Green Constitution Sebagai Upaya Untuk Menguatkan Norma Lingkungan Hidup Oleh: Meirina Fajarwati *

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. pemanasan global (global warming), pencemaran udara, pencemaran air, mahkluk hidup lain yang mengisi ruang di atas bumi ini.

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 063/PUU-II/2004

PENDAHULUAN Latar Belakang

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA

PENDIDIKAN PANCASILA

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

UPAYA MEMBERI PAYUNG HUKUM YANG KOMPREHENSIF DI BIDANG KONSERVASI Oleh: Zaqiu Rahman * Naskah diterima: 29 April 2016; disetujui: 10 Mei 2016

NEGARA HUKUM DAN KONSTITUSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota 1 periode 2014-

PANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

INTERVENSI POLITIK DALAM PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI Oleh: Meirina Fajarwati * Naskah diterima: 01 Juni 2016; disetujui: 23 Juni 2016

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

Perlukah Dibentuk Peraturan Perundang-Undangan Mengenai Sumber Daya Genetik? oleh: Meirina Fajarwati *

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

MATERI UUD NRI TAHUN 1945

keberadaan MK pd awalnya adalah untuk menjalankan judicial review itu sendiri dapat dipahami sebagai and balances antar cabang kekuasaan negara

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya.

MEWUJUDKAN PENGEMBANGAN DESA PASCA UU 6/2014 TENTANG DESA

KEAMANAN LINGKUNGAN DAN COMMUNITY DEVELOPMENT

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) telah melahirkan sebuah

SMP. 1. Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara 2. Susunan ketatanegaraan suatu negara 3. Pembagian & pembatasan tugas ketatanegaraan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. dapat diubah oleh MPR sekalipun, pada tanggal 19 Oktober 1999 untuk pertama

REFORMULASI PROSES REKRUITMEN HAKIM MAHKAMAH KONSTITUSI INDONESIA Oleh: Meirina Fajarwati * Naskah diterima: 03 Juni 2016; disetujui: 27 Juni 2016

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. demi stabilitas keamanan dan ketertiban, sehingga tidak ada lagi larangan. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang mencakup:

BAB I PENDAHULUAN. Cisolok Kabupaten Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut

Soal Undang-Undang Yang Sering Keluar Di Tes Masuk Sekolah Kedinasan

Dua unsur utama, yaitu: 1. Pembukaan (Preamble) ; pada dasarnya memuat latar belakang pembentukan negara merdeka, tujuan negara, dan dasar negara..

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KOMISI NO. 89/2009. Tentang Pengaturan Monopoli Badan Usaha Milik Negara

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

KEBIJAKAN BERSIH BENSIN TANPA TIMBEL MENYENYELAMATKAN GENERASI BANGSA. Prof. Dr.-Ing.K. Tunggul Sirait

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

BAB II LANDASAN PEMBANGUNAN HUKUM TAHUN

Macam-macam konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PEMOHON Indonesian Human Rights Comitee for Social Justice (IHCS) yang diwakilkan oleh Gunawan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. praktik ketatanegaraan Indonesia. Setiap gagasan akan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia jugalah yang melakukan kerusakan di muka bumi ini dengan berbagai

Selasa, 17 November 2009 HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI

BAHAN TAYANG MODUL 5

Universitas Kristen Maranatha

Mentaati Peraturan. Perundang-undangan

PERATURAN DESA PATEMON NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA SUMBER DAYA AIR DESA PATEMON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA PATEMON

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan

PERUBAHAN UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA: Upaya Untuk Menata Kembali Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia Oleh: Zaqiu Rahman *

BAB I PENDAHULUAN. alam baik itu berupa sumber daya tanah, air, udara dan sumber daya alam lainnya

BAB I PENDAHULUAN. susunan organisasi negara yang terdiri dari organ-organ atau jabatan-jabatan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern sekarang ini, hampir semua negara mengklaim menjadi

KISI KISI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL

Perlukah Ujian Nasional Online Diadakan?

IMPLIKASI AMANDEMEN UUD 1945 TERHADAP SISTEM HUKUM NASIONAL

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

I. PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 008/PUU-III/2005 (Perbaikan I Tgl. 31 Maret 2005)

MEMBANGUN DAN MEMBERDAYAKAN DESA MELALUI UNDANG-UNDANG DESA Oleh : Mardisontori, LLM *

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) menempati tingkatan

KISI-KISI PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) GANJIL MADRASAH TSANAWIYAH KOTA SERANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Proses perumusan dan. penetapan Pancasila

PANCASILA PANCASILA DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG POLITIK, HUKUM, SOSIAL BUDAYA, DAN PERTAHANAN KEAMANAN. Nurohma, S.IP, M.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dituangkan secara eksplisit dalam Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup merupakan suatu tempat berlangsungnya kehidupan

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

PERATURAN DESA.. KECAMATAN. KABUPATEN... NOMOR :... TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMANFAATAN SUMBER AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1945) Pasal 1 ayat (2) menegaskan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan

HAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun Dr.Hj. Hesti

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014

Transkripsi:

Green Constitution Sebagai Upaya Untuk Menguatkan Norma Lingkungan Hidup Oleh: Meirina Fajarwati * Naskah diterima: 27 Januari 2016; disetujui: 03 Februari 2016 Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia baik daratan maupun lautan. Sumber daya alam yang ada merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga, dipelihara, dan dimanfaatkan secara bijaksana. Pemanfaatan sumber daya alam yang di sekitar lingkungan hidup dilakukan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia baik sandang, pangan, dan papan. Oleh karena itu keterkaitan antara manusia dan lingkungan hidup sangat erat karena dalam lingkungan hidup terdapat kebutuhan yang diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, sehingga antara manusia dan lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belakangan ini banyak sekali kasus kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di Indonesia dan seakan tidak pernah ada habisnya. Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan. Dari tahun ketahun jumlah kerusakan lingkungan hidup semakin meningkat baik yang karena pembuangan limbah industri, pencemaran udara oleh asap kendaraan bermotor, pembalakan liar, pembakaran hutan, pencemaran air laut, dan pembuangan sampah. Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi dilakukan oleh pihak yang beragam mulai dari perusahaan besar sampai dengan masyarakat kecil. Terkadang kerusakan lingkungan dimulai dari hal kecil yang dilakukan setiap hari seperti membuang sampah sembarangan padahal hal itu dapat memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat karena ketika musim penghujan datang akan menimbulkan banjir. Jika kondisi seperti ini dibiarkan terus berlangsung maka dapat mengancam kerusakan sumber daya alam hayati dan

non hayati yang selama ini dijadikan tempat bergantung manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Eksploitasi terhadap lingkungan yang berlebihan menyebabkan kerusakan lingkungan yang terjadi semakin parah ditambah dengan kurangnya kesadaran pelaku usaha dan masyarakat untuk menjaga lingkungannya, padahal lingkungan hidup memiliki kemampuan dan daya tampung yang terbatas untuk meneriman pencemaran. Kerusakan lingkungan yang banyak terjadi akhir-akhir ini adalah pembakaran hutan yang terjadi di beberapa daerah yaitu Provinsi Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Kebakaran hutan yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia membawa dampak yang sangat besar bagi masyarakat sekitar dan juga bagi negara tetangga serta menimbulkan kerugian bagi negara. Dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan hidup sangat besar mulai dari gangguan kesehatan, hilang dan rusaknya sumber daya alam, serta bencana alam. Selama ini lingkungan hanya dijadikan alat oleh manusia untuk memperoleh keuntungan semata, padahal seharusnya manusia dapat memanfaatkan lingkungan tersebut dengan bijaksana agar tetap terjaga kelestariannya. KEDUDUKAN GREEN CONSTITUTION DALAM SISTEM KETATANEGARAAN Green constitution pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie dalam bukunya yang berjudul Green Constitution: Nuansa Hijau Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut Jimly Green constitution atau konstitusi hijau menerapkan kedaulatan lingkungan atau ecocracy, dimana lingkungan bukan lagi objek yang dapat sembarangan di otak atik oleh manusia akan tetapi lingkungan adalah subjek yang mempunyai hak-hak tersendiri untuk dilestarikan dan juga dilindungi dari kerusakan. Green constitution pertama kali ditemukan dalam amandemen keempat UUD NRI Tahun 1945. (Jimly Asshiddiqie, 2009). Dengan dianutnya green constitution dalam sistem ketatanegaraan Indonesia maka dapat menjadi dasar hukum bagi pengelolaan lingkungan hidup yang ramah lingkungan dan dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan hidup agar tetap bersih dan sehat agar dapat dihuni oleh masyarakat serta dapat diwariskan untuk

generasi penerus bangsa di masa mendatang. Hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan bagian dari hak asasi manusia yang tidak dapat dilanggar oleh siapapun dan hal ini telah dijamin oleh UUD NRI Tahun 1945. Dalam Pasal 28J ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 dikatakan bahwa setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang sehat juga dijamin dalam Pasal 28H ayat (1) UUD Tahun 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Dari bunyi pasal diatas maka diketahui bahwa UUD NRI Tahun 1945 memberikan jaminan bagi setiap warga negara untuk mendapatkan lingkungan dan tempat tinggal yang baik dan sehat. Adanya pasal yang memiliki norma lingkungan hidup membuktikan bahwa Indonesia menganut green constitution dalam sistem ketatanegaraannya. Green constitution juga tercermin dalam Pasal 33 ayat (4) UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Pembangunan yang berwawasan lingkungan dapat didefinisikan sebagai suatu upaya yang sadar dan terencana dalam menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Tujuan dari pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk menciptakan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. Sedangkan pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai suatu proses pembangunan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan tetap memperhatikan kebutuhan di masa mendatang dalam melakukan pemanfaatan sumber daya alam.

Pembangunan berkelanjutan dan berwawasan bertujuan untuk menciptakan suatu pembangunan yang memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta keseimbangan ekosistem yang ada. Dari bunyi Pasal 33 ayat (4) UUD Tahun 1945 diketahui bahwa penyelenggaraan perekonomian Indonesia yang salah satunya dilaksanakan melalui pembangunan harus dilaksanakan berdasarkan prinsip yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Pencantuman norma lingkungan hidup dalam UUD Tahun 1945 merupakan gambaran bahwa Indonesia menganut prinsip green constitusion sebagaimana tercantum dalam Pasal 28H ayat (1) dan Pasal 33 ayat (4) UUD Tahun 1945 yang sangat pro terhadap lingkungan. Dengan dianutnya green constitution dalam sistem ketatanegaraan Indonesia maka dapat dikatakan bahwa segala bentuk tindakan pemerintah dalam berbagai sektor pembangungan harus sejalan dengan prinsip berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sebagaiman tercantum dalam UUD NRI Tahun 1945. Green constitution yang terdapat dalam UUD Tahun 1945 ditujukan kepada konstitusi yang ramah lingkungan yang di dalamnya terdapat pengaturan mengenai pelestarian terhadap pemanfaatan lingkungan hidup. Dengan dicantumkannya pasal mengenai lingkungan hidup dalam UUD Tahun 1945 maka dapat dikatakan bahwa selain menganut kedaulatan rakyat yang tercermin dalam Pasal 1 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945, Indonesia juga menganut prinsip kedaulatan lingkungan yang tercermin dalam Pasal 28H ayat (1) dan pasal 33 ayat (4) UUD NRI Tahun 1945. UUD NRI Tahun 1945 merupakan hukum dasar (grund norm) dalam sistem ketatanegaraan Indonesia dan memiliki kedudukan yang paling tinggi diantara peraturan perundangundangan lain sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundangundangan. Pasal 7 ayat (1) UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan menyatakan bahwa Jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan terdiri atas UUD NRI Tahun 1945, Ketetapan MPR, UU/Perpu, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah Provinsi, dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Green constitution yang tercermin dalam batang tubuh UUD Tahun 1945 belum mampu mengatasi semua permasalahan lingkungan yang terjadi kerena masyarakat belum banyak yang mengetahui jika UUD Tahun 1945 menganut green constitution, dan hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dari pemerintah. Dengan dimasukannya norma lingkungan hidup dalam UUD Tahun 1945 tidak menjamin bahwa pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan oleh berbagai pihak akan mengedepankan kelestarian lingkungan hidup, hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang terjadi. Meskipun telah diatur mengenai perlindungan terhadap lingkungan hidup dalam UUD NRI Tahun 1945 dan berbagai peraturan perundangundangan misalnya dalam UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, namun kerusakan lingkungan hidup tidak dapat dicegah. Hal ini dapat disebabkan karena lemahnya penegakkan hukum bagi pelaku perusakan lingkungan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya lingkungan hidup bagi kelangsungan hidup. Green constitution yang terdapat dalam UUD Tahun 1945 menjelaskan bahwa pentingnya kedaulatan lingkungan untuk dianut oleh suatu negara dalam rangka menjaga lingkungan hidup agar tetap terjaga kelestariannya. GREEN CONSTITUTION DI BEBERAPA NEGARA Terdapat empat kelompok negara yang mencantumkan ketentuan perlindungan lingkungan dalam konstitusi. Pertama, konstitusi yang memuat ketentuan spesifik mengenai perlindungan lingkungan hidup. Kedua, konstitusi yang mengintegrasikan ketentuan mengenai lingkungan hidup dalam ketentuan mengenai hak asasi manusia. Ketiga, konstitusi yang hanya mengatur lingkungan hidup secara implisit atau menentukan jaminan hak-hak asasi tertentu dapat dipakai untuk kepentingan perlindungan lingkungan hidup dalam praktik. Keempat, kelompok konstitusi yang mengaitkan garisgaris besar kebijakan lingkungan tertentu dengan tugas atau tanggung jawab lembaga negara tertentu untuk melestarikan lingkungan hidup dan mengatasi kerusakan alam. (Jimly Asshiddiqie, 2009)

Green constitution telah dianut oleh beberapa negara di dunia misalnya Ekuador, Spanyol, Polandia, Indonesia, dan Portugal. Dalam konstitusi Portugal 1976 diketahui sebagai konstitusi hijau pertama di dunia. Pengaturan yang ada dalam konstitusi Portugal 1967 yaitu gagasan pembentukan peradilan konstitusi, gagasan tentang perlindungan lingkungan hidup, dan gagasan tentang hak dan kewajiban warga negara. Konstitusi Spanyol 1987 mengatur beberapa hal yaitu tentang social rights and duties, dan tentang principles governing economy and social policy, dimana di dalamnya termasuk juga tentang environment berupa hak proteksi lingkungan hidup. Pengaturan tentang Lingkungan hidup pada The constitution of the people s Republik Poland tahun 1997 terdapat dalam Bab I Artikel 5 yang menyatakan bahwa Republik Polandia harus melindungi kemerdekaan dan integritas wilayah dan menjamin kebebasan dan hakhak setiap warga negara, keamanan warga negara, menjaga warisan-warisan nasional dan harus menjamin perlindungan atas lingkungan alam sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development). (Jimly Asshiddiqie, 2009) Dalam konstitusi Perancis 1958 atau yang disebut Constitution of The Fifth Republic mengatur hal-hal seperti kekuasaan presiden dan parlemen, pemilihan umum, organ atau lembaga negara, dan human rights. Piagam lingkungan yang disejajarkan dengan declaration of human rights and the citizens tahun 1978 yang merupakan ide tentang lingkungan hidup yang sehat dengan menggunakan prinsip berkelanjutan. Dalam piagam lingkungan diatur mengatur prinsip precaution yang dirancang untuk mengantisipasi dan merespon kekhawatiran yang timbul akibat buruk dari penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat mencemarkan atau membahayakan lingkungan hidup. (Jimly Asshiddiqie, 2009) Konstitusi Ekuador 2008 yang menyatakan bahwa lingkungan alam sekitar dapat diberikan hak konstitusional sebagai subjek hukum dalam lalu lintas hukum. Hal ini berarti selain manusia yang berstatus sebagai rakyat, lingkungan hidup juga dapat menjadi pemegang hak dan kekuasaannya sendiri. Hak dan kekuasaan lingkungan itu bersifat sama tingginya dengan hak dan kekuasaan manusia rakyat. Dengan perkataan lain, dapat menjadi subjek

kedaulatan yang tersendiri. Karena jika kekuasaan tertinggi yang berada di tangan rakyat disebut sebagai demokrasi atau kedaulatan rakyat, maka kekuasaan tertinggi yang ada pada lingkungan dapat disebut sebagai ekokrasi atau kedaulatan lingkungan. (Jimly Asshiddiqie, 2009). Dari uraian diatas maka dapat diketahui bahwa negara yang memiliki pengaturan mengenai perlindungan lingkungan hidup yang kuat adalah Ekuador dan Perancis. PERATURAN DI MASA MENDATANG Meskipun UUD NRI Tahun 1945 telah mencantumkan norma mengenai perlindungan terhadap lingkungan dalam batang tubuhnya namun belum dapat mengatasi permasalahan dan kerusakan lingkungan yang terjadi. Kerusakan lingkungan yang terjadi bisa disebabkan karena penegakkan hukum yang masih lemah untuk para pihak yang melakukan kerusakan lingkungan, kesadaran masyarakat yang masih kurang untuk dapat menjaga lingkungannya, sanksi yang dikenakan belum dapat menimbulkan efek jera, atau terdapat kelemahan dalam peraturan perundang-undangannya. Untuk dapat mengatasi semua permasalahan tersebut maka harus memulainya dengan melakukan penguatan terhadap norma lingkungan hidup yang ada di dalam UUD NRI Tahun 1945 karena UUD NRI Tahun 1945 merupakan hukum dasar dari semua peraturan perundang-undangan yang ada. Dengan dilakukannya penguatan terhadap norma lingkungan hidup yang ada dalam UUD NRI Tahun 1945 maka peraturan perundang-undang dibawahnya akan mengikuti. Penguatan terhadap norma lingkungan hidup yang ada di undangundang dapat dilakukan dengan mencantumkan secara rinci, tegas, dan jelas mengenai norma lingkungan hidup apa saja yang dibutuhkan untuk memberikan perlindungan yang penuh terhadap lingkungan hidup dan untuk mengurangi kerusakan lingkungan hidup. Selain itu penguatan terhadap norma lingkungan hidup dapat dilakukan dengan mengadopsi ketentuan dari negara lain yang telah secara tegas mencantumkan norma lingkungan hidup dalam konstitusinya seperti konstitusi Ekuador dan Perancis. Diharapkan amandemen undang-undang dasar yang kelima nantinya dapat memuat ketentuan yang lebih spesifik mengenai bentuk

perlindungan terhadap lingkungan hidup yang sesuai dengan prinsip berkelanjutan. Prinsip berkelanjutan merupakan bentuk antisipasi yang dapat dilakukan akibat penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat membahayakan dan merusak lingkungan hidup. Diharapkan dengan penguatan yang nantinya akan dilakukan dapat mengurangi kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia. * Penulis adalah Calon Perancang Peraturan Perundang-Undangan Pertama Bidang Industri dan Perdagangan Setjen DPR RI