BAB III METODE PENELITIAN. Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data dilakukan. Pengidentifikasian variable-variabel penelitiana kan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III. Metode Penelitian. yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini, yaitu: A. Identifikasi Variabel. B. Defenisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berorientasi pada pengembangan, pembelajaran dan pengajaran al-qur an,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peneliti akan menggunakan penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, maka baik buruknya suatu hasil penelitian sebagian tergantung pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan variasi dalam variabel lain (Trianto, 2010: 201). Penelitian ini terdiri dari 2 variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul dan mudah

BAB III METODE PENELITIAN

lapangan (empiris) dapat diperoleh. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelompok atau signifikansi hubungan yang diteliti. Bila dipandang dari

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. numeric (angka) yang diolah dengan metode statistik (Azwar, 2001:5).

BAB III METODE PENELITIAN. Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 adalah penelitian inferensial. Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif seperti yang dijelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk jawaban-jawaban

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Metode penelitian menurut Sugiyono (2009),

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial teman sebaya. 1. Variabel terikat (Y) : Kemampuan bersosialisasi. 1. Kemampuan Bersosialisasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2002, p. 12)

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan November 2015 di MI Walisongo Semarang.

B A B III. A. Desain Penelitian. B. Populasi dan Sampel Penelitian. Menurut Sugiono (dalam Riduwan, 2004) populasi adalah wilayah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengkaji tentang hubungan sense of humor dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat sesuai dengan karakteristik dan tujuan penelitian. Selain itu jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yaitu penelitian yang datanya berupa angka-angka atau bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran. Burhan (2005) mengemukakan bahwa setiap penelitian kuantitatif dimulai dengan menjelaskan konsep penelitian yang digunakan, karena konsep penelitian ini merupakan kerangka acuan peneliti dalam mendesain instrument penelitian (Burhan, 2005). Penelitian ini dilakukan dengan teknik penyebaran angket. Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang hafidhul qur an mendapatkan angket yang sama yang digunakan untuk melihat hubungan dukungan sosial teman sebaya terhadap prokrastinasi muroja ah. Pemilihan metode kuantitatif dilakukan karena data yang diperoleh dari metode ini dapat menggambarkan signifikansi hubungan dan besar pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. B. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel-variabel penelitian perlu ditentukan sebelum pengumpulan data dilakukan. Pengidentifikasian variabel-variabel penelitian akan 35

36 membantu dalam penentuan alat pengumpul data dan teknik analisis data yang relevan dengan tujuan penelitian. Burhan (2005) mengemukakan bahwa variabel adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk kualitas, kuantitas, mutu standar dan sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua bentuk variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Burhan, 2005). 1. Variabel bebas, Burhan (2005) mengatakan bahwa variabel bebas adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel tergantung (terikat), sementara variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari pengaruh variabel tergantung (Burhan, 2005). Variabel bebas dalam penelitian ini disimbolkan dengan x. Dalam penelitian ini variabel bebas (x) : Dukungan sosial teman sebaya. 2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Burhan, 2005). Dalam penelitian ini variabel terikat disimbolkan dengan y. Dalam penelitian ini variabel terikat (y) : prokrastinasi muroja ah mahasiswa hafidhul qur an. C. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional merupakan penjelasan atau konsep atau variabel penelitian yang ada dalam judul penelitian. Konsep atau variabel penelitian merupakan dasar pemikiran peneliti yang akan dikomunikasikan kepada para

37 pembaca atau orang lain (Wahidmurni, 2008). Berikut ini adalah definisi operasional dari variabel-variabel penelitian : 1. Dukungan Sosial Teman Sebaya Dukungan sosial teman sebaya adalah ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan secara instrumental dan emosional yang didapat melalui interaksi individu dengan teman sebaya sehingga individu tersebut merasa dicintai, diperhatikan, dihargai dan merupakan bagian dari kelompok sosial. 2. Prokrastinasi Muroja ah kecenderungan untuk menunda-nunda yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, baik memulai maupun menyelesaikan muroja ah. D. Populasi Dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Atau suatu kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian (Azwar, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang memiliki beberapa karakteristik, antara lain: 1) Subyek merupakan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang hafal al-qur an 30 Juz. 2) Masih aktif dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

38 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Atau suatu kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian (Azwar, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang sudah hafal al-qur an. Mayoritas para hafidh dan hafidhoh tersebut terkumpul dalam organisasi Hai ah Tahfidhul Qur an (HTQ), walaupun terdapat juga beberapa yang tidak menjadi anggota HTQ. Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada ketua HTQ menyatakan bahwa jumlah keseluruhan mahasiswa UIN Maliki Malang yang hafal al-qur an 30 juz dan masih aktif sebagai mahasiswa berkisar kurang lebih 40 orang. Ketidakpastian akan jumlah populasi disebabkan oleh ketidakterbukaan mayoritas mahasiswa hafidhul qur an akan identitas dan jumlah hafalan yang mereka miliki. Berdasarkan pernyataan dari ketua HTQ tersebut, peneliti melakukan penentuan populasi dengan cara mencari satu-persatu dari subjek yang sudah ditentukan dan akhirnya peneliti menemukan 35 jumlah populasi yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Penelitian ilmiah boleh dikatakan hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal-hal yang sebenarnya mau diteliti. Jadi penelitian hanya dilakukan terhadap sampel, tidak terhadap populasi. Namun kesimpulankesimpulan penelitian mengenai sampel itu akan dikenakan atau digeneralisasikan

39 terhadap populasi. Generalisasi dari sampel ke populasi ini mengandung resiko bahwa akan terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan, karena sampel tidak akan mencerminkan secara tepat keadaan populasi. Makin tidak sama sampel itu dengan populasinya, maka makin besarlah kemungkinan kekeliruan dalam generalisasi itu. Karena hal yang demikian itulah maka teknik penentuan sampel itu menjadi sangat penting peranannya dalam penelitian. Berbagai teknik penentuan sampel itu pada hakikatnya adalah cara-cara untuk memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai kalau diperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya (Suryabrata, 2005). Pada hakikatnya sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi, sedangkan metode atau teknik pengambilan dari suatu sampel dinamakan teknik sampling (Sugiyono, 2009). Karena sampel merupakan bagian dari populasi, tentulah ia harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya. Apakah suatu sampel merupakan representasi yang baik bagi populasinya sangat tergantung pada sejauhmana karakteristik sampel itu sama dengan karakteristik populasinya. Karena analisis penelitian didasarkan pada data sampel sedangkan kesimpulannya nanti akan diterapkan pada populasi maka sangatlah penting untuk memperoleh sampel yang representatif bagi populasinya (Azwar, 2010). Penelitian ini menggunakan tehnik sampling non probability sampling berupa purposive sampling, yaitu tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009. hal. 56). Purposive sampling juga bisa berarti sampling

40 yang menentukan target kelompok tertentu. Ketika populasi yang diinginkan untuk penelitian ini adalah langka atau sangat sulit untuk ditemukan dan diajak untuk menyelesaikan studi, purposive sampling mungkin adalah satu-satunya pilihan. Tehnik purposive sampling ini sangat sesuai dengan penelitian yang kami lakukan, yakni berkaitan dengan dukungan sosial teman sebaya dan prokrastinasi muroja ah mahasiswa hafidhul qur an UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Tentu saja sampling dilakukan pada pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan hafidhul qur an itu sendiri. Pihak yang tidak berkepentingan tidak dijadikan sebagai sampel. Hal ini jelas akan menghemat banyak waktu, tenaga dan biaya sehingga hal itu bisa digunakan seefektif dan seefisien mungkin. E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara peneliti untuk memperoleh data dari objek penelitian dengan menggunakan intrumen-instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga instrumen penelitian yaitu; 1. Angket Angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden (Burhan, 2005). Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah tertutup, yaitu angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternative jawaban yang harus dijawab responden telah tertera dalam angket tersebut (Burhan, 2005).

41 Ada pun angket yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada skala Likert yaitu skala yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai objek sikap dengan menggunakan prosedur sebagai berikut: a. Membuat blue print sesuai indikator masing-masing variabel sebagai dasar penyusunan angket. b. Membuat item-item yang relevan dengan masalah yang diteliti menjadi dua sifat yaitu item favorabel, berupa kalimat pernyataan yang mendukung pada objek sikap yang bersifat positif dan item unfavorabel, berupa kalimat pernyataan yang tidak mendukung pada objek sikap dan bersifat negatif (Azwar, 2010) c. Setiap pernyatan terdiri dari 4 alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). d. Skor item bergerak dari 4-1 untuk item favorabel dan 1-4 untuk item unfavorabel. Selanjutnya dalam pembuatan angket ini terdiri dari dua skala pengukuran yang masing-masing mempunyai batasan sebagaimana yang telah ada dalam definisi operasional. 1. Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya Skala ini disusun untuk mengukur tingkat dukungan sosial teman sebaya. Skala dukungan sosial teman sebaya disusun berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial dalam SPS (Social Provisions Scale) dari Weiss (dalam Cutrona, 1994. Hal. 350), yaitu : a. Reliable Alliance (Ketergantungan yang dapat diandalkan)

42 b. Guidance (Bimbingan) c. Reassurance of Worth (Pengakuan positif) d. Emotional Attachment (Kedekatan emosional) e. Social Integration (Integrasi sosial) f. Opportunity to Provide Nurturance (Kesempatan untuk mengasuh). (Cutrona, 1994). Skala dukungan sosial teman sebaya dibuat sebanyak 48 item, yang terdiri dari 24 item favourable dan 24 item unfavourable. Semakin tinggi nilai yang diperoleh maka semakin tinggi dukungan sosial teman sebaya. Rancangan item skala dukungan sosial dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1. Blue print skala dukungan sosial teman sebaya No Sub variabel 1 Instrumen Aspek-aspek Indikator Item Total f uf Reliable Alliance - Mendapatkan 2 2 4 (Ketergantungan kesempatan untuk yang dapat berbagi cerita suka diandalkan) dan duka dengan teman sebaya - Mendapatkan bantuan dalam bentuk apapun dari teman sebaya Guidance (Bimbingan) tanpa meminta - Mendapatkan nasehat/saran dari teman sebaya - Mendapatkan penjelasan/inform asi dari teman sebaya - Mendapatkan umpan balik dari teman sebaya atas perilaku pendapat atau yang 2 2 4

43 2 Emotional Reassurance of Worth (Pengakuan positif) Emotional Attachment (Kedekatan emosional) Social Integration ( Integrasi sosial) Opportunity to Provide Nurturance (Kesempatan untuk mengasuh) disampaikan - Penghargaan yang dirasakan dari teman sebaya - Mendapatkan persetujuan terhadap ide dan pendapat - Mendapatkan dorongan semangat dari teman sebaya - Mendapatkan perbandingan positif dengan pihak lain - Merasakan kedekatan emosional dengan teman sebaya - Merasakan perasaan aman dan terlindungi - Mempunyai kesempatan untuk berbagi minat dan kesenangan dengan teman sebaya - Mempunyai kesempatan untuk melakukan aktivitas bersama teman sebaya - Merasa dibutuhkan oleh teman yang lainnya - Memiliki kesempatan untuk mengasuh atau membantu teman yang lain 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 Total 12 12 24

44 2. Skala Prokrastinasi Muroja ah Skala ini bertujuan untuk mengukur tingkat prokrastinasi muroja ah pada mahasiswa hafidhul qur an. Skala prokrastinasi muroja ah ini disusun berdasarkan aspek-aspek tertentu yang terdapat pada seorang prokrastinator menurut Schouwenberg (dalam Ferrari dkk., 1995. Hal. 76-84), yaitu : a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan muroja ah b. Keterlambatan/kelambanan dalam muroja ah c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kerja aktual d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada muroja ah. (Ferrari dkk., 1995) Berdasarkan aspek-aspek di atas, kemudian diterjemahkan kembali dalam kalimat-kalimat praktis yang mewakili tiap-tiap indikator, dan disusun kembali secara acak. Skala prokrastinasi muroja ah terdiri dari 25 item dan terbagi atas 15 item favourable dan 10 item unfavourable. Semakin tinggi nilai yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat prokrastinasi muroja ah yang dimiliki oleh mahasiswa hafidhul qur an. Dari uraian diatas, maka peneliti membuat blue print indikator prokrastinasi muroja ah sebagai berikut ; Tabel 3.2. Blue print skala prokrastinasi muroja ah No Aspek-aspek Indikator 1 Penundaan terhadap muroja ah - Melakukan penundaan dalam memulai muroja ah - Melakukan penundaan dalam menyelesaikan muroja ah secara tuntas item f Uf Total (n) 4 3 7 2 Kelambanan - Memerlukan waktu lama 3 3 6

45 3 4 dalam mengerjakan Kesenjangan waktu Melakukan aktivitas lain untuk mempersiapkan diri untuk muroja ah - Tidak memperhitungkan waktu yang dimiliki untuk menyelesaikan muroja ah - Tergesa-gesa dalam mengerjakan muroja ah - Ketidaksesuaian antara niat/rencana untuk mengerjakan dengan tindakan untuk mengerjakan - Keterlambatan dalam memenuhi batas waktu yang ditentukan dalam menyelesaikan muroja ah - Melakukan kegiatan yang lebih menyenangkan daripada menyelesaikan muroja ah - Mengerjakan muroja ah sambil melakukan kegiatan lain 3 2 5 5 2 7 Total 15 10 25 2. Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti (Burhan, 2005). Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengetahui perilaku dan sikap objek penelitian. 3. Wawancara Wawancara menurut Nazir (dalam Burhan, 2005. Hal. 126) adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai (Burhan, 2005). Wawancara disini ditujukan kepada mahasiswa

46 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang hafal al-qur an 30 juz dan temanteman sebayanya. F. Validitas dan reliabilitas Validitas suatu tes menggambarkan sejauhmana tes tersebut mengukur apa yang diukur. Metode yang lazim dilakukan untuk menentukan validitas prediktif adalah dengan mengadministrasikan hasil (baca : skor) tes, kemudian menunggu sampai timbulnya perilaku yang diprediksi dan mengorelasikan kejadian itu dengan skor tes dari subjek yang bersangkutan (Hadi, 2000). Dalam penelitian ini uji validitas item menggunakan tabel. Adapun rumus untuk mencari r tabel adalah sebagai berikut : r = Keterangan : r t = nilai r tabel = nilai t tabel df = derajat bebas (yang mana dibuat acuan untuk N) dan untuk menentukan valid atau tidaknya menggunakan rumus : r. ( ).( ) ( ( )).( ( )) dengan :

47 r = koefisien korelasi r product moment ΣX ΣY N = jumlah skor X = jumlah skor Y = banyaknya objek Reliabilitas adalah proporsi dari varian yang merupakan varian yang sebenarnya (Hadi, 2000). Perhitungan reliabilitas menggunakan tehnik pengukuran alpha. Penghitungan ini menggunakan rumus : α = dengan : 1 α k Σsd b Σsd t = koefisien reliabilitas alpha = jumlah butir = jumlah varians butir = jumlah varians total G. Metode Analisis Data Beberapa tehnik statistik yang dapat digunakan untuk pengetesan hipotesis korelasi, yaitu tehnik korelasi tunggal dan tehnik korelasi jamak. Korelasi tunggal yaitu dipergunakan pada penelitian yang bertujuan mencari korelasi antara dua variabel penelitian. Sedangkan tehnik korelasi jamak dipergunakan untuk penelitian yang bertujuan mencari korelasi antara tiga variabel atau lebih (Burhan,

48 2005). Metode analisa data dalam penelitian ini adalah tehnik korelasi tunggal dengan korelasi product moment yaitu tehnik korelasi tunggal yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi antara data satu dengan data yang lain. Rumus untuk korelasi product moment adalah sebagai berikut : γ =.. Keterangan : γ = koefisien korelasi product moment Σxy N SD SD = jumlah hasil perkalian (product) dari xdan y = jumlah individu dalam sampel = standar deviasi dari variabel x = standar deviasi dari variabel y