ARANG HAYATI DAN TURUNANNYA SEBAGAI STIMULAN PERTUMBUHAN JABON DAN SENGON

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN ARANG KOMPOS PADA MEDIA TUMBUH ANAKAN MAHONI The Use of Compost Charcoal on the Growing Media of Mahoni Seedlings

ARANG DAN CUKA KAYU : PRODUK HHBK UNTUK STIMULAN PERTUMBUHAN MENGKUDU ( Morinda citrifolia)

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PULP DAN KERTAS SEBAGAI PUPUK ORGANIK PADA PERTUMBUHAN ANAKAN Shorea mesisopterik

ARANG DAN CUKA KAYU : PRODUK HASIL HUTAN BUKAN KAYU UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN DAN SERAPAN HARA KARBON

BEBERAPA SIFAT DAN PEMANFAATAN ARANG DARI SERASAH DAN KULIT KAYU PINUS. The Properties and Utilization of Charcoal from Pine Litter and Bark

Arang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan

PEMBUATAN CUKA KAYU DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN. Oleh : Sri Komarayati

Prof. Ris. Dr. Gustan Pari

Kenapa arang? Temuan ilmiah:

PENGARUH ARANG KOMPOS BIOAKTIF TERHADAP. (The Influence of Bioactive Charcoal Compost on Seedlings Growth of

PENGARUH ARANG KOMPOS BIOAKTIF TERHADAP PERTUMBUHAN ANAKAN BULIAN (Eusyderoxylon zwageri) DAN GAHARU (Aquilaria malaccensis)

Pemanfaatan Bioorganik Campuran Pakis Gleichenia linearis (Burm.) Clarke dan Serasah Daun Pinus merkusii

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2010, hlm ISSN

USAHA KEBUN KAYU DENGAN JENIS POHON CEPAT TUMBUH

19/10/2015. A. Sejarah singkat penelitian arang dan pengembangan tungku. B. Teknologi pembuatan arang: pengertian, proses, aplikasi

Pemanfaatan Arang Sekam untuk Memperbaiki Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) pada Media Subsoil

PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus cadamba) PADA MEDIA BEKAS TAMBANG PASIR DENGAN PENAMBAHAN SUB SOIL DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol mencakup 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah

pastura Vol. 3 No. 1 : ISSN : X

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

PENGARUH ARANG DAN ASAP CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN ANAKAN Gyrinops sp. (The Effect of Charcoal and Liquid Smoke on Gyrinops sp.

Oleh/By : Sri Komarayati & Gusmailina ABSTRACT. organic fertilizer (CIOF) and charcoal-incorporated organic fertilizer (CIMOF) to the

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang

APLIKASI PUPUK ORGANIK PLUS ARANG DAN PUPUK ORGANIK MIKORIZA PLUS ARANG PADA MEDIA TUMBUH ANAKAN Shorea crysophylla

PEMANFAATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI DAN ARANG SEKAM PADI SEBAGAI MEDIA SAPIH UNTUK CEMPAKA KUNING (Michelia champaca)

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT Gmelina arborea ROXB TERHADAP PENAMBAHAN Growth Stimulant DI PERSEMAIAN PERMANEN IPB

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA SAPIH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MAHONI ( Swietenia macrophylla King)

PENGARUH MEDIA DAN TEMPAT TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN ANAKAN Eucalyptus urophylla dan Eucalyptus pellita

PEMBUATAN ARANG KOMPOS BIOAKTIF (ARKOBA) DARI LIMBAH PENYULINGAN NILAM (Manufacturing Bioactive Charcoal-Compost from Patchouli Distillation Wastes)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KESESUAIAN MEDIA SAPIH TERHADAP PERSENTASE HIDUP SEMAI JABON MERAH (Anthocephalus macrophyllus (ROXB.) Havil) 1

PENGARUH MEDIA DAN TEMPAT TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN ANAKAN Eucalyptus urophylla. (The effect of media and growth location on Eucalyptus urophylla

APLIKASI PENGGUNAAN BEBERAPA AKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN SENGON (Paraserianthes falcataria), AKASIA (Acacia mangium), DAN SUREN (Toona sureni)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KOMPOSISI MEDIA TANAM DENGAN APLIKASI BIOCHAR PADA PEMBIBITAN TEMBAKAU VIRGINIA SISTEM NAMPAN (TRAY) JURNAL

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH (Anthocephalus macrophyllus) PADA MEDIA CAMPURAN TANAH PMK, KOMPOS DAN PASIR

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH JENIS BIOCHAR DAN KONSENTRASI PUPUK AGRODYKE TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MAHONI (Swietenia macrophylla King.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

Sri Komarayati, Gusmailina & Gustan Pari

PENGARUH PENAMBAHAN GAMBUT DAN SEKAM PADI PADA MEDIA TANAM ALLUVIAL TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MAHONI

PENGARUH MEDIA TANAM DAN EMPAT INTENSITAS NAUNGAN PADA PERTUMBUHAN BIBIT KHAYA ANTOTECHA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan Bibit Cempaka (Magnolia elegans (Blume.) H.Keng) pada Tempat Sapih Politub dan Polibag 1

BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penambahan Zeolit pada Media Tumbuh Tanaman pada Tanaman Melon dan Semangka dalam Sistem Hidroponik

POTENSI SIMPANAN KARBON PADA HUTAN TANAMAN MANGIUM (Acacia mangium WILLD.) DI KPH CIANJUR PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN

PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et.

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERBANYAKAN BIBIT POHON UNTUK REVEGETASI LAHAN PASCA TAMBANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pengelolaan yang memperhatikan kendala yang ada. Beberapa kendala

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABUTAN ALAM GAHARU

PENGELOLAAN KEBUN PANGKAS HIBRID ACACIA (A. mangium x A. auriculiformis) Sri Sunarti Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

PEMBENAH TANAH DAN FUNGI MIKORHIZA ARBUSKULA (FMA) UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TANAMAN KEHUTANAN PADA AREAL BEKAS TAMBANG BATUBARA

PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus cadamba) PADA MEDIA BEKAS TAMBANG PASIR DENGAN PENAMBAHAN SUB SOIL DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA BAYU WINATA

Kegiatan di Persemaian Secara Lengkap

PEMANFAATAN LIMBAH DAUN DAN RANTING PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi Powell) UNTUK PEMBUATAN ARANG AKTIF

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permasalahan Tanah Ultisol dan Upaya Mengatasinya

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI LIMBAH PADAT INDUSTRI KERTAS. Manufacturing Organic Fertilizer from Paper Industry s Sludge Effluent.

Johan M. Matinahoru Dosen Kehutanan Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura - Ambon

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN MUTU BIBIT TANAMAN HUTAN

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. V, No. 1 : (1999)

PEMANFAATAN KOMPOS KOTORAN SAPI DAN ARA SUNGSANG UNTUK MENURUNKAN KEPADATAN ULTISOL. Heri Junedi, Itang Ahmad Mahbub, Zurhalena

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

PENGARUH ASAL BAHAN DAN MEDIA STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TEMBESU

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan penting sebagai

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh : Iskandar Z. Siregar

BUDIDAYA TANAMAN GAHARU (Aquilaria malaccensis Lamrk.) DI LAHAN KEBUN KELAPA SAWIT DENGAN APLIKASI TEKNIK SILVIKULTUR. Suhartati

BAB I. PENDAHULUAN A.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peneliti, Divisi Litbang, PT. Musi Hutan Persada, Muara Enim, Sumatera Selatan 31171, Indonesia. Telp:

Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metoda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

Penulis : Editor : Penyunting : Penerbit : Dra. Gusmailina, M.Si Dra. Sri Komarayati Prof. Ris. Dr. Gustan Pari, M.Si

TINJAUAN PUSTAKA. lahan baik yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan yang telah

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

Djoko Eko Hadi Susilo dkk., Studi Potensi Penyemaian dan Pembibitan Tanaman Mengkudu

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan kertas dunia, yaitu rata-rata sebesar 2,17% per tahun (Junaedi dkk., 2011).

Makalah Utama pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September )

PERBANDINGAN MEDIA TANAM TOP SOIL DAN PUPUK KANDANG PADA WADAH BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA BRACTEATA

Transkripsi:

Buana Sains Vol 12 No 1: 16, 2012 1 ARANG HAYATI DAN TURUNANNYA SEBAGAI STIMULAN PERTUMBUHAN JABON DAN SENGON S. Komarayati dan G. Pari Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Bogor Abstract Biological biochar is potential carbon storage in the soil that can increase soil fertility. The aim of this study was to evaluate utilization of saw dust biochar, compost biochar and wood vinegar on growth of Jabon and Sengon seedlings. The result showed that addition of saw dust biochar, mix biochar, wood vinegar, and compost biochar increased height of seedlings by 5%, 5%, 2%, and 10%, respectively. For seedling stem, addition of saw dust biochar and compost biochar increased the diameter by 5% and 10%, respectively. Concentration ratio of saw biochar of 5%, mix biochar of 5%, wood vinegar of 2% and compost biochar of10% were suitable to increase growth of jabon and sengon seedlings. Key words: biochar wise wood product, compost, wood vinegar and growth of seedling Pendahuluan Arang hayati (biochar) merupakan hasil pembakaran bahan padat dan berporiyang mengandung karbon. Penggunaan arang tidak hanya sebagai bahan bakar alternatif, akan tetapi saat ini secara inovatif dapat diaplikasikan di bidang pertanian atau kehutanan sebagai pembangun kesuburan tanah. Di bidang pertanian dan kehutanan arang hayati sudah banyak digunakan dalam penelitian sebagai pemacu pertumbuhan tanaman. (Gusmailina et al., 2004; Gani, 2009; Hidayat, 2010; Komarayati dan Santoso, 2011). Penambahan arang hayati ke dalam tanah selain untuk carbon store, juga mereduksi emisi yang dikeluarkan oleh tanah seperti gas CH 4 dan N 2 O yang dapat berpengaruh pada efek rumah kaca, dengan cara mengikat gas tersebut ke dalam pori arang (Pari, 2009). Arang kompos adalah campuran arang dan kompos yang telah melalui proses pengomposan dengan bantuan mikroba lignoselulotik yang tetap hidup di dalam kompos. Cuka kayu/asap cair adalah cairan warna kuning kecoklatan/coklat kehitaman yang diperoleh dari hasil samping pembuatan arang (Komarayati et al., 2003; Nurhayati, 2007; Komarayati et al., 2011). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan arang serbuk gergaji, arang kompos serasah dan cuka kayu terhadap respon pertumbuhan anakan sengon dan jabon. Bahan dan Metode Penelitian dilakukan di Persemaian Kebun Penelitian Pasirhantap, Sukabumi.Bahan yang digunakan yaitu arang serbuk gergaji, arang kompos dan cuka kayu. Anakan/bibit yang digunakan adalah sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) dan jabon (Anthocephalus cadamba Miq). Perlakuan yang digunakan pada kedua jenis bibit ada 12 taraf dan dilakukan ulangan sebanyak tiga kali, yaitu:

2 A = kontrol B = arang serbuk gergaji 5% C = arang serbuk gergaji 5% + cuka kayu 1% D = arang serbuk gergaji 5% + cuka kayu 2% E = arang serbuk gergaji 10% F = arang serbuk gergaji 10% + cuka kayu 1% G = arang serbuk gergaji 10% + cuka kayu 2% H = arang kompos 10% I = arang kompos 10% + cuka kayu 1% J = arang kompos 10% + cuka kayu 2% K = arang kompos 20% L = arang kompos 20% + cuka kayu 1% Tanah lapisan atas dicampur meratadengan serbuk gergaji, arang kompos atau cuka kayu sesuai masingmasing perlakuan. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam polybag, kemudian ditanami anakan sengon, dan jabon, selanjutnya disiram air sampai terserap media. Polybag yang telah berisi media dan ditanami, diletakkan di atas bedengan/rak persemaian. Setiap hari dilakukan penyiraman secukupnya selama lima bulan penelitian. Respon pertumbuhan yang diamati yaitu pertumbuhan tinggi dan diameter. Data yang diperoleh, dianalisis statistik dengan menggunakan program SAS dan apabila berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji Tukey (Snedecor dan Cochran, 1990). Hasil dan Pembahasan Penambahan arang serbuk gergaji, arang serbuk gergaji dicampur cuka kayu, arang kompos serasah dan arang kompos serasah dicampur cuka kayu pada tanaman jabon berpengaruh nyata terhadap peningkatan tinggi dan diameter anakan tanaman jabon dibandingkan kontrol (Tabel 1 dan 2). Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa anakan jabon yang diberi arang hayati/arang serbuk gergaji, campuran arang serbuk gergaji dengan cuka kayu, arang kompos maupun campuran arang kompos dengan cuka kayu mengalami peningkatan pertumbuhan tinggi bila dibandingkan dengan kontrol. Tabel 1. Pengaruh penambahan arang serbuk gergaji, arang kompos dan cuka kayu terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter anakan jabon. Perlakuan Tinggi (cm) Diameter (cm) A 0,39 0,34 B 6,39 0,59 C 3,20 0,47 D 8,21 0,54 E 13,02 0,47 F 3,34 0,50 G 9,20 0,49 H 24,47 1,06 I 22,67 0,94 J 25,83 1,03 K 30,59 1,12 L 24,93 0,83 Tabel 2. Analisis pengaruh penambahan arang serbuk gergaji, arang kompos dan cuka kayu terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter anakan jabon. Sumber F Hitung Db Y1 Y2 Total Perlakuan 35 12 235,66 ** 50,22* Galat 23 Ratarata Koefisien 5,51 38,23 0,19 27,94 Keterangan: Y1 = tinggi; Y2 = diameter; tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf 5%; ** = nyata pada taraf 1% Anakan jabon yang diberi arang serbuk gergaji 510% menunjukkan peningkatan pertumbuhan tinggi sebesar 16,38 33,38 kali lipat, diikuti dengan perlakuan penambahan campuran arang serbuk gergaji dengan cuka kayu 2%, terjadi peningkatan pertumbuhan sebesar 21,05 23,59 kali lipat. Untuk perlakuan

3 penambahan campuran arang serbuk gergaji dengan cuka kayu 1%, peningkatan hanya sebesar 8,20 8,56 kali lipat. Selanjutnya perlakuan penambahan arang kompos 10 20%, dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi sebesar 62,74 78,47 kali lipat; sedangkan campuran arang kompos dan cuka kayu 2% dapat meningkatkan 66,23 kali lipat dan diikuti dengan perlakuan penambahan campuran arang kompos dan cuka kayu 1% yaitu sebesar 58,13 63,92 kali lipat. Pemberian arang serbuk gergaji dengan konsentrasi 5% sudah memberikan perbedaan nyata pada peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman jabon. Hal ini terjadi karena arang hayati merupakan pembenah tanah yang dapat meningkatkan kelembaban dan kesuburan tanah, juga dapat digunakan sebagai amelioran yang mampu bertahan ribuan tahun di dalam tanah. Seperti halnya, tanah hitam tera petra di Amazon Amerika Selatan yang sudah berada dalam tanah selama ribuan tahun dan sampai saat ini daerah tersebut masih tetap subur (Gani, 2009). Selain itu, terbukti bahwa pemberian arang pada tanah dapat meningkatkan sifat kimia tanah seperti ph, kapasitas tukar kation dan kadar Ca. Penggunaan arang selain dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, juga akan lebih menguntungkan bagi lingkungan dalam jangka panjang (Gani, 2009). Penelitian lain menyebutkan bahwa penambahan arang serbuk gergaji sebesar 20% pada tanaman Shorea leprosula dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi sebesar 3,89 kali dan diameter 2,47 kali (Siregar et al., 2003). Selanjutnya Siregar (2005) menyatakan bahwa pemberian arang bongkah yang sudah dibuat serbuk sebesar 10% pada media tanam Acacia mangium dan 15% pada Michelia montana dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi, diameter dan jumlah daun, juga dapat meningkatkan nutrien tanah. Imanuddin et al. (2005) menyatakan bahwa pemberian 10% arang pada Shorea leprosula dan Shorea macrophylla dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi dan diameter. Selanjutnya penambahan arang serbuk gergaji yang dicampur cuka kayu sebesar 2% memberikan perbedaan nyata, bila dibandingkan dengan penambahan arang tanpa penambahan cuka kayu. Hal ini membuktikan bahwa cuka kayu merupakan larutan yang dapat berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan tanaman, karena cuka kayu mengandung beberapa komponen kimia, antara lain asam asetat dan metanol. Seperti pernyataan Yatagai (2002), bahwa cuka kayu/asap cair mengandung komponen kimia seperti asam asetat yang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman dan pencegah penyakit tanaman. Metanol berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, sedangkan phenol dan turunannya berfungsi untuk mencegah serangan hama dan penyakit tanaman. Penambahan cuka kayu sebesar 2% pada campuran arang dapat meningkatkan pertumbuhan anakan jabon, dibandingkan dengan penambahan cuka kayu sebesar 1%. Dari beberapa penelitian lainnya telah terbukti bahwa aplikasi cuka kayu pada stek pucuk eboni, pulai dan shorea dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi sebesar 30,70%; 17,10% dan 18,50% (Nurhayati, 2007). Selain arang serbuk gergaji dan cuka kayu, pada penelitin ini juga dicoba pemberian arang kompos, yang hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan tinggi sangat nyata, baik pada pemberian arang kompos 10% maupun 20%. Adanya tambahan arang kompos pada media tumbuh tanaman akan merangsang pertumbuhan tanaman karena arang kompos mengandung unsur hara makro yang lengkap dan berguna bagi

4 tanaman, nisbah C/N yang sesuai dan KTK yang relatif tinggi sehingga pertumbuhan anakan menjadi lebih baik dibandingkan dengan perlakuan media lainnya (Komarayati et al., 2003; Gusmailina, 2010). Ada kecenderungan bahwa makin besar konsentrasi arang kompos yang diberikan, maka pertumbuhan anakan makin baik. Hal ini menunjukkan bahwa anakan mampu beradaptasi dengan media tumbuh karena akar menyerap hara dari media. Selain itu karena keberadaan arang dalam arang kompos, sehingga media tumbuh menjadi lebih gembur dan adanya pori pori arang yang dapat menyerap air dan hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Gusmailina (2010). Disamping itu, pernyataan ini didukung juga oleh beberapa hasil penelitian yang terdahulu (Komarayati et al., 2003; 2004; Komarayati, 2004). Begitu pula pada perlakuan campuran arang kompos 10% dan cuka kayu 2% sangat berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan tinggi, dengan hasil beberapa kali lipat bila dibandingkan dengan kontrol. Selain pada pertumbuhan tinggi, juga pertumbuhan diameter mengalami peningkatan setelah diberi arang serbuk gergaji, campuran arang serbuk gergaji dan cuka kayu, arang kompos dan campuran arang kompos dengan cuka kayu (Tabel 1). Sama seperti pada pertumbuhan tinggi, ternyata pertumbuhan diameter jabon meningkat dengan variasi peningkatan berbeda, sesuai dengan perlakuan yang diberikan. Penambahan arang serbuk gergaji, campuran arang serbuk gergaji dengan cuka kayu, arang kompos dan campuran arang kompos dan cuka kayu juga berpengaruh nyata terhadap tinggi dan diameter anakan (Tabel 3 dan 4). Anakan sengon yang diberi arang serbuk gergaji 5 10% menunjukkan peningkatan pertumbuhan tinggi sebesar 2,25 6,89 kali lipat, diikuti dengan perlakuan penambahan campuran arang serbuk gergaji dengan cuka kayu 2%, terjadi peningkatan pertumbuhan sebesar 2,10 3,69 kali lipat. Tabel 3. Pengaruh penambahan arang serbuk gergaji, arang kompos dan cuka kayu terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter anakan sengon. Perlakuan Tinggi (cm) Diameter (cm) A 2,06 0,25 B 4,64 0,17 C 3,48 0,19 D 4,33 0,22 E 6,89 0,26 F 6,64 0,22 G 7,60 0,22 H 8,40 0,34 I 7,66 0,33 J 6,34 0,19 K 9,85 0,25 L 12,14 0,34 Tabel 4. Analisis pengaruh penambahan arang serbuk gergaji, arang kompos dan cuka kayu terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter anakan sengon. Sumber Total Perlakuan Galat Ratarata Koefisien Db 35 12 23 Y1 F Hitung Y2 235,06** 0,22 tn 5,51 38,23 0,19 27,94 Keterangan: Y1 = tinggi; Y2 = diameter; tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf 5%; ** = nyata pada taraf 1% Untuk perlakuan penambahan campuran arang serbuk gergaji dengan cuka kayu 1%, peningkatan hanya sebesar 1,69 3,22 kali lipat. Selanjutnya perlakuan penambahan

5 arang kompos 10 20%, dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi sebesar 4,08 4,78 kali lipat; sedangkan campuran arang kompos dan cuka kayu 2% dapat meningkatkan 3,08 kali lipat dan diikuti dengan perlakuan penambahan campuran arang kompos dan cuka kayu 1% yaitu sebesar 3,72 5,89 kali lipat. Pemberian arang serbuk gergaji dengan konsentrasi 5% sudah memberikan perbedaan nyata pada peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman sengon, bila dibandingkan dengan kontrol. Makin tinggi konsentrasi arang maupun arang kompos yang diberikan, maka makin meningkat pertumbuhan tinggi tanaman sengon. Apalagi bila diberi campuran cuka kayu 2%, karena adanya arang yang mempunyai poripori yang dapat mengikat air dan unsur hara bagi tanaman. Seperti pada cuka kayu yang mengandung unsur hara C, N, P dan K yang merupakan unsur hara makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu, adanya kandungan komponen kimia cuka kayu seperti asam asetat dan metanol yang berfungsi memacu pertumbuhan tanaman (Yatagai, 2002; Komarayati et al., 2011). Setelah diamati, ternyata pertumbuhan diameter tanaman sengon tidak sebaik pertumbuhan tinggi, walaupun sudah diberi perlakuan yang sama yaitu penambahan arang serbuk gergaji, campuran arang serbeuk gergaji dengan cuka kayu; arang kompos dan campuran arang kompos dan cuka kayu. Perlakuan yang dapat meningkatkan pertumbuhan diameter adalah penambahan arang kompos 1020%, yang dapat meningkatkan pertumbuhan diameter sebesar 1 1,36 kali lipat, begitu juga penambahan campuran arang kompos dan cuka kayu 1%, dapat meningkatkan dimeter sebesar 1,321,36 kali lipat. Bila dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman jabon, ternyata perkembangan tanaman sengon memberikan respon lebih lambat, walaupun sudah diberi perlakuan yang sama. Hal ini terjadi karena masingmasing jenis mempunyai karakteristik dan sifat yang berbeda. Kesimpulan Secara keseluruhan penambahan arang serbuk gergaji, arang kompos dan campuran arang serbuk gergaji dan cuka kayu, campuran arang kompos dan cuka kayu, dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi dan diameter anakan jabon dan sengon. Konsentrasi arang serbuk gergaji sebesar 5%; campuran arang serbuk gergaji 5% dan cuka kayu 2%; dan arang kompos 10%, merupakan konsentrasi yang sesuai dan merupakan konsentrasi terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan anakan jabon dan sengon. Daftar Pustaka Gani, A. 2009. Potensi arang hayati sebagai komponen teknologi perbaikan produktivitas lahan pertanian. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, Vol/No : IT 04/01, tahun 2009. Puslitbang Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertanian. Gusmailina, S., Komarayati and Pari, G. 2004. Assesment on the Utilization of Charcoal and Compost Charcoal as an Enhancement of Soil Fertility. Proceeding of The International Workshop on Better Utilization of Forest Biomass for Local Community and Environment. Kerjasama Puslitbang Teknologi Hasil Hutan dan JIFPRO. Gusmailina. 2010. Pengaruh arang kompos bioaktif terhadap pertumbuhan anakan bulian (Eusyderoxylon zwageri) dan gaharu (Aquilaria malaccensis). Jurnal Penelitian Hasil Hutan 28 (2) : 93 110. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hasil Hutan. Bogor. Hidayat. 2010. Pemanfaatan arang sebagai biochar yang ramah lingkungan. Arief Hidayat Blog, 16 Desember 2010. Di akses tanggal 14 April 2012.

6 Imanuddin, R., Siregar, C.A. and Nobuo, I. 2005. Growth of Shorea leprosula and Shorea macrophylla plantation as affected by charcoal application in West Kalimantan. Proceeding of the 2 nd workshop on demonstration study on carbon fixing forest management in Indonesia. Kerjasama FORDA dan JICA. Bogor, 11 Januari 2005. Komarayati, S., Gusmailina dan Pari, G. 2003. Aplikasi arang kompos pada anakan tusam (Pinus merkusii). Buletin Penelitian Hasil Hutan. 21 (1) : 15 21. Pusat Litbang Teknologi Hasil Hutan. Bogor. Komarayati, S., Gusmailina and Pari, G. 2004. Application of compost charcoal on two species of forestry plants. Voluntary paper. Proceeding of The International Workshop on Better Utilization of Forest Biomass for Local Community and Environment. 16 17 Maret 2004 di Bogor. Komarayati, S. 2004. Penggunaan arang kompos pada media tumbuh anakan mahoni. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 22 (4) : 193203. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Bogor. Komarayati, S. dan Santoso, E. 2011. Arang dan cuka kayu : Produk HHBK untuk stimulan pertumbuhan mengkudu (Morinda citrifolia). Jurnal Penelitian Hasil Hutan 29 (2) : 155178. Puslitbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan. Bogor. Komarayati, S., Gusmailina dan Pari, G. 2011. Produksi cuka kayu hasil modifikasi tungku arang terpadu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 29 (3): 234247. Puslitbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan. Bogor. Nurhayati, T. 2007. Produksi arang terpadu dengan cuka kayu dan pemanfaatan cuka kayu pada tanaman pertanian. Makalah disampaikan pada pelatihan pembuatan arang terpadu dan produk turunannya di Dinas Kehutanan Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur, tanggal 1726 Juli, 2007. Pari, G. 2009. Laporan mengikuti 1 st Asia Pasific Biochar Conference Gold Coast. Australia, 1720 Mei 2009. Tidak diterbitkan. Siregar, Ch. A.I., Heriansyah dan Kyoshi, M. 2003. Studi pendahuluan efek aplikasi arang terhadap pertumbuhan awal Acacia mangium, Pinus merkusii dan Shorea leprosula. Buletin Penelitian Hutan, np. 634, hal 27 40. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor. Indonesia. Siregar, C.A. 2005. Effect of charcoal application on early growth stage of Acacia mangium and Michelia montana. Proceeding of the 2 nd workshop on demonstration study on carbon fixing forest management in Indonesia. Kerjasama FORDA dan JICA. Bogor, 11 Januari 2005. Snedecor, G.W. and Cochran, W.G. 1990. Statistical Methods. Iowa State College Press, Ames. USA. Yatagai. 2002. Utilization of charcoal and wood vinegar in Japan. Graduate School of Agricultural and Life Sciences, The University of Tokyo.