II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat melakukan fotosintesa. Klasifikasi Nannochloropsis sp. menurut Renny

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Nannochloropsis sp. adalah salah satu jenis fitoplankton dari golongan Chlorophyta yang

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp.

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

TINJAUAN PUSTAKA. fotosintesis (Bold and Wynne, 1985). Fitoplankton Nannochloropsis sp., adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikroalga Tetraselmis sp. merupakan salah satu mikroalga hijau.

I. PENDAHULUAN. mikroalga dikenal sebagai organisme mikroskopik yang hidup dari nutrien

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi

2. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang sulit dengan struktur uniseluler atau multiseluler sederhana. Contoh

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi

TINJAUAN PUSTAKA. pembagian tugas yang jelas pada sel sel komponennya. Hal tersebut yang

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.2. Stroma. Grana. Membran luar

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya dikenal dengan nama fitoplankton. Organisme ini merupakan

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

FOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis

I. PENDAHULUAN. memerlukan area yang luas untuk kegiatan produksi. Ketersediaan mikroalga

I. PENDAHULUAN. kesuksesan budidaya. Kebutuhan pakan meningkat seiring dengan meningkatnya

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis

Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas

PRODUKTIVITAS DAN KESUBURAN PERAIRAN

Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

I. PENDAHULUAN. Mikroalga merupakan jasad renik dengan tingkat organisasi sel yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hibberd (1981) klasifikasi Nannochloropsis sp. adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai

I. PENDAHULUAN. Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Protein berperan

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

MANAJEMEN KUALITAS AIR

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

FOTOSINTESIS. Fotosintesis 1

I. PENDAHULUAN. yaitu ± ,42 Km (Dahuri dkk, 2011). Di laut, tumbuh dan berkembang

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. Laut Belawan merupakan pelabuhan terbesar di bagian barat Indonesia

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 8. Kelimpahan Sel Chlorella Selama Kultur

I. PENDAHULUAN. di alam yang berguna sebagai sumber pakan yang penting dalam usaha

BAB V FOTOSINTESIS. 5. proses terjadinya rreaksi terang dan gelap dalam proses fotosintesis.

ARUS ENERGI DALAM EKOSISTEM

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

ADAPTASI FISIOLOGI. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA

BAB IV METABOLISME. Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tebu ( Saccharum officinarum L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

5 Kimia dalam Ekosistem. Dr. Yuni. Krisnandi

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. kesatuan. Di dalam ekosistem perairan danau terdapat faktor-faktor abiotik dan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perbedaan Suhu Terhadap Pertumbuhan Scenedesmus sp. yang Dibudidayakan Pada Media Limbah Cair Tapioka

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pertumbuhan Chlorella sp.diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

PEMANFAATAN PUPUK CAIR TNF UNTUK BUDIDAYA Nannochloropsis sp ABSTRAK

Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca)

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

n, TINJAUAN PUSTAKA Menurut Odum (1993) produktivitas primer adalah laju penyimpanan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya industri-industri yang berkembang, baik dalam skala besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

KINERJA ALGA-BAKTERI UNTUK REDUKSI POLUTAN DALAM AIR BOEZEM MOROKREMBANGAN, SURABAYA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari di Balai Besar Pengembangan Budidaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan selalu terbawa arus karena memiliki kemampuan renang yang terbatas

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

I. PENDAHULUAN. besar di perairan. Plankton merupakan organisme renik yang melayang-layang dalam

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Nannochloropsis sp. A.1. Klasifikasi dan Morfologi Nannochloropsis sp. Fitoplankton Nannochloropsis sp., adalah salah satu jenis Chlorophyta yang dapat melakukan fotosintesa. Klasifikasi Nannochloropsis sp. menurut Renny (2003) adalah sebagai berikut : Kingdom : Protista Super Divisi : Eukaryotes Divisi Kelas Genus Spesies : Chroniophyta : Eustigmatophyceae : Nannochloropsis : Nannochloropsis sp. Sel Nannochloropsis sp. berbentuk bulat memanjang dengan diameter sel berkisar 2 4 mikron. Mikroalga tersebut memiliki kloroplas yang mengandung klorofil-a. Bentuk dan Morfologi Nannochloropsis sp. dapat dilihat pada Gambar 1.

(a) Gambar 1. (a) Nannochloropsis sp. dan (b) sruktur sel Nannochloropsis sp. Keterangan (b): 1. Dinding sel 2. Kloroplas 3. Inti 4. Inklus 5. Sitoplasma (Sumber : BBPBL, Lampung 2007) (b) A.2. Reproduksi dan Pertumbuhan Nannochloropsis sp. Perkembangbiakan Nannochloropsis sp. terjadi secara aseksual yaitu dengan pembelahan sel atau pemisahan autospora dari sel induknya. Reproduksi sel diawali dengan pertumbuhan sel yang membesar, selanjutnya terjadi peningkatan aktifitas sintesis untuk persiapan pembentukan sel anak, yang merupakan tingkat pemasakan awal (Kimball, 1994.) Tahap berikutnya terbentuk sel induk muda 6

yang merupakan tingkat pemasakan akhir, yang akan disusul dengan pelepasan sel anak ( Fogg, 1975 dalam Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). Pada pola pertumbuhan atau kurva pertumbuhan Nannochoropsis sp. menjadi lima fase pertumbuhan Reny (2003) yaitu : 1. Fase lag disebut sebagai fase adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang ditandai dengan peningkatan populasi yang tidak nyata. 2. Fase eksponensial ditandai dengan pesatnya laju pertumbuhan hingga kelimpahan populasi meningkat beberapa kali lipat 3. Fase pengurangan pertumbuhan ditandai dengan terjadinya penurunan pertumbuhan jika dibandingkan dengan fase eksponensial 4. Fase stationer ditandai dengan laju pertumbuhan seimbang dengan laju kematian 5. Fase kematian ditandai dengan laju kematian lebih tinggi dari laju pertumbuhan sehingga kelimpahan populasi berkurang. A.3. Faktor Pembatas Chen dan Sheety (1991) menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangbiakan Nannochloropsis sp. memerlukan berbagai nutrien yang diabsorbsi dari luar (media). Hal tersebut berarti ketersediaan unsur hara makro dan mikro dalam media tumbuhnya mutlak diperlukan, adapun makro nutrien yang diperlukan oleh Nannochloropsis sp. adalah N, P, Fe, K, Mg, S dan Ca sedangkan unsur mikro yang dibutuhkan H 2 BO 3, MnCl 3, ZnCl 2, CoCl 2, (NH 4 ) 6 M 7 O 24. 4H 2 O dan CuSO 4. 5H 2 O. 7

Kurva pertumbuhan Nannochloropsis sp. dapat dilihat dalam Gambar 2. Fase stationer Kelimpahan sel/ml Fase lambat Fase eksponensial Fase lag Fase kematian Waktu Inkubasi (hari) Gambar 2. Kurva pertumbuhan Nannochloropsis sp. Media yang baik sangat diperlukan untuk pertumbuhan serta perkembangan Nannochloropsis sp. (Basmi, 1999). Media kultur harus mengandung semua nutrien yang diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan. Media yang digunakan dalam kultur Nannochloropsis sp. ini adalah TMRL (Tongkang Marine Research Laboratory). Renny (2003) menyatakan bahwa selain unsur nutrien, faktor eksternal lain yang mempengaruhi pertumbuhan Nannochloropsis sp. meliputi : a. Cahaya, seperti halnya tumbuhan darat, mikroalga adalah tumbuhan mikro yang memerlukan cahaya untuk proses asimilasi bahan anorganik sehingga menghasilkan energi yang dibutuhkan. Kekuatan cahaya bergantung pada volume kultur dan kelimpahan. Untuk kultur skala laboratorium diperlukan kekuatan cahaya 5.000 sampai 10.000 luxmeter. b. Derajat keasaman (ph) optimum untuk pertumbuhan Nannochloropsis sp. adalah pada ph 8 sampai 9. 8

c. Temperatur optimal pertumbuhan Nannochloropsis sp. berkisar 26º C sampai 32º C. d. Salinitas optimal untuk pertumbuhan Nannochloropsis sp. 25 sampai 35 ppt. e. Aerasi, diperlukan untuk mencegah terjadinya pengendapan, meratakan nutrien, membuat gerakan untuk terjadinya pertukaran udara (penambahan CO 2 ), dalam skala massal mencegah terjadinya stratifikasi suhu air. B. Logam Berat (Pb 2+ ) Kelarutan Pb 2+ dalam air media sangatlah tergantung pada kondisi ph, konsentrasi ion klorida dan suhu air (Yalynskaya dan Lopotun, 1994 dalam Kartikasari, 2010). Kondisi ph tinggi, potensial redoks akan rendah sehingga logam-logam biasanya akan menjadi lebih aktif dalam pembentukan kompleks dengan senyawa organik dan dapat pula membentuk kelat yang lebih mudah larut dalam air. Dalam ekosistem perairan, Pb 2+ organik memiliki efek toksisitas yang lebih tinggi dibandingkan Pb 2+ anorganik. Senyawa Pb 2+ organik yang tak stabil dalam air laut berupa Pb 2+ tetraetil dan Pb 2+ tetrametil, sementara Pb 2+ dialkil dan trialkil cenderung stabil. Tetraetil dan tetrametil adalah sejenis senyawa non polar yang dapat dengan cepat diserap oleh organisme laut terutama melalui difusi. Dalam sel, senyawa tersebut akan mengalami dealkilasi menjadi bereaksi dengan molekul dalam sel. Efek toksik Pb 2+ spesies ionik dan baru tampak pada 9

konsentrasi 0,1-5 mg/l dan sangat ditentukan oleh variasi lingkungan dan spesies dominan (Darmono, 1995). Logam berat Pb 2+ memiliki dampak negatif terhadap manusia jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar dan waktu yang lama. Dampak tersebut antar lain jika mengendap dalam peredaran darah dan otak dapat menyebabkan gangguan sintesis hemoglobin darah, gangguan neurologi (susunan syaraf), gangguan pada ginjal, sistem reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem syaraf, dan gangguan fungsi paru-paru (Darmono, 1995). Selain itu, dapat menurunkan IQ pada anak kecil jika terdapat 10-20 μg/dl dalam darah. Logam berat timbal dapat mempengaruhi ikan yaitu dengan mengganggu sistem organ seperti insang dalam proses respirasi dan ginjal dalam proses osmoregulasi, kemudian akan mempengaruhi mortalitas serta pertumbuhan, reproduksi (Lloyd, 1992 dalam Oktavianus dan Salami, 2004). Stobart (1985) menyatakan bahwa terkait dengan efek logam terhadap Nannochloropsis sp., maka banyak proses fisiologis dan biokimia seperti fotosintesis, sintesis klorofil, terpengaruh oleh logam yang mengakibatkan pertumbuhan Nannochloropsis sp. serta kemampuan sel Nannochloropsis sp. untuk memperbanyak diri menjadi berkurang. C. Klorofil Fitoplankton adalah organisme laut yang melayang dan hanyut dalam air serta mampu berfotosintesis (Nybakken, 1992). Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun. Jadi fotosintesis dapat 10

diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya dan sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO 2 dan H 2 O. Nannochloropsis sp. sebagai tumbuhan yang mengandung pigmen klorofil-a, mampu melakukan reaksi fotosintesis, dimana air dan karbondioksida dengan adanya sinar matahari dapat menghasilkan senyawa organik seperti karbohidrat. Oleh karena itu fitoplanton disebut sebagai produsen primer karena memiliki kemampuan untuk membentuk zat organik dan non organik. Energi yang digunakan dalam proses fotosintesis adalah cahaya matahari yang diabsorpsi oleh pigmen hijau (klorofil-a). Klorofil adalah pigmen hijau dari tumbuhan yang merupakan pigmen aktif yang paling penting dalam proses fotosintesis. Dalam mengadsorpsi cahaya terdapat pigmen-pigmen pelengkap sebagai tambahan bagi klorofil-a. Fungsi pigmen-pigmen pelengkap adalah menangkap dan mengumpulkan energi cahaya dengan kisaran panjang gelombang yang luas kemudian memindahkan energi tersebut ke klorofil-a untuk mengintroduksinya ke dalam reaksi sinar. Klorofil-a mengabsorpsi cahaya secara maksimal pada panjang gelombang 430 nm dan 660 nm. Pigmen-pigmen pelengkap mempunyai kemampuan mengabsorpsi cahaya. Pigmen-pigmen tersebut antara lain: klorofil-b, β-karoten, xanthophylls, fikoeritrin dan fikosianin. Namun demikian, hanya klorofil-a yang mampu melakukan fotosintesis. 11

Klorofil pada Nannochloropsis sp. mampu mengubah sinar matahari menjadi energi kimiawi sehingga fotosintesis menghasilkan bahan organik. Sedangkan pigmen pelengkap meskipun mampu menangkap sinar matahari, namun energi tersebut harus ditransfer terlebih dahulu ke klorofil-a dan barulah energi tersebut dirubah oleh klorofil-a menjadi energi kimiawi sehingga berguna bagi fotosintesis (Basmi, 1999). Dalam proses fotosintesis terjadi 2 reaksi utama yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Pada proses reaksi terang sangat bergantung kepada ketersediaan sinar matahari. Reaksi terang merupakan penggerak bagi reaksi pengikatan CO 2 dari udara. Reaksi ini melibatkan beberapa kompleks protein dari membran tilakoid yang terdiri dari sistem cahaya (fotosistem I dan II), sistem pembawa elektron dan komplek protein pembentuk ATP (enzim ATP sintase). Reaksi terang mengubah energi cahaya menjadi energi kimia juga menghasilkan oksigen dan mengubah ADP dan NADP menjadi energi pembawa ATP dan NADPH. Reaksi gelap merupakan lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis. Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi terang dan CO 2, yang berasal dari udara bebas. Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa (C 6 H 12 O 6 ), yang sangat diperlukan bagi reaksi metabolisme. Klorofil-a yang terdapat pada Nannochloropsis sp. digunakan sebagai indikator dari kelimpahan fitoplankton di suatu perairan dan merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan produktivitas primer di laut. Sebaran dan 12

tinggi rendahnya konsentrasi klorofil-a sangat terkait dengan kondisi oseanografi suatu perairan. Greger, (1991) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sintesa klorofil dan fotosintesis pada Nannochloropsis sp.: Suhu Suhu merupakan parameter yang penting dalam berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan di perairan. Berpengaruh secara langsung karena reaksi kimia enzimatik yang berperan dalam proses fotosintesis dikendalikan oleh suhu. Tingkat percepatan proses-proses dalam sel Nannochloropsis sp. akan meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu sampai mencapai batas tertentu antara 25-40 0 C dan peningkatan suhu sebesar 10 kali ( misal dari 10 0 C 20 0 C) maka akan meningkatkan laju fotosintesis maksimum menjadi 2 kali lipat. Pengaruh secara tidak langsung adalah suhu mempengaruhi daya larut gas karbondioksida (CO 2 ) dalam perairan. Daya larut CO 2 dalam air berkurang bila suhu air naik dan akan bertambah dengan adanya penurunan suhu, pengaruh suhu sebagai pembatas terjadinya fotosintesis akan menentukan konsentrasi klorofil-a pada Nannochloropsis sp. Cahaya Cahaya merupakan salah satu faktor yang menentukan kandungan klorofil-a. klorofil menyerap cahaya yang dibutuhkan oleh fotosintesis. Sebagai akibat dari penyerapan cahaya oleh klorofil, maka air dan karbondioksida menjadi gula dan oksigen dengan persaamaan reaksi: 13

6CO 2 + 6H 2 O cahaya C 6 H 12 O 6 + 6O 2 klorofil-a Fitoplankton memanfaatkan cahaya sebagai sumber energi untuk melangsungkan fotosintesis, sehingga cahaya berperan produktivitas primer. Makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang terbentuk, sehingga mempercepat fotosintesis pada Nannochloropsis sp. Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi kecepatan fotosintesis. Air Dalam proses fotosintesis yang dilakukan fitoplankton, unsur air (H 2 O) merupakan unsur utama selain karbondioksida (CO 2 ) maupun cahaya. Air mempunyai pengaruh sangat besar terhadap cahaya yang menembusnya, karena air menyerap cahaya. Kekurangan air menyebabkan stomata menutup, akibatnya penyerapan karbondioksida terhambat sehingga laju fotosintesis pada Nannochloropsis sp. akan menurun. D. Bioindikator Bioindikator adalah organisme atau respon biologis yang menjadi petunjuk atau keterangan adanya polutan dengan timbulnya berbagai gejala khas dan respon yang terukur. Keberadaan fitoplankton dapat dijadikan sebagai bioindikator adanya perubahan lingkungan perairan yang disebabkan ketidakseimbangan suatu ekosistem akibat pencemaran (Lacerda, 2004). Nannochloropsis sp. dapat dimanfaatkan sebagai bioindikator logam berat karena dalam proses pertumbuhannya, Nannochloropsis sp. membutuhkan berbagai jenis logam sebagai nutrien alami, sedangkan ketersediaan logam 14

dilingkungan sangat bervariasi. Syarat utama suatu fitoplankton sebagai bioindikator adalah harus memiliki daya tahan tinggi terhadap toksisitas Pb 2+ karena akumulasi (penumpukan) logam berat dalam Nannochloropsis sp. akan memberikan pengaruh racun, baik toksisitas akut maupun toksisitas kronis (Winanto, 2002). Nannochloropsis sp. dalam keadaan hidup dimanfaatkan sebagai bioindikator tingkat pencemaran logam berat di lingkungan aquatik (perairan) sedangkan Nannochloropsis sp. dalam bentuk biomassa dan biomassa terimmobilisasi dimanfaatkan sebagai biosorben (material biologi penyerap logam berat) dalam pengolahan air limbah (Sinly, 2007). Dalam pengolahan limbah logam berat, Nannochloropsis sp. dapat digunakan untuk mengikat logam dari badan air dan mengendapkannya pada dasar kolam sehingga logam dalam air menjadi berkurang. Pb 2+ merupakan unsur kimia yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup terutama menyebabkan pencemaran pada lingkungan aquatik/perairan dan memiliki sifat toksisitas (racun) pada mahluk hidup (Wisnu, 1995). Suatu lingkungan yang memiliki tingkat kandungan logam berat yang melebihi jumlah yang diperlukan dapat mengakibatkan pertumbuhan Nannochloropsis sp. terhambat, sehingga dalam keadaan ini eksistensi logam dalam lingkungan adalah polutan bagi Nannochloropsis sp. Pb 2+ merupakan logam berat yang banyak mengkontaminasi air laut. Secara alami kandungan Pb 2+ dalam air laut adalah 0,03µg Lˉ¹, efek toksik Pb 2+ baru tampak pada konsentrasi 0,1 sampai 5 mg Lˉ¹ dan apabila melebihi ambang 15

batas maka akan mengganggu biota di dalam perairan. Konsentrasi Pb 2+ yang mencapai 188 mg/l dapat membunuh ikan-ikan diperairan dan apabila Pb 2+ dalam perairan mencapai 0,05 mg/l maka dapat menggangu pertumbuhan serta membunuh fitoplankton seperti Nannochloropsis sp. Walaupun Nannochloropsis sp. dapat dimanfaatkan sebagai bioindikator, akan tetapi apabila Pb 2+ dalam perairan telah melebihi ambang batas maka akan menggangu klorofil dan fotosintesis Nannochloropsis sp. (Darmono, 1995). 16