PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK KETIGA (NATUURLIJKE PERSOON) DALAM HUKUM KEPAILITAN TERKAIT ADANYA ACTIO PAULIANA

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEPENTINGAN PARA KREDITOR AKIBAT ACTIO PAULIANA DALAM HUKUM KEPAILITAN

PENGATURAN DAN PENERAPAN PRINSIP PARITAS CREDITORIUM DALAM HUKUM KEPAILITAN DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang berkembang, baik dari sumber alam,

TANGGUNG JAWAB KURATOR PADA TENAGA KERJA YANG DI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) AKIBAT DARI PERSEROAN TERBATAS YANG DINYATAKAN PAILIT

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP HARTA KEKAYAAN DEBITOR

KEPAILITAN PERUSAHAAN INDUK TERHADAP PERUSAHAAN ANAK DALAM GRUP

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

TANGGUNG JAWAB KURATOR DALAM PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT DI KABUPATEN BADUNG

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA KEPAILITAN YANG DALAM PERJANJIANNYA TERCANTUM KLAUSUL ARBITRASE

AKIBAT HUKUM KEPAILITAN SUAMI/ISTRI TERHADAP HARTA BERSAMA SUAMI-ISTRI TANPA PERJANJIAN KAWIN. Oleh Putu Indi Apriyani I Wayan Parsa

AKIBAT KEPAILITAN TERHADAP ADANYA PERJANJIAN HIBAH

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI KEPAILITAN SUATU PERUSAHAAN ASURANSI

Oleh : A.A. Nandhi Larasati Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

PENGURUSAN HARTA PAILIT PEMBERESAN HARTA PAILIT TUGAS KURATOR. Heri Hartanto, Hukum Acara Peradilan Niaga (FH-UNS)

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP DEBITOR YANG MELAKUKAN PERJANJIAN PEMISAHAAN HARTA PERKAWINAN

melakukan pembayaran-pembayaran terhadap utang-utang dari para telah ada maupun yang akan ada dikemudian hari. 2

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Proses Penyelesaian Kepailitan Melalui Upaya Perdamaian Berdasarkan UU No. 37 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. Proses perniagaan, apabila debitor tidak mampu ataupun tidak mau

AKIBAT HUKUM PERNYATAAN PAILIT

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KURATOR DALAM MENJALANKAN TUGAS PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT

KEDUDUKAN KREDITUR SEPARATIS DALAM HUKUM KEPAILITAN

KETENTUAN PENANGGUHAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN OLEH KREDITUR SEPARATIS AKIBAT ADANYA PUTUSAN PAILIT. Oleh :

KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian pinjam meminjam uang. Akibat dari perjanjian pinjam meminjam uang

PENGARUH KEPAILITAN TERHADAP HARTA BERSAMA SUAMI ISTRI DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM KEPAILITAN

Oleh: Arga Jongguran Tio Debora Sitinjak. Ngakan Ketut Dunia Marwanto Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

KEPAILITAN DEBITUR YANG TERIKAT PERKAWINAN YANG SAH DAN TIDAK MEMBUAT PERJANJIAN PERKAWINAN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan sejumlah uang misalnya, dapat meminjam dari orang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap debitur yang berada dalam keadaan berhenti membayar dapat dijatuhi

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi menjadi salah satu pilar penting dalam mendorong dan. meningkatkan pembangunan serta perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik dalam bentuk perorangan ( natural person ) ataupun dalam bentuk badan

PELAKSANAAN TUGAS DAN KEWENANGAN HAKIM PENGAWAS DALAM MENGAWASI PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT DI PENGADILAN NIAGA SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang berarti bahwa manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar hukum bagi suatu kepailitan (Munir Fuady, 2004: a. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU;

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KOPERASI DENGAN BANK DI DENPASAR DALAM PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban debitor untuk membayar kembali utang sesuai jangka waktu yang telah

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PERNYATAAN PAILIT. Saryana * ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ekonomi tersebut. Modal yang dimiliki oleh para pengusaha

PENOLAKAN WARIS BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang TUJUAN KEPAILITAN TUJUAN KEPAILITAN. 22-Nov-17

HAK-HAK NORMATIF PEKERJA PADA PERUSAHAAN YANG DINYATAKAN PAILIT

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SAHAM SEBAGAI OBJEK PEWARISAN DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

TANGGUNG JAWAB KURATOR ATAS PENJUALAN ASET MILIK DEBITOR YANG TELAH DINYATAKAN PAILIT DIHUBUNGKAN DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA KREDITOR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pelunasan dari debitor sebagai pihak yang meminjam uang. Definisi utang

ABSTRACT. Bankruptcy is a general confiscation of all property and the administration

Aspek Hukum Perjanjian Sewa Beli

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dalam rangka pengembangan usahanya dimungkinkan

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan kecanggihan teknologi dan sumber informasi semakin menunjang

UPAYA YANG DAPAT DITEMPUH OLEH KREDITOR APABILA OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG AKAN DILELANG DIKUASAI OLEH PIHAK KETIGA

Oleh : Made Bagus Galih Adi Pradana I Wayan Wiryawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

PENGARUH UNDANG-UNDANG KEPAILITAN DAN UNDANG- UNDANG HAK TANGGUNGAN TERHADAP KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN APABILA DEBITUR PAILIT

PELAKSANAAN TUGAS KURATOR DALAM MENGURUS HARTA PAILIT BERDASARKAN PASAL 72 UNDANG UNDANG NO

Oleh Gede Irwan Mahardika Ngakan Ketut Dunia Dewa Gede Rudy Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Istilah Kepailitan 9/4/2014

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa sehingga mengakibatkan banyak sekali debitor tidak mampu membayar utangutangnya.

JURNAL PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KURATOR TERHADAP PELAKSANAAN PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT ABSTRACT

PERTANGGUNGJAWABAN SEKUTU DALAM PERSEKUTUAN KOMANDITER YANG MENGALAMI KEPAILITAN

PEMBATALAN PUTUSAN PENGADILAN NIAGA PADA PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT OLEH MAHKAMAH AGUNG TERKAIT DENGAN PUTUSAN PAILIT PT. DIRGANTARA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. permodalan bagi suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menarik dana dari

Kedudukan Hukum Pemegang Hak Tanggungan Dalam Hal Terjadinya Kepailitan Suatu Perseroan Terbatas Menurut Perundang-Undangan Di Indonesia

PROSES PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN PADA SERTIFIKAT HAK MILIK DALAM PERIKATAN JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Dalam utang-piutang, kreditor bersedia menyerahkan sejumlah uang

BAB IV PEMBAHASAN. A. Kedudukan Hukum Karyawan Pada Perusahaan Pailit. perusahaan. Hal ini dikarenakan peran dan fungsi karyawan dalam menghasilkan

BAB III JUDICIAL REVIEW TERHADAP KEWENANGAN KURATOR DALAM MENGURUS DAN MEMBERESKAN HARTA PAILIT

AKIBAT HUKUM PEMBERIAN WARISAN SAAT PEWARIS MASIH HIDUP BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM DENGAN JAMINAN BENDA TIDAK BERGERAK PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) SRINADI DI KABUPATEN KLUNGKUNG

HAK KREDITUR ATAS PENJUALAN BARANG GADAI

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

PERLINDUNGAN HUKUM KREDITOR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KEPAILITAN DEDY TRI HARTONO / D

PERBEDAAN WANPRESTASI DENGAN PENIPUAN DALAM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG

ASPEK HUKUM PERSONAL GUARANTY. Atik Indriyani*) Abstrak

DAFTAR PUSTAKA. AbdulKadir Muhammad, 2006, Hukum Perusahaan Indonesia, Cetakan III, PT. Citra Aditua Bakti, Bandung.

PERANAN KURATOR DALAM KEPAILITAN TERHADAP NASABAH BANK

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN PERKARA HUTANG PIUTANG ANTARA BANK CIMB NIAGA DENGAN PT. EXELINDO CELULLAR UTAMA

TINJAUAN YURIDIS TENTANG HAK KREDITOR DALAM MELAKSANAKAN EKSEKUSI SELAKU PEMEGANG JAMINAN DENGAN HAK TANGGUNGAN

BAB VIII KEPAILITAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara atau sengketa antara para

IMPLEMENTASI PENGATURAN JAKSA PENGACARA NEGARA DALAM PENANGANAN PERKARA KEPAILITAN DI KEJAKSAAN NEGERI BANJARMASIN. Abstrak

B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang melanda dunia usaha dewasa ini telah menimbulkan banyak

HAK MEWARIS ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA ORANG TUA ANGKAT MENURUT HUKUM PERDATA

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

MEKANISME PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT MELALUI PENGADILAN NIAGA I Gede Yudhi Ariyadi A.A.G.A Dharmakusuma Suatra Putrawan

BAB II AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP HARTA KEKAYAAN DEBITUR. 1. Akibat kepailitan terhadap harta kekayaan debitur pailit

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMPUNYAI IKATAN PERKAWINAN DALAM PERUSAHAAN

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR

TESIS KEWENANGAN KURATOR UNTUK MENETAPKAN HARTA PAILIT TERHADAP BARANG TIDAK BERGERAK YANG DIJAMINKAN DENGAN HAK TANGGUNGAN ATAS NAMA PRIBADI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP CALON PENUMPANG PT. METRO BATAVIA UNTUK MEMPEROLEH REFUND

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK TANGGUNGAN DAN KEPAILITAN. Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah beserta

PERALIHAN DAN HAPUSNYA HAK DAN TANGGUNGAN ATAS TANAH

Transkripsi:

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK KETIGA (NATUURLIJKE PERSOON) DALAM HUKUM KEPAILITAN TERKAIT ADANYA ACTIO PAULIANA Oleh I Komang Indra Kurniawan Ngakan Ketut Dunia Ketut Sukranatha Hukum Perdata, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRACT This writing is entitled Perlindungan Hukum Terhadap Pihak Ketiga (Natuurlijke Persoon) Dalam Hukum Kepailitan Terkait Adanya Actio Pauliana. The Debitor cannot pay their credits to Creditors that they give a notice of bankruptcy onto the court. It can be assumed that the Debitor has a not-so-good deed that he transfers the wealth onto the third party (Natuurlijke Persoon) which results in that the wealth of the Debitors cannot be seized before judgement. This research was purpose to know the role of Curator on Actio Pauliana and the legal protection for the third party (Natuurlijke Persoon).. The method that was used in this writing was the research method of normative laws with some approaching based on Constitution point of view. The finding of this research was that the Curators hold a significant role in regulating and settling the Debitor s wealth of bankruptcy and have rights to propose the Actio Pauliana. The third party (Natuurlijke Persoon) who had done the law act to the Debitor of bankruptcy has to restore the objects in the agreement and have rights to propose a legal protection as concuren creditors. Key words : bankruptcy, inadvertent, actio pauliana, legal protection ABSTRAK Skripsi ini berjudul Perlindungan Hukum Terhadap Pihak Ketiga (Natuurlijke Persoon) Dalam Hukum Kepailitan Terkait Adanya Actio Pauliana. Debitor tidak dapat melunasi utangnya kepada Kreditor sehingga mengajukan pailit kepada pengadilan. Debitor mungkin saja memiliki iktikad tidak baik yaitu mengalihkan hartanya ke pihak ketiga (Natuurlijke Persoon) sehingga harta debitor tidak dapat disitajaminkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Kurator dalam Actio Pauliana dan perlindungan hukum terhadap pihak ketiga (Natuurlijke Persoon). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan undang-undang, Hasil penelitian yaitu Kurator memegang peran penting dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit debitor dan berhak mengajukan Actio Pauliana. Pihak ketiga (Natuurlijke Persoon) yang melakukan perbuatan hukum dengan debitor pailit harus mengembalikan benda dalam perjanjian tersebut dan berhak mendapatkan perlindungan hukum sebagai kreditor konkuren. Kata kunci : pailit, wanprestasi, actio pauliana, perlindungan hukum 1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya pailit muncul karena adanya utang oleh Debitor kepada Kreditor yang nantinya wajib dilunasi oleh Debitor. Pailit artinya dinyatakan tidak mampu dalam hal keuangan, bangkrut 1 Pailit merupakan keadaan Debitor yang tidak mampu untuk melakukan pelunasan terhadap utang-utangnya kepada Kreditor atau para Kreditornya. Agar para Kreditor mendapatkan pelunasan piutang mereka maka dibentuklah lembaga kepailitan. Kepailitan adalah perintah untuk menarik kekayaan seseorang dan menaruh di bawah kekuasaan balai harta peninggalan yang bertugas menguangkan barang tersebut, membagi hasilnya diantara Kreditornya menurut pertimbangan atau perbandingan piutang mereka. 2 Debitor yang merasa akan dinyatakan pailit dengan iktikad tidak baik mengalihkan sebagian atau seluruh kekayaannya sehingga tidak dapat disitajaminkan. Menyikapi hal tersebut, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang telah mengatur bagaimana cara untuk melindungi Kreditor dari perbuatan hukum Debitor yang merugikan Kreditor. Istilah yang dimaksud sebagai perlindungan Kreditor adalah Actio Pauliana. Actio Pauliana adalah suatu cara untuk membatalkan perbuatan hukum yang tidak diwajibkan dilakukan oleh Debitor untuk kepentingan Debitor tersebut yang dapat merugikan kepentingan para Kreditornya. 3 Misalnya menjual barang-barangnya kepada pihak ketiga (Natuurlijke Persoon) sebelum pernyataan pailit diucapkan sehingga barang tersebut tidak dapat lagi disita-jaminkan oleh pihak Kreditor. Dalam hal ini Debitor melakukan perbuatan hukum yang tidak diwajibkan tersebut dengan pihak ketiga (Natuurlijke Persoon). Apabila gugatan Actio Pauliana diterima maka benda yang didapat oleh pihak ketiga (Natuurlijke Persoon) harus dikembalikan kepada Kurator. Pihak ketiga (Natuurlijke Persoon) yang mendapatkan benda tersebut dengan iktikad baik terkadang merasa dirugikan dan perlu mendapatkan perlindungan hukum. 1 Ananda Santoso, 2000, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Alumni, Surabaya, h.271 2 Isa Arief M, 1983, Hukum Perdata dan Hukum Dagang, Alumni, Bandung, h.50 3 Jono, 2010, Hukum Kepailitan, Cetakan Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, h.135 2

1.2. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui peran Kurator jika terjadi Actio Pauliana guna memberikan perlindungan hukum terhadap para Kreditor dan pihak ketiga (Natuurlijke Persoon). 2. Mengetahui perlindungan hukum terhadap pihak ketiga (Natuurlijke Persoon) dalam hukum kepailitan akibat terjadinya Actio Pauliana. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yang menggunakan data sekunder meliputi bahan hukum primer yang isinya mempunyai kekuatan hukum mengikat yaitu Undang-Undang Dasar 1945, Undang- Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU Kepailitan). Bahan hukum sekunder yang isinya memberikan informasi mrengenai bahan hukum primer, contohnya buku, laporan, artikel, laporan penelitian, skripsi, tesis. Dalam penulisan ini, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik studi dokumen. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Peran Kurator Dalam Pengurusan Harta Pailit Akibat Terjadinya Actio Pauliana Actio Pauliana adalah hak gugat yang diberikan kepada Kreditor maupun Kurator untuk membatalkan perbuatan hukum Debitor yang merugikan Kreditor yang dilakukan dalam waktu satu tahun sebelum putusan pailit dibacakan dengan tujuan mengembalikan harta pailit ke keadaan semula. 4 Segera setelah putusan pailit diucapkan, diangkatlah Kurator untuk melakukan eksekusi terhadap harta pailit Debitor. Secara umum tugas Kurator yang tercantum dalam Pasal 69 ayat (1) UU Kepailitan adalah melakukan pengurusan dan/atau peberesan harta pailit. h.181 4 Sinaga Syamsudin M., 2012, Hukum Kepailitan Indonesia, Cetakan Pertama, Tatanusa, Jakarta, 3

Yang dimaksud tugas pengurusan yaitu mencatat harta pailit; mengamankan harta pailit; membuat daftar yang berisi sifat, jumlah piutang dan utang, identitas Kreditor; melanjutkan usaha Debitor. Sedangkan tugas pemberesan yaitu menjual harta pailit dengan tujuan meningkatkan nilai harta pailit dan membagi hasil penjualan harta pailit tersebut dengan prinsip pari passu prorate parte. Actio Pauliana dapat diajukan apabila ditemui bahwa Debitor melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga (Natuurlijke Persoon) yang merugikan kepentingan Kreditor. Dalam hal Kurator mengajukan Actio Pauliana, ia harus terlebih dahulu mendapatkan ijin dan persetujuan dari hakim pengawas. 5 Apabila gugatan tersebut diterima oleh pengadilan, maka Kurator dapat melanjutkan tugasnya dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit mengacu pada prinsip pari pasu prorate parte. 2.2.2 Perlindungan Hukum Terhadap Pihak Ketiga Akibat Terjadinya Actio Pauliana Kepailitan merupakan putusan pengadilan yang mengakibatkan sita umum atas seluruh kekayaan Debitor pailit, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari 6. Kepailitan bertujuan untuk melindungi kepentingan para Kreditor untuk mendapatkan pelunasan piutangnya secara proporsional. Pasal 49 ayat (1) UU Kepailitan tertulis bahwa setiap orang yang telah menerima benda yang merupakan bagian dari harta Debitor yang tercakup dalam perbuatan hukum yang dibatalkan, harus mengembalikan benda tersebut kepada Kurator dan dilaporkan kepada Hakim Pengawas. Dengan demikian pihak ketiga (Natuurlijke Persoon) merasa dirugikan dan dirasa perlu untuk memberikannya perlindungan hukum. Salah satu upaya untuk melindungi kepentingan pihak ketiga (Natuurlijke Persoon) yaitu dengan memberikannya hak untuk tampil sebagai kreditor konkuren. Pada Pasal 49 ayat (4) UU Kepailitan tertulis bahwa benda yang diterima oleh Debitor atau nilai penggantinya wajib dikembalikan oleh Kurator, sejauh harta pailit diuntungkan, sedangkan untuk kekurangannya, orang terhadap siapa pembatalan tersebut dituntut dapat tampil sebagai Kreditor konkuren. 5 Imran Nating, 2004, Peranan dan Tanggung Jawab Kurator Dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit, Rajawali Pers, Jakarta, h.73 6 M. Hadi Shubhan, 2009, Hukum Kepailitan. Cetakan II, Kencana, Jakarta, h.1. 4

Pihak ketiga dapat tampil sebagai Kreditor konkuren dengan mengajukan diri atau diajukan oleh Kurator dalam rapat verifikasi yang mempunyai acara pokok yaitu untuk memeriksa dan mengesahkan tagihan-tagihan yang telah masuk. Pada rapat verifikasi, pihak ketiga dapat mengajukan tagihannya akibat dari dikembalikannya barang yang ia peroleh dari Debitor pailit yang merupakan pokok perbuatan Debitor yang dibatalkan. III. Kesimpulan Peran Kurator dalam hal terjadinya Actio Pauliana yaitu melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit Debitor serta meminta pihak ketiga (Natuurlijke Persoon) untuk mengembalikan benda yang tercakup dalam perbuatan hukum yang dibatalkan. Perlindungan hukum terhadap pihak ketiga (Natuurlijke Persoon) akibat terjadinya Actio Pauliana yaitu dengan memberikannya hak untuk tampil sebagai Kreditor konkuren untuk mendapatkan hak-haknya. Buku-Buku : DAFTAR PUSTAKA Ananda Santoso, 2000, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Alumni, Surabaya. Hadi Shubhan M., 2009, Hukum Kepailitan: Prinsip, Norma, & Praktik di Peradilan, Cetakan II, Kencana, Jakarta. Imran Nating, 2004, Peranan dan Tanggung Jawab Kurator Dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit, Rajawali Pers, Jakarta. Isa Arief M, 1983, Hukum Perdata dan Hukum Dagang, Alumni, Bandung. Jono, 2010, Hukum Kepailitan, Cetakan II, Sinar Grafika, Jakarta. Sinaga, Syamsudin M., 2012, Hukum Kepailitan Indonesia, Cetakan I, Tatanusa, Jakarta. Peraturan Perundang-Undangan : Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Burgerlijk Wetboek, diterjemahkan oleh R.Subekti, 2009, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Cetakan 40, Pradnya Paramita, Jakarta. 5