1 Persyaratan ISPO Untuk Bahan Baku Energi Terbarukan (Bioenergi) DR. ROSEDIANA SUHARTO SEKRETARIAT KOMISI ISPO Workshop Skema ISPO (P&C) untuk Minyak Sawit (CPO) sebagai Bahan Baku Energi Terbarukan (Bioenergy) Hotel Indonesia-Kempinski Jakarta 8 Oktober 2014
Terbentuknya Persyaratan Bioenergi 2 EU menerbitkan persyaratan Directives 2009/28/EC on the promotion of the use energy from renewable sources, yang mempersyaratkan sustainability untuk biofuels dan bioliquids Persyaratan ini berlaku bagi kebun yang dibuka per 1 Januari 2008, bagi kebun yang dibuka sebelum 1 Januari 2008 tidak terkena peraturan ini
Persyaratan EU RED 1. Lahan yang telah ditanami pohon kelapa sawit sejak Januari tahun 2008 2. Lahan tersebut bukan hutan lindung atau area lindung dan bukan tempatnya berlindungnya species terancam (rare, endangered species) habitat, ecosystem atau species yang harus dilindungi sesuai IUCN 3. Lahan bukan rawa pada Januari 2008, apabila lahan tersebut adalah rawa keberadaan kebun sawit tidak merubah alam sekitar dan keberadaan rawa 3
4. Terdapat bukti bahwa lahan yang ditanami bukan lahan gambut pada Januari 2008. Apabila lahan tersebut adalah lahan gambut, harus ada bukti bahwa penanaman kelapa sawit tidak melakukan pengeringan air ( water drain) dari lahan yang sebelumnya tidak dikeringkan. Hal ini berarti bahwa lahan gambut yang dikeringkan sebagian pada Januairi 2008, pengeringan berlebihan secara berturut turut dan mempengaruhi lahan gambut yang belum sepenuhnya kering, melanggar kriteria ini. 4
Larangan menanam pada padang rumput (EU) Yang dimaksud dengan padang rumput dengan keaneka ragaman hayati tinggi yaitu a. Sifatnya alami, terutama padang rumput yang tetap merupakan padang rumput, tanpa intervensi manusia, tetap terjaga komposisi species alami serta karakteristik ekologis dan process b. Atau sifatnya tidak alami yaitu padang rumput yang hilang tanpa intervensi manusia tetapi kekayaan aneka ragaman hayati tidak terdegradasi, terkecuali dapat dibuktikan pemanen perlu dilakukan untuk menyelamatkan status padang rumput tersebut 5
Pohon Kelapa sawit tidak boleh ditanam (EU) Padang rumput yang mengandung keaneka ragaman hayati tinggi ( savannah) tidak sama dengan padang alang alang padang rumput ada di NTT Biofuels dan bioliquids tidak boleh dibuat dari bahan baku yang diperoleh dari lahan yang mengandung karbon stock tinggi, yaitu lahan yang punya status sebagai berikut: a. Lahan basah, yaitu lahan yang ditutupi oleh air sepenuhnya (saturated)secara permanen atau secara significan dalam sebagian waktu dalam satu tahun 6
b. Hutan dalam satu hamparan yang luasnya lebih dari satu ha, tinggi pohon lebih dari 5m kanopi lebih dari 30% c. Lahan yang terbentang lebih satu ha, tinggi pohon lebih dari 5m dan kanopi antara 10-30%, terkecuali ada bukti bahwa carbon stock dari area tersebut sebelum dan sesudah konversi memenuhi Annex V 7
Perhitungan GRK Sesuai EURED 1. Perhitungan sesuai dengan Annex V EU RED, bila menggunakan default value, maka digunakan Annex V 2. Pada tahun 2009-2015 batas pengurangan emisi adalah 35% setelah 2017 batasannya ialah 50% 3. Kedua asumsi tersebut bila diterapkan methane capture 4. Bila mill tidak menerapkan methane capture pengurangan gas rumah kaca default value ialah 19%, spesifik valuenya ialah 36% 5. Palm biodiesel dimana proses CPO, mill menggunakan methane capture default valuenya ialah 56% sedangkan specific valuenya ialah 62% 8
Pembentukan Working Group 9 1. Sesuai hasil diskusi Workshop Gas Rumah Kaca yang diselenggarakan pada bulan 2014 telah dibentuk working Grup yang bertujuan membuat formula perhitungan emisi gas rumah kaca untuk kebun kelapa sawit Indonesia 2. Working Group beranggotakan wakil dari Kemenhut, Kemen LH, Kementan Balai Penelitian Tanah, GAPKI, PT BGA, PT Sinar Mas, PT Asean Agri, PT Wilmar PT Musimas, PT Astra dan LS Sucofindo dan LS Mutu Agung Lestari
Ketentuan Pelaksanaannya 10 1. Persyaratan ISPO bioenergi ini berlaku voluntary, hanya bagi kebun yang akan mengekspor CPO untuk bioenergi ke Eropa atau negara lainnya yang menggunakan spesifikasi EU RED 2. Sedangkan Amerika belum membuat ketentuan dan belum membeli minyak sawit Indonesia 3. Perhitungan GRK sifatnya wajib untuk kebun hanya sampai tingkat CPO bila memiliki refinery dan paberik biodiesel maka harus menghitung seluruh rantai proses 4. Usulan Working Group bahwa hitungan Land Use Change ( LUC) hanya optional saja 5. Apakah hitungan ini mandatory juga bagi CPO untuk kegunaan lainnya?
ISPO Bioenergi 1. Menerapkan ketentuan perundangan yang berlaku termasuk moratorium 2. Legalitas lahan untuk perkebunan yang merupakan batasan contoh yang diambil ialah Izin Usaha Perkebunan (IUP) dan Hak Guna Usaha (HGU) 3. Semua pemasok harus legal termasuk petani 4. Tidak boleh memasok dari kebun yang tidak legal, dan hasil curian 5. Sertifikasi dari CPO untuk bioenergi ini adalah segregasi dan sertifikasi rantai pasok 11
Manajemen Perkebunan Membuka lahan, pembibitan dan penanaman hingga panen sesuai dengan UU Sistem Budidaya No. 12 tahun 1992 12 Hal hal yang tidak diperbolehkan yaitu menanam dilahan gambut atau rawa dengan demikian Permentan No.14 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Budidaya Tanaman Kelapa Sawit Tidak berlaku dalam memproduksi biofuel
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 1. Semua izin lingkungan sesuai UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan 2. Izin Penglolaan limbah B3 3. Kawasan lindung sesuai Keppres no. 32 tahun 1990 4. Kawasan sekitar mata air UU Kehutanan no.41 tahun 1999 13 5. Pelestarian keaneka ragaman hayati berdasarkan UU No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Kriteria social ekonomi Kriteria sosial ekonomi tetap ada pada persyaratan ISPO bioenergi walaupun didalam EU RED tidak ada Perbaikan terus menerus tetap dilakukan 14
Kesimpulan 1. Bagi perusahaan kebun dapat memiliki sertifikat Bioenergy setelah mendapat sertifikat ISPO terlebih dahulu dan memenuhi larangan EU yang telah disebut terdahulu 2. Menghitung gas rumah kaca sesuai EU RED Annex V dan saving emission yang dihasilkan harus minimal 35% 3. Sertifikat yang diterbitkan pasokannya dapat di telusuri (traceable), hingga tingkat petani, ekspornya menggunakan metoda segregasi 4. Methane capture merupakan persyaratan yg penting untuk mengurangi GRK 15
Perhitungan GHG disajikan oleh anggota dari Working Group 16