BAB I PENDAHULUAN. maupun ilegal dan melebihi batas imbang ekologis serta masalah pembakaran

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN DINAS KEHUTANAN DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING (Studi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri)

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. kepentingan itu mengakibatkan pertentangan, dalam hal ini yang

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia dikaruniai kekayaan alam, bumi, air, udara serta

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati di dunia. Indonesia dijuluki sebagai Megadiversity Country,

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

III. METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam kerangka penulisan ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai bangsa yang percaya dan meyakini kemahakuasaan Tuhan

III. METODE PENELITIAN. penelitian guna mendapatkan, mengolah, dan menyimpulkan data yang dapat

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan kepada setiap anggota masyarakat yang terkait dengan. penipuan, dan lain sebagainya yang ditengah masyarakat dipandang

Peran PPNS Dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan. Oleh: Muhammad Karno dan Dahlia 1

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atau hukum (constitutional democracy) yang tidak terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional.hal ini disebabkan hutan itu bermanfaat bagi sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan generasi penerus bangsa indonesia, mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa

III.METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasari pada metode

BAB V PENUTUP. 1. Penegakan hukum terhadap Illegal Logging di Kabupaten Bone Bolango

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN. seperti hutan hujan tropis yang lebat dan kaya akan fauna dan flora langka. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan

BAB I PENDAHULUAN. hukum tidak berdasar kekuasaan belaka. 1 Permasalahan besar dalam. perkembangan psikologi dan masa depan pada anak.

I. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita bangsa. Anak. dalam kandungan. Penjelasan selanjutnya dalam Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. boleh ditinggalkan oleh warga negara, penyelenggara negara, lembaga

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah proses, prinsip-prinsip dan tata cara memecahkan suatu masalah,

PELAKSANAAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KEHUTANAN OLEH PENYIDIK POLRI DI WILAYAH HUKUM POLRES PADANG PARIAMAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumberdaya

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya. Kecuali

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis melakukan dua pendekatan yaitu :

III. METODE PENELITIAN. konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

Lex et Societatis, Vol. II/No. 2/Februari/2014

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1

III. METODE PENELITIAN. hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas, konsepsi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 adalah Bumi, air dan kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dipergunakan dalam upaya memperoleh data yang benar-benar

FUNGSI KOORDINASI PENYIDIK POLISI DENGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEHUTANAN DALAM PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PEMBALAKAN LIAR

I. PENDAHULUAN. kerja dan mendorong pengembangan wilayah dan petumbuhan ekonomi.

METODE PENELITIAN. pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris.

BAB I PENDAHULUAN. KUHAP Pasal 1 menjelaskan bahwa penyidik adalah: pejabat polisi. penyidik bukan berdasarkan atas kekuasaan, melainkan berdasarkan

III. METODE PENELITIAN. penelitian atau yang lebih dikenal dengan istilah metode penelitian.

III. METODE PENELITIAN. dilakukan dengan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. alam di Indonesia sebagai penunjang perekonomian nasional tetapi juga luas daya

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak diundangkannya UUPA maka pengertian jual-beli tanah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

BAB I PENDAHULUAN. Negara Hukum. Secara substansial, sebutan Negara Hukum lebih tepat

BAB I PENDAHULUAN. dan fauna yang tersebar diberbagai wilayah di DIY. Banyak tempat tempat

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang aspek hukum

III. METODE PENELITIAN HUKUM. menganalisisnya. Untuk itu, diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dari tahun ke tahun semakin cepat. Hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Manusia selalu ingin bergaul bersama manusia lainnya dalam. tersebut manusia dikenal sebagai makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut norma. Norma adalah istilah yang sering digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

III. METODE PENELITIAN. ada di sekitar kita untuk direkonstruksi guna mengungkapkan kebenaran yang bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana-mana. Sejarah membuktikan bahwa hampir tiap Negara

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Manfaat hutan tersebut diperoleh apabila hutan terjamin eksistensinya

VIII. PRIORITAS KEBIJAKAN PEMBERANTASAN ILLEGAL LOGGING DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum sebagaimana diatur

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa maupun media elektronik seperti televisi dan radio.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. 1. perundang-undangan lain yang mengatur ketentuan pidana di luar KUHP

BAB I PENDAHULUAN. mengatur suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide dan konsep-konsep menjadi

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam proses pengumpulan dan penyajian

BAB I PENDAHULUAN. dapat di pandang sama dihadapan hukum (equality before the law). Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat merubah cara hidup manusia. Perubahan-perubahan ini seiring

I. METODE PENELITIAN. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang menelaah hukum sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kenakalan anak atau (juvenile deliuencya) adalah setiap

METODE PENELITIAN. penelitian guna dapat mengolah dan menyimpulkan data serta memecahkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. tanah desa. Menurut Pasal 1 angka 26 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1

III. METODE PENELITIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh D.Simons Delik adalah suatu tindakan melanggar

BAB I. Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

Transkripsi:

BB I PENDHULUN. Latar Belakang Masalah Hutan mempunyai kedudukan dan peran yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional. 1 Indonesia merupakan negara tropis yang telah dibayangi kerusakan hutan, baik akibat penebangan kayu secara legal maupun ilegal dan melebihi batas imbang ekologis serta masalah pembakaran lahan yang menyebabkan kerusakan hutan secara permanen. 2 Permasalahan illegal logging sesungguhnya merupakan suatu hal yang sangat kompleks, karena tidak hanya terkait dengan aspek penegakan hukum atau yuridis, tetapi juga terkait aspek ekonomis, sosiologis dan kultur. 3 Pengertian illegal logging diterangkan dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan yang berbunyi, Pembalakan liar adalah semua kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu secara tidak sah yang terorganisasi. Departemen kehutanan mengungkapkan, pembalakan ilegal dilakukan oleh suatu bisnis kegiatan kriminal yang dikelola dengan baik dan 1 Salim H.S, 2003, Dasar-Dasar Hukum Kehutanan, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 1 2 Zudan rif Fakrulloh, 2014, Hukum Indonesia dalam Berbagai Perspektif, Jakarta: Rajawali Pers, hal. 610 3 Suhardi lius, 2010, Problematika Pemberantasan Illegal logging dan Kejahatan Kehutanan di Indonesia (Makalah tidak diterbitkan), Jakarta: Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Badan Reserse Kriminal, hal. 1 1

2 memiliki pendukung yang kuat yang secara fisik mengancam otoritas penegakan hukum kehutanan. 4 Pada akhir tahun 2011, dari keseluruhan wilayah Kabupaten Wonogiri seluas 182.236,24 Ha masih terdapat lahan kritis (sangat kritis, agak kritis dan potensial kritis) seluas 44.184,355 Ha. Pembangunan sektor kehutanan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis. Dinas Kehutanan merupakan salah satu dinas daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonogiri yang mempunyai tugas menyelenggarakan kewenangan Pemerintah daerah dalam bidang Kehutanan. 5 Berdasarkan uraian diatas mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai Illegal logging guna menyusun sebuah skripsi dengan judul PERNN DINS KEHUTNN DLM MENNGGULNGI TINDK PIDN ILLEGL LOGGING (Studi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penulisan ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaturan sanksi bagi pelaku tindak pidana illegal logging dalam hukum pidana di Indonesia? 4 FWI/GWT, 2001, Potret Keadaan Hutan Indonesia, Bogor, Indonesia: Forest Watch Indonesia dan Washington D.C: Global Forest Watch, hal. 33 5 DISHUTBUN, 2015, Renstra SKPD Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2015, http://www.hutbunwonogiri.net/index.php/download/xgetfiledown/download/8 diunduh Rabu 15 Juni 2016 pukul 20:55 WIB

3 2. Hambatan apa saja yang dihadapi oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Wonogiri dalam menanggulangi tindak pidana illegal logging? 3. Bagaimana upaya yang dilakukan Dinas Kehutanan Kabupaten Wonogiri dalam menanggulangi tindak pidana illegal logging? C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui pengaturan sanksi bagi pelaku tindak pidana illegal logging dalam hukum pidana di Indonesia. b. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Wonogiri dalam menanggulangi tindak pidana illegal logging. c. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Dinas Kehutanan Kabupaten Wonogiri dalam menanggulangi tindak pidana illegal logging. 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka manfaat penelitian adalah: a. Manfaat Teoritis 1) Mengembangkan pengetahuan di bidang hukum pidana; 2) Memberikan sumbangan referensi bagi pengembangan ilmu hukum pidana khusus.

4 b. Manfaat Praktis Memberikan sumbangan pemikiran dan wacana yang luas bagi aparat penegak hukum, instansi perlindungan hutan maupun masyarakat terkait dengan Illegal Logging terhadap kelangsungan dan keberadaan hutan. D. Kerangka Pemikiran HUTN Perlindungan Hutan Hasil Hutan Pembalakan liar Tindak Pidana Illegal Logging Perorangan Korporasi P E R H U T N I Dinas Kehutanan H M B T N U P Y P O L I S I Pengaturan Illegal Logging dalam Hukum Pidana di Indonesia: KUHP UU No 5 Tahun 1967 UU No 5 Tahun 1990 UU No 41 Tahun 1999 UU No 18 Tahun 2013 Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran E. Metode Penelitian Mengingat pentingnya metode penelitian dalam menemukan, menentukan dan menganalisis suatu masalah, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut:

5 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah pendekatan yuridis empiris yaitu cara prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data primer di lapangan. 6 2. Jenis Penelitian Tipe kajian dalam penelitian ini lebih deskriptif yaitu memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. 7 Dalam penelitian ini penulis akan mendiskripsikan mengenai Peranan Dinas Kehutanan dalam menanggulangi tindak pidana illegal logging. 3. Lokasi Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka penulis mengambil lokasi penelitian di kantor Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri 3,5 Km Bulusulur, Wonogiri. 4. Jenis data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber primer atau sumber utama yang bersifat fakta atau keterangan yang 6 Suratman dan Philips Dillah, 2013, Metode Penelitian Hukum, Bandung: lfabeta, hal. 53 7 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, hal. 10

6 diperoleh secara langsung dari sumber data yang bersangkutan, yakni di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri. b. Data Sekunder Data sekunder, antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan dan sebagainya. 8 Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. 1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, meliputi: a) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP); b) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Kehutanan; c) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya lam Hayati dan Ekosistemnya; d) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; e) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan; 2) Bahan hukum sekunder, yaitu berupa buku-buku, dan literatur karya ilmiah yang terkait dengan penelitian Peranan Dinas Kehutanan dalam menanggulangi tindak pidana illegal logging. 8 mirudin & Zainal sikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali Pers, hal. 30

7 5. Metode Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari penelitian ini, akan dikumpulkan melalui 2 teknik pengumpulan data yaitu: a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yang akan dilakukan dengan cara mencari, menginventarisasi dan mempelajari peraturan perundang-undangan, doktrin-doktrin, data sekunder yang lain berkaitan dengan Peranan Dinas Kehutanan dalam menanggulangi tindak pidana illegal logging. b. Studi Lapangan Studi lapangan yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara datang langsung ke lapangan. 9 Teknik yang digunakan penulis yaitu dengan wawancara. Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab, yang dilakukan secara sistematis didasarkan pada tujuan penelitian. dapun responden yang ingin diteliti terdiri dari beberapa staff yang ahli di bidangnya yang bekerja di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri. 6. Metode nalisis Data nalisis data pada penulisan hukum dilakukan melalui pendekatan kualitatif, yaitu uraian data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, runtun, logis, tidak tumpang tindih sehingga 9 Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung: Mandar Maju, hal. 75

8 memudahkan implementasi data dan pemahaman hasil analisis. Dalam hal ini setelah bahan dan data diperoleh, maka selanjutnya diperiksa kembali bahan dan data yang telah diterima terutama mengenai konsistensi jawaban dari keragaman bahan dan data yang diterima. Dari bahan dan data tersbut selanjutnya dilakukan analisis terhadap penerapan perundangundangan yang berkaitan dengan peranan dinas kehutanan dalam menanggulangi tindak pidana illegal logging. F. Sistematika Skripsi

9 Skripsi yang penulis susun ini terbagi dalam 4 bab, dimana antara bab yang satu dengan yang lain saling berhubungan, adapun sistematika skripsi sebagai berikut: Bab I adalah pendahuluan yang berisikan gambaran singkat mengenai keseluruhan isi skripsi yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika skripsi. Bab II adalah tinjauan pustaka yang berisikan uraian singkat dasar teori skripsi yang meliputi, tinjauan umum tentang Dinas Kehutanan Kabupaten Wonogiri, tinjauan umum tentang tindak pidana, tinjauan tentang pengertian hutan, jenis-jenis hutan, pengertian dan jenis-jenis illegal logging. Bab III adalah hasil penelitian dan pembahasan dimana penulis akan menguraikan dan membahas mengenai pengaturan sanksi bagi pelaku tindak pidana illegal logging dalam hukum pidana di Indonesia, hambatan yang dihadapi oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Wonogiri dalam melakukan menanggulangi tindak pidana illegal logging, serta upaya yang telah dilakukan Dinas Kehutanan Kabupaten Wonogiri dalam menanggulangi tindak pidana illegal logging Bab IV adalah bagian penutup, yang berisikan kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil penelitan dan saran dari hasil penelitian hukum yang dilakukan oleh penulis.