BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI PROSTITUSI ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. ayat 3 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) tahun 1945

BAB III PENUTUP. rumusan masalah yakni sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkenaan dengan pembangunan teknologi,dewasa ini seperti

BAB I PENDAHULUAN. antara anggota masyarakat terkadang menimbulkan gesekan-gesekan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menyediakan tempat atau memudahkan terjadinya praktek prostitusi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. lebih menciptakan rasa aman dalam masyarakat. bermotor dipengaruhi oleh faktor-faktor yang satu sama lain memberikan

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. telah mengakibatkan beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu lembaga atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan. Meskipun pengaturan tentang kejahatan di Indonesia sudah sangat

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

BAB I PERANAN POLISI DALAM PELAKSANAAN PENERTIBAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Fungsi kepolisian adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. peraturan-peraturan tentang pelanggaran (overtredingen), kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kepadatan penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Ketentuan konstitusi tersebut berarti bahwa dalam praktek

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 18 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. pemesanan barang dikomunikasikan melalui internet, hampir semua barang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya.

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannyalah yang akan membentuk karakter anak. Dalam bukunya yang berjudul Children Are From Heaven, John Gray

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum sebagaimana diatur

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. lama. Hanya saja masyarakat belum menyadari sepenuhnya akan kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang melekat dan menyatu pada

BAB I PENDAHULUAN. Prostitusi bukan merupakan suatu masalah yang baru muncul di dalam masyarakat, akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya kejahatan dilakukan oleh orang yang telah dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA JAMBI dan WALIKOTA JAMBI M E M U T U S K A N :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

METODE PENELITIAN. penelitian guna dapat mengolah dan menyimpulkan data serta memecahkan suatu

1. BAB I PENDAHULUAN. tentang kebebasan umat beragama dalam melaksanakan ibadahnya. Dasar hukum

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2006 T E N T A N G PEMBERANTASAN MAKSIAT

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB I PENDAHULUAN. resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi saat ini semakin berkembang dan berdampak

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PROSTITUSI MELALUI MEDIA ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan teknologi jaringan komputer semakin meningkat, selain sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal ini dapat dibuktikan dalam Pasal

BAB I PENDAHULUAN. rumah lebih dari satu hari keperluan tempat untuk tidur, istirahat, keselamatan,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LARANGAN MAKSIAT DALAM KABUPATEN MUSI BANYUASIN

BAB I PENDAHULUAN. melanjutkan kehidupan yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki derajat yang sama dengan yang lain. untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Dalam Pasal 2 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo akan produk-produk elektronik murah dan berkualitas, yang terjangkau

BAB I PENDAHULUAN. tidak mendapat kepastian hukum setelah melalui proses persidangan di

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tata cara kita berperilaku atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. dunia menjadi suatu masyarakat global (global society). Selanjutnya, global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. bertumbukan, serang-menyerang, dan bertentangan. Pelanggaran artinya

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Negara Indonesia. Undang Dasar 1945 yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum.

produk yang ditawarkan. Dalam hal ini terjadi tahapan pengenalan kebutuhan yaitu tahapan pertama dalam proses keputusan pembelian. b.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PELACURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan membangun dalam rangka mengisi kemerdekaan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. diperiksa oleh hakim mengenai kasus yang dialami oleh terdakwa. Apabila

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. maraknya penggunaan media elektronik mulai dari penggunaan handphone

serta merta bebas digunakan oleh setiap pengguna jalan. kerugian, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

I. PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa, memiliki potensi tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan orang (human trafficking) merupakan fenomena yang. berkembang secara global dan merupakan dampak negatif dari semakin

adalah penerapan pidana yang tidak sama terhadap tindak pidana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik pelaksanaan hukum

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang perkembangan teknologi dan informasinya bertumbuh dengan pesat, perkembangan teknologi tersebut memberikan pengaruh positif diantaranya mempermudah melakukan pekerjaan dan mendapatkan informasi, namun selain itu terdapat pula dampak negatif yang salah satunya ialah kegiatan perdagangan orang yang dilakukan melalui media online atau yang dikenal dengan prostitusi online. Prostitusi online merupakan kegiatan prostitusi atau suatu kegiatan yang menjadikan seseorang sebagai objek untuk diperdagangkan melalui media elektronik atau online, media online yang digunakan seperti website, Blackberry Massanger, Whatsapp, dan Facebook Prostitusi online dilakukan dengan media karena lebih mudah, murah, praktis, dan lebih aman dari razia petugas daripada prostitusi yang dilakukan denngan cara konvensional. Faktor-faktor penyebab terjadinya prostitusi diantaranya : faktor moral seperti rendahnya pendidikan, faktor ekonomi seperti pengangguran dan kebutuhan hidup, faktor sosiologis seperti ajakan dari teman-teman dan tipu daya, faktor psikologis seperti hubungan keluarga yang berantakan sehingga kurangnya perhatian dari kedua orang tua, faktor kemalasan seperti psikis dan mental yang rendah, faktor biologis seperti adanya nafsu seks abnormal, faktor yuridis seperti 1

2 tidak adanya larangan Undang-Undang terhadap orang yang melakukan relasi seks sebelum pernikahan, dan faktor pendukung seperti internet dan handphone yang membuat seseorang dengan mudah dapat bertransaksi prostitusi. Salah satu contoh kasus prostitusi online terjadi pada tanggal 19 Agustus 2014 yang dilakukan oleh Galih Pratama alias Papi Piesank salah seorang yang berperan sebagai mucikari berumur 23 tahun asal Panceng Gresik ditangkap Polisi disalah satu hotel di Kedungsari, Surabaya. Papi Piesank biasanya menggunakan jaringan prostitusi online melalui website www.krucil.com. Dalam pelaksanaannya pemesanan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan cara yang biasa dan cara ekspo. Pemesanan jasa Pekerja Seks Komersial secara biasa ialah dilakukan untuk klien yang berada dikota Surabaya (didalam kota) yang jasanya hanya dipakai dalam waktu satu hari, sedangkan untuk pemesanan Pekerja Seks Komersial secara ekspo ialah Pekerja Seks Komersial yang berada diluar kota Surabaya yang jasanya dipakai oleh klien dalam waktu tiga hari dengan mengumumkan diforum-forum besar seperti krucil sebulan sebelum Pekerja Seks Komersial tersebut disewa oleh klien, kemudian mucikari menunggu dan mengkonfirmasikan kepada Pekerja Seks Komersialnya melalui Whatsapp dan Blackberry Massanger.namun website krucil ini hanya dapat dipergunakan oleh klien yang sudah memiliki ID (identity) member di forum tersebut, kemudian dibawa

3 menginap beberapa hari di hotel yang telah disepakati klien dengan mucikari tersebut. 1 Klien harus mendaftarkan diri terlebih dahulu pada website yang telah disediakan, kemudian mengisi formulir yang berisi nama, alamat, dan nomor telepon. Setelah pendaftaran selesai, klien dapat langsung memilih Pekerja Seks Komersial yang dinginkan dan dapat mulai bernegosiasi harga. Para Pekerja Seks Komersial yang direkrut pada umumnya berstatus Mahasiswa, Sales Promotion Girl (SPG), dan bahkan ada juga anak yang masih dibawah umur.biasanya tariff ditawarkan oleh Papi Piesank kepada calon kliennya sebesar Rp 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) untuk satu pelanggan cara pembayarannya, pelanggan menyetor uang muka Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) terlebih dahulu melalui rekening Galih atau Papi Piesank, Sisanya sebesar yang Rp 550.000,00 (lima ratus lima puluh ribu rupiah) dibayar saat eksekusi dilakukan oleh Pekerja Seks Komersial. Peran dari aparat kepolisian sangat dibutuhkan untuk menanggulangi prostitusi agar tercapainya wewenang dan tugas kepolisian dalam memberikan perlindungan dan pelayanan bagi masyarakat Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk menulis makalah dengan judul Peran Kepolisian Dalam Menanggulangi Prostitusi Online. 1 Legitnya bisnis prostitusi online untuk mahasiswi, SPG, dan rremaja cantik, http://batampos.co.id/19-08-2014/legitnya-bisnis-prostitusi-online-untuk-mahasiswi-spg-danremaja-cantik/

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan maka dirumuskan masalah tentang Peran Kepolisian Dalam Menanggulangi Prostitusi Online yaitu : 1. Bagaimana upaya yang dilakukan kepolisian dalam menanggulangi prostitusi online? 2. Apakah yang menjadi kendala kepolisian dalam menanggulangi prostitusi online? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan Rumusan Masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan kepolisian dalam menanggulangi prostitusi online ini. 2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh kepolisian dalam menanggulangi prostitusi online ini. D. Manfaat Penelitian Manfaat hasil penelitian meliputi : 1. Manfaat Teoritis Bagi ilmu pengetahuan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Hukum pada umumnya 2. Manfaat Praktis

5 a. Bagi Pemerintah bermanfaat menberikan masukan untuk membuat suatu Peraturan Undang-Undang yang berkaitan dengan prostitusi b. Bagi penulis, dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman. Selain itu kegiatan penelitian dan permasalahan yang akan diteliti sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum. E. Keaslian Penelitian Penulisan dengan judul PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI PROSTITUSI ONLINE dijamin keasliannya dan bukan hasil karya tulis orang lain. Berikut beerapa penelitian yang membahas tentang PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI PROSTITUSI ONLINE : 1. Am. Kris Besar Baskoro, Nomor Induk Mahasiswa 02 05 08065, Program Studi Ilmu Hukum, Program Kekhususan Peradilan dan Penyelesaian Sengketa Hukum, Universitas Atmajaya Yogyakarta dengan judul skripsi PERANAN POLISI DALAM UPAYA PENERTIBAN PRAKTEK PROSTITUSI DI WILAYAH HUKUM POLTABES YOGYAKARTA.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah peranan polisi dalam upaya penertiban praktek prostitusi di wilayah hukum Poltabes Yogyakarta, apa yang menjadi hambatan polisi dalam upaya penertiban praktek prostitusi di wilayah hukum Poltabes Yogyakarta.

6 2. R. Chrystina Pardede, Nomor Induk Mahasiswa 04 02 00094, Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Sumatera Utara dengan judul skripsi UPAYA KEPOLISIAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI KEJAHATAN PROSTITUSI (STUDI : WILAYAH HUKUM POLSEK BALIGE). Tujuan dari penelitian ini adalah dapat menjadi masukan bagi pemerintah, khususnya bagi Lembaga legislatif sebagai bahan masukan untuk membuat suatu Peraturan Perundang-Undangan yang berkaitan dengan prostitusi. 3. Ahmad Rosyadi, Nomor Induk Mahasiswa 106043201273, Program Studi Perbandingan madzab dan Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri dengan judul Skripsi KAJIAN YURIDIS TERHADAP PROSTITUSI ONLINE. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prostitusi online itu bisa terjadi dan faktor apa penyebab adanya prostitusi melalui media online, untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum positif dan hukum islam mengenai prostitusi melalui media online. F. Batasan Konsep 1. Peran Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat 2 2. Kepolisian 2 http : // www. Arisandi.com/pengertian-peran

7 Kepolisian adalah salah satu fungsi Pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, yang bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia 3. Penanggulangan Pengertian penanggulangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan menanggulangi, atau suatu cara untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. 4. Prostitusi Online Pengertian prostitusi online adalah gejala kemasyarakatan dimana wanita menjual diri, melakukan perbuatan seksual sebagai mata pencaharian dan media sosial sebagai alat untuk membantu bernegosiasi harga dan tempat dilakukannya prostitusi tersebut 5. Online Pengertian online adalah apabila seseorang terkoneksi/ terhubung dalam suatu jaringan ataupun system yang lebih besar. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

8 Jenis penelitian dalam penelitian hukum ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu mengkaji norma-norma hukum yang berlaku. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum kepustakaan yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder. Terkait dengan usulan penelitian hukum yang menjadi bahan-bahan kajian adalah Peraturan Perundang-Undangan yang berkaitan dengan Peran Kepolisian dalam Menanggulangi Prostitusi Online. 2. Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun data sekunder meliputi : a. Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang diperoleh dari hukum positif Indonesia yang berupa Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku serta bahan hukum yang berhubungan dengan obyek penelitian yang bersifat mengikat, antara lain : 1) Undang-Undang Republik Indonesia No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia 2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 3) Undang-Undang No. No 21 Tahun 2007 tentang Human Trafficking atau Tindak Pidana Perdagangan Orang 4) Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 5) Undang-Undang No.11 Tahun 2008 Informasi dan Transaksi Elektronika (ITE)

9 b. Bahan hukum sekunder adalah bahan yang diperoleh dari bukubuku, karya ilmiah, dan website yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti 3. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan di POLRESTABES Surabaya 4. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara Adalah melakukan Tanya jawab dengan narasumber untuk memperoleh data mengenani permasalahan yang diteliti, dimana pertanyaan telah disusun dengan mengambil pokok-pokoknya saja sehingga data yang diperoleh benar-benar berkaitan dengan obyek yang diteliti b. Studi Pustaka Studi Kepustakaan dilakukan untuk menunjang penelitian lapangan yaitu dengan cara membaca, mempelajari, memahami, peraturan perundang-undangan, buku-buku, serta pendapat yang mempunyai relevansi dengan permasalahan yang diteliti 5. Analisis Data Dalam menganalisis data dan mengambil kesimpulan penelitian, peneliti menggunakan penalaran secara deduktif. Metode deduktif yaitu pola yang menarik kesimpulan dari pengetahuan yang bersifat umum yang digunakan untuk menilai suatu kejadian yang bersifat khusus atau bertolak dari proposisi umum yang kebenarannya

10 telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan (pengetahuan baru) yang bersifat khusus. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan terdiri dari tiga bab, yaitu Bab I adalah Pendahuluan, Bab II mengenai Pembahasan dan Bab III tentang Penutup Bab I : PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, batasan konsep dan metode penelitian. Bab II : PEMBAHASAN : UPAYA DAN KENDALA KEPOLISIAN DALAM MENAGGULANGI PROSTITUSI ONLINE Secara garis besar bab ini berisikan tentang tinjauan umum tentang polisi, tinjauan umum tentang prostitusi online, cara untuk menanggulangi prostitusi online. Bab III : PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan adalah jawaban atas permasalahan yang diteliti.saran adalah yang diajukan berdasarkan temuan persoalan dalam penelitian hukum.