PENGARUH MENYUSUI TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWIT KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : HARUM NOVI TRI ASTUTI J 210.090.038 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
1 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MENYUSUI TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWIT KABUPATEN BOYOLALI Harum Novi Tri Astuti* Winarsih Nur Ambarwati S.Kep., Ns., ETN., M.Kep.** Kartinah A.Kep., S.Kep** Abstrak Menyusui kepada bayi pada ibu post partum merupakan suatu hal yang wajib dilakukan terutama pada bayi yag berusia kurang dari 6 bulan. pemberian asi ini selain dapat menyehatkan bayi juga dapat menyehatkan ibu post partum sendiri. namun dalam kenyataan terdapat ibu sudah memberikan makanan tambahan kepada bayinya, sehingga bayi mendapat asi tidak ekslusif lagi. tindakan ini selain berpengaruh pada bayi juga dapat berpengaruh terdapa berat badan ibu. tujuan peneliitan ini adalah menegetahui pengaruh menyusui terhadap perubahan berat badan ibu post partum di wilayah Kerja Puskesmas Sawit Kabupaten Boyolali. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan metode Survey Analitik, dan rancangan menggunakan Time Series Design. Sampel penelitian ini adalah semua ibu Postpartum bulan Juni yaitu sebesar 37 ibu postpartum. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling, Instrumen Penelitian menggunakan Timbangan injak dan lembar Checklist. Analisis data penelitian menggunakan uji Man Whitey dan wilcoxon sign rank test. Hasil penelitan menunjukkan perubahan berat badan ibu post partum yang menyusui secara eksklusif dengna uji paired sample test diperoleh nilai rhitung 2,192 p = 0,049 (p<0,05). Hasil analisis uji perubahan berat badan pada ibu post partum yang menyusui tidak eksklusif. Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh Z= -3.476 p = 0,001 (p<0,05). Hasil analisis uji beda perubahan berat badan ibu menyusui eksklusif dan tidak ekslusif diperoleh independent t-test diperoleh nilai t-test= -2.156 dengan p = 0,0038 (p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan adanya perubahan berat badan pada ibu post partum yang menyusui secara eksklusif. Adanya perubahan berat badan pada ibu post partum yang menyusui tidak adan perbedaan berat badan ibu post partum di minggu keempat antara ibu yang menyusui eksklusif dengan ibu yang menyusui tidak eksklusif. Kata kunci: Menyusui, Berat Badan, Ibu Post Partum
2 EFFECT OF BREASTFEEDING TO CHANGES FOR WEIGHT POST PARTUM MOTHER IN SAWIT PUBLIC HEALTH CENTER SERVICE AREA OF BOYOLALI DISTRICT abstract Breastfeeding to infant in mothers post partum is something that must be done, especially in infants yag less than 6 months old. giving breast milk can also be a healthy baby healthy postpartum mothers themselves. but in reality there are mothers already give extra food to the baby, so the baby gets breastfeeding is not exclusive anymore. This action than can also affect the baby any significant effect of maternal weight. Objenctive aim to know effect of breastfeeding to changes for weight postpartum mother in Sawit public health center service area of Boyolali District. This study is quantitative research. methods Analytical Survey ", and design use the Time Series Design. sample are 37 postpartum mothers. The sampling technique used was accidental sampling, using the research instruments and sheet Checklist Scales stampede. Analysis of research data using the test and Wilcoxon sign Man Whitey rank test. Results showed changes in body weight post partum mothers who exclusively breastfeed dengna paired samples test values obtained rhitung 2.192 p = 0.049 ( p < 0,05 ). Results of test analysis of weight change on post partum mothers who do not breastfeed exclusively. Wilcoxon Signed Ranks Test obtained Z = -3476 p = 0.001 ( p < 0,05 ). The results of different test analysis of maternal weight change and not exclusively breastfeeding exclusively obtained by independent t - test values obtained t - test = -2156 and p = 0.0038 ( p < 0,05 ). Based on results we can conclude there is a change of weight on post partum mothers who exclusively breastfeed. changes in body weight on post partum mothers who breastfeed do not adan difference maternal postpartum weight loss in the fourth week of exclusive breastfeeding among mothers with mothers who did not breastfeed exclusively. Keywords : Breastfeeding, Weight, Women post partum
3 PENDAHULUAN Latar Belakang Menyusui adalah suatu proses alamiah yang besar artinya bagi kesejahteraan bayi, ibu, dan keluarga. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini. Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui lebih berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan oleh ibu-ibu yang tidak menyusui bayinya antara lain tidak memproduksi cukup ASI, bayinya tidak mau menghisap. Disamping itu cara menyusui yang tidak baik dan tidak benar dapat menimbulkan gangguan pada putting susu ibu (Marmi, 2012). Setelah melahirkan ibu akan mengalami kehilangan berat badan selama hamil sekitar 5-6 kg akibat pengeluaran bayi, plasenta, air ketuban dan darah. Pada saat ini terjadi penurunan berat badan sebanyak 2-3 kg melalui diuresis, pengeluaran lokia dan involusi uteri. Tetapi ada sebagian ibu yang masih mengalami kelebihan berat badan sekitar 1,4-2 kg. Penelitian menunjukkan setelah melahirkan, ibu akan mengalami perubahan atau penurunan berat badan antara 5-11 kg disebabkan proses kelahiran dan memberikan bayinya ASI eksklusif (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2012). Berdasarkan wawancara terhadap 5 orang ibu yang menyusui eksklusif di Kelurahan Bendosari Sawit Boyolali, mengatakan bahwa mayoritas berat badan mereka bertambah setelah persalinan. Dengan demikian pada ibu postpartum beresiko terkena hipertensi, obesitas dan penyakit lainnya. Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 5 orang responden tersebut, Tujuan Penelitian adalah Mengetahui pengaruh menyusui terhadap perubahan berat badan pada ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Sawit Kabupaten Boyolali. TINJAUAN PUSTAKA Menyusui Menyusui eksklusif merupakan proses pemberian susu atau makanan bayi secara ideal dan alamiah melalui payudara ibu selama 6 bulan setelah melahirkan, serta merupakan dasar biologik dan psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi (Nugroho, 2011). Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan sempurna bagi bayi yang baru lahir. ASI juga merupakan makanan yang bersih, mengandung antibodi yang sangat penting dan nutrisi yang tepat (Chumbley, 2006). Berat Badan Menurut (Anggraeni, 2012) Perubahan berat badan adalah ukuran tubuh seseorang yang bisa turun atau naik sewaktu-waktu yang ditimbang dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun. Berat badan diukur dengan alat ukur berat badan dengan satuan kilogram.
4 METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif Jenis penelitian ini adalah Survey Analitik, dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Time Series Design.Populasi penelitian ini adalah semua ibu postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Sawit yang berjumlah 63 ibu postpartum. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu Postpartum bulan Juni yaitu sebesar 37 ibu postpartum. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling, Kriteria Inklusi : a) Ibu yang menyusui b) Ibu yang melahirkan pervaginam c) Ibu primigravida d) Ibu yang bersedia menjadi responden e) Ibu yang bertempat tinggal di Kriteria Eksklusi : a) Ibu yang tidak menyusui b) Ibu yang melahirkan SC Instrumen Penelitian 1. Timbangan injak digital dengan merk OMRON yang sudah dilakukan kalibrasi, dan digunakan untuk menimbang atau mengukur berat badan ibu post partum. 2. Checklist digunakan untuk mengetahui atau mengkategorikan ibu yang menyusui eksklusif dan ibu yang menyusui tidak eksklusif. Analisis bivariat Untuk mengetahui perubahan berat badan dari minggu pertama sampai minggu ke-empat menggunakan uji Mann Whitney HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Umur Tabel 4.1. Distribusi frekuensi responden menurut kelompok umur ibu menyusui tidak ibu menyusui eksklusif Karakteristik ekslusif Jumlah % Jumlah % <20 tahun 0 0 0 0 20-35 tahun 24 100.0 12 92.3 >35 tahun 0 0 1 7.7 Pendidikan SMP 3 12.5 0 0 SMA 18 75.0 5 38.5 PT 3 12.5 8 61.5 Pekerjaan IRT 15 62.5 2 15.4 Swasta 5 20.8 6 46.2 Wiraswasta 3 12.5 5 38.5 PNS 1 4.2 0 0 Jumlah 24 100 13 100.0
5 Tabel 4.1.memperlihatkan umur responden yang menyusui secara tidak eksklusif semuanya antara 20-35 tahun, sementara responden yang menyusui eksklusif terdapat 12 responden (92,3%) antara 20-35 tahun. Terdapat 1 responden yang berumur lebih dari 35 tahun. tingkat pendidikan responden yang menyusui secara eksklusif mayoritas berpendidikan SMA yaitu terdapat 18 responden (75%). Sedangan yang menyusui tidak eksklusif terdapat 5 responden (38,5%) berpendidikan SMA, dan 8 responden (61,5%) berpendidikan perguruan tinggi. data dari kelompok yang menyusui tidak eksklusif mayoritas ibu sebagai ibu rumah tangga yaitu terdapat 15 responden (62,5%). Sedangkan responden yang menyusui eksklusif terdapat 2 responden (15,4%) sebagai IRT, 6 responden (46,2%) swasta, dan 5 responden (38,5%) wiraswasta. Perubahan berat badan responden Table 4.4 Distribusi responden berdasarkan perubahan berat badan responden dari post partum hari I sampai minggu keempat Perubahan berat badan Menyusui eksklusif Minggu Menyusui tidak eksklusif Minggu I II III IV I II III IV N % n % n % n % n % n % n % n % Tetap 5 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 turun 7 54 7 54 3 23 13 100 22 100 1 5 0 0 13 59 Naik 1 8 6 46 10 77 0 0 2 9 21 95 22 22 0 0 Analisis Univariat 1. Berat badan responden Menyusui eksklusif Gambar 4.1. Grafik rata-rata perubahan berat badan responden yang menyusui eksklusif
6 Gambar 4.1 memperlihatkan perubahan berat badan pada masing masing respoden yang menyusui ekslusif dari hari pertama post partum sampai minggu keempat post partum. Terjadi penurunan berat badan sebesar 661,54 gr dari hari pertama post partum sampai minggu kedua. Dari minggu pertama sampai minggu kedua terjadi kenaikan sebesar 6,92 gr. Dari minggu kedua ke minggu ketiga meningkat sebesar 140 gr dan berat badan minggu keempat menurun sebesar 360,77 gr. Berat badan responden menyusui tidak eksklusif Gambar 4.2. Grafik rata-rata perubahan berat badan responden yang menyusui tidak eksklusif Gambar 4.2 memperlihatkan perubahan berat badan pada masing masing respoden yang menyusui tidak ekslusif dari hari pertama post partum sampai minggu keempat post partum. Terjadi penurunan berat badan sebesar 252,2 gr dari hari pertama post partum sampai minggu pertama. Dari minggu pertama sampai minggu kedua terjadi kenaikan sebesar 380,29 gr. Sedangkan minggu kedua ke minggu ketiga meningkat sebesar 500 gr. Berat badan minggu keempat meningkat sebesar 743,81 gr. Pola pemberian ASI Tabel 4.5 Sentral tendensi frekuensi pemberian ASI dalam 24 jam Sentral tendensi ASI eksklusif ASI tidak eksklusif Selama 4 minggu Selama 4 minggu Rata-rata 9.28 5.10 Median 9.28 5.11 Modus 9.32 5.29 Std. Deviation.39457.21360 Minimum 8.84 4.81 Maksimum 10.06 5.42
7 Tabel 4.5 menunjukan responden dengan pemberian ASI eksklusif diketahui rata-rata frekuensi pemberian ASI sebesar 9 kali per hari, sedangkan pada pemberian ASI tidak eksklusif rata-rata frekuensi pemberian ASI sebesar 5 kali per hari. Analisis bivariat Analisis prasyarat Hasil uji normalitas data ditampilkan dalam Tabel 4.6 Tabel 4.5 Hasil uji normalitas data penelitian Variable Statistic p Kesimpulan ASI eksklusif Hari pertama 0.885 0.082 Normal Hari terakhir Minggu IV 0.903 0.147 Normal ASI tidak eksklusif Hari pertama 0.639 0.000 Tidak Normal Hari terakhir Minggu IV 0.952 0.300 Normal Tabel 4.6 memperlihatkan hasil penelitian diketahui data berdistribusi normal dengan p> 0,05 yaitu hari pertama responden yang menyusui eksklusif dan hari terakhir minggu IV, serta data responden yang menyusui tidak ekslusif pada hari terakhir minggu IV. Data hari pertama post partum pada responden yang menyusui tidak ekslusif, tidak berdistribusi normal dengan p< 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini, analisis bivariat pada kelompok responden dengan menyusui eksklusif mengggunakan paired sample test, sementara pada kelompok responden dengan menyusui tidak eksklusif menggunakan Wilcoxon Rank Test. Pengaruh menyusui secara eksklusif terhadap perubahan berat badan Tabel 4.7 Pengaruh menyusui secara eklusif terhadap perubahan berat badan ibu post partum Variable Rata-rata t- test p Kesimpulan berat badan (gr) Hari pertama 49637.69 Hari terakhir minggu IV 48935.38 2.192 0.049 Signifikan Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui rata-rata berat badan responden pada post partum hari pertama adalah 49637,69 gr (49,63 kg), pada hari terakhir minggu keempat rata-rata berat badan sebesar 48935.38 gr (48,93kg). Hasil analisis uji paired sample test diperoleh nilai rhitung 2,192 dengan p = 0,049 (p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan adanya perubahan berat badan pada ibu post partum yang menyusui secara eksklusif. Perubahan berat badan pada ibu postpartum yang menyusui eksklusif mengalami penurunan sebesar 0,05 kg
8 Pengaruh menyusui secara tidak eksklusif terhadap perubahan berat badan Tabel 4.8 Pengaruh menyusui tidak eklusif terhadap perubahan berat badan ibu post partum Variable Rata-rata t- test p Kesimpulan berat badan (gr) Hari pertama 50745.83 Hari terakhir minggu IV 50949.16-4.290 0.001 Signifikan Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui rata-rata berat badan responden pada post partum hari pertama adalah 50745.83gr (50,75 kg), pada hari terakhir minggu keempat rata-rata berat badan sebesar 50949.16 gr (50,94kg). Hasil analisis uji Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai Z= -3.476 dengan p = 0,001 (p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan adanya perubahan berat badan pada ibu post partum yang menyusui tidak eksklusif. Perubahan berat badan ibu post partum yang menyusui tidak eksklusif mengalami kenaikan berat badan sebesar 0,087 kg. Perbedaan berat badan minggu keempat antara ibu yang menyusui eksklusif dengan ibu yang menyusui tidak eksklusif Tabel 4.9 Perbedaan berat badan ibu post partum minggu keempat antara ibu yang menyusui eksklusif dengan ibu menyusui tidak eksklusif Variabel Rata-rata berat badan (gr) Menyusui eksklusif 49276.15 Menyusui tidak eksklusif 50949.16 t-test P Kesimpulan -2.156 0.038 Signifikan Berdasarkan Tabel 4.9diketahui rata-rata berat badan responden menyusui eksklusif pada minggu keempat adalah 49276.15 gr (49,27 kg), sementara responden Menyusui tidak eksklusif sebesar 50949 gr (50,949kg). Hasil analisis uji independent t-test diperoleh nilai t-test= -2.156 dengan p = 0,0038 (p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan adanya perbedaan berat badan ibu post partum di minggu keempat antara ibu yang menyusui eksklusif dengan ibu yang menyusui tidak eksklusif. Perbedaaan perubahan berat badan kedua kelompok dapat ditampilkan dalam gambar 4.4
9 Gambar 4.4. Grafik perubahan berat badan responden menyusui eksklusif dan menyusui tidak eksklusif Berdasarkan gambar 4.4 diketahui bahwa responden yang menyusui ekslusif dapat menurunkan berat badan dari hari pertama post partum sampai minggu keempat. Berbeda halnya pada responden yang menyusui tidak eksklusif terjadi kenaikan berat badan dari hari pertama post partum sampai minggu keempat. PEMBAHASAN Karakteristik responden Berdasarkan hasil penelitian diketahui usia ibu banyak pada rentang 20-35 tahun. Usia tersebut mencerminkan bahwa ibu termasuk beresiko rendah dalam melahirkan. Umur seseorang juga dapat menggambarkan kematangan seseorang dalam menentukan tindakan dalam kehidupannya (Notoadmodjo, 2005) termasuk usia menikah melahirkan bayi dan memutuskan menyusui ekslusif ataupun menyusui tidak eksklusif. Menurut tingkat pendidikan, diketahui responden yang menyusui tidak eksklusif mayoritas berpendidikan SMA, sedangkan responden yang menyusui eksklusif yaitu dengan pendidikan perguruan tinggi. Pendidikan responden dapat mencerminkan dalam pengambilan keputusan memberikan ASI kepada bayinya apakah secara eksklusif ataupun tidak. Bagi responden berpendidikan perguruan tinggi banyak yang memberi ASI eksklusif karena responden mempunyai pengetahuan tentang pentingnya kebutuhan ASI secara eksklusif bagi bayi usia kurang dari 6 bulan. Berdasarkan status pekerjaan ibu diketahui pada responden yang menyusui tidak eksklusif mayoritas sebagai ibu rumah tangga, sedangkan pada ibu yang menyusui ekslusif mayoritas sebagai swasta. Namun perbedaan status pekerjaan ini tidak berkaitan dengan pengaruh berat badan responden sebagai akibat pemberian ASI ekslusif maupun ASI tidak eksklusif. Hal ini disebabkan baik responden yang bekerja maupun yang tidak bekerja
10 dalam hal ini sebagai ibu rumah tangga masih dalam masa perawatan post partum sehingga aktivitas yang biasa dilakukan ditingggalkannya, seperti cuti. Analisis berat badan responden Hasil penelitian pada responden yang menyusui eksklusif diketahui ratarata berat badan pada hari pertama post partum adalah 49,63 kg dan menurun menjadi 48,93 kg pada hari terakhir minggu keempat. Terdapat perbedaan 0,02 kg berat badan respoden. Pada responden yang menyusui tidak ekslusif diketahui rata-rata berat badan pada hari pertama post partum adalah 50,71 kg dan naik menjadi 50,94 kg pada hari terakhir minggu keempat, terdapat kenaikan berat badan sebesar 0.02 kg. Dari perbandingan data kedua kelompok tersebut diketahui bahwa responden yang menyusui eksklusif dapat menurunkan berat badan pada masa perawatan post partum, sebaliknya responden yang menyusui tidak ekslusif meningkat berat badannya. Hasil analisis stastistik diketahui baik responden yang menyusui eksklusif maupun responden yang menyusui tidak ekslusif mempunyai pengaruh terhadap berat badan responden. Bagi responden yang menyusui tidak ekslusif memberikan arti bahwa responden memberikan ASI tidak penuh, dan memberikan makanan tambahan berupa susu formula atau bubur. Sedangkan menurut Bobak (2004) sebagian peningkatan berat badan ibu selama masa kehamilan disimpan dalam bentuk lemak dipakai sebagai cadangan makanan dan sumber energi di awal masa menyusui. Makanan yang dikonsumsi dan dicerna oleh ibu yang seharusnya dikeluarkan melalui ASI tidak terjadi, sehingga dalam tubuh ibu terjadi kelebihan cadangan energi. Kondisi seperti ini justru dapat meningkatkan resiko terjadinya obesitas. Almatsier (2004) menyatakan kelebihan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan melebihi energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak tubuh. Akibatnya terjadi berat badan lebih. Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh diubah menjadi lemak. Perubahan ini terjadi di dalam hati. Lemak ini kemudian dibawa ke sel-sel lemak yang dapat menyimpan lemak dalam jumlah tidak terbatas. Pendapat Almatsier tersebut mencerminkan bahwa ibu yang menyusui tidak eksklusif mempunyai pertambahan berat badan, dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan berat badan sebesar 0,02 kg. Gambaran perubahan berat badan responden yang menyusui tidak eksklusif sejalan dengan penelitan Keller (2013) yang meneliti mengenai obesitas pada ibu selama postpartum. Dalam penelitian Keller disebutkan bahwa ibu post partum yang mengalami stress dengan kehadiran anak menjadikan pola makan yang tidak teratur dan tidak sehat. Pola makan yang tidak teratur dan sehat ini menjadikan ibu lebih cepat mengalami kenaikan berat badan. Dengan peningkatan berat badan ini dapat berisiko terkena penyakit seperti Aterosklerosis. Aterosklerosis ditandai oleh penimbunan lemak yang progresif lambat pada dinding arteri yang dapat
11 mengurangi/memblokir sama sekali aliran darah ke jaringan. Obesitas memberi pengaruh besar terhadap peningkatan penyakit aterosklerosis. Hal ini disebabkan karena konsumsi lemak yang berlebihan akan ditimbulkan oleh tubuh sehingga memperlambat aliran darah. Penyakit obesitas memberikan gejala kelebihan jaringan lemak di dalam tubuh, tetapi sebab sebenarnya kelebihan konsumsi energi dibandingkan dengan kebutuhan. Karena itu pada orang yang mengalami obesitas terdapat kolesterol darah yang tinggi. Obesitas juga menurunkan kolesterol HDL, sehingga menyebabkan penyakit jantung (Budiyanto, 2007). Berbeda halnya dengan responden yang menyusui secara ekslusif, respoden yang menyusui eksklusif justru menurun berat badannya. Bayi yang membutuhkan ASI setidaknya 2 jam sekali akan mempengaruhi kondisi tubuh responden. Responden akan lebih cepat merasa lapar, meskipun responden memenuhi kebutuhan dengan makan, namun frekuensi pemberian ASI yang lebih cepat dari pada proses metabolisme makanan untuk kebutuhan ASI pada akhirnya ibu akan mempengaruhi berat badan ibu. Selain itu terdapat dua hormon yang dapat mempengaruhi berat badan ibu yang menyusui yaitu hormon prolaktin dan oksitosin, kedua hormon ini bersumber dari perangsanngan putting susu akibat isapan bayi. Semakin sering bayi menyusu atau menghisap maka semakin meningkat produksi ASI yang berpengaruh pada kedua hormon tersebut dan memacu kontraksi otot rahim sehingga involusi rahim makin cepat. Hasil penelitian Gigante (2005) yang meneliti mengenai efek pemberian ASI terhadap berat badan ibu dalam jangka panjang di Brasil menunjukkan bahwa semakin panjang ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya, maka akan menjadikan ibu mempunyai berat badan yang ideal dengan mengacu pada indeks berat badan. Simpulan 1. Pola pemberian ASI tidak ekslusif kepada anak rata rata sebesar 5 kali per hari. pola pemberian ASI ekslusif kepada anak rata rata sebesar 9 kali per hari. 2. Terjadi kenaikan berat badan ibu menyusui tidak eksklusif dalam waktu 4 minggu post partum. 3. Terjadi penurunan berat badan ibu menyusui secara eksklusif dalam waktu 4 minggu post partum. Saran 1. ibu menyusui Ibu hendaknya selalu memberikan ASI eksklusif agar anak tetap sehat, serta tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia serta dapat membantu ibu kembali ke berat badan ibu sebelum hamil 2. Dinas Kesehatan Petugas kesehatan diharapkan memberikan penyuluhan kepada ibu post partum tentang pentingnya pemberian ASI kepada anaknya. Dimana dengan memberikan ASI dapat menurunkan risiko terjadinya obesitas serta terkena serangan jantung.
12 3. Peneliti lain Peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini dengan cara menambah variable seperti terjadinya kesakitan pada bayi antara yang diberi ASI eksklusif dan yang tidak ekslusif. DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, A. C. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta : Graha Ilmu Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Pelajar among Postpartum Latinas. Journal of Obesity. http://dx.doi.org/10.1155/2013/91 6468 Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas Peuperium Care. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Notoadmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta Nugroho, T. 2011. ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta : Nuha Medika Budiyanto. 2002. Gizi dan Kesehatan. Malang : Bayu Media Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. 2004. Maternity Nursing. Edisi 4. Jakarta : EGC Chumbley, Jane. 2006. Menyusui. Jakarta : Erlangga Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2012. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rajawali Pers Gigante, D.P., Victoria, C.G.,Barros, Fernando.C. 2000. Breast- Feeding Has a Limited Long- Term Effect on Anthropometry and Body Composition of Brazilian Mothers. Keller, C., Tood, M., & Ainsworth, B. 2013. Overweight, Obesity, and Neighborhood Charachteritics
13 Harum Novi Tri Astuti : Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS Winarsih Nur Ambarwati S.Kep., Ns., ETN., M.Kep.**: Dosen FIK UMS Kartinah A.Kep., S.Kep,** Dosen FIK UMS