BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dalam (Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1) yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap warga negara Indonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku untuk

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

I. PENDAHULUAN. Budaya adalah cermin suatu bangsa dan bangsa yang besar ialah bangsa yang

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Generasi Penerus Perisai Budaya Bangsa Minggu, 20 Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

PENGELOLAAN KOMUNITAS ADAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan yaitu implementasi, proses tersebut memerlukan kerjasama

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

-2- lain dari luar Indonesia dalam proses dinamika perubahan dunia. Dalam konteks tersebut, bangsa Indonesia menghadapi berbagai masalah, tantangan, d

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

FORMULIR RENCANA AKSI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. berkunjung dan menikmati keindahan yang ada di Indonesia khususnya dalam

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE-69 PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI VI JENGGLUNGHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masa sekarang tempat dan waktu bukan lagi penghalang untuk

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan (sekolah) adalah tempat transfer ilmu. dalamnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan bertujuan mendidik siswanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keberhasilan adalah dambaan dan impian setiap orang, baik anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam standar isi BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan) 2006, disebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era

BAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

MENCIPTAKAN BUDAYA SEKOLAH YANG TETAP EKSIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN DI SMPN 1 SRENGAT BLITAR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berliyana Agustine, 2014 Transmisi kesenian sintren di sanggar sekar pandan keraton kacirebonan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai

Transkripsi:

125 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan yang didapat dari hasil penelitian yang telah dianalisis dan dikaji dengan berbagai pendapat para ahli dan penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis dalam tahapan ini akan memaparkan beberapa kesimpulan yang didasarkan kepada rumusan masalah yang telah ditentukan. Kesimpulan tersebut ialah sebagai berikut: 1. Nilai-nilai budaya yang terdapat di dalam kesenian tari topeng Cirebon yaitu (a) Nilai agama, terlihat dari simbolisasi/makna tiap-tiap karakter yang dimainkan dan fungsi dari kesenian tari topeng itu sendiri yang dijadikan sebagai media dakwah dan tuntunan dalam penyebaran agama Islam. (b) Nilai Estetik atau nilai keindahan, terlihat dari setiap gerakan yang ditampilkan dan dinamika gerak serta musiknya yang merupakan proses kreativitas agar anak dapat merasakan pengalaman estetik dengan menari (c) Nilai sosial, terlihat dari adanya interaksi sosial dan perilaku berafiliasi siswa yang ditandai dengan kerjasama, saling mendukung, dan saling terlibat antara siswa satu dengan siswa yang lain untuk menampilkan keterpaduan gerakan tari yang indah nan harmonis yang membuat siswa lain tertarik untuk ikut serta dalam ekstrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon merupakan salah satu cara untuk membentuk kolektivitas sosial dan dapat menguatkan semangat cinta tanah air dari tiap individu yang akan mempengaruhi orang lain di sekitarnya. 2. Proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian tari topeng Cirebon di SDN 3 Arjawinangun meliputi tujuan pembelajaran, bahan atau materi pembelajaran, metode, media dan evaluasi. Kelima komponen tersebut saling berpengaruh satu sama lain dalam mentransformasikan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian tari topeng Cirebon yang akan melandasi meningkatnya rasa cinta tanah air pada diri siswa.

126 3. Bentuk-bentuk perilaku cinta tanah air siswa yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon dalam kehidupan di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat yaitu bertanggung jawab dan menjalankan hak dan kewajibannya sebagai peserta didik yang diwujudkan dengan cara yang sederhana yaitu dengan belajar sungguh-sungguh dan tekun, menghormati guru, saling membantu atau tolong menolong sesama teman, dan berbuat baik terhadap sesama serta mentaati peraturan yang berlaku di sekolah, membantu dan menghormati orang tua, menjaga lingkungan sekitar dengan cara membuang sampah pada tempatnya dan bangga sebagai bangsa Indonesia. Kebanggan itu diwujudkan dengan mempelajari, mencintai, mempertahankan dan melestarikan budaya Indonesia yaitu ikut aktif dalam esktrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon yang ada di sekolahnya serta menghargai jasa-jasa para pahlawan yang diwujudkan dengan ikut serta dalam upacara pengibaran bendera Merah Putih setiap hari Senin dan hari hari besar Negara. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dirumuskan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan kepada berbagai elemen pendidikan maupun elemen terkait lainnya, yaitu: 1. Kepada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cirebon : a. Sehubungan dengan masih banyaknya sekolah-sekolah yang belum menerapkan ekstrakurikuler berbasis kearifan lokal, maka Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cirebon hendaknya agar terus memberikan arahan dan sosialisasi ke tiap-tiap sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon mengenai pemanfaatan kebudayaan lokal dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler serta mendukung keberlangsungan kegiatan ekstrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon khususnya di tingkat persekolahan baik di jenjang SD, SMP, maupun SMA.

127 b. Terkait masih rendahnya cara pandang dan minat masyarakat terhadap kesenian tradisional, maka Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cirebon harus terus melakukan berbagai upaya dalam memperkenalkan kebudayaan Cirebon agar kebudayaan Cirebon tetap hidup dan lestari sehingga masyarakat tidak asing mengenai kebudayaan daerah yang dimiliki, misalnya dengan diadakannya pagelaran kesenian tradisional secara berkelanjutan, diadakan festival-festival atau pesta rakyat yang dapat mengangkat kembali khasanah budaya Cirebon, pembuatan dokumentasi seluruh kebudayaan Cirebon baik dalam bentuk buku, film, fotografi, dan menyelenggarakan seminar-seminar berkaitan dengan kebudayaan Cirebon, keberagamannya serta nilai luhur yang terkandung didalamnya, serta pendirian sanggar-sanggar seni tradisional yang dikelola oleh pemerintah Kab. Cirebon secara terpadu, termasuk disekolah-sekolah berupa kegiatan ekstrakurikuler berbasis kearifan lokal. 2. Kepada Pihak SDN 3 Arjawinangun : a. Terkait masih banyaknya sekolah-sekolah yang belum menerapkan ekstrakurikuler berbasis kearifan lokal, maka program ekstrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon di SDN 3 Arjawinangun sebagai pendidikan berbasis nilai budaya harus lebih ditingkatkan selain sebagai ciri khas sekolah juga terbukti efektif untuk meningkatkan rasa cinta tanah air peserta didik sebagai bekal mereka guna menjadi warga negara yang baik sehingga keberhasilan yang telah diraih oleh SDN 3 Arjawinangun yang telah menerapkan ektrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon ini dapat memicu dan dapat dijadikan contoh oleh sekolah-sekolah lain untuk menerapkan kegiatan esktrakurikuler yang memanfaatkan kearifan lokal budaya terdekatnya. b. Diperlukan usaha untuk terus memberikan pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya rasa cinta tanah air. Salah satu upayanya dapat dilakukan di lingkungan sekolah yaitu dengan cara guru memberikan pelajaran yang bersangkutan dengan cinta tanah air supaya siswa megerti tentang betapa pentingnya cinta tanah air.

128 c. Sehubungan belum adanya sanggar-sanggar seni tradisional di SDN 3 Arjawinangun, maka diharapkan akan ada pendirian sanggar kesenian di SDN 3 Arjawinangun sebagai tempat siswa dalam berlatih tari topeng Cirebon dan berlatih alat musik gamelan agar siswa lebih bersemangat serta akan lebih banyak lagi siswa yang tertarik untuk ikut serta dalam proses pembelajaran kesenian tari topeng Cirebon yang dikemas dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler ini. d. Diperlukan usaha untuk mencapai tujuan pendidikan seni di sekolah yaitu mendidik siswa untuk kreatif dan mendapatkan pengalaman seni, baik praktik maupun apresiasi yang juga berguna bagi upaya menumbuhkan kepekaan rasa, pikir, dan kecintaan kepada seni. Dengan demikian potensi dan kemampuan siswa-siswa SDN 3 Arjawinangun dalam menari topeng Cirebon harus terus dibina secara optimal serta perlunya kerjasama yang solid dan baik antara pembina, pelatih, orang tua dan siswa dalam mendukung kegiatan eskrakurikuler ini, sehingga siswa dapat berprestasi dan suatu saat nanti dapat membawakan tarian tersebut di kancah dunia internasional. Kepada para siswa juga hendaknya terus membina dan meningkatkan rasa cinta tanah air yang sudah tertanam dalam dirinya serta selalu mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat. e. Harus adanya usaha berencana yang secara terus menerus agar anak-anak didik kita sejak kecil mengenal sumber budayanya, maka dengan demikian ekstrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon ini dapat dikembangkan dalam kurikulum sekolah dengan menjadikannya muatan lokal sebagai upaya untuk meningkatkan rasa cinta tanah air. Kepala sekolah SDN 3 Arjawinangun hendaknya memberikan rujukan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon untuk merancang sebuah kurikulum yang memiliki muatan budaya lokal dan nasional yang diakui dan dijadikan identitas bangsa serta berisi pengetahuan mengenai nilai-nilai bersama yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan menjadikan kesenian tari topeng Cirebon sebagai muatan lokal baik di jenjang SD, SMP maupun SMA di wilayah Kabupaten Cirebon. Hal ini selain bertujuan untuk menjaga dan melestarikan kesenian tari topeng dari kepunahan juga untuk mendukung keberlangsungan ekstrakurikuler kesenian

129 tari topeng Cirebon di tingkat persekolahan serta mendekatkan budaya daerah kepada siswa supaya mereka tidak asing dengan budaya yang dimiliki oleh daerahnya. 3. Kepada Peneliti selanjutnya : Sehubungan dengan masih sedikitnya penelitian yang mencapai proses internalisasi karena tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, dan proses internalisasi nilai yang diperoleh dari pendidikan seni itu mesti dilakukan dalam waktu yang relatif lama dan terus menerus serta memerlukan dukungan dari lingkungan keluarga dan masyarakat yang juga ikut berperan penting dalam proses internalisasi tersebut, maka diharapkan akan ada penelitian berikutnya yang meneliti mengenai proses penanaman nilai-nilai budaya hingga dapat mencapai proses internalisasi yang akan berdampak positif pada perubahan perilaku siswa. 4. Kepada Jurusan PKn Universitas Pendidikan Indonesia: Mengingat hasil penelitian ini adalah sebagai pendukung tercapainya misi Pendidikan Kewarganegaraan yang telah diamanatkan dalam penjelasan Pasal 37 ayat (1) Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, maka Jurusan PKn dalam hal ini harus terus melakukan upaya untuk tercapainya misi tersebut dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak contohnya dengan mengadakan pelatihan, lokakarya kebudayaan atau seminar-seminar yang mengangkat kembali mengenai revitalisasi cinta tanah air dan pemahaman kewilayahan nasional melalui konsepsi wawasan nusantara dalam meningkatkan semangat rasa cinta tanah air dan nasionalisme Indonesia yang akan berperan penting dalam membentuk Good Citizen sebagai tujuan Civic Education.