II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Marzuki, A.R dan Suprapto (2005, jagung (Zea mays L)

dokumen-dokumen yang mirip
Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

Teknologi Budidaya Kedelai

Pedoman Umum. PTT Jagung

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L.,

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase.

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Teknologi Produksi Ubi Jalar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

Blok I Blok II Blok III. c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

TATA CARA PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan

PEMBINAAN PETANI DAN PETERNAK MELALUI TEKNIK PENGEMBANGAN TANAMAN SORGUM. Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SYEKHFANI Fakultas Pertanian Universitas Brawijyaa

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB III METODE PENELITIAN

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Transkripsi:

8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Tanaman Jagung Menurut Marzuki, A.R dan Suprapto (2005, jagung (Zea mays L) termasuk tanaman semusim, yang memiliki lima bagian tanaman yaitu akar, batang, daun, bunga, dan biji. Akar tanaman jagung berbentuk serabut menyebar kesamping dan kebawah sepanjang 25 cm. Batang jagung berwarna hijau sampai keunguan, berbentuk bulat berbuku-buku yang dibatasi oleh ruas-ruas. Daun tanaman jagung terdiri atas pelepah dan helaian daun yang panjang dan meruncing. Jumlah daun setiap batang jagung berkisar10-20 helai pada setiap ruas batang dengan kedudukan yang saling berlawanan. Tanaman jagung memiliki biji berkeping tunggal berderet rapi pada tongkolnya. Setiap tongkol terdapat 10-14 deret biji jagung yang terdiri dari 200-400 butir biji jagung. Bunga jagung berumah satu, letak bunga jantan terpisah dengan buga betina. Bunga jantan berada diujung taaman sedangkan bunga betina berada diketiak daun.

9 2. Varietas Unggul Jagung Hibrida Varietas unggul mempunyai peran penting dalam meningkatkan produksi jagung. Perannya terlihat dalam potensi hasil per satuan luas. Contoh varietas unggul jagung hibrida dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Varietas Unggul Jagung Hibrida Varietas Potensi hasil Umur panen Keunggulan spesifik (ton/ha) (hari) Bisi 16 11 105 - Memiliki akar yang baik, batang yang besar, kokoh dan tegak. - Tinggi tanaman sekitar 224 cm dengan batang berwarna hijau. - Tahan terhadap penyakit karat daun dan penyakit bercak daun Bisi 18 12 105 - Memiliki tongkol seragam dengan letak tongkol yang relatif sama antara masingmasing tanaman. - Tahan dari ancaman penyakit karat daun dan hawar daun yang dipicu oleh jamur. - memiliki biji yang penuh hingga ujung tongkol. NK 22 12 110 - Memiliki batang besar dan kokoh berwarna hijau. - Tinggi tanaman mencapai 235 cm. - Peka terhadap penyakit bulai dan tahan terhadap penyakit hawar daun,dan karat.

10 Tabel 5. Lanjutan Varietas Potensi hasil Umur panen Keunggulan spesifik (ton/ha) (hari) DK 99 10 105 - Memiliki batang besar dan kokoh berwarna hijau serta tinggi tanaman 196 cm. - Tahan terhadap penyakit bulai, karat daun dan bercak daun. PIONER 21 12 105 - Tongkol terisi penuh, batang kokoh, perakaran kuat sehingga tahan kerebahan, kelobot menutup biji dengan sempurn - Tahan terhadap penyakit karat daun PIONER 27 11 110 - Tahan terhadap penyakit karat daun - Kelobot menutup biji dengan baik, perakaran kuat dan memiliki batang kokoh. Sumber : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (2009) 3. Jagung Sebagai Tanaman Pangan Utama Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan. Penduduk di beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai bahan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (daun maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung, dan bahan baku industri. Tongkol jagung kaya akan pentosa,

11 yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furtural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi. 4. Upaya Peningkatan Produksi Jagung Upaya peningkatan produksi jagung dapat ditempuh melalui perluasan tanam dan peningkatan produktivitas. Perluasan areal dapat diarahkan pada lahan-lahan potensial seperti lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, dan lahan kering yang belum dimanfaatkan untuk pertanian. Selain melalui perluasan area tanam dan peningkatan produktivitas, upaya pengembangan jagung juga memerlukan peningkatan penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas produk, peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar, serta perbaikan sistem permodalan. Dari aspek teknis, teknologi yang diperlukan untuk mendukung pengembangan jagung antara lain adalah varietas hibrida dan komposit yang lebih unggul (Tim Karya Tani Mandiri, 2010) 5. Hama dan Penyakit Tanaman Jagung Seperti tanaman yang lainya, tanamn jagung juga rentan terhadap hama dan penyakit. Hama dan penyakit seringkali mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu, bahkan dapat menggagalkan terwujudnya produksi. Hama yang merusak tanaman bisa disebabkan oleh hewan, sedangkan penyakit tumbuhan disebapkan oleh bakteri dan jamur. Jenis jenis hama yang menyerang tanaman jagung.

12 5.1. Lalat Bibit Hama ini menyerang tanaman jagung ketika tanaman memiliki jumlah daun 2-3 helai. Mengakibatkan pertumbuhan tanaman jagung menjadi terhambat, daun berubah warna menjadi kekuningkuningan, disekitar bekas gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan sehingga tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. 5.2. Ulat Tanah dan Ulat Daun Ulat tanah dan ulat daun menyerang tanaman jagung pada waktu biji jagung mulai berkecambah. Ulat tanah menyerang pada malam hari dengan mengerat batang dan menariknya ke dalam tanah. Berbeda dengan ulat tanah, ulat daun menyerang pucuk daun pada waktu tanaman berumur sekitar satu bulan 5.3. Penggerek Batang Penggerek batang menyerang pada waktu tanamah telah berbunga. Gejala seranganya adalah bercak-bercak bekas gigitan, adanya bekas gerekan pada batang. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengadakan penyemprotan insektisida menjelang tanaman berbunga. 5.4. Ulat Tongkol Merupakan ulat perusak yang menyerang bakal buah atau tongkol jagug. Gejala serangan ulat ini adalah tongkol jagung menjadi

13 tidak berisi lagi. Pemberantasan dilakukan dengan penyemprotan insektisida. Beberapa jenis penyakit pada jagung, yang dapat menyebabkan tanaman jagung tidak dapat tumbuh secara normal. 5.5. Penyakit Bulai Penyakit ini disebabkan oleh cendawan. Faktor yang memicu serangan penyakit ini adalah suhu yang tinggi hingga sampai 30 C, pemberian urea yang berlebihan dan turunya hujan yang sesekali. Penyakit ini dapat ditularkan melalui benih atau spora yang terbang karena angin. Gejala seranganya ditandai dengan daun menguning, kaku dan runcing pada jagung yang berusia 2-3 minggu. Jagung pada umur 3-5 minggu, dicirikan dengan perubahan warna pada daun yang baru membuka mulai dari pangkalnya. Tanaman yang terserang ini dapat membentuk tongkol tapi bentuknya menyimpang seperti kelobotnya tidak membungkus tongkol. Ciri pada tanaman jagung dewasa yang terserang terdapat garis yang berwarna kuning kecoklatan pada daunya. 5.6. Penyakit Hawar Daun Penyakit ini di tandai dengan munculnya bercak awal pada daun yang terbawah kemudian berkembang menuju daun atas.. Pada awal infeksi gejala berupa bercak kecil, berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang berbentuk ellips dan berkembang

14 menjadi nekrotik dan disebut hawar, warnanya hijau keabu-abuan atau coklat. Panjang hawar 2,5-15 Cm. 5.7. Bercak Daun Penyakit bercak daun pada tanaman jagung berbentuk kumparan dengan bercak berwarna hijau kuning atau klorotik kemudian menjadi coklat kemerahan. Bibit jagung yang terserang menjadi layu atau mati dalam waktu 3-4 minggu setelah tanam. Tongkol yang terinfeksi dini, biji akan rusak dan busuk, bahkan tongkol dapat gugur. Permukaan biji yang terinfeksi ditutupi miselium berwarna abu-abu sampai hitam sehingga dapat menurunkan hasil yang cukup besar 5.8. Karat Daun Bercak-bercak kecil (uredinia) berbentuk bulat sampai oval terdapat pada permukaan daun jagung di bagian atas dan bawah. Penyakit karat dapat terjadi di dataran rendah sampai tinggi dan infeksinya berkembang baik pada musim penghujan atau musim kemarau. Penyebab penyakit karat adalah Puccinia polysora. 5.9. Busuk Pelepah Gejala penyakit busuk pelepah ditandai dengan bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi abu-abu, bercak meluas dengan bentuk yang tidak beraturan mula-mula berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat. Gejala hawar dimulai

15 dari bagian tanaman yang paling dekat dengan permukaan tanah dan menjalar kebagian atas. 5.10. Busuk Batang Gejala penyakit ini terlihat pada daun yang tampak layu atau kering. Umumnya gejala tersebut terjadi setelah fase pembungaan. Pangkal batang yang terinfeksi berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, bagian dalam busuk, sehingga mudah rebah, pada bagian kulit luarnya tipis 5.11. Busuk Tongkol Penyakit ini di tandai dengan permukaan biji pada tongkol berwarna merah jambu sampai coklat. Cendawan berkembang pada sisa tanaman dan di dalam tanah, cendawan ini dapat terbawa benih, dan penyebarannya dapat melalui angin atau tanah. 6. Konsep Teknologi Sapta Usahatani dan Budidaya Jagung Pengertian teknologi dalam arti luas dapat mencakup semua cara atau prosedur yang oleh masyarakat dianggap baru dan atau untuk menghasilkan atau menyelesaikan suatu produk atau pekerjaan dengan biaya, tenaga, dan waktu yang lebih irit. Penerapan teknologi pertanian dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas baik produktivitas tanah, modal, atau tenaga kerja. Teknologi yang senantiasa berubah merupakan syarat mutlak dalam pembangunan pertanian. Apabila tidak ada perubahan teknologi maka pembangunan pertanian pun akan

16 berhenti. Tujuan utama dari penggunaan teknologi adalah untuk meningkatkan produktivitas (Sajogyo, 1985). Untuk menghasilkan produksi sesuai dengan yang diharapkan, perlu adanya penyebaran informasi baik dari dalam kelompok maupun antara penyuluh dengan kelompok. Penerapan teknologi yang ada, tidak terlepas dari aktivitas penyuluh dalam penyebarluasan informasi ke seluruh wilayah binaannya. Penerapan teknologi yang dianjurkan untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi yaitu mulai dari penggunan varietas unggul untuk semua petani jagung, dosis pemupukan yang tepat, cara bercocok tanam yang baik, sistem pengairan saat bercocok tanam, pengendalian hama dan penyakit, saat panen dan pasca panen yang tepat, mulai dari pengeringan sampai dengan penyimpanan dan pemasaran yang harus diperhitungkan. Menurut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (2009), sapta usahatani merupakan paket berusahatani yang meliputi : 6.1. Penggunaan Benih Unggul Penggunaan benih bermutu merupakan langkah awal menuju keberhasilan dalam usahatani jagung. Benih yang baik adalah yang mempunyai daya tumbuh lebih dari 95%. Kebutuhan benih dalam satu hektar mencapai 20-30 kg. Benih yang bermutu, jika ditanam akan tumbuh serentak pada saat empat hari setelah tanam. Benih yang tidak sehat menumbuhkan tanaman abnormal, sebaliknya

17 benih yang menumbuhkan tanaman normal diharapkan akan memberikan hasil yang optimum. 6.2. Cara Bercocok Tanam Hal pertama yang harus dilakukan dalam bercocok tanam jagung ini adalah membersihkan lahan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah dan sebaiknya tanah jangan terlampau basah tetapi cukup lembap, sehingga mudah dikerjakan dan tidak terlalu lengket, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap tiga meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Penanaman jagung yang baik harus memperhatikan jarak antara tanaman dan diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam. Hal ini akan memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan maupun pemupukan dan memungkinkan tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan yang memadai dan merata. 6.3. Pengairan Pengariran dapat dilakukan dengan sistem leb mengalirkan air ke dalam parit hingga meresap ke seluruh bagian bedengan. Cara ini lebih efisien dibanding penyiraman manual. Agar akar tanaman tetap mudah bernafas, saat melakukan pengairan air tidak sampai

18 menggenangi bedengan. Untuk lahan yang tergolong kering atau saat tanaman mulai mengeluarkan buah, pengairan harus dilakukan dengan teratur dan terjadwal. Lahan yang terlalu kering atau kekurangan air saat proses pembuahan akan mengakibatkan tongkol tumbuh kecil sehingga mengurangi jumlah produksi pada saat panen. Air sangat diperlukan pada saat jagung berumur 15 hst, 30 hst, 45 hst pada saat pembungaan, dan 60 hst saat jagung mulai pengisian biji. Pada fase atau umur tersebut tanaman jagung sangat riskan dengan kekurangan air. Pengairan yang terlambat akan mengakibatkan daun menjadi layu. 6.4. Pemupukan Berimbang Pemupukan merupakan pemberian atau penambahan bahanbahan/zat-zat kepada kompleks tanah tanaman untuk melengkapi keadaan makanan/unsur hara dalam tanah yang tidak cukup terkadung di dalamnya. Dalam budidaya jagung unsur hara yang dibutuhkan jagung diantaranya nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Nitrogen dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji. Jumlah pupuk yang diperlukan sekitar 350-400 kg urea/ha, 100-150 kg SP-36/ha, dan 100-150 kg KCL/ha. Pemberian urea dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu 1/3 bagian pada waktu tanam, 1/3 bagian pada waktu berumur 30 hari, dan 1/3 bagian pada waktu umur 40-45 hari. Pupuk SP-36 dan KCL diberikan pada saat tanaman berumur tujuh hari setelah tanam. Pupuk diberikan di dalam lubang yang ditugal sedalam 5 cm

19 sekitar 10 cm disamping kiri atau kanan tanaman dan ditutup dengan tanah. 6.5. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Pengendalian organisme pengganggu tanaman adalah tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan OPT yaitu hama dan penyakit yang merugikan tanaman pokok. Tanaman yang diusahakan oleh petani di desa- desa senantiasa terancam oleh bahaya serangan berbagai macam hama dan penyakit. Perencanaan ekosistem merupakan langkah awal yang perlu dilakukan dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Penyakit yang banyak dijumpai pada tanaman jagung adalah penyakit bulai dan jamur, sedangkan hama yang umumnya mengganggu pertanaman jagung adalah lalat bibit, penggerek batang dan tongkol. 6.6. Panen dan Paskapanen Waktu panen jagung yang tepat yaitu ketika umur saat panen antara 80-140 hari. Umur panen tergantung dari varietasnya. Jagung yang telah siap untuk dipanen atau sering disebut masak fisiologis ditandai dengan daun jagung/klobot telah kering berwarna kekuningkuningan dan ada tanda hitam di bagian pangkal temat melekatnya biji pada tongkol serta tidak meninggalkan bekas apabila bijinya ditekan menggunakan kuku. Pemanenan jagung bisa dilakukan dengan memetik buahnya saja, tongkolan, atau sekaligus dengan daun keringnya. Setelah jagung dipanen, selanjutnya perlu

20 dilakukan penjemuran, pemipilan (memisahkan biji jagung dari tongkolnya) dan penyimpanan. 6.7. Pemasaran Pemasaran merupakan kunci dari pendapatan yang akan diperoleh. Faktor yang dapat memperlancar pemasaran jagung adalah sarana transportasi yang baik sehingga arus pasar untuk menjual jagung dapat berjalan lancar. Selain itu mutu hasil panen jagung juga mempengaruhi harga jual jagung. 7. Konsep Produktivitas Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2011), produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu, daya produksi, dan keproduktivan. Lebih lanjut Departemen Pendididkan Nasional mengemukakan bahwa produksi pertanian adalah proses mengeluarkan hasil atau penghasilan barang baik berupa tanaman maupun hewan atau yang lain yang dihasilkan oleh usahatani/perusahaan pertanian. Selanjutnya Mubyarto (1989) mengatakan bahwa produktivitas merupakan penggabungan antara konsepsi efisiensi usaha dengan kapasitas tanah. Efisiensi usaha mengukur banyaknya hasil produksi yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input, sedangkan kapasitas dari sebidang tanah tertentu menggambarkan kemampuan tanah itu untuk menyerap tenaga dan modal sehingga memberikan hasil produksi bruto yang sebesar-besarnya pada tingkatan teknologi tertentu. Jadi

21 produktivitas tanah adalah pembagian antara efisiensi usaha (produksi) dengan kapasitas (tanah), kemudian Mubyarto mengatakan hal-hal yang menyangkut kombinasi faktor-faktor produksi dalam pertanian yaitu : 7.1 Faktor produksi tanah Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting, hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya. Tanah merupakan satu faktor produksi seperti halnya modal dan tenaga kerja dapat pula dibuktikan dari tinggi rendahnya balas jasa (sewa bagi hasil) yang sesuai dengan permintaan dan penawaran tanah dalam masyarakat dan daerah tertentu. Perkembangan perekonomian mengakibatkan kebutuhan manusia akan tanah tidaklah terbatas pada kebutuhan untuk memproduksikan bahan makanan dan sandang 7.2 Faktor produksi modal Modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu dalam hal ini hasil pertanian 7.3 Faktor produksi tenaga kerja Pembicaraan mengenai tenaga kerja dalam pertanian di Indonesia harus dibedakan ke dalam persoalan tenaga kerja dalam usahatani kecil-kecilan (usahatani pertanian rakyat) dan persoalan tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang besar-besar yaitu perkebunan, kehutanan, peternakan dan sebagainya. Pembedaan ini penting

22 karena apa yang dikenal sebagai tenaga kerja dalam dalam usahatani tidaklah sama pengertiannya secara ekonomis dengan pengertian tenaga kerja dalam perusahaan-perusahaan dalam perkebunan 7.4 Faktor produksi pengelolaan atau manajemen Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani bertindak sebagai pengelola dari usahanya. Petani harus pandai mengorganisasi penggunaan faktor-faktor produksi yang dikuasai sebaik mungkin untuk memperoleh produksi secara maksimal, karena produktivitas masing-masing faktor produksi dan prduktivitas usahatani merupakan tolok ukur keberhasilan pengelolaan. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian Gilang Ria Amarta (2011) tentang Tingkat Penerapan Sapta Usahatani, Produktivitas, Dan Pendapatan Usahatani Jagung Pada Kelompok Tani Penerima Dan Bukan Penerima Program Penguatan Modal Usaha Kelompok (Pmuk) Di Desa Purwodadi Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat penerapan sapta usahatani jagung antara kelompok tani penerima dan bukan penerima Program PMUK. Tingkat penerapan sapta usahatani jagung pada kelompok tani penerima Program PMUK lebih tinggi dibandingkan tingkat penerapan sapta usahatani pada kelompok tani bukan penerima Program PMUK dengan perbedaan nilai modus sebesar 113,94.

23 Berdasarkan hasil penelitian Ernawati,T (2008) tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efektivitas Komunikasi Kelompok Dalam Penerapan Teknologi Sapta Usahatani Jagung di Desa Wonosari Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara efektivitas komunikasi kelompok dengan penerapan teknologi sapta usahatani jagung di Desa Wonosari Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah. Hal ini berarti semakin baik efektivitas komunikasi kelompok, maka semakin baik juga penerapan teknologi sapta usahatani jagung di Desa Wonosari Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah. C. Kerangka Berfikir Jagung (Zea mays) merupakan salah satu komoditas yang mendapatkan prioritas penanganan dan terus dilakukan peningkatan produktivitasnya dalam hubungannya dengan pembangunan pertanian tanaman pangan. Komoditas ini selain menjadi makanan pokok kedua di Indonesia setelah padi juga menduduki peringkat ketiga sebagai bahan makanan pokok dunia setelah gandum dan padi. Komoditas ini memiliki kandungan protein yang tidak jauh berbeda dengan padi. Mengingat komoditas ini mempunyai fungsi yang multiguna maka diperlukan peningkatan produktivitas agar dapat memenuhi kebutuhan akan jagung. Tingginya produktivitas tanaman jagung selain ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan seperti kesuburan tanah, ditentukan juga oleh keputusan petani

24 dalam menentukan bagaimana cara petani membudidayakan tanaman jagung sesuai dengan perkembangan teknologi pertanian. Teknologi pertanian khususnya teknologi jagung telah banyak dihasilkan oleh pemerintah. Namun demikian fakta lapangan menunjukkan teknologi tersebut belum sepenuhnya dapat diterapkan oleh petani. Salah satu usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah memperkenalkan teknologi sapta usahatani kepada petani sehingga pada akhirnya petani mampu untuk menerapkan dan mengaplikasikan teknologi yang diperkenalkan dalam rangka pencapaian sasaran yaitu peningkatan produksi dan produktivitas. Penerapan teknologi sapta usahatani jagung mencakup penggunaan benih unggul, teknik bercocok tanam pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan paska panen, dan pemasaran. Petani di Desa Sidorejo merupakan petani yang telah lama melakukan penerapan teknologi sapta usahatani jagung. Untuk itu peneliti ingin melihat bagaimana tingkat penerapan teknologi sapta usahatani di Desa Sidorejo dan selanjutnya melihat produksi dan produktivitas jagung yang dihasilkan. Hal ini bermaksud apabila penerapan teknologi bagus maka diharapkan dapat menjadi contoh untuk petani lain dan dapat menjadi acuan bagi petani yang belum menerapkan teknologi sapta usahatani. Namun, apabila penerapan kurang bagus maka petani perlu meningkan penerapan teknologi saptausahatani jagung agar produktivitas jagung meningkat. Paradigma penerapan teknologi sapta usahatani jagung dapat dilihat pada Gambar 1.

25 Usahatani jagung Teknologi Sapta usahatani jagung 1. Benih unggul 2. Teknik bercocok tanam 3. Pemupukan 4. Pengairan 5. Pengendalian HPT 6. Panen dan pasca panen 7. Pemasaran Tingkat penerapan teknologi sapta usahatani jagung Produksi Produktivitas Gambar 1. Paradigma Penerapan Teknologi Sapata Usahatani Jagung di Desa Sidorejo Kecamatan Sekampung Udik.