d. Bahwa untuk terlaksananya maksud tersebut di atas maka perlu adanya...yg menangani bidang...

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABU PATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 1991 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR : 5/PERDA/1976 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN BULELENG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERTANIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 30 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN LUWU TIMUR

PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "BINA KARYA" Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1962 Tanggal 13 Nopember 1962 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "PELABUHAN DAERAH VI" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1978 TENTANG PERUSAHAAN UMUM POS DAN GIRO. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN DAGANG NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1981 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN NEGARA GARAM MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1981 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN NEGARA GARAM MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM)

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 98 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1971 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SANG HYANG SERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ANGKASA PURA KEMAYORAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "KOJA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1977 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA ANEKA TANAMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "JAKARTA LLOYD" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN NEGARA ANGKUTAN MOTOR DAMRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PUPUK SRIWIJAYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mendengar : Menteri Pertama, Wakil Menteri Pertama Bidang distribusi, dan Menteri Perhubungan Udara:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1978 TENTANG PERUSAHAAN UMUM POS DAN GIRO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 15 TAHUN 1991 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH WAHANA RAHARJA PROVINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 216 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI PERKAPALAN DAN PERUSAHAAN ANGKUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA SEMEN PADANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA TELEKOMUNIKASI Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1965 Tanggal 6 Juli 1965 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "PEMBANGUNAN PERUMAHAN" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ARTA YASA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SWATANTRA KABUPATEN BULELENG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PUPUK SRIWIJAYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1972 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN EKA NUSA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

Perda No. 14/1998 tentang Pendirian Perusahaan Aneka Usaha Pertambangan Bahan Galian Gol. C Kab.Magelang.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA TAMBANG BATUBARA SEBUKU/LOAKULU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA TAMBANG EMAS CIKOTOK. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1978 TENTANG PERUSAHAAN UMUM DOK DAN GALANGAN KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "PERTAMBANGAN MINYAK INDONESIA" (PERTAMIN)

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA (GAYA BARU)

PENDIRIAN PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA JAWA TIMUR PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA. JAWA TIMUR. PENDIRIAN.

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM INDUSTRI MESIN DAN ALAT LISTRIK

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1981 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM PENGEMBANGAN KEUANGAN KOPERASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1981 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) INDONESIA FARMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 123 TAHUN 1961 (123/1961) 17 APRIL 1961 (JAKARTA) Sumber: LN 1961/147

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1974 TENTANG PERUSAHAAN UMUM ANGKASA PURA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA KERTAS PEMATANG SIANTAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERIKANAN NEGARA MALUKU. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN POS DAN GIRO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1971 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLI5K INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 196 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA NEGARA

PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM PENGEMBANGAN KEUANGAN KOPERASI (Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1981 Tanggal 23 Desember 1981)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1974 TENTANG PERUSAHAAN UMUM "PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN PERKEBUNAN KARET NEGARA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PENDIRIAN PERUSAHAAN-PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA ANEKA TANAMAN Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1963 Tanggal 22 Mei 1963

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR : 3 TAHUN 1992 SERI D NO. 3

PERATURAN PEMERINTAH (PP) NOMOR 45 TAHUN 1971 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM ASURANSI SOSIAL A.B.R.I. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATURAJA MULTI GEMILANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 193 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI URUSAN MEKANISASI

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PERHOTELAN KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SARANA PEMBANGUNAN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN POS DAN GIRO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI JIWASRAYA Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1965 Tanggal 24 Desember 1965 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 181 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI KULIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "SARI HUSADA" Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PELABUHAN II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BERDIKARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH KELAUTAN KABUPATEN KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG Menimbang : a. Bahwa pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 telah memberikan kewenangan kepada daerah untuk menggali dan mengolah berbagai...yang demikian untuk meningkatkan perekonomian...dan kesejahteraan masyarakat. b. Bahwa untuk meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat menuju terciptanya masyarakat mandiri...adanya upaya-upaya konkrit untuk menggali...sumber daya dan potensi daerah. c. Bahwa untuk maksud tersebut...pada huruf (a) di atas, maka...daerah perlu...pengelolaan yang profesional sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi daerah. d. Bahwa untuk terlaksananya maksud tersebut di atas maka perlu adanya...yg menangani bidang... Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649); 2. Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II dalam wilayah-wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1665);

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10); jo. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1969 tentang pernyataan tidak berlakunya berbagai Undangundang (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 37); 5. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan 6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1984 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati di Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1974 tentang Pengawasan pelaksanaan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan Gas Bumi di daerah lepas pantai. 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah; dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kupang. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUPANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH KELAUTAN KABUPATEN KUPANG. BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Kupang. b. Bupati adalah Bupati Kupang. c. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah berserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah. d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kupang. e. Perusahaan Daerah adalah Perusahaan Daerah Kelautan Kabupaten Kupang. f. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah Kelautan Kabupaten Kupang. g. Cabang Perusahaan adalah Cabang Perusahaan Daerah Kabupaten Kupang. BAB II PENDIRIAN Pasal 2 (1) Dengan Peraturan Daerah ini didirikan Perusahaan Daerah yang menangani bidang kelautan yang berstatus badan Hukum; (2) Dengan berdirinya Perusahaan Daerah bidang kelauatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, maka berbagai potensi kelautan yang ada dapat di... untuk kepentingan Daerah. Pasal 3 Dengan tidak mengurangi ketentuan dari Peraturan Daerah ini maka terhadap Perusahaan berlaku ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan azas Demokrasi Ekonomi yang merupakan ciri Ekonomi berdasarkan Pancasila.

BAB III NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 4 (1) Perusahaan ini ditetapkan dengan nama Perusahaan Daerah Kelautan Kabupaten Kupang. (2) Perusahaan berkedudukan dan berkantor di Pusat... Kabupaten Kupang. (3) Perusahaan dapat membuka cabang...berbagai tempat dalam wilayah Kabupaten Kupang dan di wilayah lain. BAB IV TUJUAN DAN LAPANGAN USAHA Pasal 5 Tujuan perusahaan ialah : Turut serta melaksanakan pembangunan...khususnya dan pembangunan Nasional secara umum dalam rangka meningkatkan kesejateraan masyarakat melalui upaya menggali dan mengembangkan berbagai potensi kelautan. Pasal 6 Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (5) tersebut maka yang menjadi lapangan...perushaaan Daerah adalah di bidang kelautan yang...berbagai potensi kelautan, yaitu Perikanan, Minyak Bumi...dan kekayaan lainnya/harta karun yang kelihatan...kelihatan yang terdapat di daerah-daerah kelautan. BAB V M O D A L Pasal 7

(1) Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Modal dasar perusahaan terdiri atas kekayaan daerah yang di pisahkan dan dapat ditambah dari penyisihan sebagian anggaran keuangan Daerah dan pinjaman-pinjaman dari Pihak ketiga; (2) Semua alat likuidasi disimpan pada Bank Nusa Tenggara Timur atau Bank Pemerintah lain yang di tunjuk Bupati. BAB VI PENGUSAHAAN DAN CARA MENGURUS Pasal 8 (1) Perusahaan di pimpin oleh Direksi yang terdiri dari seorang Direktur Utama dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Direktur; (2) Anggota Direkso adalah warga negara Indonesia yang diangkat dan diberhentikan oleh Bupati; (3) Direktur Utama bertanggung jawab kepada Bupati; (4) Kepala Cabang Perusahaan adalah unsur pimpinan Perusahaan yang pengangkatannya dilakukan oleh Bupati atas usulan dari Direksi dengan Rekomendasi badan Pengawas. Pasal 9 (1) Anggota Direksi/Kepala Cabang berhenti karena : a. Meninggal dunia. b. Diberhentikan. c. Permintaan sendiri d. Berakhirnya masa jabatan e. Tindakannya merugikan perusahaan f. Tindakannya atau sikapnya bertentangan dengan kepentingan daerah maupun negara. (2) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (1) huruf (b), (c) dan (f) jika terbukti merupakan suatu pelanggaran hukum pidana maka diberhentikan tidak dengan hormat.

(3) Dalam hal seluruh anggota Direksi diberhentikan untuk atau lebih anggota Badan Pengawas untuk menjalankan tugas-tugas Direksi. (4) Terhadap pemberhentian dimaksud pada ayat (1) huruf (a) dan huruf (f) anggota Direksi diberikan kesempatan untuk membela diri dengan tenggang waktu 1 (satu) bulan setelah adanya pemberitahuan secara tertulis dari Bupati. (5) Badan Pengawas memeriksa pengajuan pembelaan diri tersebut pada ayat (3) di atas dan selanjutnya memutuskan apakah pembelaan diri tersebut dapat diterima atau tidak. (6) Selama persoalan pemberhentian anggota Direksi tersebut pada ayat (4) belum ada keputusannya maka Bupati dapat diberhentikan untuk sementara, anggota direksi yang bersangkutan apabila dalam waktu 2 (dua) bulan setelah pemberhentian sementara belum ada Keputusan maka pemberhentian itu manjadi batal dan anggota Direksi yang bersangkutan dapat menjalankan tugasnya kembali kecuali bila untuk Keputusan tersebut diperlukan Keputusan pengadilan dan hal ini harus diberitahukan kepada yang bersangkutan. (7) Apabila Badan Pengawas menerima pembelaan diri dari anggota Direksi yang bersangkutan maka kehendak pemberhentian tersebut harus dibatalkan. Pasal 10 (1) Anggota Direksi tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat ke 3 (tiga) baik menurut garis lurus maupun garis samping termasuk menantu atau...kecuali jika untuk kepentingan perusahan diijinkan oleh Bupati, jika sesudah pengangkatan mereka masuk perikatan yang terlarang seperti tersebut di ats maka untuk melanjutkan jabatan...diperlukan ijin dari Bupati. (2) Anggota Direksi boleh mempunyai kepentingan pribadi langsung atau tidak langsung pada perkumpulan / perusahaan lain dalam lapangan yang bertujuan mencari laba. (3) Anggota Direksi tidak boleh merangkap... Pasal 11 (1) Direksi berhak mewakili Perusahaan di luar dan di dalam pengadilan.

(2) Direksi dapat mewakilkan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada seorang atau beberapa orang pegawai perusahaan baik sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang/badan yang lain. Pasal 12 (1) Direksi melaksanakan pengurusan danpembinaan perusahaan menruut kabijaksanaan yang telah ditetapkan Badan Pengawas sesuai kebijaksanaan umum Pemerintah Daerah. (2) Tata tertib dan cara menjalankan perusahaan diatur dalam peraturan yang ditetapkan oleh Direksi dan dengan persetujuan Badan Pengawas. Pasal 13 (1) Direksi memerlukan persetujuan Bupati untuk dapat melakukan hal-hal sebagaimana tersebut di bawah ini : a. Meminjam uang atas nama perusahaan dan mengadakan perjanjian hutang. b. Mengikat perusahaan sebagai peminjam. c. Memperoleh, mengasingkan atau membebankan benda-benda tetap (benda tidak bergerak) milik perusahaan. (2) Bilamana Direktur Utama berhalangan maka tugasnya dilakukan oleh salah satu anggota direksi yang tertua dalam jabatannya. BAB VII BADAN PENGAWAS Pasal 14 (1) Badan Pengawas dibentuk dan ditunjuk oleh Bupati yang anggota-anggotanya terdiri dari unsur-unsur Pemerintah Daerah dan dinas teknis terkait. (2) Badan Pengawas menetapkan kebijaksanaan perusahaan secara terarah sesuai dengan kebijaksanaan umum Pemerintah. (3) Badan Pengawas melaksanakan pengawasan terhadap direksi. (4) Direksi wajib memberikan keterangan yang diperlukan oleh Badan Pengawas.

(5) Kepada Ketua dan Para anggota Badan Pengawas diberikan imbalan jasa yang diatur dengan Keputusan Bupati dan dibebankan kepada anggaran perusahaan. BAB VIII TANGGUNG JAWAB DAN TUNTUTAN GANTI RUGI Pasal 15 (1) Semua pegawai perusahaan termsuk anggota Direksi dalam kedudukannya, diberikan atau tidak diberikan tugas menyimpan uang, surat-surat berharga dan barang barang persediaan yang karena tindakan melawan hukum telah menimbulkan kerugiankerugian bagi perusahaan diwajibkan menggantikan kerugian tersebut. (2) Ketentuan-ketentuan tentang tuntutan ganti rugi berlaku sepenuhya terhadap pegawai perusahaan. (3) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak perlu mengirimkan pertanggungjawaban mengenai cara pengurusannya kepada Badan dimaksud apabila tuntutan terhadap pegawai tersebut dilakukan menurut ketentuan yang ditetetapkan bagi bendaharawan. (4) Semua surat bukti dan lainnya sebagaimana sifatnya yang termasuk bilangan tata hukum dan administrasi perusahaan disimpan ditempat perusahaan atau ditempat lain yang ditunjuk oleh Bupati kecuali jika untuk sementara dipindahkan ke Badan sebagimana dimaksud pada ayat (...) dalam hal dianggap perlu untuk suatu pemeriksaan. (5) Untuk keperluan pemeriksaan yang bertalian dengan penetapan...dan pemeriksaan akuntan pada umumnya surat bukti dan surat lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) untuk...antara dapat dipindahkan ke akuntan negara. (6)... Peraturan Daerah dapat ditetapkan penyimpangan dan ketentuan mengenai tata cara tuntutan ganti rugi yang berlaku bagi pegawai termasuk pada ayat (1) yang disesuaikan dengan struktur organisasi perusahaan.

BAB IX TAHUN BUKU DAN MASA JABATAN Pasal 16 (1) Tahun Buku Perusahaan adalah tahun Takwin. (2) Aggota Direksi dan Kepala Cabang Perusahaan diangkat dalam... jabatan 4 tahun dan setelah masa jabatan berakhir...diangkat kembali. BAB X ANGGARAN PERUSAHAAN Pasal 17 (1) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku mulai berlaku, Direksi mengajukan Rencana Anggaran Perusahaan kepada Bupati melalui Badan Pengawas. (2) Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal...anggaran perusahaan oleh Bupati belum ada Keputusan mengenai pengesahan atau penolakan sebagai termasuk pada ayat 2 (dua) maka anggaran Perusahaan tersebut dianggap telah disahkan. (3) Kecuali apabila Bupati mengemukakan keberatannya atau menolak proyek yang dimuat dalam Anggaran Perusahaan sebelum menginjak tahun buku baru maka anggaran Perusahaan tersebut berpedoman pada anggaran Perusahaan tahun lalu. (4) Anggaran Tahunan atau perubahan anggaran yang terjadi dalam tahun buku yang bersangkutan harus diajukan kepada Badan Pengawas. (5) Bupati mengesahkan anggaran tambahan atau perubahan anggaran yang terjadi pada tahun buku yang bersangkutan. (6) Pengesahaan rencana anggaran Perusahaan dan perubahan anggaran Perusahaan di tetapkan oleh Bupati setelah mendapat pertimbangan dari Badan Pengawas. BAB XI LAPORAN BERKALA DAN PERHITUNGAN HASIL USAHA DAN KEGIATAN PERUSAHAAN

Pasal 18 Laporan berkala perhitungan hasil usaha dan kegiatan perusahan oleh Direksi disampaikan kepada Bupati melalui Badan Pengawas tiap 3 (tiga) bulan dan jika dipandang perlu untuk jangka waktu tertentu. BAB XII LAPORAN PERHITUNGAN TAHUNAN Pasal 19 (1) Untuk setiap tahun buku oleh Direksi disampaikan perhitungan Neraca laba rugi kepada Bupati melalui Badan Pengawas selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah tahun buku. (2) Cara penilaian cost dalam perhitungan tahunan harus disebutkan. (3) Perhitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disahkan oleh Bupati. (4) Jika dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah pengajuan perhitungan sebagimana dimaksud pada ayat (1), oleh Bupati tidak mengajukan keberatan tertulis maka perhitungan itu diangap telah disahkan. BAB XIII PENETAPAN PENGGUNAAN LABA SERTA PEMBERIAN JASA PRODUKSI Pasal 20 (1) Cadangan diam atau rahasia tidak boleh diadakan. (2) Penggunaan laba bersih setelah terlebih dahulu dikurangi dengan penyusutan cadangan dan pengurangan lain yang wajar dalam Perusahaan ditetapkan sebagai berikut : a. Untuk dana pembangunan daerah 20 % (dua puluh persen) b. Untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 45 % (empat puluh lima persen) c. 1. Untuk cadangan umum 15 % (lima belas persen) 2. Untuk pendidikan 10 % (sepuluh pesen) 3. Untuk jasa produksi 10 % (sepuluh pesen) (3) Dana Pensiun bagi pegawai perusahaan diatur melalui penyisihan sebagai upah yang diperlukan setiap bulan.

(4) Penggunaan untuk cadangan umum bilamana telah tercapai tujuannya dapat dialihkan kepada penggunaan lain dengan Keputusan Bupati. BAB XIV KEPEGAWAIAN Pasal 21 (1) Kedudukan Hukum Pegawai, Gaji, Pensiun dari Direksi dan Pegawai Perusahaan diatur dengan Peraturan Daerah dengan memperhatikan ketentuan pokok kepegawaian dan peraturan gaji pegawai yang berlaku. (2) Tunjangan-tunjangan lain diatur oleh Direksi dengan persetujuan badan pengawas yang dapat berlaku setelah mendapat pengesahan dari Bupati. (3) Direksi mengangkat dan memberhentikan Pegawai Perusahaan menurut Peraturan kepegawaian dengan persetujuan badan pengawas berdasarkan peraturan pokok kepegawaian Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu). BAB XV PENGAWASAN Pasal 22 (1) Dengan tidak mengurangi hak instansi atasan/badan lainnya menurut Peraturan perundangan yang berlaku yang berwenang mengadakan penyelidikan dan pemeriksaan tentang segala sesuatu mengenai pengurusan rumah tangga perusahaan, Bupati dapat menunjuk Badan Pengawas Kabupaten Kupang untuk melakukan pengawasan dan pembinaan perusahaan serta pertanggungjawabannya. (2) Hasil pengawasan dan pembinaan serta pertanggungjawaban disampaikan kepada Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. (3) Akuntan Negara berwenang melakukan pemeriksaan atas pengurusan perusahaan.

BAB XVI PEMBUBARAN Pasal 23 (1) Pembubaran perusahaan dan penunjukan Panitia Likuidasi ditetapkan dengan Peraturan Daerah. (2) Semua Kekayaan Perusahaan setelah diadakan likwidasi menjadi milik Pemerintah Daerah. (3) Pertanggungjawaban likwidasi oleh likwidatir disampaikan kepada Bupati dan DPRD yang memberikan pembebanan tanggung jawab tentang pekerjaan yang telah diselesaikan. (4) Dalam hal ini likwidasi Perusahaan bertanggung jawab atas kerugian yang di derita oleh Pihak ketiga apabila kerugian di sebabkan oleh karena neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan tidak menggambarkan keadaan perusahaan sebenarnya. BAB XVII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 24 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut oleh Bupati sepanjang mengenai pelaksanaan. BAB XVIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.

Ditetapkan di Kupang Pada tanggal 19 Maret 2001 BUPATI KUPANG, DRS. IBRAHIM AGUSTINUS MEDAH Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kupang Nomor 135 Tahun 2001 Seri D Nomor 131 Tanggal 29 Maret 2001 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUPANG BARNABAS B. ndjurumana, SH Pembina Utama Muda NIP. 620016018

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH KELAUTAN I. PENJELASAN UMUM Tahun 2001 merupakan tahun awal dikumandangkan dan dimulainya Otonomi Daerah, sesuai amanat Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999. Bahwa Otonomi Daerah identik dengan pelimpahan kewenangan Pemerintah Pusat kepada Daerah termasuk kewenangan mengelola dan memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki untuk kesejahteraan masyarakat di daerah. Untuk mencapai maksud tersebut maka segala sumber daya alam yang dimiliki oleh daerah perlu dieksploitasi secara baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah. Bahwa oleh karena wilayah Kabupaten Kupang yang kaya dengan potensi kelautannya yang hingga saat ini belum dieksploitasi secara maksimal maka kedepan sektor ini perlu mendapat penanganan secara profesional yang berorientasi pada basis bisnis atau provid. Oleh karena orientasi pengelolaan sumber daya kelautan berbasis pada bisnis atau provid maka dirasa perlu adanya pendirian sebuah Perusahaan Daerah dibidang kelautan sehingga diharapkan Perusahaan Dearah ini dapat memberikan kontribusi positif bagi Pembangunan Daerah secara umum maupun pendapatan daerah pada khususnya. Sehingga dengan pertimbangan-pertibangan tersebut di atas maka pendirian perusahaan tersebut perlu ditetapkan dengan Perda. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d 25 : Cukup Jelas. --oo00oo--