BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis menyebabkan semakin tingginya tantangan untuk mengelola risiko yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang besar dimana para pemilik atau penanam modalnya sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tiap jenis perusahaan menghasilkan sesuatu yang menarik konsumen untuk. dalam perusahaan yang dapat merusak kepercayaan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. pada manajemen menjadi lebih besar sehingga menimbulkan konflik. pembentukan komite audit. Sesuai dengan peraturan BAPEPAM, Kep-

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. independen mengalami peningkatan. Laporan keuangan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan, khususnya oleh beberapa pihak seperti kreditor, investor,

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dan pengawasan aktiva.

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan (Agency Theory) menjadi dasar bagi perusahaan dalam

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN PERUSAHAAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak diluar

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

BAB I PENDAHULUAN. saham, pemerintah, kreditur, dan lain-lain (Rachmawati, 2008) Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia pada saat ini yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat perekonomian di Indonesi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyak bermunculan pesaing-pesaing baru didalam dunia usaha. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. ukur bagi investor untuk menilai suatu perusahaan (Irwan, 2013). Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. menjadi relevan lagi dengan keadaan yang ada. Begitu pula dengan laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Laporan keuangan sebaiknya disajikan secara akurat

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dalam dunia bisnis, isu-isu terkait tata kelola

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan (Fujianti, 2015). Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan diperlukan oleh sejumlah besar pemakai

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi akan menjadi keinginan para pemilik modal. pengelolaan keuangan (financial management). Penilaian kinerja adalah

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi pasar keuangan yang terjadi saat ini menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi didefinisikan sebagai seni untuk mengumpulkan, kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan perusahaan disusun

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dasar untuk menyusun perencanaan kegiatan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. perseorangan, perseroan terbatas (PT) dan firma. PT merupakan bentuk perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang mempengaruhi perekonomian menjadi tidak stabil. Banyak

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. industri menengah maupun industri besar. Dalam perkembangannya saat ini nampak jelas

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Di tengah persaingan era globalisasi serta perkembangan informasi teknologi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan, khususnya perusahaan yang telah go public. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa globalisasi dan pasar bebas sekarang ini, perusahaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan pengaturan laba.

PIAGAM INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

Keynote Speech. Nurhaida Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak yang berkepentingan seperti investor, karyawan, kreditur, pemerintah serta

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) di berbagai sektor saat ini telah

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang go public wajib menerbitkan laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dari tahun ke tahun peranan tata kelola perusahaan atau yang disebut Good Corporate Governance (GCG) semakin meningkat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menekankan pentingnya Indonesia untuk memiliki sistem keuangan yang sehat secara fundamental dan berkesinambungan, yang mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat (sumut.antaranews.com, 2015). Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan melakukan implementasi praktik tata kelola perusahaan. Menurut menteri koordinator bidang perekonomian Repubik Indonesia GCG adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Hal ini berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara (www.beritasatu.com, 2015). GCG berperan aktif untuk menjembatani hubungan para pihak yang berkepentingan seperti investor, dewan komisaris dan dewan direksi sehingga mencegah terjadinya konflik kepentingan. Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad mengatakan bahwa penerapan GCG bukan lagi menjadi keharusan, melainkan kebutuhan perusahaan-perusahaan dalam menjalankan bisnis. Kebutuhan untuk menyediakan laporan keuangan yang relevance dan reliable menjadi faktor utama dalam melaksanakan GCG. Untuk perusahaan yang telah mengeluarkan saham mereka di dalam bursa efek, sesuai dengan surat keputusan Bapepam dan LK nomor X.K.2 mengenai 1

2 kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala emiten dan perusahaan publik, wajib mengeluarkan laporan keuangan publikasi berkala dan nomor X.K.6 mengenai kewajiban penyampaian laporan tahunan. Dengan adanya keputusan Bapepam dan LK maka penyediaan laporan keuangan yang jujur menjadi sebuah kewajiban bagi perusahaan. Laporan keuangan yang jujur, terbentuk tidak hanya menjadi tanggung jawab akuntan yang membuat laporan keuangan tersebut, namun juga dari seluruh pemangku kepentingan internal (internal stakeholders). Cressey (1973:30) menjelaskan bahwa terdapat tiga hal yang menyebabkan fraud dalam laporan keuangan, tiga hal tersebut disebutkan sebagai fraud triangle yaitu tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi (rationalization). Fraud triangle dapat dilakukan oleh siapapun di dalam perusahaan oleh karena itu perlu adanya pihak yang melakukan pengawasan. Pengawasan atau pengendalian dilakukan oleh internal auditor. Internal auditor sebagai pihak yang melakukan pengawasan atau pengendalian dalam perusahaan bertugas sebagai jasa penjamin dan jasa konsultasi untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi perusahaan, mendukung tercapainya tujuan perusahaan dengan meyediakan pendekatan yang sistematik dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas dari manajemen risiko, pengendalian dan proses tata kelola perusahaan (IIA). Tujuan dari pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring Organization of the Treatway Commission (COSO) adalah tercapainya keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku. Bila proses dari pengendalian internal perusahaan

3 terlaksana dengan baik maka dapat dipastikan akan tercapinya tata kelola perusahaan yang baik pula. Proses tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi yang meningkatkan kualitas dari pengendalian internal. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, saat ini banyak perusahaan yang menerapkan teknologi informasi dalam kegiatan operasi perusahaan. Office of the New York State Comptroller (2010:1) mengeluarkan sebuah panduan berjudul The Practice of Internal Controls, dokumen ini menjelaskan pengendalian dalam sektor teknologi informasi dimana teknologi informasi cenderung mempengaruhi keseluruhan atau banyak aspek dalam tata kelola operasi keuangan dan seharusnya tidak dipisahkan dan dibedakan dari pengendalian internal. Pengendalian internal teknologi informasi berhubungan dengan banyak aspek dalam operasi keuangan dan harus di telaah ulang mengenai hubungan dengan departemen lain atau bagian perrtanggung jawaban. Hal ini juga didukung oleh Moorthy, Seetharaman, Mohamed, Gopalan, dan San (2011) yang menjelaskan teknologi informasi khususnya komputer dan jaringan memiliki kegunaan dalam administrasi audit, dengan mencari kegunaan baru dari komputer dan komunikasi, auditor dapat meningkatkan kemampuan untuk melakukan review sistem dan informasi serta mengatur aktivitas mereka secara lebih efektif. Sebuah paket sistem teknologi yang digunakan untuk mengelola sumber daya perusahaan secara keseluruhan adalah enterprise resource planning (ERP). Dengan menggunakan ERP dalam perusahaan, sistem informasi yang ada di dalam perusahaan yang berdiri sendiri dan terpisah dapat terintegrasi sehingga setiap pengguna dapat menerima informasi yang

4 maksimal dari setiap bagian di dalam perusahaan. ERP menyediakan data yang dibutuhkan dari berbagai bagian di dalam perusahaan dengan format yang standar sehingga tidak ada lagi perbedaan proses di dalam perusahaan. ERP bukan merupakan suatu software yang digunakan untuk membantu auditor internal dalam menjalankan tugasnya, namun penggunaan ERP secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas dari pengendalian internal. Soral dan Jain (2011) menjelaskan ERP merupakan sebuah sistem berbasis komputer yang didesain untuk memproses transaksi, ERP memfasilitasi secara terpadu dan real-time pada proses perencanaan, produksi dan respon pelanggan. Dengan sistem yang terintegrasi serta proses yang real-time tersebut, menyebabkan dengan adanya ERP kualitas pengendalian internal dapat meningkat. Dengan melakukan implementasi sistem ERP yang terintegrasi, pengendalian internal akan berkembang secara sendirinya untuk mendukung operasi manajemen yang terotomatisasi. Hasilnya petugas bagian keuangan merubah cara pendekatan mereka dan mengimplementasi pengendalian internal terotomatisasi yang mengizinkan para manajer untuk melakukan pengawasan secara maksimal melalui sistem ERP (Soral dan Jain, 2011). Sumner (2014:3), menjelaskan bahwa sistem ERP menekankan pada pendekatan sistem yang terintegrasi dengan menyusun aplikasiaplikasi pendukung operasi bisnis. Keberhasilan dalam mengimplementasikan ERP pada kenyataannya membutuhkan penyusunan ulang proses bisnis agar dapat berjalan bersamaan dengan sotware ERP (Brown dan Vessey, 2003; Dahlen dan Elfsson, 1999).

5 Walaupun pada dasarnya sistem ERP merupakan software yang terintegrasi namun untuk dapat membantu perusahaan maka perlu adanya penyusunan ulang, hal ini dikarenakan sebelum adanya sistem ERP setiap divisi dapat memiliki sistem operasi bisnis yang berbeda-beda, sebagai contoh apabila perusahaan membeli barang kepada supplier maka bagian pembelian akan mencatat harga dan jumlah barang tersebut dan bila barang telah diterima maka bagian penerimaan barang akan mencatat, akan menjadi masalah apabila pengiriman dilakukan secara terpisah, bagian penerimaan barang akan mencatat sejumlah yang diterima namun bagian pembelian tidak mengetahui bahwa pengiriman dilakukan secara terpisah dan menyebabkan ketidakcocokan dokumen. Dengan menggunakan sistem yang terintegrasi maka kelemahan dari sistem lama tersebut akan dapat dihilangkan. Dalam perkembangannya ERP menjadi alat yang mengintegrasikan semua aplikasi perusahaan ke pusat penyimpanan data yang dengan mudah diakses oleh semua bagian yang membutuhkan (Sabana, 2002), yang pada akhirnya menghasilkan efisiensi dalam operasi perusahaan dan mempercepat proses bisnis perusahaan. Selain hal tersebut keunggulan lain yang dapat dicapai dengan menggunakan ERP dalam proses bisnis perusahaan adalah akses informasi yang dapat dipercaya, menghindari redudansi dari pemasukan data dan operasi, mengurangi jeda waktu penampilan informasi dan pelaporan, mengurangi biaya, meningkatkan skalabilitas, akses oleh pihak eksternal lebih mudah (globalisasi) dan dapat diandalkan melalui e-commerce dan e-business. Dengan demikian penggunaan ERP dalam proses bisnis perusahaan dapat meningkatkan proses bisnis perusahaan tidak hanya dari pengurangan

6 biaya yang dikeluarkan saja, namun juga mempercepat proses bisnis di dalam perusahaan. Salah satu modul di dalam ERP yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menyediakan informasi akuntansi dalam perusahaan adalah modul finance accounting. Modul ini dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan, berdasarkan data transaksi internal maupun eksternal dan dapat menyediakan dokumen keuangan yang mampu melacak (mengaudit) setiap angka yang terdapat dalam suatu laporan keuangan hingga ke data transaksi awalnya (Suryalena, 2013). Pengukuran kinerja keuangan perusahaan akan tercermin pada laporan keuangan yang akurat sebagai hasil dari sistem yang terintegrasi serta memberikan jasa penjaminan kepada perusahaan dengan terbentuknya audit trail. Dengan demikian, penggunaan modul finance accounting dapat meningkatkan kualitas informasi di dalam laporan keuangan sehingga pengguna dapat membuat keputusan yang optimal berdasarkan data yang ada. Penelitian telah menunjukkan bahwa pengendalian internal mengurangi biaya agensi dalam perusahaan. Abdel-khalik (1993) menyatakan bahwa salah satu cara untuk menerima konsekuensi yang mahal dari perilaku bawahan yang tidak dapat ditelusuri adalah dengan meningkatkan pengendalian internal perusahaan, hal ini berkaitan dengan hilangnya pengendalian (Loss of Control) oleh manajemen karena struktur hirarki perusahaan yang tinggi. Hal serupa juga diutarakan oleh Ang dan Cox (1997) bahwa pemisahan kekuatan antara CEO dengan dewan komisaris menghasilkan mekanisme efektif dalam mengurangi biaya agensi dalam bentuk pengawasan internal (internal monitoring).

7 Penelitian lain juga menemukan bahwa kelemahan dari pengendalian internal merujuk pada peningkatan manajemen laba. Doyle, Ge dan McVay (2006) menemukan bahwa pengendalian internal yang lemah menyebabkan besarnya kesempatan untuk melakukan manajemen laba. Hal serupa dijelaskan oleh Foster dan Shastri (2013) bahwa kelemahan pengendalian internal berdampak pada kualitas akrual, mengacu pada perusahaan yang memiliki kelemahan pengendalian internal material akan lebih mudah dalam melakukan manajemen laba. Sistem ERP didesain untuk memberikan kecepatan dan ketepatan, dengan fitur builtin control (pengawasan yang melekat) yang dimiliki akan meningkatkan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Perkembangan ERP di Indonesia patut menjadi perhatian. Kebutuhan untuk menyediakan laporan yang berintegritas serta informasi bagi seluruh departemen untuk peningkatan kinerja perusahaan menjadi faktor dalam implementasi ERP. Saat ini implementasi ERP tidak hanya pada perusahaan-perusahaan besar saja, penelitian Mudiantono (2013) menunjukkan bahwa terdapat 107 UKM yang melakukan implementasi di Jawa Tengah. Nilai tersebut dapat mencerminkan bahwa kebutuhan akan ERP juga dibutuhkan oleh perusahaan skala UKM di Indonesia. Perkembangan penggunaan ERP di Indonesia serta pentingnya laporan keuangan yang berintegritas sebagai hasil dari pengendalian internal yang efektif menjadi motivasi pentingnya penelitian ini. Berdasarkan penelusuran literatur yang dilakukan, penelitian yang mengaitkan antara ERP dengan pengendalian internal atas laporan keuangan di Indonesia masih sedikit. Oleh sebab itu penelitian ini bermaksud untuk melakukan eksplorasi lebih mendalam mengenai

pengaruh implementasi ERP terhadap pengendalian internal atas laporan keuangan. 8 1.2. Rumusan Masalah Apakah terdapat pengaruh implementasi sistem ERP terhadap efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan pada perusahaan go-public di Indonesia? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah implementasi sistem ERP memiliki pengaruh terhadap efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis: a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat membantu ilmu akuntansi terutama SIA (Sistem Informasi Akuntansi) untuk memahami dampak peran ERP terhadap pengendalian internal perusahaan atas pelaporan keuangan. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan menjadi sebuah bahan pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan dalam mengimplementasikan ERP, sebagai salah satu penggunaan teknologi informasi dalam membantu kegiatan operasi perusahaan.

9 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN Berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA Berisi penjelasan mengenai peneltian terdahulu, landasan teori, pengembangan hipotesis dan model analisis penelitian. BAB 3: METODE PENELITIAN Berisi penjelasan mengenai desain penelitian, definisi dan operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel serta teknik analisis data. BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berisi penjelasan mengenai karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian. BAB 5: SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Berisi penjelasan mengenai simpulan dari hasil analisis dan pembahasan, keterbatasan penelitian serta saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.