BABI PENDAHULUA~ Saar ini kita sedang berada dalam abad 21. yang ditandai dengan em-eire

dokumen-dokumen yang mirip
1. Terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan kincija guru

Bclajar merupakan suaru proses interaksi seseorang menuju kepada scsuatu

BAB-1 PENDAHULUAN. terhadap keberbasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam

BABI PENDAHULUAN. Sekolah merupakan sebuah organisasi atau lembaga pendidikan yang di

namun kualitas lulusan yang dihasilkan pada umumnya diduga merupakan alasan

BABI PENDAHULUAN. Memasuki abad 21 atau erd globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi

BABJ PENDAHULUAN. adalah Jembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat

A. Latar Belakang Masalab

BABI PENDAHULUAN. Mutu merupakan permasalahan yang kompleks dan multidimensional,

BABI PENDAHULUAN. Salah satu pennasalahan pcndidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan

BABI PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kata kunci untuk peningkatan kualitas Sumber Daya

BABI PENDAHULUAN. sehingga muncul paradigma baru pendidikan dengan berbagai konsep

BABJ PENDAHULUAN. Sebuah kcnyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa apa yang discbut era

-MIUK PERPUST Af(A~1N ~ U1'\Iir\tii:D:

I MfLIK PERPUST AKit.Ai :. ( U N 0 M ~-ll_j

BABI PENDAHULUAN. Guru sebagai tenaga profesional adalah seseorang yang mampu. mengembangkan kreativitas dan kemampuan mengajamya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena. dengan adanya pendidikan manusia dapat belajar memahami dan mengerti segala

daya manusia adalah guru melalui proses pendidikan. Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa melalui

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang berkualitas pula.

BAB I PENDAHULUAN. Telah diketahui bahwa Pendidikan mempunyai arti yang luas dari sekcdar upaya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAll l PENDAHULUAN. Salah satu tujuan didirikan lemabaga pcndidikan adalah menciptakan surnber

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

.PENDAHULliAN. Kinerja guru adalah salah satu komponen penting dalam proses pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENOAHULUAN. pemerintahan rnemberikan pelayanan kepada masyarakat dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BABI PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 17 ayat I dan 2 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BABI PENDAHULUAN. kompetensi, mulai dari kurikulum tahun 1994, tahun 1999, tahun 2004 dengan

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BABI PENDAHULUAN. Pcndidikan nonfonnal scbagai sub sistem pcndidikan nasional mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BABS PENUTUP. Pada bab ini akan diberikan temuan-temuan penting pada penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Pemahaman Kurikulum 2004

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh layanan pendidikan guna meningkatkan kualitas hidup Bangsa

BABI PENDAHULUAN. Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu berusia muda sebagai generasi bangsa masih mudah di bentuk,

BAB I PENDAHULUAN. fenomena ini muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang pendidikan. Untuk menghadapi tantangan berat ini

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1992 TENTANG TENAGA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur penting untuk menunjang pendidikan yang bermutu adalah tenaga kependidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan

MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DAN SERTIFIKASI GURU

llabl PE OAHULUAN Scjak manusia diturunkan ke muka bumi ini, ia telah memulai kchidupan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

guru. Persepsi terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah ini memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

BABI PENDAHULUAN. Berbicara masalah pendidikan tidak terlepas dari mutu lulusan dan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah peningkatan mutu pendidikan. Menurut Sujana (2005: 67)

BAB I. I,ENDAHlJLUAN

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah

ANALISIS UNDANG-UNDANG NO 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana

Peningkatan Kompetensi & Profesionalisme Tenaga Perpustakaan

BABI PENDAHULUAN. Pendidikan kejuruan merupakan salah satu subsistem pendidikan

BABI PENDAHULUAN. dipecabkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

... _,. '.. BABI PENDAHULUAN. Salah satu persoalan nasional yang sampai saat ini belum terpecahkan

BABV KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah selesai menguraikan hasil penelitian maka dapatlah dibuat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. kita, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Di satu sisi,

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini tantangan yang dihadapi lembaga-lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor yang menghambat penyediaan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi untuk masa depan. Kemakmuran Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BABI PENDAHULUAN. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 secara eksplisit menyatakan tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk mendapatkan Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia Indonesia. diri dan berhasil dalam kehidupan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BABI PENDAHULUA~ A. Latar Belakang Masalah Saar ini kita sedang berada dalam abad 21. yang ditandai dengan em-eire (1) dunia tanpa batas, (2) kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologt scrta aplikasinya di dalam kehidupan manusta, (3) kesadaran terhadap hak dan kewajiban asasi man usia. (4) ke~1asama dan kompetisi antar bangsa (Tilaar, 2002:2-4)_ Terkait dengan era global tcrsebut pada awal tahun 2003 Asean Free Trade Area (AfT A) telah dimulai dan itu adalah sinyalemen utama sangat dibutuhkannya swnber daya manusia yang berkualita.._<; guna berkompctis1 di era global, dan permintaan pclayananjasa tak hanya terbatas pada wliayah lokal, dengan artian para pcngguna Ja58 lebih membutuhkan sumber daya manusia yang berkuahtas baik dan dalam maupun d.ari luar ncgcn_ Sehuhungan dengan hal tcrscbut dl atas. maka diperlukan adanya sumber daya mantlc;ia yang handal dan dapat menghadapi tantangan, menclptakan scrta mengisi peluang, karcna bcrdasarkan pengalaman salah satu pcnyebab teljadinya krisis ekonom1 adalah rendahnya kualitas swnbcr daya manusia_ Oleh karena itu, diperlukan strategi pengembangan sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi tantangan dan peluang global, dan salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia itu adalah pendidikan. Pclaksanaan pendidikan tersebut dilak.sanakan dalam tiga lingkungan I

pendidikan yaitu pendidikan formal, tnformal, dan non formal. Ketiga lingkungan pendidikan secara bersama-sama membina sumber d.aya manusla scsuai dengan yang diteta.pkan/dihara.pkan. Dan ketiga ltngkungan pendidikan terscbut, maka pendidikan formal mempunyat tugas dan peran yang terpenting, khususnya dalam membekali berbagat ilmu pengetahuan dasar yang diperluk.an dalam kehidupan manusia Lembaga pendidikan fonnal sebagaimana dikemukakan dalam pasal 14 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 bahwa jenjang pendidikan formal tcrdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidik.an tinggl Selatljutnya dalam pasal 16 disebutkan: Jalur, jenjang dan jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk. satuan pendidikan yang diselenggarakan olch Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. Dalam pasal 39 ayat ( 1) disebutkan bahwa: Tenaga kcpcndidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan., pengcmbangan, pengawa<;an, dan pelayanan teknis ootuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Dalam ayat (2) dtsebutkan: Pendidik mcrupakan tenaga profesional yang bertugas mcrcncanakan dan melaksanakan proses pcmbelajaran, menilai basil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melal...-ukan penelitian dan pengabdian kepada masyarctkat, tcrutama bagi pendidik pada pcrgnruan tinggi Pcndidikan secara profesional melaksanakan pendidikan di lembaga pend1dikan formal (sekolah) dan non formal (pendidikan lnar sekolah). Sekolah sehagai wadah atau lembaga pcndidikan formal mempunyai tugas berat dalarn menghasilkan lulusan-lulusan yang sesuai dengan k:ualifikasi yang diharapkan, karena 2

dalam melaksanakan proses pcndidikan di sekolah diperlukan seperangkat komponen yang merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistcm-subsistem seperti siswa, kurikulwn, guru, Kcpala Sekolah, laboran, pustakawan, buku pelajaran, alat bantu, gedung sckolah, pedoman pengelolaan sekolah, pcmbinaan dan evaluasi. Keseluruhan hal tersebut perlu dikelola guru deng-,m sebaik-baiknya. Rendahnya kinerja guru sebagai pendid.ik pada Sekolah Menengah Pertama (S:MP) banyak mendapat sorotan. Hal ini tercennin pada belum maksimalnya out put siswa sesuai dcngan yang diharapkan, sebagaimana terdapat pada laporan prestasi belajar siswa, yaitu nilai rata-rata hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) SMP 2003 di Kabupaten I..angkat untuk mata pelajaran Matematika adalah 4,2. Di sisi lain juga belum maksimalnya keberadaan gum sebagai guru yang profesional, khususnya untuk memenuhinya bcrbagai kriteria yang termasuk: dalam kompetensinya guru. Untuk meningkatkan kualita<; pendidikan. pemcrintah dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam hidang pendidikan telah mclakukan berbagai pembaharuan dan penyempurnaan. Dalam usaha mencapat kualitas hasil pendidikan yang optimal, aspek-aspek yang ada kaitarmya dengan proses belajar mengajar perlu dievaluasi dan disempumakan, mtsalnya aspek kurikulurn, kualitas guru dan metode pembelajaran. Untuk. menanggulangi rendahnya kualitas swnber daya tenaga pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, khususnya di Sckolah Menengah Pertama perlu dilakukan perbaikan atau peningk.atan pada faktor-falctor yang diduga mempengaruhi kineija guru. Hal tni tcrus berdampak secara nasional, di mana kcadaan pcndidikan Indonesia semakin rendah dibandingkan dengan keadaan pendidikan di negara 3

lainnya_ Salah satu faktor utama dalam pclak:sanaan pendidikan di SMP adalah faktor tenaga pengajar. Rendahnya kualitas tenaga pengajar akan berpengaruh pada kemampuan dan keberhasilan mclaksanakan tugas atau dengan kata lain tidak dapat mclaksanakan tugas secara batk dan tepat (kineija yang baik). Kineija guru merupakan gambaran keberha-;ilan guru melaksanakan tugas, baik sebagai tenaga pengajar maupun pendidik. Tinggi rendahnya kinerja guru sangat ditentukan seberapa besamya motivasi guru ingin menyelesaikan pekerjaan untuk meraih prestasi, dan kebiasaan belajamya, serta media pembelajamn yang digunakannya, sehingga dapat mclaksanakan tugas dengan baik, tepat waktu, serta memenuhi kualitas standar kerja Untuk memperoleh gambaran yang lebih tentang hasil penelitian ini, maka penulis akan rnemfokuskan penelitiannya kepada guru Matematika yang terdapat di 38 SMP Negeri Kabupaten Langkat. Hal ini mengingat Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diujikan dalam ujian nasional, serta tennasuk mata pelajamn yang sulit dtpelajari oleh siswa, tetapi ia mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan belajar siswa. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara penulis kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Langkat yang menyatakan bahwa kineija guru Matcmatika di SMP Negeri Kabupaten Langkat bclwnlah optimal Olch scbab itu sangatlah penting untuk diteliti secara lehih mendalam tentang kinetja guru Matematika tersebut, sehingga dapat diketahui perrnasalahannya secara lebih rinci, serta beberapa usaha untuk peningkatan, khususnya melalui motivasi berprestasi, kebiasaan belajar, dan pemiliklpenggunaan 4

media pembelajaran. B. ldentifikasi Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa guru pada hampir semua lembaga pendidikan dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga pengajar dapat dikelompokkan pada tiga tingkat, yaitu: kinetja tinggi, scdang, dan rendah. Kinetja guru sebagai ukuran keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya dipengaruhi kemampuan motivasi, kernampuan interpersonal serta kemampuan intelektual. NamWl, kinetja guru dipcngaruhi juga olch faktor iklim yang mehngkupi lembaga pendidikan. Kepemimpman lembaga, insentif guru scrta tuntutan lainnya dari ma">yarakat. Bcrdasarkan kondisi riil di atas yang tclah diumikan pada latar belakang masalah, maka selanjutnya dapat diidentifi.kast beherapa permasalahan tentang kinerja guru, yang dihubtmgkan dengan tugas utama sebagai tcnaga kependidikan. Ragaimanakah motivast berprestasi guru dalam melaksanakan tugas1 Bagaimanakah kebiasaan bclajar yang dimiliki guru? Bagaimanakah penggunaan media pembelajaran oleh guru? Apakah samna dan prasarana penunjang proses belajar mcngajar cukup tersedia bagi pelaksanaan tugas guru? Bagaimanakah motivasi guru dalam berkompetisi? Apakah benar sinyalemen yang menyatakan bahwa guru belum siap berkompctisi secam terbuka dalam bidang protcsinya karena keterbatasan kemampuan yang dimilikinya atau karena faktor dukungan sistem dan rendahnya penghargaan (pemerintah dan masyarakat) terhadap nilai prestasi yang dicapai di 5

bidang profe.ss1 guru? Ap-dkah kompctis1 di kalangan guru di sekolah berlangsung secara sehat? Apakah guru memiliki kebiasaan belajar yang baik dapat membantu terhadap pcrungkatan kinelja guru? Bagaimanakah minat belajar, kebiasaan belajar, dan penggunaan media belajar oleh guru? Bagaimana kemampuan guru menilai hasil belajar? Kendala apa saja yang dihadapi guru dalam mengeiola pembelajamn? Adakah hubungan antara mottvast berprestasi guru dengan kinerja guru? Adakah hubungan antara Kebiasaan belajar guru dengan kinerja guru? Bagaimanakah kemampuan guru menggunakan media pembelajaran? Apakah guru-gwu dalam menyajikan rnateri pelajaran menggunakan media pendidikan? Apakah ada hubungan penggunaan media pendidikan dengan kinetja guru? C. Pcmbatasan Masalah Dari identifikasi masalah sebagaimana diuraikan di atas, temyata terdapat cukup ban yak masalah yang bcrhubungan dengan kinerja guru. Untuk meneliti semua t8ktor-faktor yang berkaitan dengan kinetja guru tidak mudah untuk dilakukan, di sisi lam adanya keterbatasan yang dimiliki peneliti. Dalam penelitian ini masalah akan dibatasi pada fak"tor motivasi berprestasi, kebiasaan belajar, dan pcnggunaan media pembelajaran. Faktor mottvas1 bcrprestasi merupakan hal-hal yang menjadi pendorong bagi guru untuk mencapai basil kinetja yang lebih baik. baik motif intrinsik maupun motif ekstrinsik. Kebiasaan belajar adalah frekuensi dan cara-cara belajar yang scring dilakukan oleh guru. Sedangkan media pcmbclajaran adalah sarana yang digunakan 6

guru dalam melakukan interaksmya dengan siswa agar bahan pengajaran sampat kepada siswa, sehingga siswa menguasai tujuan pengajamn, khususnya dalam bcntuk media cetak, media elektronik, dan alat-alat pembelajamn lainnya. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan ma<;alah yang telah dikemukakan, maka masalah-masalah pokok dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan motivasi berprestasi dengan kinelja guru Matematika S:MP Negeri di Kabupaten Langkat? 2. Apakah terdapat hubungan kebiasaan belajar dengan kincrja guru Matematika S:MP Negeri di Kabupaten Langkat? 3. Apakah tcrdapal hubungan penggunaan media pembelajamn dengan kinetja guru Matematika SMP Ncgcn di Kabupaten Langkat? 4. Apakah terdapat hubungan antara motivasi bcrprestasi, kebiasaan belajar, dan penggunaan media pemhelajaran secara bersama-sama dengan kincrja guru Matematika SrvlP Negeri di Kabupaten Langkat'J E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian mt adlah untuk: mengctahui hubungan antara: l. Motivasi berprestasi dengan kincija guru Matematika S:MP Negeri Kabupaten Langkat. 2. Keb1asaan belajar dengan kinerja guru Matematika SMP Negeri Kabupaten 7

Langkat. 3. Pcnggunaan media pcmbclajaran dengan kinerja guru Matematika Sf\Jf? Negeri Kabupaten Langkat. 4_ Motiva.<;i herpre.<;tasi, kebiasaan helajar, dan penggunaan media pemhelajaran secara bersama-sama dengan kinerja guru Matematika SMP Negeri Kabupaten Langkat. F. Kegunaan Penelitian IIasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan lebih jauh mengenm fal'ior motivasi bcrprcstas1, kcbiasaan bclajar, dan penggunaan media pcmbelajaran guru dengan kinerjanya sebagai tenaga pendidik dan pengajar pada lembaga pendidikan sekolah Menengah pertama_ Dengan demikian akan memperkaya pengetahuan teoritis tentang masalah tersebut. Dengan mengetahui kadar kekuatan hubungan antara variabel dalam penelitian m1, diharapkan pcnclilian ini mcnjadi bahan masukan bagi para guru, khususnya guru matematika, bagaimana earn meningkatkan kineijanya. Faktor motivasi berprestasi, kebiasaan belajar dan penggunaan media dalam pemhelajaran jelas tidak dapat diabaikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Bcsamya hubungan antara ketiga variabcl bcbas (motivasi berprestasi, kebiasaan belajar dan pcnggwman media pembelajaran) tersebut akan menggambarkan betapa kuat dan pentingnya ketiga variabel tersebut dalam mempengaruhi kinetja guru. Di lain pihak, penelitian ini dapat mengungkapkan 8

seberapa besar kontribusi ketiga vanabel bebas dalam mcmpengaruhi k:inerja seorang guru matematika. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pimpman Departemen Pendidikan Nasional (Diknas) yang terkait secara struktural maupun secara fungsional dengan peningkatan sumber daya tenaga guru Matematika khususnya, dan para guru lain wnumnya. Bagi para pencliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman l.ultuk penclitian lebih lanjut. Pada akhirnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat Jigunakan sebagai masukan dalam peningkatan kineija guru, sehingga guru dapat melaksanakan tuga.o;; dengan baik dan sukscs. 9