Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang Terintegrasi Dengan Karakter Positif Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER POSITIF SISWA SD

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER SISWA SMP UNTUK MATA PELAJARAN IPA FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Noviyanto, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DENGAN TIPE NHT DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER DENGAN COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MEDIA MOVIE MAKER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

Ellan 1, Hobri 2, Nurcholif 3

BAB I P E N D A H U L U A N. Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME IBU PENDIDIK BANGSA Magelang, 29 Desember A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan sebuah negara. Maka dari itu, jika ingin memajukan sebuah negara terlebih dahulu

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaturan Sistem Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang merupakan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Keywords: STAD, Social Skill, Civic Education

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL BERBASIS PENDIDIKAN

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

Abstrak. Kata-Kata Kunci : Inkuiri, Self-Efficacy, Laju Reaksi. Abstract

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA SMA KELAS XI MATERI ASAM BASA UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Elis Nurjanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

Ichsan 1 ABSTRACT. Keywords: development, research instruments, teaching materials, education, character, character entrepreneur ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

PENERAPAN LEMBAR KEGIATAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PEMANGKASAN RAMBUT DASAR DIAGONAL KE DEPAN DI SMK NEGERI 2 LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center learning) menjadi

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan

PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

Oleh: Dr. Marzuki Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang Terintegrasi Dengan Karakter Positif Siswa Syarifuddin & Sutarto Program Studi Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram Email: syarifmbojo@yahoo.com Abstract: This research is aimed at finding to make a learning equipment cooperative STAD type that is valid, simple and effective to improve the character and student s achievement in Junior High School in Sumbawa Island. This research is development research using development 4-D model by Thiangarajan and Semmel has been modified to Define, Design and Develop steps. Development of equipment is started from analysis pre-post, student analysis, material analysis, exercises analysis, spesification of learning purpose, choosing the media, choosing the format, designing the product, test expertise and practise, limited test and test practise. The instrument of the research is validation sheet, observation sheet of learning, observation sheet of student s character, questionnaire of character, questionnaire of student s response, questionnaire of teacher s scoring, and test of student s result. the output of this research is learning equipment cooperative STAD type. The result of the test show that the development of equipment is simple and efective to improve student s character and achievement. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran koopertif tipe STAD yang valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan karakter dan prestasi siswa SMP se-pulau Sumbawa pada materi pokok himpunan. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Development research). Penelitian ini mengembangkan perangkat pembelajaran dengan menggunakan model pengembangan 4-D yang dikembangkan oleh Thiangarajan, Semmel dan Semmel yang telah dimodifikasi sehingga hanya memuat tahap Define, Design dan Develop. Pengembangan perangkat dimulai dari tahap analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis materi, analisis tugas, spesifikasi tujuan pembelajaran, pemilihan media, pemilihan format, desain produk, uji ahli dan praktisi, uji coba terbatas dan uji coba lapangan. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari lembar validasi, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi karakter siswa, angket karakter, angket respons siswa, angket penilaian guru, dan tes hasil belajar. Penelitian ini menghasilkan perangkat pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terintegrasi dengan pengembangan karakter positif pada materi pokok himpunan. Hasil validasi menunjukkan perangkat yang dikembangkan layak digunakan dengan kategori sangat baik. Hasil uji coba menunjukkan bahwa perangkat yang dikembangkan praktis dan efektif meningkatkan karakter dan prestasi siswa. Kepraktisan pada uji coba terbatas mencapai kategori baik dengan rata-rata keterlaksanaan pembelajaran 77 % dan pada uji coba lapangan mencapai kategori sangat baik dengan rata-rata keterlaksanaan 92 %. Keefektifan ditinjau dari hasil pretest dan postest pada uji coba yang dilakukan menunjukkan ada peningkatan rata-rata 60,5 poin dengan ketuntasan belajar 75 % pada uji coba terbatas dan peningkatan rata-rata 53, 57 poin dengan ketuntasan belajar 77, 42 % pada uji coba lapangan. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa yang relevan dengan pengembangan karakter pada uji coba terbatas maupun uji coba lapangan menunjukkan peningkatan karakter siswa di setiap pertemuan. Berdasarkan angket karakter yang diisi siswa sebelum dan sesudah belajar dengan menggunakan perangkat yang dikembangkan pada uji coba terbatas menunjukkan 100 % siswa memenuhi kategori minimal baik, pada uji coba lapangan 93,5 % siswa mencapai kategori minimal baik. Kata kunci: pengembangan, pembelajaran kooperatif tipe STAD, karakter positif. Pendahuluan Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi dan 2013 LPPM IKIP Mataram

Jurnal Kependidikan 12 (2): 199-206 tujuan pendidikan nasional tersebut menegaskan tentang pentingnya pendidikan karakter. Bahkan, lima dari Sembilan potensi peserta didik yang ingin dikembangkan adalah aspek karakter. Aspek karakter tersebut adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Mulyana (2004) tujuan utama pendidikan adalah menghasilkan kepribadian manusia yang matang secara intelektual, emosional dan spiritual. Karena itu, komponen esensial kepribadian manusia adalah nilai (values) dan kebajikan (virtues). Nilai dan kebajikan ini harus menjadi dasar pengembangan kehidupan manusia yang memiliki peradaban, kebaikan, dan kebahagiaan secara individual maupun sosial. Orientasi pendidikan yang parsialistik seperti ini sudah tidak relevan dikembangkan mengingat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menegaskan pentingnya pembelajaran yang dirancang untuk proses belajar untuk tahu (learning to know), belajar untuk melakukan (learning to do), belajar untuk hidup bersama (learning to live together), dan belajar untuk menjadi yang lebih baik (learning to be). Empat pilar pendidikan di atas merupakan pilar belajar sebagaimana yang dikemukakan UNESCO. Bahkan menurut Tim Penyusun buku Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa perlu ditambahkan pilar yang kelima yaitu belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (learning to believe in God). Kondisi di atas tentu sangat memprihatinkan dan patut menjadi perenungan kita semua. Lickona (1991: 13-18) mengungkapkan bahwa ada sepuluh tandatanda zaman yang harus diwaspadai, karena jika tanda-tanda itu sudah ada, maka itu berarti sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran. Tanda-tanda yang dimaksud adalah: (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan, (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas, (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) menurunnya etos kerja, (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama. Berdasarkan kenyataan di atas maka pelaksanaan pendidikan di Indonesia perlu dikembalikan pada fungsi dan tujuan yang sebenarnya yaitu membentuk manusia yang memiliki karakter positif dan memegang teguh nilai-nilai kebenaran. Hal ini sejalan dengan program pemerintah, pada peringatan hari Pendidikan Nasional tepatnya tanggal 2 Mei 2010 Presiden Republik Indonesia telah mencanangkan pentingnya pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan terencana untuk menanamkan nilai-nilai positif dalam diri individu yang berada di dalam komunitas. Hasil dari pendidikan karakter adalah suatu partumbuhan nilai-nilai positif individu yang 200

Syarifuddin & Sutarto, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif diterima oleh komunitasnya. Pendidikan karakter melibatkan pendidikan moral dan pendidikan nilai. Menurut Megawangi (2010) ada sembilan pilar karakter yang penting untuk dikembangkan, yaitu: (1) Cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya, (2) Tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian, (3) kejujuran, (4) Hormat dan santun, (5) Kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama, (6) Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, (7) Keadilan dan kepemimpinan, (8) Baik dan rendah hati, dan (9) Toleransi, cinta damai, dan persatuan. Sebagai upaya mengintegrasikan pendidikan karakter pada pembelajaran matematika inilah maka menjadi sangat penting dilakukan penelitian untuk mengembangkan model pembelajaran matematika yang terintegrasi dengan pengembangan karakter positif. Model pembelajaran adalah sebuah deskripsi tentang lingkungan (suasana) belajar. Model pembelajaran terdiri dari tahapan-tahapan pembelajaran (syntax), sistem sosial (social system), prinsip dari reaksi (principles of reaction), dan sistem pendukung (support system). Model pembelajaran yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif. Lickona (1992) memaparkan kelebihan pembelajaran kooperatif kaitannya dengan pendidikan karakter, yaitu: (1) Pembelajaran kooperatif mengajarkan nilai pentingnya kerjasama, (2) Pembelajaran kooperatif membangun komunitas di kelas, (3) Pembelajaran kooperatif mengajarkan basic life skills, (4) Pembelajaran kooperatif mengembangkan prestasi akademik, harga diri (percaya diri), dan sikap positif terhadap sekolah, (5) Pembelajaran kooperatif menawarkan jalan alternatif, (6) Pembelajaran kooperatif memiliki potensi menekan efek negatif dari kompetisi atau persaingan. Hasil akhir dari penelitian ini adalah produk berupa perangkat pembelajaran matematika pada model pembelajaran kooperatif yang terintegrasi dengan pengembangan karakter positif siswa SMP se-pulau Sumbawa. Harapannya dapat memberi kontribusi bagi upaya peningkatan martabat dan karakter bangsa sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Selain itu, hasil dari penelitian ini bisa menjadi acuan bagi pengembangan pembelajaran pada materi yang lain. Metode Penelitian Model Pengembangan Penelitian ini difokuskan pada pengembangan produk berupa perangkat pembelajaran matematika yang terintegrasi dengan pengembangan karakter positif. Perangkat yang dikembangkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar (THB). Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model 4-D yang dikembangkan oleh Thiangarajan, Semmel, dan Semmel. Pada penelitian ini model 4-D dimodifikasi sehingga hanya memuat tahap Define, Design dan Develop. Langkahlangkah yang ditempuh dalam prosedur pengembangan ini adalah: 201

Jurnal Kependidikan 12 (2): 199-206 Gambar 1. Modifikasi Model Pengembangan 4-D Thiangarajan, Semmel, Semmel Keterangan: Alur utama Kegiatan Syarat hasil Hasil kegiatan A. Instrumen Pengumpulan Data a. Instrumen untuk Mengukur kevalidan 1) Lembar validasi RPP 2) Lembar Validasi Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 3) Lembar validasi Tes Hasil Belajar (THB) b. Instrumen untuk Mengukur Kepraktisan 1) Angket Penilaian Guru 2) Angket Respons Siswa 3) Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran c. Instrumen untuk Mengukur Keefektifan 1) Tes Hasil Belajar (THB) 2) Instrumen untuk Mengukur Karakter 202

Syarifuddin & Sutarto, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif Positif a) Lembar Observasi Karakter Siswa dalam Pembelajaran b) Angket Penilaian Karakter Positif Teknik Analisis Data a. Analisis Kevalidan Perangkat Pembelajaran. Kriteria validitas untuk masingmasing produk yang dikembangkan. b. Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran. Sedangkan kepraktisan perangkat pembelajaran ditinjau dari keterlaksaan model pembelajaran. c. Analisis Keefektifan Perangkat Pembelajaran 1) Analisis Tes Hasil Belajar (THB) Hasil belajar dikatakan efektif/tuntas secara individual jika mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 65, sedangkan keefektifan klasikal tercapai jika paling sedikit 75 % siswa subjek uji coba mencapai kriteria ketuntasan invidual. 2) Analisis karakter siswa Analisis aktivitas yang relevan dengan pengembangan karakter positif ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a) Hasil pengamatan aktivitas siswa untuk setiap kategori aktivitas yang relevan dengan pengembangan karakter positif dalam satu kali pertemuan dijumlahkan. b) Menghitung persentase aktivitas siswa yang relevan dengan pengembangan karakter positif. c) Selanjutnya persentase aktivitas siswa dirujuk pada kriteria pencapaian aktivitas siswa yang relevan dengan pengembangan karakter positif. Hasil Penelitian Uji Coba Lapangan 1) Prestasi Siswa Analisis peningkatan prestasi siswa pada uji coba ini menggunakan data pretest dan posttest. Pada pelaksanaan pretest hanya diikuti 31 siswa dari 34 siswa kelas VII B SMP N 4 Bolo Kab. Bima. Berdasarkan data pretest dibentuk kelompok belajar dengan memperhatikan keragaman kemampuan siswa. Hasil analisis prestasi siswa pada uji coba lapangan ini ditunjukkan pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Ketuntasan Belajar pada Uji Coba Lapangan Banyak siswa yang tuntas Ratarata nilai Pretest 0 21, 86 Posttest 24 74, 43 Peningka 24 53, tan 57 Persentase ketuntasan 0 % 77, 42 % 77, 42 % Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah efektif meningkatkan prestasi hasil belajar siswa sebesar 77,42 %. Menurut kriteria keefektifan hasil belajar perangkat yang dikembangkan disebut efektif jika ketuntasan klasikal minimal 75 %. 2) Karakter Siswa Selama Pembelajaran Analisis karakter siswa selama proses pembelajaran ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana pengamalan nilai-nilai karakter positif selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan pada siswa pada uji coba lapangan ini didapatkan hasil sebagai berikut: 203

Jurnal Kependidikan 12 (2): 199-206 Tabel 2. Aktivitas Siswa yang Relevan dengan Karakter pada Uji Coba Lapangan Perte- Rata-rata muan persentasi Persentasi siswa yang memenuhi kategori minimal baik (%) (%) 1 89 86, 2 2 90 80 3 92 87, 09 4 88 83, 33 5 95 93, 5 6 97 100 7 99 100 Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan sudah efektif, karena persentase siswa yang memenuhi kategori karakter minimal baik pada setiap pertemuan telah memenuhi kriteria minimal keefektifan, yaitu 80 %. Berdasarkan Tabel 29 juga dapat disimpulkan bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa yang relevan dengan karakter positif pada setiap pertemuan terus mengalami peningkatan. 3) Angket Karakter Analisis karakter siswa ini berdasarkan data yang didapatkan melalui pengumpulan data sebelum dan sesudah pembelajaran. Hasil analisis ditunjukkan pada Tabel 3 berikut: Tabel 3. Skor Angket Karakter pada Uji Coba Lapangan No Kategori Sebelum Sesudah pembelajaran pembelajaran Peningkatan 1 Sangat baik 71 % 74, 2 % 3, 2 % 2 Baik 22, 6 % 19, 4 % -3, 2 % Total 93, 5 % 93, 5 % 0 % Sebagaimana pada uji coba terbatas, ditinjau dari persentase karakter siswa yang memenuhi kategori minimal baik pada uji coba lapangan juga tidak ada peningkatan. Meski demikian, jika ditinjau dari kategori maka pesentase kategori sangat baik meningkat 3,2 %, demikian pula jika ditinjau dari skor karakter terjadi peningkatan sebesar 108 poin. Analisis lebih lanjut untuk mendapatkan informasi persentase siswa yang mencapai karakter minimal baik berdasarkan dimensi karakter dan objek karakter disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5 berikut: Tabel 4. Persentase Siswa yang Mencapai Kategori Karakter Minimal Baik pada Uji Coba Lapangan Berdasarkan Dimensi Karakter No Dimensi Karakter Sebelum Sesudah Pembelajaran Pembelajaran Peningkatan 1 Moral knowing 90,63 % 90,63 % 0 % 2 Moral feeling 93,75 % 93,75 % 0 % 3 Moral action 95,83 % 95,83 % 0 % 4 Keseluruhan Item 93, 1% 93, 1% 0 % Berdasarkan Tabel 4. dapat disimpulkan bahwa karakter siswa ditinjau dari aspek dimensi karakter telah mencapai kriteria efektif karena persentase siswa yang mencapai kategori minimal baik lebih dari 80% pada setiap dimensi karakter. 204

Syarifuddin & Sutarto, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif Tabel 5.Persentase Siswa yang Mencapai Kategori Karakter Minimal Baik pada Uji Coba Lapangan Berdasarkan Objek Karakter No Objek Sebelum Sesudah Karakter Pembelajaran Pembelajaran Peningkatan 1 Tuhan Yang Maha Kuasa 100 % 100 % 0 % 2 Diri sendiri 86, 36 % 81, 82 % -4, 55 % 3 Orang lain 95, 45 % 95, 45 % 0 % 4 Lingkungan 92, 86 % 100 % 7, 14 % Berdasarkan Tabel 5 dapat disimpulkan bahwa karakter siswa ditinjau dari objek karakter telah mencapai kriteria efektif karena persentase siswa yang mencapai kategori minimal baik lebih dari 80% pada setiap objek karakter. Terdapat peningkatan 7,14 % pada objek lingkungan dan penurunan 4,54 % pada objek diri sendiri. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Semua perangkat model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terintegrasi dengan pengembangan karakter positif siswa SMP se-pulau Sumbawa pada materi pokok himpunan yang dikembangkan (RPP, LKS, dan THB) valid dengan kategori sangat baik, maka perangkat ini layak digunakan sebagai sumber belajar. 2. Semua perangkat model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terintegrasi dengan pengembangan karakter positif siswa SMP se-pulau Sumbawa pada materi pokok himpunan yang dikembangkan (RPP, LKS, dan THB) setelah melalui tahap uji coba lapangan sudah mencapai kriteria praktis, baik ditinjau dari keterlaksanaan model pembelajaran, penilaian guru, dan respons siswa. 3. Semua perangkat model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terintegrasi dengan pengembangan karakter positif siswa SMP se-pulau Sumbawa pada materi pokok himpunan yang dikembangkan (RPP, LKS, dan THB) setelah melalui tahap uji coba lapangan sudah mencapai kriteria efektif, baik ditinjau dari ketuntasan hasil belajar siswa maupun karakter siswa. Saran Adapun saran pemanfaatan, diseminasi, dan pengembangan produk lebih lanjut adalah: 1. Perangkat pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terintegrasi dengan pengembangan karakter positif pada materi pokok ini sudah diuji kelayakannya dengan uji kevalidan, kepraktisan dan keefektifannya, maka disaran kepada guru untuk menggunakan perangkat ini sebagai alternatif panduan dalam pembelajaran materi pokok himpunan di kelas VII SMP. 2. Perangkat pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terintegrasi dengan pengembangan karakter positif hanya terbatas pada materi pokok himpunan, maka disarankan kepada peneliti lain untuk mengembangkannya pada materi pokok yang lain atau pada tingkat satuan pendidikan yang berbeda. 205

Jurnal Kependidikan 12 (2): 199-206 3. Tahap keempat dari model pengembangan 4-D yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tahap diseminasi belum dilaksanakan, maka terbuka peluang peneliti yang lain untuk mengkaji lebih jauh tentang keefektifan perangkat pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terintegrasi dengan pengembangan karakter positif. Daftar Pustaka Lickona, T. (1992). Education for character: How our schools can teach respect and responsibility. New York: Bantam Books. Megawangi, Ratna. (2010). Membangun SDM Indonesia melalui pendidikan holistik berbasis karakter. Diakses pada tanggal 8 Juli 2010 dari www.keyanayu.blogspot.com Mulyana, Rohmat. (2004). Mengartikulasi pendidikan nilai. Bandung: Alfabeta. 206