BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen Kesehatan. telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL AMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB I PENDAHULUAN yaitu dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat.

II. TINJAUAN TEORITIS

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan sendirinya.

LAPORAN KOMUDA BLOK 19 SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENCAPAIAN PROGRAM PHBS DI PUSKESMAS SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat tidak

Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kedua adalah pelayanan kesehatan diantaranya adalah sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007).

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatility Rate (CFR) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

Profil Sanitasi Wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB I PENDAHULUAN. signifikan antara kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan kualitas

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun gambaran lokasi penelitian adalah sebaga berikut.

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu tatanan institusi kesehatan yang

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan Advokasi, Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002). Salah satu bentuk perilaku kesehatan dalam masyarakat adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga merupakan bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan keluarga yang berorientasi sehat, bertujuan untuk, meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya. Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan dan dibentuk oleh pengetahuan yang diterima. Perilaku yang di dasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan. Kemudian muncul persepsi dari individu dan muncul sikap, niat, keyakinan / kepercayaan yang dapat memotivasi dan mewujudkan keinginan menjadi sebuah perbuatan. Perilaku hidup bersih dan sehat hakikatnya adalah dasar pencegahan manusia dari berbagai penyakit. Kesehatan merupakan dambaan dan kebutuhan

setiap orang. Prinsip perilaku hidup bersih dan sehat ini menjadi landasan dan program pembangunan kesehtan diindonesia (Hati Suci 2008). Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi serta adanya transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan berperilaku dan social budaya cenderung akan semakin kompleks. Perbaikan tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan atau faktor keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis memiliki andil 30-35% terhadap derajat kesehatan (Depkes RI 2002). Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program PHBS dilaksanakan dalam berbagai tatanan, seperti tatanan rumah tangga, tatanan pasar dan sebagainya. Visi Kementerian Kesehatan RI sampai dengan 2014 lebih menitikberatkan kepada upaya preventif dengan melakukan pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada masyarakat. Salah satu strategi Kementerian Kesehatan dilakukan dengan menjalin kemitraan dengan Organisasi Kemasyarakatan (Anonim 2011). Upaya yang lebih efektif dalam mengatasi masalah kesehatan sebenarnya adalah dengan memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dengan berperilaku hidup sehat, namun hal ini ternyata belum disadari dan dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat. Perilaku hidup sesorang, termasuk dalam

hal kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut dapat berasal dari orang itu sendiri, pengaruh orang lain yang dapat mendorong untuk berperilaku baik atau buruk, maupun kondisi lingkungan sekitar yang dapat mendukung terhadap berubahnya perilaku. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga keluarga cenderung menjadi seorang reaktor terhadap masalah-masalah kesehatan dan menjadi aktor dalam menentukan masalah kesehatan anggota keluarga. Dalam keluarga, ibu merupakan anggota masyarakat yang salah satu perannya adalah mengurus rumah tangganya sehingga terciptanya lingkungan sehat dalam rumah tangga. Dengan mewujudkan perilaku yang sehat, maka dapat menurunkan angka kesakitan suatu penyakit dan angka kematian akibat kurangnya kesadaran dalam pelaksaan hidup bersih dan sehat serta dapat meningkatkan kesadaran dan kemauan bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Seseorang atau masyarakat di katakan sehat bukan hanya jika tidak ada penyakit atau kelemahan (cacat) pada dirinya, tetapi juga terjamin hubungan yang baik antara seseorang dengan lingkungan fisik dan sosialnya. Kesehatan mempunyai makna atau arti penting sebagai salah satu hak dasar manusia. Tanpa kesehatan seseorang akan kesulitan untuk mencapai kualitas hidup yang di citacitakan (Baswir, 2003). Dalam era otonomi daerah, pemberdayaan dan kemandirian merupakan salah satu setrategi dalam pembangunan kesehatan. Artinya bahwa setiap orangorang dan masyarakat bersama-sama pemerintah berperan, berkewajiban, dan

bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkunganya. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah ampuh untuk menangkal penyakit. Namun dalam praktiknya, penerapan PHBS yang kesannya sederhana tidak selalu mudah dilakukan. Terutama bagi mereka yang tidak terbiasa. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang PHBS bagi keluarga. PHBS tatanan rumah tangga mempunyai daya ungkit yang paling besar terhadap perubahan perilaku masyarakat secara umum. Indikator PHBS tatanan rumah tangga yaitu suatu alat ukur atau suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan rumah tangga. Indikator perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga yaitu tidak merokok, pertolongan persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan, penimbangan bayi dan balita, memberi ASI ekslusif kepada bayi, mencuci tangan pakai sabun, makan buah dan sayur setiap hari, olahraga teratur, menggosok gigi sebelum tidur, kepesertaan ASKES/JPKM, menggunakan jamban sehat, menggunakan air bersih, ada tempat sampah, ada SPAL, ventilasi, kepadatan hunian, lantai rumah bukan tanah. Berdasarkan data dari Puskesmas Popayato pada tahun 2011 terjadi kejadian luar biasa penyakit Diare. Wawancara peneliti dengan petugas kesehatan, hal ini di sebabkan karena masih banyak masyarakat yang berperilaku tidak sehat misalnya masih menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari serta memanfaatkan sungai sebagai tempat untuk buang air besar khususnya di Desa Bukit Tingki. Selain wawancara dengan petugas kesehatan, peneliti malakukan

wawancara dengan kepala Desa Bukit Tingki dan warga di ketahui alasan mengapa masih menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari karena kurangnya pengetahuan, sikap dan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat sehingga mengakibatkan rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat. Cakupan perilaku hidup bersih dan sehat di Kecamatan Popayato sesuai dengan data yang di peroleh dari Puskesmas Popayato pada tahun 2011 dapat di lihat sesuai indikator PHBS tatanan rumah tanggga. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 85,25 %, bayi yang di beri ASI ekslusif 65%, Penimbangan Bayi dan Balita 80% untuk bayi dan 74 % anak umur 12-24 bulan serta 68 % anak umur 24-60 bulan, Kepesertaan Askes/ JPKM 71 %, tidak merokok dalam rumah 22%, melakukan aktivitas fisik 80%, menggunakan jamban sehat 45%, menggunakan air bersih 39%, memiliki SPAL 38,8%, rumah sehat 40%, memiliki tempat sampah 8,97 %. Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Sunawi (2003) yang meneliti tentang perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Pekiringan Ageng Kabupaten Pekalongan mendapatkan hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan praktek perilaku hidup bersih dan sehat (p=0,001). Sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Zainuddin (2009) di Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Hasil uji statistic dengan uji chi square menunjukan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan responden dengan perilaku hidup bersih,nilai probabilitas (p=0.000) dan ada hubungan yang signifikan antara sikap responden dengan perilaku hidup bersih,nilai probabilitas (p=0.000).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat di akibatkan oleh kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan terapan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Desa Bukit Tingki Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato Tahun 2012. 1.2 Identifikasi Masalah Rendahnya cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat disebabkan oleh rendahnya pengetahuan masyarakat tentang hidup sehat sehingga terapan PHBS pada tatanan rumah tangga masih kurang serta rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. 1.3 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu Apakah Ada Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan Terapan PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga di Desa Bukit Tingki Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato Tahun 2012? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk Mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan dan sikap Ibu Dengan Terapan PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga di Desa Bukit Tingki Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato Tahun 2012.

1.4.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan terapan PHBS pada tatanan rumah tangga di Desa Bukit Tingki Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato Tahun 2012. b. Mengetahui hubungan antara sikap ibu dengan terapan PHBS pada tatanan rumah tangga di Desa Bukit Tingki Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato Tahun 2012. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas Sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah kesehatan mengenai pencegahan penyakit dan sebagai bahan informasi dalam mengoptimalkan program-program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dalam melaksanakan penelitian khususnya tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan terapan PHBS pada tatanan rumah tangga. 3. Bagi Masyarakat Sebagai informasi tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan mencegah penularan penyakit.