BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. mentransferkan ilmunya ke siswa, sehingga hasil belajar atau kompetensi yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. persoalan pendidikan bangsa pada saat ini adalah mengenai kompetensi mengajar

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, dimana anak didik belajar. Proses belajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. diturunkannya ayat pertama kepada Nabi Muhammad saw yang berisi perintah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Di dalam UUD 1945 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2013 Bab II Pasal 3 disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan baik bagi anak maupun bagi masyarakat. 2. berupaya untuk mencetak individu-individu yang berkualitas, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. juga telah membuat undang-undang yang mengatur tentang pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang ideal bagi kehidupan manusia. Tujuan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama keberhasilan Pembangunan Nasional. Semakin tinggi kualitas

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah sedang mengadakan berbagai usaha untuk membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 1. sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat. martabat orang yang berilmu. Oleh karena itu Allah berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. mengembangakan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan memiliki akhlak yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pendidikan merupakan sarana penunjang dalam tujuan ini.

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju.pada Al-qur an surah ar-ra d ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan melahirkan manusia yang mempunyai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al- terutama bidang kerohanian. Disana Al-Quran merupakan pedoman pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan di atas, kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan menjadi tanggung jawab satuan pendidikan, atau sekolah yang bersangkutan dimana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak didik menerima ilmu pengetahuan melalui proses belajar. Proses belajar yang terjadi di sekolah merupakan wahana bagi kegiatan memperoleh pengetahuan, sikap dan ketrampilan melalui interaksi edukatif antara guru dan murid. Pelajaran Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting diajarkan di sekolah dengan tujuan agar siswa mendapat ketrampilan dan kecerdasan. 1 Undang-undang No. 20 RI. Sistem Pendidikan Nasional, (Surabaya: Karina, 2003), h. 2.

Dalam interaksi edukatif mata pelajaran Matematika terkait beberapa komponen, diantaranya tujuan intruksional, materi pelajaran, metode, media, dan evaluasi belajar. 2 Mengingat pentingnya mempelajari pelajaran Matematika tersebut, maka dalam memberikan pengajaran perlu ada usaha untuk memberikan pemahaman yang baik terhadap siswa. Untuk memberikan pemahaman yang baik kepada siswa perlu strategi/metode yang tepat yang dapat merangsang siswa untuk giat belajar terutama yang berhubungan dengan materi geometri dan pengukuran. Menurut Benjamin S. Bloom, ada tiga ranah yang diharapkan untuk tercapainya tujuan pendidikan, yaitu ranah kognitif, ranah effektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif mempunyai 6 tingkatan secara hirarkis, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif mempunyai 5 tingkatan, yaitu penerimaan, partisipasi, penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. Sedangkan psikomotorik mempunyai 6 tingkatan, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan penyesuaian pola hidup. 3 Dari aspek kognitif, pengetahuan dan pemahaman merupakan bagian yang penting dalam mempelajari sebuah materi pelajaran. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik akan meningkatkan kemampuan siswa dalam mempraktekkan materi yang diajarkan. Dari aspek afektif siswa diharapkan dapat berpartisipasi dengan baik dalam proses belajar, sedangkan dalam aspek psikomotorik siswa diharapkan dapat memiliki ketrampilan yang baik. Usaha untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman siswa 2 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2003, Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Dirjen Disdakmen, 2006), h. 416. 3 Mudhi ah, Course Design, (Banjarmasin: Antasari Press, 2010), cet. ke-2, jilid 3, h. 43.

terhadap materi pelajaran adalah hal yang sangat penting sebelum siswa sampai pada tingkatan tingkatan selanjutnya. Untuk memberikan siswa memiliki pemahaman yang baik terhadap mata pelajaran Matematika merupakan suatu hal yang tidak mudah, diperlukan proses pembimbingan dan pengajaran yang tepat serta berkesinambungan. Dalam interaksi belajar mengajar tidak hanya guru yang berperan penuh, namun juga siswa dituntut berperan aktif sehingga siswa memperoleh pemahan tentang materi pelajaran yang diajarkan. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a. Strategi belajar yang kurang tepat b. Rendahnya minat siswa dalam proses pembelajaran c. Media yang tidak mendukung. d. Kemampuan guru dalam mengajar. 4 Akibat tidak terpenuhinya faktor-faktor di atas berakibat pada rendahnya prestasi siswa terhadap materi pelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan oleh hasil evaluasi/nilai siswa yang rata-rata rendah, sehingga banyak siswa yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan yaitu 6,50, sedangkan hasil evaluasi siswa rata-rata adalah 5,50. Demikian kondisi yang ada saat ini di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum kelas III. Dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika di kelas III guru lebih banyak menggunakan metode penugasan individual saja sehingga siswa kurang memahami soal-soal pembelajaran. Hal itu 4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), cet. ke- 5, Jilid 3, h. 156.

merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan rendahnya prestasi siswa kelas III yang ditunjukkan dengan masih banyaknya siswa yang tidak mampu menjawab pertanyaan sehingga mengakibatkan banyak siswa yang tidak mencapai standar kompetensi yang diharapkan dalam proses pembelajaran Matematika. Di dalam Alquran Allah Swt.memerintahkan umatnya untuk saling bermusawarah dalam memutuskan suatu perkara. Hal ini terdapat dalam surah Asy suura ayat 38 وأل ذ ي ن أس ت ج ا ب ى ا ل ز ب ه م و أ ق ام ى االص ل ىة و أ م ز ه م ش ى ر ي ب ي ن ه م و م ا ر س ق ن اه م ي ن ى. Ayat di atas mengisaratkan bahwa kita hendaknya selalu bermusyawarah dalam memeutuskan suatu perkara. Metode kerja kelompok merupakan salah satu bentuk dari realisasi perintah Allah tersebut yang perlu ditanamkan kepada anak sejak masih usia sekolah untuk menyelesaikan persoala agar mereka terbiasa dalam kehidupan seharihari. Dari pengamatan penulis terhadap hasil pembelajaran mata pelajaran Matematika kelas III terutama yang berhubungan dengan materi geometri dan pengukuran banyak siswa yang belum mampu menjawab soal-soal dengan baik. Oleh sebab itu, penulis berusaha melakukan perbaikan terhadap kondisi di atas dengan melakukan penelitian dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas dengan metode pendekatan kerja kelompok dengan alasan metode ini mudah diterapkan karena sesuai dengan kondisi yang tersedia di madrasah ini. Metode ini mudah diterapkan karena tidak memerlukan media yang mahal sesuai dengan sarana yang dimiliki madrasah. Selain itu, metode ini dalam

langkah-langkahnya yang terpenting adalah pembagian kelompok kerja siswa, kerjasama siswa dalam menyelesaikan soal. Penerapan metode kerja kelompok ini menurut asumsi penulis akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Adapun judul penelitian yang penulis ajukan adalah UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI GEOMETRI DAN PENGUKURAN MELALUI PENDEKATAN KERJA KELOMPOK SISWA KELAS III MIS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN WANARAYA KABUPATEN BARITO KUALA. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan faktor diatas, kondisi atau keadaan yang ada pada saat ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Penggunaan metode belajar yang monoton. 2. Rendahnya hasil prestasi/evaluasi siswa. C. Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah: Apakah dengan melalui pendekatan kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi siswa terhadap materi geometri dan pengukuran siswa kelas III MI Miftahul Ulum pada mata pelajaran Matematika? D. Cara Pemecahan Masalah Permasalahan tentang rendahnya prestasi siswa terhadap mata pelajaran Matematika di atas, diusahakan pemecahan masalahnya menggunakan metode

pendekatan kerja kelompok yang dapat menarik perhatian dan minat siswa sehingga dengan metode ini dapat meningkatkan prestasi siswa terhadap materi geometri dan pengukuran mata pelajaran Matematika. E. Hipotesis Tindakan Hipotesis yang diuji dalam Peneitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah dengan diterapkannya metode pendekatan kerja kelompok prestasi siswa terhadap materi geometri dan pengukuran mata pelajaran Matematika kelas III MI Miftahul Ulum, Kecamatan Wanaraya dapat ditingkatkan. F. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Meningkatkan pembelajaran Matematika dengan pendekatan kerja kelompok. 2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi Matematika. 3. Memotivasi siswa agar senang dan dapat belajar dengan aktif. Adapun manfaat PTK antara lain: 1. Manfaat teoritis a. Mendapatkan metode yang tepat dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi geometri dan pengukuran pelajaran Matematika. b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru 1. Dapat mengetahui dan menerapkan metode pembelajaran yang lebih efektif.

2. Dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas. 3. Dapat menerapkan metode yang tepat. 4. Terbiasa melakukan PTK sehingga bermanfaat bagi guru itu sendiri. b. Bagi siswa 1. Dapat meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kemampuan siswa. 2. Siswa lebih aktif dan tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga termotivasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 3. Mencapai atau memenuhi kompetensi sesuai ketentuan kurikulum. c. Bagi Institusi (lembaga pendidikan) Hasil dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini akan dapat memberikan informasi positif bagi sekolah dalam rangka untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran.