PEMBUATAN POLIMER KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN UNTUK APLIKASI INDUSTRI OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT DAN LAMA WAKTU PERENDAMAN NaOH TERHADAP KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGUAT SERAT IJUK

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. (Suwanto, 2006). Oleh karena itu, banyak dikembangkan material

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

STUDI AWAL PEMILIHAN BAHAN KOMPOSIT BERBAHAN PENGUAT SERAT DAUN NANAS (PINEAPPLE LEAF FIBRES) DENGAN ADMIXTURE KAOLIN DAN SILIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

STUDI SIFAT MEKANIK DAN MORFOLOGI KOMPOSIT SERAT DAUN NANAS-EPOXY DITINJAU DARI FRAKSI MASSA DENGAN ORIENTASI SERAT ACAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

KARAKTERISTIK KOMPOSIT SERAT KULIT POHON WARU (HIBISCUS TILIACEUS) BERDASARKAN JENIS RESIN SINTETIS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN PATAHAN KOMPOSIT

PENGARUH KONSENTRASI SERAT RAMI TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER SERAT ALAM SKRIPSI

Bakri 1, Sri Candrabakty 2, dan Andi Dahyar 3

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

PENGARUH KETEBALAN SERAT PELEPAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER-SERAT ALAM

Pengaruh Penambahan Cobalt (II) Aniline Terhadap Sifat Mekanik dan Thermal Epoksi Sebagai Bahan Adhesif Baja ASTM A-36

ANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT Agave angustifolia Haw

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

Analisis Serat Pelepah Batang Pisang Kepok Material Fiber Komposit Matriks Recycled Polypropylene (RPP) Terhadap Sifat Mekanik dan SEM

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

Pengaruh Penambahan Prosentase Fraksi Volume Hollow Glass Microsphere Komposit Hibrid Sandwich Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMBENTUKAN DAN MATERIAL

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

I. PENDAHULUAN. Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari. pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik.

ANALISIS PENGARUH PERLAKUAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN PERLAKUAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS KOMPOSIT EPOKSI SERAT SABUT KELAPA

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT MATRIKS RESIN BERPENGUAT SERAT ALAM DENGAN BERBAGAI VARIAN TATA LETAK

Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin)

ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174

ANALISA KEKUATAN TARIK DAN IMPAK MATERIAL KOMPOSIT SERAT KULIT BATANG MELINJO DENGAN PERLAKUAN NaOH 5% DAN POLIMER MATRIK RESIN EPOXI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan. material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Djati Hery Setyawan D

FAJAR TAUFIK NIM : JURUSAN TEKNIK MESIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUTJIPTO YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN

Perubahan Sifat Mekanis Komposit Hibrid Polyester yang Diperkuat Serat Sabut Kelapa dan Serat Ampas Empulur Sagu

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SERAT KARBON ANTARA METODE MANUAL LAY- UP DAN VACUUM INFUSION DENGAN PENGGUNAAN FRAKSI BERAT SERAT 60%

PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PERENDAMAN (NaOH) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Opa Slamet S,Burmawi,Kaidir

ANALISA SIFAT MEKANIS KOMPOSIT METRIK EPOKSI DIPERKUAT SERBUK CANGKANG TELUR ITIK UNTUK RODA GIGI TRANSPORTIR PADA MESIN BUBUT.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

BAB IV. (3) Lenght 208 μm (3) Lenght μm. (4) Lenght 196 μm (4) Lenght μm. Gambar 4.1. Foto optik pengukuran serat sisal

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa

KARAKTERISASI KOMPOSIT MATRIK RESIN EPOXY BERPENGUAT SERAT GLASS DAN SERAT PELEPAH SALAK DENGAN PERLAKUAN NaOH 5%

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

ANALISIS KEKUATAN IMPACT PADA BAHAN KOMPOSIT SERAT ALAM DENGAN ORIENTASI SUDUT BER MATRIK POLIMER POLYESTER

Gambar 4.1 Grafik dari hasil pengujian tarik.

III.METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei

BAB I PENDAHULUAN. endemik. Bambu merupakan jenis rumput rumputan yang beruas. yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN KOMPOSIT (RESIN POLIESTER SERBUK GERGAJI KAYU SENGON)

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengujian serat tunggal ASTM D

BAB I PENDAHULUAN. mulai banyak dikembangkan dalam dunia industri manufaktur. Penggunaan material komposit yang ramah lingkungan dan bisa

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

I. PENDAHULUAN. Komposit adalah kombinasi dari satu atau lebih material yang menghasilkan

Transkripsi:

PEMBUATAN POLIMER KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN UNTUK APLIKASI INDUSTRI OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK Teuku Rihayat dan Suryani Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK Serat daun nenas adalah salah satu jenis serat yang berasal dari tumbuhan yang diperoleh dari daun-daun tanaman nenas. Daun nenas merupakan bahan buangan (limbah buah nenas) yang cukup banyak jumlahnya. Epoksi adalah suatu polimer thermosetting yang akan bertambah bagus bila dicampur dengan suatu agen katalis atau pengeras. Komposit adalah perpaduan dari dua material atau lebih yang memiliki fasa yang berbeda sehingga menjadi suatu material baru yang memiliki propertis lebih baik dari keduanya. Bila epoksi dan serat daun nenas dicampur untuk pembuatan komposit, diharapkan menambah kekuatan polimer dan memiliki nilai ekonomis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakterisasi komposit yang dihasilkan melalui parameter uji tarik, uji impak, dan analisa SEM. Pada penelitian ini resin epoksi sebagai matrik sedangkan serat daun nenas sebagai filler, dengan menvariasikan struktur serat (teratur, anyaman, dan acak), variasi berbagai perbandingan komposisi Resin Epoksi dan Serat (Resin Epoksi : Serat = 100 : 0%, 80 : 20%, 60 : 40%, dan 50 ; 50%), dan proses yang digunakan adalah cara Hand Lay Up. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai uji tarik dan uji impak terbaik adalah 160,8 Kgf/cm 2 dan 0,064 J/mm 2, pada perbandingan komposisi Resin Epoksi : Serat 80 : 20%, dan struktur serat teratur. Sedangkan nilai uji tarik dan uji impak terendah adalah 67 Kgf/cm 2 dan 0,046 J/mm 2, pada perbandingan komposisi Resin Epoksi : Serat 50 : 50%, dan struktur serat anyaman. SEM (Scanning Elektron Mikroscopi) yaitu menganalisa pengaruh treatment pada struktur dan bentuk permukaan serat pada pembuatan komposit. Kata Kunci : Komposit, Resin Epoksi, Serat Daun Nenas, Uji Impak, Uji Tarik. 1.1 PENDAHULUAN Bidang material komposit akhir-akhir ini terus mendapat perhatian yang serius dari para ilmuwan, sehingga hamper setiap hari produk baru maupun inovasi dan modifikasi produk yang telah ada terus bermunculan. Hal itu disebabkan material komposit diperlukan di segala bidang, seperti bidang elektronik, transportasi, kedokteran/medis, biologi, dan sebagainya. Sehingga para peneliti dituntut untuk terus menghadirkan produk terbaik yang dibutuhkan di pasaran. Definisi komposit adalah perpaduan 2 material atau lebih yang berbeda fasa, yang menghasilkan material baru dengan sifat yang lebih baik daripada komponen penyusunnya. Ikatan antar partikel dan interaksi yang terjadi antar komponen penyusunnya merupakan hal yang mempengaruhi secara langsung sifat mekanik pada komposit yang dihasilkan. Material komposit tersusun atas matriks (fase keras) dan bahan penguat, yang dapat berupa serat, silica, clay, dan sebagainya. Dengan penambahan bahan penguat pada konsentrasi tertentu, dapat menghasilkan sifat mekanik, termal dan struktur yang lebih baik dibandingkan sifat material penyusunnya. Dari sekian banyak resin yang ada di pasaran, ada tiga jenis resin yang banyak digunakan yaitu polyester, vinil ester, dan epoxy. Dalam penelitian ini digunakan resin epoxy. Pemilihan resin epoxy sebagai bahan dasar disebabkan kekuatan dan kekakuan

epoxy resin lebih besar dibandingkan dengan polimer jenis lainnya. Epoxy atau poliepoxyd merupakan suatu polimer thermosetting yang umumnya dihasilkan dari reaksi antara epichlorohydrin dan bisphenol-a. Daun nenas merupakan bahan buangan (limbah buah nenas) yang cukup banyak jumlahnya. Sejauh ini daun nenas belum dimanfaatkan secara komersial, melainkan hanya dibuang sebagai limbah saja. Padahal jumlah daun nenas yang cukup banyak akan memiliki nilai jual yang menguntungkan apabila dimanfaatkan sebagai bahan penguat komposit dan secara ekonomis sangat menguntungkan bagi produsen. Untuk itu penelitian ini dilakukan sebagai upaya pemanfaatan limbah serat nenas dan juga untuk menghasilkan produk material yang ramah lingkungan. 1.2 METODE PENELITIAN Metode sintesis yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode simple mixing, dimana polimer/resin epoxy dan hardener dicampurkan dengan perbandingan massa 1:1. Komposit epoksi yang terbentuk selanjutnya akan dituang kedalam cetakan yang berisi susunan serat nenas yang sebelumnya telah dilakukan perlakuan terlebih dahulu sehingga didapatkan serat dari daun nenas. Komposit epoksi yang diperkuat dengan serat daun nenas selanjutnya dilakukan karakterisasi untuk mengetahui sifat-sifat yang dihasilkan. Karakterisasi material yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan parameter-parameter fisis dari komposit yang diperoleh. Karakterisasi yang dilakukan meliputi uji tarik, uji tekan, dan SEM 1.2.1 Prosedur Kerja 1. Tahap Proses persiapan serat daun nenas Pada tahap ini dilakukan perlakuan terhadap serat daun nenas, dimana tahap pertama yaitu proses perendaman daun nenas yakni dengan merendam daun nenas dalam larutan NaOH 0,1 N kemudian dijemur dan diurai menjadi serat nenas. 2. Tahap Pembuatan material komposit Sampel serat daun nenas disusun pada cetakan dengan bentuk yang bervariasi (acak, teratur, dan anyaman). Campuran epoxy dan hardener dituang secara perlahan kedalam cetakan yang telah disusun serat daun nenas didalamnya dan dibiarkan sampai 5 menit untuk menghilangkan gelembung udara yang terperangkap didalamnya. Penyusunan harus dilakukan secara padat dan merata sehingga bisa tercipta komposit yang kuat dan tidak mudah pecah. Setelah yakin penyusunan serat telah dilakukan dengan sempurna, proses selanjutnya yaitu pemberian resin. Sesaat setelah resin dituangkan ke dalam cetakan, bakal komposit ini ditempa dengan tekanan yang kuat, kemudian ditutup dan ditekan dengan alat tekan dan dibiarkan selama 24 jam, sehingga serat dan resin dapat menyatu dengan sempurna. 3. Tahap karakterisasi Tahap ini merupakan tahap terakhir dari penelitian, dimana komposit telah diperoleh dan dilakukan analisa karakterisasi. Tahap ini merupakan tahap untuk menganalisa karakterisasi komposit dari serat daun nenas dengan uji tarik, uji impak, dan SEM.. 1.2.2 Analisa Karakterisasi 1. Uji Tarik

Pengujian sifat mekanik dilakukan dengan uji kekuatan tarik dari material komposit dengan menggunakan ASTM D 638 type IV, dimana alat tersebut dikondisikan pada beban 200 kgf dengan kecepatan penarikan 20 m/menit, material komposit diamati sampai putus, dicatan tegangan maksimun (F maks) dan regangannya. 2. Analisa Kekuatan Tekan Pengujian sifat mekanik ini dilakukan dengan uji kekuatan impak dari material komposit dengan menggunakan ASTM D 638 type IV. Setiap hasil harus dikurangi dengan energi kosong yaitu 0,002 joule, material komposit diamati sampai patah. 3. Analisa SEM (Scanning Elektron Mikroscopi) Untuk menganalisa pengaruh treatment pada struktur permukaan serat dilakukan dengan alat mikroskop SEM. Struktur permukaan serat diamati dengan menggunakan mikroskop JEOL-T220. Analisis Scanning Elektron dilakukan pada tegangan 5-20 KV. (Rihayat, dkk. 2008) 1.3 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.3.1 Analisa SEM (Scanning Electron Microscopy) Perlakuan Analisa SEM komposit epoxy serat daun nenas dengan komposisi 80:20 % dengan struktur serat secara teratur. Dalam hal ini analisa dilakukan untuk melihat kualitas struktur bentuk permukaan, dapat dilihat pada gambar berikut: Filler (serat) Matrik Gambar 3.1 Analisa SEM pada struktur serat secara teratur Pada gambar diatas, dapat diketahui bahwa sudah terjadi homogenitas antara serat dan resin epoxy pada pembuatan komposit. Dan juga dapat dilihat terdapat ronggarongga pada serat daun nenas. Pada pengujian SEM (Scanning Electron Microscopy) terlihat jelas bahwa serat yang disusun secara teratur akan menghasilkan sifat mekanik yang baik, karena apabila serat disusun secara teratur maka gaya yang bekerja pada komposit akan searah (memiliki ikatan antaramatrik dengan seratnya cukup baik), ini berkaitan erat dengan penyebaran gaya yang bekerja pada komposit. 1.3.2 Pengaruh Komposisi dan Struktur Serat Terhadap Kekuatan Tarik Analisa uji tarik ini menggunakan standar ASTM D638-type IV dimana setiap komposit yang ingin di uji diberi beban tarik sebesar 200 kgf. Pada penelitian ini komposisi epoxy dengan serat daun nenas divariasikan (80:20)%, (60:40)%, dan (50:50)%, sedangkan secara struktur serat daun nenas divariasikan teratur, anyaman,dan acak, kedua parameter ini diuji kekuatan tarik untuk melihat bagaiman pengaruh

kemampuan tarik terhadap komposit yang dibuat. Pengaruh struktur serat terhadap kekuatan tarik komposit pada struktur serat teratur, anyaman, dan acak dapat dilihat pada grafik berikut ini: Gambar 3.2 Grafik Perbandingan Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Semakin besar komposisi epoxy, maka nilai kekuatan tariknya semakin besar, sebaliknya semakin kecil komposisi epoxy maka nilai kekuatan tariknya semakin kecil. Tingginya nilai kekuatan tarik apabila komposisi matrik (epoxy) lebih besar dibandingkan serat. Dari grafik diatas dapat dilihat kekuatan tarik paling tinggi diperoleh pada perbandingan komposisi (80:20) % yaitu; 160,8 kgf/cm 2 pada struktur teratur, dan kekuatan tarik paling rendah diperoleh pada komposisi (50:50) % yaitu; 67 kgf/cm 2 dengan struktur anyaman. Kecendrungan penurunan harga kekuatan tarik disebabkan karena terlalu banyak serat dalam komposit sehingga mudah terperangkapnya gelembung udara dalam komposit sehingga ikatan antara serat dengan resin tidak terjadi dengan baik. Arah orientasi merupakan hal penting dalam penguat komposit (kekuatan tarik), karena arah orientasi serat berkaitan erat dengan penyebaran gaya yang bekerja pada komposit, jadi dapat diketahui bahwa serat paling maksimum jika arah serat searah (teratur). Kekuatan komposit akan berkurang dengan perubahan sudut dari serat, sehingga komposit akan mempunyai kekuatan yang baik jika struktur serat dan gaya yang bekerja adalah searah. Sedangkan kekuatan tariknya akan melemah jika struktur arah keduanya berlawanan, hal ini disebabkan karena arah seratnya transversal sehingga lebih mudah patah, akan tetapi untuk serat yang searah (teratur) mempunyai kekuatan tarik yang baik, hal ini dikarenakan serat tersebut searah dengan gaya yang bekerja pada komposit. Serat yang berstuktur teratur dapat memberikan ikatan serat dengan resin secara baik untuk posisi spesimen pada saat di uji, dimana setiap spesimen yang berorientasi teratur memiliki serat yang lebih baik sehingga pada saat diuji kekuatan serat daun nenas ikut menambah kekuatan tarik komposit sehingga lebih sulit untuk terputus. Setiap spesimen yang akan di uji tarik akan diberi beban 200 kgf dengan kecepatan 20 mm/menit. 1.3.3 Pengaruh Komposisi dan Struktur Serat Terhadap Kekuatan Impak Kekuatan uji impak ini menunjukkan hubungan antara fraksi berat serat dan energi impak mengalami kenaikan dan penurunan energi impak dari fraksi berat serat 20%-50%. Dari perhitungan data hasil pengujian dengan variasi fraksi berat serat maka didapatkan kekuatan impak tertinggi pada fraksi berat serat 20% dengan struktur serat

secara teratur sebesar 0,064 joule/mm2 dan nilai minimun terdapat pada fraksi berat 50% dengan struktur serat anyaman. Hal ini disebabkan oleh beban yang diterima spesimen saat pengujian impak berlawanan dengan arah serat (tranverse stress) sehingga patahan yang terjadi hanya pada bagian yang mengalami pemusatan tegangan, karena secara alami, komposit serat bersifat anisiotropik yang tinggi, sifat maksimum akan tercapai jika seluruh serat diatur secara lurus dalam komposit, sehingga serat dalam komposit akan terikat maksimal, dapat dilihat pada grafik berikut ini. Gambar 3.3 Grafik Perbandingan Hasil Pengujian Kekuatan Impak Jadi semakin banyak serat pada pembentukan komposit maka daya ikat antar matrik dan penguat akan berkurang, sehingga kekuatan impaknya akan mudah patah. 1.3.4 Analisa SEM Perbandingan komposit 80:20% dapat memberi dampak yang lebih signifikan terhadap sifat mekanik komposit, hal ini dapat dibuktikan pula dengan foto hasil Scanning Microscopy Electron dimana permukaan serat terlihat lebih baik, dapat dilihat pada gambar 3.4 Pada analisa SEM terlihat serat yang disusun secara teratur memiliki hasil foto bentuk permukaan serat menjadi lebih beraturan bahkan cenderung baik, hal ini bisa disebabkan oleh faktor terperangkapnya udara dalam komposit pada saat pencetakan dikarenakan serat yang sedikit. Penggunaan serat yang terlalu banyak juga dapat mempengaruhi sifat mekanik pada komposit, karena semakin banyak serat yang digunakan maka makin mudah atau banyak gelembung udara yang dihasilkan. Filler (serat) Matrik Gambar 3.4 Hasil analisa SEM Pada pembuatan komposit selain berpengaruh pada struktur serat juga berpengaruh pada serat yang digunakan. Pembuatan komposit yang matriknya lebih banyak dari pada fillernya akan menghasilkan sifat mekanik yang baik.

1.4 KESIMPULAN Pada penelitian ini dilakukan pembuatan komposit ramah lingkungan menggunakan bahan hayati yang bersumber dari alam. Dalam penelitian ini pembuatan komposit dari resin epoxy karena telah dikenal luas penggunaannya pada bidang elektronik dan otomotif. Untuk meningkatkan sifat mekanik dan biodegraditas, dilakukan penambahan serat yang bersumber dari alam. Penggunaan serat daun nenas sebagai penguat komposit epoxy dapat menggantikan serat alam lain yang bersumber dari kayu, yang beresiko terhadap keselamatan hutan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan limbah daun nenas yang ada menjadi bahan yang berguna komersial dan sebagai alternative bahan penguat pada komposit. Pembuatan komposit dengan bahan epoxy dan serat daun nenas sebagai penguat dibuat dengan variasi komposisi, yaitu epoxy tanpa serat, 80:20, 60:40, dan 50: 50. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sifat mekanik yang paling baim terdapat pada komposit dengan perbandingan matrik:filler yaitu 80:20, dimana nilai uji tarik dan impak maksimum yang paling baik didapatkan pada komposisi tersebut dengan struktur serat tersusun teratur. Nilai kekuatan tarik yang dihasilkan adalah 160,8 kgf/cm 2 dan nilai kekuatan uji impak mencapai 0,064 j/mm 2. Dari berbagai variable yang dilakukan dalam penelitian, meliputi variasi komposisi matrik dan filler yang menyusun komposit, serta variasi struktur serat daun nenas, diperoleh bahwa komposit dengan komposisi matrik terbesar memiliki nilai kekuatan mekanik yang lebih besar. Dan sebaliknya, komposit dengan serat daun nenas sebagai filler lebih besar akan menjadikan komposit lebih rapuh karena semakin banyak serat berarti semakin mudah terjadinya gelembung udara dalam komposit. Namun, dengan komposisi yang sesuai komposit tersebut akan menghasilkan properties yang lebih baik dan lebih ramah lingkungan. Variasi struktur serat daun nenas dalam komposit juga memberikan pengaruh terhadap sifat mekanis yang dihasilkan komposit. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa nilai kekuatan atau sifat mekanik yang paling baik didapat pada struktur serat daun nenas yang tersusun secara teratur atau searah. DAFTAR PUSTAKA Aidy Ali, A, B. dkk. 2010. The Effect of Aging on Arenga Pinnata Fiber Reinforced Epoxy Composites. Journal Material & Desing. Universitas Putra Malaysia. Bachtiar, S, M. dkk. 2008. The Effect of Alkaline Treatment on Tensile Properties of Peneaple Fibre Reinforced Epoxy Composites. Journal Material & Desing. Universitas Putra Malaysia. Ebert, M. dkk. 1991. Chen 424 Kimia Polymer Sintetik. Polymer Preprintis. Leman, Z. dkk. 2008. Moisture Absorption Behavior of Peneaple Fiber Reinforced Epoxy Composites. Journal Material & Desing. Universitas Putra Malaysia. Mukhopadhyay, S & Srikanta, R. 2008. Effect of Ageing of Sisal Fibres on Properties of Sisal-polypropylena Composites. Journal Polymer Degredation and Stability. Universitas Putra Malaysia. Rihayat, T.dkk. 2008. Pembuatan NanoKomposit Resin Poliester Tak Jenuh BQTN 157-EX Dengan Penguat Bentonit dan Surfactan Octadodecylamine

(ODA). Usul Penelitian Hibah Bersaing. Politeknik Negeri Lhokseumawe. Siregar, J, P. 2004. Tensile and Roperties of Arenga Pinnata Fiber (Daun Nenas Fiber) Reinforced Epoxy Composites. Thesis Submitted To The School of Graduate Studies. Universitas Putra Indonesia. Widodo, B. 2008. Analisa Sifat Mekanik Komposit Epoxy Dengan Penguat Serat Daun Nenas Model Laminan Berorientasi Sudut Acak (Random). Jurnal Teknologi TECHNOSCIENTIA. Vol.I. ITN Malang.