luas total klorofil yang dideteksi oleh metode MCARI dan TCARI sebesar 43% tersebar di daerah Kecamatan Tempuran. Lemaharang terdeteksi 17%, Rengasdengklok terdeteksi 14%, Rawamerta terdeteksi 8%, Klari terdeteksi 6%, Tirtamulya terdeteksi 5%, Telagasari terdeteksi 3%, dan untuk Cikampek, Karawang, Pedes, Telukjambe hanya terdeteksi 1%. Kata kunci- Padi, Klorofil, Fieldspec, MCARI, TCARI I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara berkembang yang mayoritas penduduknya mengonsumsi padi atau beras. Hampir 90% penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai bahan makanan pokok, sedangkan 10% nya menkonsumsi sagu, jagung, singkong dan kentang. Sampai saat ini, sebagaian besar produksi padi nasional berasal dari areal sawah di pulau jawa. [2]. Kabupaten karawang merupakan daerah lumbung padi di Jawa Barat dan salah satu daerah yang dapat memberikan kontribusi kebutuhan beras nasional yang setiap tahunnya ratarata mencapai ± 728.000 ton beras per tahun. Pergeseran pola pembangunan dan kebijakan yang lebih mengarah ke sektor riil mengakibatkan terjadinya alih fungsi tata guna lahan di kabupaten ini. Hal ini dapat terlihat dengan semakin berkembangnya Karawang sebagai salah satu kota dengan jumlah kawasan industri. [3]. Semakin terdesaknya lahan pertanian oleh pembangunan hunian dan kawasan industry menyebabkan usaha peningkatan produksi dengan cara diversifikasi lahan sawah menjadi semakin sulit. Oleh karena itu, intensifikasi pertanian menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan produksi beras nasional. Dalam melaksanakan program intensifikasi pertanian, selain pengembangan teknik budidaya juga diperlukan manajemen pengelolaan tanaman. Salah tau hal yang terpenting adalah manajemen kesehatan tanaman yang erat kaitannya dengan efektifitas pemberian nutrisi pada tanaman. Untuk mendapatkan manajemen pengelolaan kesehatan tanaman ini diperlukan data kesehatan tanaman secara spasial yang terupdate dengan parameter klorofil. Klorofil merupakan pigmen fotosintesis yang terdapat dalam daun pada tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Klorofil terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya dalam proses fotosintesis. Tanaman sehat yang mampu tumbuh maksimum umumnya memiliki jumlah klorofil yang lebih besar daripada tanaman yang tidak sehat. Jumlah klorofil ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi tingkat pertumbuhan dan kesuburan tanaman yang nantinya dapat dikaitkan untuk prediksi produksi dari tanaman tersebut. Pengukuran kandungan klorofil dapat diestimasi menggunakan data hyperspectral. Penginderaan jauh hyperspectral mempunyai pita panjang gelombang (wavelength) yang berdekatan dalam jumlah besar, yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai informasi biofisik (klorofil) dan biokimia (nitrogen) pada tanaman [1], [4]. II. METODOLOGI PENELITIAN Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra hymap tanggal 13 juli 2011, data fieldspec daerah karawang tanggal 1 juli 2011, data DGPS lokasi penelitian, data fase tumbuh tanaman padi berdasarkan nilai SAM. Pada penelitian ini area studi yang digunakan adalah wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat yang meliputi Kecamatan Tempuran, Kecamatan Lemaharang, Kecamatan Rengasdengklok, Kecamatan Rawamerta, Kecamatan Klari, Kecamatan Tirtamulya, Kecamatan Telagasari, Kecamatan Cikampek, Kecamatan Karawang, Kecamatan Pedes, Kecamatan Telukjambe. Secara geografis Kabupaten Karawang terletak diantara 107 o 02 107 o 40 Bujur Timur dan 5 o 56 6 o 34 Lintang Selatan. Gambar 1 berikut ini adalah lokasi yang dijadikan tempat penelitian:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 lokasi penelitian Gambar 1. Lokasi Penelitian Pada penelitian ini proses pengolahan data dapat digambarkan seperti diagram alir seperti pada gambar 2 berikut : Berdasarkan diagram alir diatas, secara umum penelitian ini dibagi menjadi tahapan sebagai berikut : 1. Pengolahan citra hymap yang meliputi proses koreksi kesalahan geometrik pada 10 layer citra HyMap wilayah Kabupaten Karawang. 2. Pengolahan Data fieldspec dan data HyMap padi berdasarkan quadrat area 3. Mengkorelasikan data Nilai MCARI dan TCARI berdasarkan data HyMap dan data fieldspectrometer supaya mengetahui hubungan dalam penentuan klorofil tanaman padi. 4. Subset citra yang telah terkorelasi 0,6 melalui data HyMap dan fieldspec dan telah terklasifikasi berdasarkan algoritma MCARI dan TCARI dengan ROIs yang dibentuk dari data fase tumbuh tanaman padi berdasar data SAM. 5. Analisa perbandingan luasan dari data citra yang telah tersubset ROis dan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan peta persebaran klorofil padi kabupaten karawang. III. HASIL DAN ANALISA 1. Hasil Koreksi Geometrik Citra ASTER Koreksi geometrik dilakukan pada setiap lajur dari citra HyMap dengan menggunakan Geometric Lookup Table (GLT) yaitu sebuah metode pengkoreksian pada setiap piksel untuk penentuan posisi geospasial dari lintang dan bujur pada suatu area. Dari proses koreksi geometrik pada setiap lajur didapatkan nilai RMS Error kurang dari 1 pixel dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 3 sebagai berikut : Tabel 1. RMS eror tiap lajur No. Lajur RMS Error 1 0.4552 2 0.1488 3 0.0611 4 0.1347 5 0.1440 6 0.0862 7 0.0286 8 0.3080 9 0.2031 10 0.1120 Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data Gambar 3. Citra Hymap 10 Lajur yang Telah Terkoreksi Geometrik

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 2. Perhitungan Algoritma MCARI dan TCARI Dalam menghitung ground model estimasi klorofil dilakukan dengan ekstrasi data reflektan padi insitu. Dengan menggunakan data in situ fielspectrometer dicari nilai indeks vegetasi. Indeks vegetasi yang digunakan adalah modified chlorophyll absorption ratio index (MCARI) dan transformed chlorophyll absorption ratio index (TCARI). Pada penelitian ini menggunakan panjang gelombang (670,700) nm. Panjang gelombang 670 nm sampai dengan 700 nm digunakan untuk meminimalisir kombinasi efek dari reflektan tanah dan reflektan materi non-fotosintesis. Sedangkan pemilihan reflektan 550 nm sampai 700 nm berdasarkan atas nilai spektral minimum absorption (penyerapan) dari pigmen klorofil dan nilai batas spektral pigmen vegetasi dengan red edge portion. Adapun rumusan matematikanya adalah: MCARI(670,700) = [(R700-R670)-0.2x(R700-R550)] ( Ket: R 700 = panjang gelombang reflektan 700 nm R 670 = panjang gelombang reflektan 670 nm R 550 = panjang gelombang reflektan 550 nm TCARI (670,700)=3 Ket: R 700 = panjang gelombang reflektan 700 nm R 670 = panjang gelombang reflektan 670 nm R 550 = panjang gelombang reflektan 550 nm (1) (2) 3. Regresi Data Citra HyMap dengan Data Fieldspec Dari nilai indeks vegetasi yang diperoleh kemudian dilakukan proses regresi linier dengan data nilai klorofil pada citra HyMap. Regresi data digunakan untuk mengetahui keakuratan hasil pengolahan data citra HyMap dengan sample data lapangan fieldspectrometer. Adapun hasil regresi dari metode MCARI (670,700) nm dan TCARI (670,700) nm dari data hymap dengan fieldspec terlihat pada gambar 4 dan 5 sebagai berikut : Gambar 5. Kurva Hasil Regresi HyMap dan Fieldspec dengan menggunakan metode TCARI (670,700) nm Pada gambar 4, 5, 6 dan 7 terlihat bahwa terdapat kelemahan dalam sebaran data perbandingan antara Fieldspectrometer dan airborne hyperspectral yang tidak merata. Hal ini dikarenakan adanya gangguan awan pada saat pemotretan sehingga daerah sampel yang terpotret oleh airborne sangat terbatas. Spektral reflektan vegetasi antara 400 nm sampai 700 nm pada dasarnya adalah respon kandungan klorofil dan pigmenpigmen lain di daun yang menyerap radiasi matahari [5]. Hal ini juga ditunjang oleh Schepers (1996) dalam studinya menemukan bahwa terjadi korelasi yang kuat antara kandungan klorofil dan spektrum panjang gelombang hijau (550 nm). Klorofil mempunyai daya absorbsi yang kuat pada daerah panjang gelombang biru (400 nm-500 nm) dan merah (600 nm-680 nm). Pada rentan gelombang hijau, semakin tinggi kandungan atau tingkat kehijauan daun maka akan semakin tinggi pula nilai spektral reflektansi pada panjang gelombang ini [6]. Selain pada panjang gelombang 670,700 nm juga dilakukan perhitungan algoritma dengan panjang gelombang 705-750 nm yang pernah digunakan oleh Sukmono, 2012 dan Wu, 2008 yang juga menggunakan indeks vegetasi tersebut. Hal ini dilakukan sebagai perbandingan dengan penelitian terdahulu yang hasil regresinya dapat dilihat pada gambar 6 dan gambar 7 berikut: Gambar 4. Kurva Hasil Regresi HyMap dan Fieldspec dengan menggunakan metode MCARI (670,700) nm Gambar 6. Kurva Hasil Regresi HyMap dan Fieldspec dengan menggunakan metode MCARI (705,750) nm

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 positif (+) artinya hubungan antara data HyMap dengan data fieldspectro tersebut satu arah, sehingga jika nilai spectral pada data HyMap semakin tinggi maka nilai spectral pada data Fieldspectro juga semakin tinggi, dan sebaliknya. Setelah diperoleh nilai korelasi, maka dilakukan uji signifikansi data atau uji T. Berikut hasil dari uji T dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%, α = 0,05 Tabel 3. Uji Signifikasi Data Parameter (X) Hasil Nilai T Nilai T Korelasi Hitung Tabel MCARI (670, 700) 0,6104 4,7504 2,021 TCARI (670, 700) 0,7207 6,4085 2,021 MCARI (705, 750) 0,6891 5,8619 2,021 Gambar 7. Hasil Regresi HyMap dan Fieldspec dengan menggunakan metode TCARI (705,750) nm Jika dibandingkan dengan gambar 5 terlihat bahwa jika menggunakan panjang gelombang (705,750) nm persebaran datanya lebih buruk akan tetapi bila dilihat hasil regresinya panjang gelombang (705,750) nm lebih baik dibandingkan menggunakan panjang gelombang (670,700) nm. Hal ini disebabkan panjang gelombang pada 705 nm dan 750 nm lebih sensitif terhadap obyek klorofil tanaman padi. Sukmono, 2012 mengungkapkan bahwa nilai absorbansi maksimum dan reflektan maksimum pada data reflektan spectrometer terletak pada 670 nm dan 800 nm, namun jika kita melihat pada data reflektan derivative pertamanya absorbansi maksimum terletak mendekati 750 dan reflektan maksimum mendekati 705 nm. Pada penelitian Sims and Gamon (2002) menemukan adanya hubungan baik antara jumlah klorofil daun dan reflektan pada panjang gelombang 680 nm dan 705 nm dengan koefisien korelasi R 2 0,84 dan 0,92. Masing-masing mereka juga menemukan korelasi kuat antara berbagai kombinasi reflektan pada panjang gelombang 700 nm, 705 nm, 750 nm, dan 800 nm dan kadar klorofil dalam daun. Dari data perhitungan regresi dapat dirangkum hasilnya dalam tabel 2 berikut: Tabel 2. Hasil Regresi HyMap dengan Fieldpsec Parameter (X) Hasil Regresi Koef. Determinasi (R 2 ) Koef. Korelasi (R) MCARI (670, 700) Y=0,7379X+0,0391 4,7504 2,021 TCARI (670, 700) Y=0,2133X+0,1292 6,4085 2,021 MCARI (705, 750) Y=0,1932X+0,1141 5,8619 2,021 TCARI (705, 750) Y=0,2004X+0,3168 6,5230 2,021 Hasil pembentukan model dengan regresi linear menunjukkan TCARI mempunyai nilai koefisien determinasi yang lebih baik dari MCARI walaupun dengan panjang gelombang berbeda karena MCARI masih sensitif terhadap efek elemen non-photosintetic, terutama pada konsentrasi klorofil rendah [7]. Menurut tabel interpretasi korelasi yang dikemukakan oleh Sugiono, 2007 Hasil perhitungan uji korelasi pada tabel 2 tersebut termasuk korelasi kuat karena mempunyai nilai korelasi diantara (0,60-0,799). Koefisien korelasi bernilai TCARI (705, 750) 0,7268 6,5230 2,021 Dari hasil uji T diketahui bahwa nilai t hitung > nilai t tabel, sehingga Ho ditolak, artinya hubungan antara spectral HyMap dengan spectral fieldspectro tersebut signifikan. 4. Subset Citra Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan objek selain tanaman padi dan untuk mendapatkan rentang nilai klorofil padi. data yang digunakan adalah data fase tumbuh padi berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rauf, 2013 yang di klasifikasikan berdasarkan SAM. 5. Peta Persebaran Klorofil Hasil akhir dari penelitian ini adalah pembuatan peta persebaran klorofil di kabupaten karawang. Peta yang didapat ada dua macam, peta hasil olahan metode MCARI (670,700) nm dan peta hasil olahan dengan menggunakan metode TCARI (670,700) nm. Peta persebaran ini merupakan gambaran secara spasial pada daerah studi. Dalam peta persebaran klorofil ini wilayah terpetakan adalah lahan sawah pada daerah studi. Permbuatan peta persebaran ini sebagai alat untuk pengambilan keputusan terkait pemantauan klorofil tanaman padi. Dari hasil peta pada gambar 7 didapatkan luasan yang ditunjukan pada tabel 4 dan 5 sebagai berikut: Tabel 4. Hasil pengkelasan MCARI (670,700) nm Rentan Nilai Klorofil Luas (m 2 ) 0,0126-0,1126 13.598.369,86 0,1127-0,2127 51,360 0,2128-0,3128 0 Total Luas 13.598.421,22 Tabel 5. Hasil pengkelasan TCARI (670,700) nm Rentan Nilai Klorofil Luas (m 2 ) 0,0126-0,1126 1.515.543,989 0,1127-0,2127 4.438.219,961 0,2128-0,3128 4.970.347,461 Total Luas 13.662.323,55

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 Metode TCARI lebih baik dalam mendeteksi klorofil karena TCARI digunakan untuk mengatasi kelemahan MCARI yang masih sensitif terhadap materi background non-fotosintesis dan masih kurang akurat dalam mendeteksi konsentrasi klorofil yang lemah. Hasil total luasan kedua metode berbeda dikarenakan luasan tiap rentang yang dideteksi oleh kedua metode berbeda, jadi sangat memungkinkan hasil luasan berbeda. Dari luas total klorofil yang dideteksi oleh metode MCARI dan TCARI pada gambar 8 sebesar 43% tersebar di daerah Kecamatan Tempuran. Hal ini disebabkan di daerah ini masih terdapat banyak area persawahan yang memiliki pertumbuhan padi yang seragam dan sistem pengairan yang baik. Sedangkan Lemaharang terdeteksi 17%, Rengasdengklok terdeteksi 14%, Rawamerta terdeteksi 8%, Klari terdeteksi 6%, Tirtamulya terdeteksi 5%, Telagasari terdeteksi 3%, dan untuk Cikampek, Karawang, Pedes, Telukjambe hanya terdeteksi 1% dikarenakan pada ketiga Kecamatan tersebut sudah banyak areal persawahan yang beralih fungsi menjadi daerah pemukiman dan industri. Gambar 9 dibawah ini adalah diagram presentase persebaran klorofil daerah penelitian. Gambar 9 Diagram Presentase Persebaran Klorofil Gambar 8. Peta Pesebaran Klorofil Metode MCARI dan TCARI (670,700) nm IV. KESIMPULAN Hasil Regresi HyMap dan Fieldspec dengan Indeks Vegetasi MCARI dan TCARI menggunakan panjang gelombang yang berbeda didapatkan hasil koefisien korelasi terbaik yaitu TCARI (705,750) nm sebesar 0,7268 yang disusul kemudian TCARI (670,700) nm sebesar 0,7207, MCARI (705,750) nm sebesar 0,6891 dan terakhir MCARI (670,700) nm sebesar 0,6104. Hal ini berarti panjang gelombang (705,750) nm lebih bisa merepresentasikan kandungan klorofil padi dari pada panjang gelombang (670,700) nm. Pemetaan persebaran klorofil pada area studi kabupaten karawang didapatkan luasan area menggunakan metode MCARI sebesar 13.598.421,22 m 2 sedangkan untuk metode TCARI luasan totalnya sebesar 13.662.323,55 m 2 Persebaran Klorofil kabupaten karawang tahun 2011 menggunakan metode MCARI (670,700) nm meliputi Kecamatan Cikampek seluas 186.521,5109 m 2, Kecamatan Karawang seluas 184.457,3283 m 2, Kecamatan Klari seluas 796.675,1433 m 2, Kecamatan Lemaharang seluas 2.261.585,737 m 2, Kecamatan Pedes seluas 187.047,9807 m 2, Kecamatan Rawamerta seluas 1.058.916,717 m 2, Kecamatan Rengasdengklok seluas 1.883.134,883 m 2, Kecamatan Telagasari seluas 461.542,9483 m 2, Kecamatan Telukjambe seluas 113.501,3529 m 2, Kecamatan Tempuran seluas 5.816.617,119 m 2, Kecamatan Tirtamulya seluas 649.774,5544 m 2 sedangkan dengan menggunakan metode TCARI (670,700) nm meliputi Kecamatan Cikampek seluas

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6 186.521,5109 m 2, Kecamatan Karawang seluas 185.215,8483 m 2, Kecamatan Klari seluas 800.591,2233 m 2, Kecamatan Lemaharang seluas 2.271.587,617 m 2, Kecamatan Pedes seluas 187.612,4607 m 2, Kecamatan Rawamerta seluas 1.064.946,183 m 2, Kecamatan Rengasdengklok seluas 1.888.373,963 m 2, Kecamatan Telagasari seluas 463.996,0081 m 2, Kecamatan Telukjambe seluas 114.030,5529 m 2, Kecamatan Tempuran seluas 5.846.604,27 m 2, Kecamatan Tirtamulya seluas 652.843,9127 m 2. DAFTAR PUSTAKA [1] Mutanga, O., Skidmore, A.K. 2004. Hyperspectral band depth analysis for a better estimation of pasture biomass, International Journal of Applied Earth Observation and Geoinformation, Vol. 5, Issue 2, hal. 87-96 [2] Anonim. 2012. Konsumsi Beras Indonesia http://www.bps.go.id Dikunjungi pada tanggal 6 Maret 2013, jam 18.30 [3] Anonim. 2008. Potensi Padi http://www.karawangkab.go.id/more-aboutjoomla!/34-profil/75-potensi-pertanian.html Dikunjungi pada tanggal 10 Maret 2013, jam 19.17 [4] Mutanga, O., Skidmore, A.K. 2004. Hyperspectral band depth analysis for a better estimation of pasture biomass, International Journal of Applied Earth Observation and Geoinformation, Vol. 5, Issue 2, hal. 87-96 [5] Thomas, J. R. and Gausman, H. W. (1997). Leaf reflectance vs leaf chlorophyll and caretonoid concentrations for eight crops. Agron. J. 69:799-802. [6] Darmawan, Arief. 2012. Pembangunan Model Hyperspectral Untuk Estimasi Produksitivitas Vegetasi Padi Berdasarkan Metode Derivatif Regresi Linear. Disertasi ITS : Surabaya [7] Wu, Chaoyang., dkk. 2008. Estimating chlorophyll content from hyperspectral vegetation indices: Modeling and validation, Jurnal agricultural and forest Meteorology, Vol.148 (2008), Hal.1230-1241