BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB II METODOLOGI 2.2. RUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kebudayaan dari berbagai macam belahan dunia, musik yang ada di masyarakat seperti musik Pop, Rock, Jazz bahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan di beberapa negara maju typography dipelajari secara khusus,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya tipografi Swiss yang dikenal dengan International Typographic Style

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar-mengajar merupakan kegiatan inti dari pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa yang berkembang di masyarakat sangat beragam. Ragam

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB II METODOLOGI. 2. Manfaat Perancangan


BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi surat kabar atau koran Radar Surabaya mempunyai tata letak atau

BAB I PENDAHULUAN. :Bangunan untuk tempat tinggal. (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat berperan bagi kehidupan manusia. Terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Branding

BAB I PENDAHULUAN. Bermain berasal dari kata dasar main, yakni merupakan sebuah hiburan atau

typos = bentuk grapho = menulis

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

BAB I PENDAHULUAN. Universitar Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III DATA DAN TEORY

BAB I I.PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dapat diakses oleh masyarakat yang membutuhkan. disampaikan dengan menggunakan perangkat komputer.

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting.

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB II METODOLOGI. Latar Belakang. Rumusan Masalah. Tujuan Perancangan. Riset Bakso. Materi. Data Perancangan. Identifikasi dan Analisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Apa yang harus dipahami Desainer Grafis?

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

SEKOLAH TINGGI SENI MUSIK DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi massa yang terdiri dari tiga elemant peanting yaitu media, audience,

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Komunikasi digunakan manusia untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki teknologi yang bagus. Jenis mainan di bedakan menjadi 2 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Majalah adalah media komunikasi yang menyampaikan info kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab IV. Konsep Desain

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISTILAH. Obesitas : Kelebihan berat badan yang terjadi karena penimbunan lemak dalam tubuh yang berlebihan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sangat didukung oleh berbagai kecanggihan jaringan internet dan jaringan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi

BAB III STRATEGI PERANCANGAN. Dalam perancangan ini strategi komunikasi akan lebih mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Terampil berbahasa sangat penting dikuasai.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

BAB I PENDAHULUAN. seni visual, dan seni audio-visual. Seni audio adalah seni yang diserap melalui

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dari jaman dahulu komunikasi merupakan salah satu aktifitas yang terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya komunikasi dapat memberikan suatu informasi atau menambah pengetahuan baru yang sebelumnya tidak diketahui. Kelancaran dan keberhasilan suatu aktifitas komunikasi ditentukan oleh perangkat yang menjembatani antara si pengirim pesan dan si penerima pesan. Selama berabad-abad lamanya telah terbukti bahwa bahasa tulis merupakan sebuah perangkat komunikasi yang paling efektif. Dapat dikatakan bahwa bahasa tulis merupakan representasi fisik dari struktur pemikiran yang ada pada otak dan tidak dapat terlihat secara kasat mata. Huruf merupakan bagian yang terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual. Huruf memiliki perpaduan antara nilai fungsional dan nilai estetik. Tipografi atau ilmu tentang huruf sudah ada sejak manusia berusaha menuangkan pesan-pesan yang ingin disampaikannya melalui sebuah tulisan. Dalam melakukan komunikasi dan menyampaikan pesan tersebut pada awalnya menggunakan cara dengan menuturkan pesan secara lisan atau menuliskannya. Sebelum manusia mengenal tulisan, orang jaman dahulu mengingat peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah hidupnya secara lisan dengan membuat syair dan menuturkan kembali syair tersebut kepada orang lain. Setelah itu penyampaian pesan dalam bentuk tulisan baru muncul. Untuk 1

menggambarkan maksud tertentu, manusia melakukan dengan cara menggurat, mengukir, menggambar, dan akhirnya menulis dan mencetaknya. Tipografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Typos dan Graphia. Typos mempunyai arti cetakan, bentuk dan jenis sedangkan Graphia berarti hal-hal yang berhubungan dengan tulisan. Dalam desain grafis, tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Dahulu tipografi seringkali hanya dijadikan sebagai pelengkap saja dalam proses perancangan desain grafis. Namun seiring dengan perkembangan jaman peranan tipografi dalam dunia grafis semakin berkembang pula dan memegang peranan penting. Misalnya pada media cetak, tipografi sangat penting karena dapat membantu untuk memvisualkan kata-kata dengan rancangan yang memiliki tampilan menarik dan efektif. Tipografi terus berkembang mulai dari manual, mesin cetak sampai dengan komputer. Hal tersebut akan selalu berkaitan dan merupakan bagian dari hidup manusia karena tipografi merupakan suatu sarana komunikasi yang efektif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kecanggihan teknologi seperti sekarang ini, peran tipografi semakin berkembang pesat pula, dapat dikatakan bahwa tipografi bisa menjadi salah satu elemen desain yang menarik pada media cetak seperti pembuatan majalah indie, yang dapat dikatakan banyak menggunakan permainan tipografi untuk memvisualkan penyampaian pesannya agar terlihat lebih unik dan menarik perhatian. Sebagian besar tipografi yang digunakan pada majalah indie terkesan non formal, tidak beraturan bahkan sering tidak jelas dan sulit dibaca oleh masyarakat umum. Itulah yang membuat majalah indie terlihat menarik, unik, berbeda dengan majalah-majalah pada umumnya. Di 2

majalah indie, ide-ide kreatif para desainer dapat dicurahkan lebih maksimal, terbuka dan seringkali tidak terpengaruh oleh format majalah yang sudah ada. Di masa kini, banyak kaum muda-mudi yang senang bereksperimen dengan gayanya sendiri, dengan alasan ingin tampil beda secara bebas, mandiri/ tidak sama dengan yang lain. Tapi gaya mereka yang awalnya biasa saja sekarang malah banyak pengikut dan justru menjadi tren di kalangan kaum muda. Begitulah awal munculnya apa yang disebut dengan indie, berasal dari kata independent, bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti sebagai berikut orang tidak berpartai (kata benda); merdeka, sendiri, yang berdiri sendiri, yang berjiwa bebas (kata sifat); independently = secara bebas (kata kerja). Bahkan komunitas ini juga memiliki semacam semboyan yaitu do-it-yourself (DIY). Sekarang ini banyak sekali muncul majalah-majalah indie, buletin-buletin komunitas, fanzine, newsletter yang melawan arus, dan lain sebagainya. Meski tidak menyajikan informasi secara global, tetapi setidaknya dapat memberikan beberapa informasi yang diperlukan bagi komunitas indie. Biasanya media massa indie itu lebih menceritakan kultur yang sangat dekat dengan komunitasnya, seperti komunitas musik punk rock, metal, hardcore, atau komunitas dalam bidang olahraga skateboard, BMX, atau bidang lifestyle seperti fashion. Namun pada intinya yang melandasi media massa indie itu sendiri adalah kebebasan berekspresi tanpa takut melawan aturan yang ada, dengan objek-objek berita yang jarang diangkat oleh media massa pada umumnya. Mengangkat hal-hal kecil di seputar kehidupan yang jarang diulas dan sering dianggap tidak baik/ kurang sopan untuk dibicarakan. Mengajak diri bersikap kritis dan mencoba menuangkannya ke dalam tulisan sebagai bentuk protes terhadap hal apapun baik itu politik, sosial, maupun budaya. Berangkat dari pemikiran-pemikiran tersebut kemudian menjadi energi lebih untuk menuangkan ide-ide kreatifnya pada media massa indie yang bergerak secara mandiri mulai dari memproduksi dan mengedarkan hasil keratifitasnya agar dapat dinikmati dan diterima oleh orang lain. 3

Beragam kreatifitas dihasilkan oleh komunitas indie, berawal dari selembar fotocopy-an, lalu mulai dicetak tipis (bulletin, fanzine), dan akhirnya bermunculan majalah-majalah indie yang tampilannya tidak kalah keren dibandingkan dengan media cetak pada umumnya. Majalah Trolley sebagai salah satu majalah indie lokal (berasal dari Bandung- Indonesia) yang memiliki banyak ide kreatif, terutama pada penyusunan tipografinya yang unik, layout tiap halamannya tidak monoton, berani tampil beda, bahkan tidak mengikuti aturan-aturan yang berlaku. Meskipun pada awalnya hanya komunitas tertentu (indie) saja yang mengetahui tentang majalah indie ini, namun seiring dengan perkembangannya yang cukup hebat dan menghebohkan, akhirnya dapat menarik perhatian masyarakat terutama kaum muda di Bandung. Dari tampilan luar (cover), gaya desain yang ditawarkan pada majalah indie ini tampak berbeda dengan majalah pada umumnya. Demikian halnya dengan pemilihan huruf dan tipografi hingga layout yang digunakan pada majalah indie ini juga terlihat sangat bervariasi, berbeda dan susunannya telihat diluar mainstream (tidak seperti majalah pada umumnya). 1.2. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gaya desain, huruf dan tipografi pada majalah indie? 2. Bagaimana hubungan gaya visual majalah indie (Trolley) dengan gaya hidup komunitas indie? 1.3. FOKUS PEMBAHASAN Pembahasan penelitian ini, difokuskan pada majalah Trolley periode tahun 2000-2002, dengan mengambil beberapa sample rubrik secara acak/ random, misalnya rubrik-rubrik yang memiliki gaya desain, huruf dan tipografi unik, 4

menarik perhatian, lain dari yang lain dan sangat menonjol perbedaannya dengan majalah pada umumnya. Selain itu dapat dilihat juga dari anatomi majalah indie ini, misalnya penomoran majalah, penulisan rubrikasi dan penyusunan layout pada tiap halaman. 1.4. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini memiliki beberapa tujuan antara lain: 1. Memperoleh pengetahuan tentang gaya desain, huruf dan tipografi pada majalah indie. 2. Dapat mengetahui berbagai macam majalah indie dengan gaya desain yang unik dan berbeda dengan majalah pada umumnya. 3. Mengetahui gaya hidup komunitas indie dan perngaruhnya dengan gaya desain majalah indie di Bandung. 1.5. MANFAAT PENELITIAN Adapun beberapa manfaat pada penelitian ini adalah: 1. Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan tentang gaya desain, huruf dan tipografi beserta perkembangannya. 2. Dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang majalah indie dan komunitasnya di Bandung dan sekitarnya (Indonesia). 3. Dapat digunakan sebagai bahan bacaan atau literature yang berkaitan dengan gaya desain, huruf dan tipografi dan komunitas indie. 1.6. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan model rancangan deskriptif analisis. Peneliti juga akan mengamati/ melihat perilaku dan gaya hidup komunitas indie supaya dapat mengerti tentang bagaimana dan apa yang mereka lakukan dalam komunitasnya sehingga dapat memunculkan adanya majalah indie yang dapat dikatakan 5

sangat unik dan tampil beda terutama dalam pengunaan huruf dan tipografinya serta layout majalahnya. Obyek kajian huruf dan tipografi pada majalah indie akan dipaparkan fenomenanya, dan dianalisis dengan cara diperbandingkan dengan huruf dan tipografi yang ada pada majalah umum, sehingga dapat telihat perbedaan yang terjadi di antara majalah indie dan majalah umum. Data-data diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data, melalui: Wawancara langsung pada penerbit majalah indie Trolley dan komunitas indie dengan menggunakan recorder (alat perekam) dan mencatat beberapa data yang dibutuhkan. Metode observasi juga dilakukan dengan cara mengamati beberapa tempat yang sering dikujungi dan dijadikan tempat berkumpul oleh komunitas indie, seperti distro, café-café tertentu, studio indie, dan lain-lain. Pengamatan ini merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau studi yang disengaja dan sistematis tentang suatu keadaan/ fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat. Studi literatur ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang diperoleh dari berbagai macam media cetak (buku, surat kabar, majalah) ataupun media elektronik (internet). Adapun tahapan dari metode penelitiannya adalah dengan cara sebagai berikut: Menggumpulkan data Menyusun data Analisis data Interpretasi data 6

1.7. KERANGKA PENELITIAN KOMUNITAS INDIE MAJALAH INDIE GAYA DESAIN Early Modern (Victorian) Arts and Craft Movement Art Nouveau Art Deco Modernisme (New Typography) Pemberontakan Dada Bauhaus & Internasional School HURUF & TIPOGRAFI Cover Halaman Isi TIPOLOGI VISUAL Bahasa estetik Posmodernism: Eklektisme Dekonstruksi Pastiche Parody Kitsch Camp Schizophrenia BENTUK DAN STRUKTUR HURUF FUNGSI HURUF DINAMIKA ANTAR JENIS HURUF HURUF DAN TIPOGRAFI MAJALAH INDIE 7

1.8. SISTEMATIKA PENULISAN Penelitian ini akan disusun dalam lima bab, dengan urutan rangkaian sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini terdapat latar belakang dan permasalahan mengapa tipografi yang digunakan pada majalah indie cenderung lebih unik, menarik, dan berani tampil beda dari majalah-majalah yang lain. Selain itu pada bab ini juga diuraikan tujuan dan manfaat penelitian, yang menguraikan apa saja yang menarik minat peneliti untuk meneliti tentang tipografi pada majalah indie. Kemudian dijelaskan pula metode apa yang digunakan pada penelitian ini beserta kerangka penelitian, dan diakhiri dengan sistematika penulisan, agar peneliti memiliki gambaran dan tetap fokus pada apa yang akan dibahas dalam penelitian ini. BAB II TIPOGRAFI, MAJALAH DAN GAYA HIDUP SUBKULTUR Dalam bab ini dijelaskan kajian teoritis tentang gaya desain, huruf dan tipografi, serta majalah dan gaya hidup subkultur yang cenderung berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Diawali dari perkembangan gaya desain, hingga munculnya suatu majalah yang didalamnya tidak lepas dari peran huruf dan tipografi. Dimana fungsi dari tiap-tiap majalah pun berbeda tergantung pada isi dan target audience majalah tersebut. Selain itu ada pula kajian teoritis tentang anatomi majalah dari penyusunan layout hingga elemen-elemen desain lain (warna, gambar/ ilustrasi, garis, dan lain-lain) yang digunakan dalam menyusun suatu halaman cetak. BAB III TINJAUAN KOMUNITAS DAN MAJALAH INDIE Bab ini menjelaskan latar belakang munculnya majalah indie di Indonesia, studi kasus pada Trolley (majalah indie Bandung). Dimana awal keberadaan majalah indie ini dapat dikatakan sebagian besar hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahuinya (komunitas indie) namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang mengetahuinya terutama kaum muda-mudi. Pada 8

bab ini dibahas pula beberapa temuan yang menarik pada majalah indie terutama bila dilihat dari huruf dan tipografi yang digunakan sangat unik dan bervariasi, seperti halnya dengan penyusunan tata letak (layout) halamannya juga sangat bervariasi/ tidak monoton. BABIVKAJIANHURUFDANTIPOGRAFIPADAMAJALAH INDIE Bab ini akan membahas dan mengana lisa temuan-temuan menarik yang ada pada bab sebelumnya, seputar tipografi yang digunakan pada majalah indie (Trolley) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan model rancangan deskriptif analisis. Adapun tipografi pada majalah indie ini akan dikaji dengan cara meneliti dan menganalisa tampilan (layout) tiap edisi majalah Trolley, terutama pada rubrik-rubrik tertentu yang layout dan penggunaan tipografinya paling menonjol dan unik. Dari situ dapat terlihat bagaimana gaya visual majalah Trolley dan hubungannya dengan gaya hidup komunitas indie. BABVPENUTUP Bab lima merupakan penutup dari seluruh informasi yang diperoleh selama penelitian, memuat kesimpulan dari temuan-temuan yang diperoleh pada kegiatan penelitian. Selain itu, pada bab ini juga memuat saran-saran penting yang berkaitan dengan fenomena sosial yang sebenarnya sudah lama ada pada masyarakat Indonesia yaitu adanya komunitas indie yang secara tidak langsung menyebabkan perubahan sosial budaya hingga muncul adanya majalah indie yang berani tampil beda dan tidak mengikuti aturan/ format majalah pada umumnya. 9