BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. pengelolaan kebersihan lingkungan pantai di Bali dan Pantai Sanur Kaja.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

VI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK

TINJAUAN PUSTAKA. meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perangkat aturan maupun penerapan kebijakan pariwisata di Lombok Barat.

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

KONDISI SANITASI TEMPAT PELELANGAN IKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

BAB I PENDAHULUAN. daerah tersebut. Menurut Masyhudzulhak dalam Proceeding Book. Simposium Ilmu Administrasi Negara untuk Indonesia (2011) daerah

ADA BALI DI KOTA NGAPAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Pasar Wisata Perbelanjaan Tradisional Bakalan Krapyak di Kudus ( Maksud dari pengertian judul di atas adalah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

BAB I PENDAHULUAN. bermukim pun beragam. Besarnya jumlah kota pesisir di Indonesia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

DAMPAK KERUSUHAN MALUKU TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI STAKEHOLDER PENDUKUNG KEGIATAN PARIWISATA PANTAI NAMALATU KOTA AMBON TUGAS AKHIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Pariwisata juga merupakan suatu komponen dari pola

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

DEFINISI- DEFINISI A-1

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata muncul sebagi salah satu sektor yang cukup menjanjikan dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

BABI PENDAHULUAN. wisata alam yang sebagian besar dimiliki oleh negara-negara berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andri Cahyana Apriyanto, 2016

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VILLA RESORT PT. PLN (Persero) DI WADUK CIRATA JAWA BARAT (Dengan penekanan desain arsitektur Neo Vernacular)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Cilacap merupakan kota yang terletak di sebelah selatan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

Transkripsi:

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Telaah hasil penelitian sebelumnya menguraikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian ini khususnya terkait dengan pengelolaan kebersihan lingkungan pantai di Bali dan Pantai Sanur Kaja. Penelitian sebelumnya mengemukakan hubungan antara fasilitas umum dan pengunjung yang memiliki hubungan yang erat dengan dikemukakannya bahwa fasilitas umum berhubungan erat dengan pengalaman pengunjung yang datang pada daya tarik wisata. Dalam mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan sangatlah penting untuk mempertimbangkan pemeliharaan kebersihan lingkungan yang berdampak pada kepuasan pengunjung dan memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi pengunjung. Bila produk pariwsata menurun dalam hal kualitasnya dan dalam memberikan kepuasan pengunjung, maka secara pasti akan ada penurunan pada ekonomi pariwisata (Gautama, 2011). Terkait kebersihan, sampah merupakan suatu masalah yang sering ditemui di suatu daya tarik wisata termasuk pesisir pantai. Penelitian sebelumnya oleh Awaludin menegenai kebersihan pantai di salah satu tujuan wisata pesisir di Jawa Tengah yang menunjukkan bahwa sekitar 65% sampah yang berada di pesisir pantai tersebut berasal dari pengunjung. Hal ini dikuatkan bahwa sekitar 80% responden juga menyatakan bahwa kondisi pantai tersebut tidak bersih. Juga telah 7

ditunjukan pada penelitian tersebut bahwa persepsi masyarakat cukup tinggi terhadap kebersihan pesisir sekitar, namun hal ini terkendala oleh kesadaran pengunjung, fasilitas, serta dukungan dari pemerintah setempat (Awaludin, 2010). Pengelolaan kebersihan sarana harus diperhatikan pula dalam suatu daya tarik wisata. Sarana umum yang seringkali digunakan oleh pengunjung adalah sarana sanitasi seperti toilet atau pemandian umum. Dalam jurnal penelitian oleh Dwipayanti mengenai pengelolaan sarana sanitasi seperti toilet dan sarana penunjang lainya di daerah tujuan wisata, dikemukakan bahawa sangat penting untuk dijaga kebersihan dan higienitasnya bagi pengunjung yang menggunakan sarana-sarana tersebut agar pengunjung merasa nyaman dan terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan kuman yang ada di sarana-sarana tersebut. Hal ini turut memberikan penilaian rasa nyaman terhadap pengunjung yang menggunakannya (Dwipayanti, 2008). Kebersihan tujuan wisata merupakan salah satu faktor utama dalam menarik pengunjung seperti yang tersirat dalam sapta pesona. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Supraptini mengemukakan bahwa berbagai daerah tujuan wisata khusunya di Bali merupakan daerah tujuan wisata yang paling ramai dikunjungi, sehingga sangat penting untuk menjaga kualitas dari kebersihan pada sarana dan prasarana khususnya pada rumah makan atau restoran yang menjadi tempat singgah dan makan para pengunjung. Maka dari itu sanitasi dan kebersihan dari tempat makan tersebut harus tetap terjaga dengan baik agar pengunjung yang datang tidak memiliki masalah dengan kesehatannya. Tidak hanya itu, sarana pendukung kebersihan pada daerah tujuan wisata merupakan hal yang sangat 8

perlu diperhatikan karena keberadaan hal kecil seperti toilet dan tempat cuci tangan bagi pengunjung akan mempengaruhi status dan penilaian dari sanitasi dan kebersihan daya tarik wisata (Supraptini, 2005). Adanya kajian-kajian tersebut di atas mendukung konsep judul yang diajukan dan diteliti dalam penelitian ini yaitu Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Sebagai Penunjang Daya Tarik Wisata Di Pantai Sanur Kaja yang memberikan gambaran terkait pengelolaan sarana umum dan tambahan, tempat sampah, dan kebersihan pesisir di Pantai Sanur Kaja. 2.2 Landasan Konsep dan Teori Analisis 2.2.1 Tinjauan Tentang Persepsi Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu proses berwujud diterimanya rangsangan oleh individu melalui alat inderanya, namun proses ini tidak berhenti sampai disitu, melainkan rangsangan itu diteruskan ke pusat susunan saraf yaitu otak dan terjadilah proses psikologi. Sehingga individu menyadari akan apa yang dilihat, apa yang didengar dan sebagainya (Walgito, 1990). Leavit (2006), dalam Psychologymania menyebutkan persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas persepsi adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi merupakan cara seseorang memandang dan mengartikan sesuatu baik benda maupun suatu keadaan di sekitarnya. Persepsi dalam penelitian ini adalah bagaimana pandangan ataupun pendapat pengunjung mengenai kualitas 9

kebersihan dari sarana sarana yang ada dalam daya tarik wisata Pantai Sanur Kaja. 2.2.2.Tinjauan Tentang Pengelolaan Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujan tertentu. Kata Pengelolaan dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pula pengaturan atau pengurusan (Suharsimi dalam Arikunto 1993). Pengelolaan menjadi cara atau jalan yang ditempuh banyak pihak untuk melaksanakan suatu capaian akhir yang dinginkan, seperti melakukan tata kelola fasilitas umum yang nantinya memiliki tujuan untuk memberikan rasa nyaman dan puas atas ketersediaan atau keberadaan fasilitas yang diharapkan oleh masyarakat (Wahab, 2001). Menurut Harsoyono pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari kata kelola mengandung arti serangkaian usaha yang bertujuan untuk mengali dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya sehingga dapat tercapainya suatu hasil yang dinginkan baik yang sudah direncanakan diawal atapun bersifat perbaikan ataupun peningkatan (Harsoyono, 1977). Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup. Pengelolaan ini mempunyai tujuan untuk mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya, mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara 10

bijaksana, mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup, dan melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang. 2.2.3 Tinjauan Tentang Kebersihan Kebersihan berasal dari kata bersih yang berarti keadaan yang bebas dari kotoran. Sedangkan kebersihan merupakan perihal atau keadaan yang bersih atau suatu keadaan yang menurut keyakinan, akal, dan pengetahuan manusia yang dianggap tidak mengandung noda atau kotoran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014) Kebersihan memberikan rasa nyaman dan pemandangan yang asri bagi orang yang melihatnya, sehingga tak heran lingkungan yang bersih dapat menarik orang-orang untuk datang seperti halnya menarik pengunjung untuk datang ke suatu daya tarik yang bersih. Dalam tercapainya suatu kebersihan maka dari itu diperlukan suatu upaya atau usaha dalam menciptakan suatu kebersihan pada lingkungan tersebut, yakni suatu proses pengelolaan kebersihan. Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan kerja dalam mencapai tujan tertentu. Kata pengelolaan dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pengaturan atau pengurusan (Suharsimi dalam Arikunto, 1993). Pengelolaan menjadi cara atau jalan yang ditempuh banyak pihak untuk melaksanakan suatu capaian akhir yang dinginkan, seperti melakukan tata kelola fasilitas umum yang nantinya memiliki tujuan untuk memberikan rasa nyaman dan puas atas ketersediaan atau keberadaan fasilitas yang diharapkan oleh masyarakat (Wahab S, 2001). Pengelolaan dalam 11

kebersihan dilaksanakan demi tercapainya tujuan untuk memberikan rasa nyaman dan puas. Dengan pengelolaan maka dapat tercapainya suatu hasil yang dinginkan baik yang sudah direncanakan diawal atapun bersifat perbaikan ataupun peningkatan (Harsoyono, 1977). Maka dapat dikatakan pengelolaan kebersihan dapat bersifat perbaikan atau peningkatan dalam upaya menjadikan suatu tempat itu bersih, dalam hal ini menjadikan Pantai Sanur Kaja suatu daya tarik yang bersih. Pada umumnya tujuan kebersihan pada suatu lingkungan adalah untuk menjaga lingkungan agar tetap nyaman, aman dan tentunya tidak mengganggu kesehatan individu yang beraktivitas ataupun berdiam pada lingkungan tersebut. Kebersihan juga merupakan prasyarat yang penting dalam menentukan aspek baik buruknya suatu kualitas dari tempat tinggal serta hal lainnya. Untuk itu sanitasi dan kebersihan bisa menjadi sebuah pengukur dari terjaminnya suatu benda, tempat tinggal, dan makanan yang dinilai layak atau tidaknya untuk dikehendaki oleh seorang individu yang kemudan memberikan rasanya nyaman bagi individu tersebut (West, 2003). Kebersihan merupakan hal fundamental dalam suatu daya tarik wisata. Berdasarkan kepustakaan, suatu daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang atau pengunjung untuk mengunjungi suatu daerah tertentu (Yoeti, 1985). Selain itu, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan pengunjung datang ke suatu daerah tertentu (Pendit, 1994). Maka dalam hal ini, 12

aspek kebersihan merupakan suatu daya tarik tersendiri dalam suatu daya tarik wisata. 2.2.4 Tinjauan Tentang Sarana Umum Sarana merupakan sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan, dalam hal ini adalah tujuan pariwisata. Sedangkan umum yang diartikan sebagai semua orang dan siapa saja. Maka dari itu, sarana umum adalah sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam pencapaian tujuan wisata yang dapat digunakan oleh semua orang dan siapa saja (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014). Sarana umum adalah sarana yang diadakan untuk kepentingan umum dalam konteks penelitian ini adalah sarana umum untuk keperluan pengunjung yang berwisata di daya tarik Pantai Sanur Kaja. Contoh dari sarana umum bagi pengunjung Pantai Sanur Kaja antara lain; tempat beristirahat, tempat duduk, toilet umum, pemandian umum, dan lahan parkir umum. Sarana umum dan sarana sosial adalah milik bersama yang harus dijaga dan dirawat dengan baik agar bisa selalu dimanfaatkan secara maksimal untuk jangka panjang (Kementrian Pekerjaan Umum, 2012). Kebersihan sarana umum dapat dinilai oleh semua pengguna sarana tersebut, khususnya pengunjung atau pengunjung yang berkunjung ke daerah wisata tersebut. Sebagian besar sarana umum pada kawasan pariwisata tersedia untuk umum dan bebas biaya, namun adapun sarana umum seperti toilet, pemandian umum, serta lahan parkir yang memerlukan pengeluaran biaya oleh pengunjung ataupun pengunjung untuk biaya pengelolaan dan pemeliharaan. Tanpa sarana umum yang bersih pun, pengunjung akan enggan 13

berkunjung, maka sangatlah penting untuk menjaga sarana umum dalam kondisi baik dan bersih. 2.2.5 Tinjauan Tentang Sarana Tambahan Sarana tambahan atau sarana penunjang pariwisata memiliki arti sebagai alat atau hal yang membantu dan menyokong dalam mencapai tujuan pariwisata. Hal ini dibedakan dengan sarana umum karena penggunaannya terbatas atau dibatasi oleh pihak yang memilikinya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014). Sebagai contoh tempat peristirahatan umum merupakan sarana umum yang dapat digunakan kapan saja dan oleh siapa saja yang membantu pengunjung dalam menikmati suasana sekitarnya, sedangkan tempat penyewaan sarana tambahan turut memenuhi kebutuhan pengunjung namun dibatasi dengan jangka waktu penyewaan, tempat, harga, dimana tidak semua orang dapat menggunakannya. Adapun sarana tambahan atau penunjang yang ditambahkan untuk menunjuang pariwisata di Pantai Sanur Kaja. Contoh sarana tambahan untuk berwisata di Pantai Sanur Kaja diantaranya adalah; restoran, warung, toko souvenir, hotel, dan lainnya. Sarana seperti ini selayaknya diatur dengan posisi yang strategis, rapi, dan juga bersih dimana selain dapat menjual, hal ini akan membuat pengunjung atau pengunjung merasa lebih nyaman menggunakannya dan tidak merasa terganggu (Suwantoro, 2004). 2.2.6 Tinjauan Tentang Tempat Sampah Sampah adalah suatu barang atau benda yang tidak diperlukan atau tidak digunakan lagi. Pada saat ini sampah di lingkungan sekitar sangat perlu 14

diperhatikan, karena masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya atau sembarangan (Sunarti, 2003). Jenis-jenis sampah secara garis besar dibedakan menjadi; 1. Sampah organik ialah sampah yang dapat membusuk.sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, yaitu pupuk kompos yang berguna untuk petani sebagai pupuk tanamannya. 2. Sampah non organik ialah sampah yang tidak dapat membusuk, tetapi dapat juga dimanfaatkan untuk di daur ulang kembali sebagai bahan baku. Semua sampah yang diproduksi seharusnya dibuang pada tempatnya. Tempah sampah adalah suatu tempat pengumpulan sampah yang digunakan untuk menampung sampah pada suatu wadah dan membuat lingkungan lebih bersih, rapi, dan lebih nyaman. Terlebih lagi pada kawasan wisata, sangatlah penting untuk menjaga kebersihan dengan menempatkan sejumlah tempat sampah pada lokasi yang ramai dikunjungi. Hal ini akan mengurangi angka pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya. Selain adanya tempat sampah, untuk tercapainya suatu kebersihan tujuan wisata diperlukan pula kesadaran diri sendiri untuk membuang sampah pada tempatnya. Maka dengan sinergisitas ketiga komponen ini Kesadaran diri sendiri, membuang sampah di tempat sampah, maka akan terciptalah kawasan wisata yang lebih bersih dan nyaman bagi pengunjung (Armando, 2008). Dalam penelitian ini tempat sampah secara umum merupakan suatu wadah untuk pembuangan sampah oleh pengunjung. Meskipun ukuran dan bentuk tempat 15

sampah sangat bervariasi tempat sampah yang ada di Pantai Sanur Kaja terdiri dari tempat sampah berukuran kecil yang tersebar sepanjang pesisir pantai, tempat sampah berukuran sedang yang terletak tempat-tempat strategis dan diangkut oleh Dinas Kebersihan Pusat, dan yang terakhir adalah tempat sampah berukuran besar atau depo pembuangan sampah yang terletak di Pantai Matahari Terbit. Tempat sampah memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga, mengelola, dan membuat Pantai Sanur Kaja tetap bersih dan nyaman bagi pengunjung yang mengunjunginya. 2.2.7 Tinjauan Tentang Pantai Dalam penelitian ini perlu diketahui batasan wilayah Pantai yang termasuk didalamnya adalah pesisir. Sebagian batas daratan dan sebagian batas lautan merupakan penjelasan dari pantai, yang termasuk didalamnya adalah pesisir atau tepi laut yang dipengaruhi oleh pasang atau surutnya laut (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013). Definisi pantai adalah tepi atau pesisir laut yakni perbatasan daratan dengan laut atau massa air lainnya dan bagian yang dapat pengaruh dari air tersebut. Yang termasuk dalam pantai adalah tanah atau daerah yang berbatasan dengan laut yakni merupakan jalur daratan yang sebagian terdiri atas laut dan sebagian lagi terdiri atas daratan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013). Sedangkan pesisir merupakan suatu bagian dari pantai yakni tanah datar berpasir di pantai (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013), Menurut Soegiarto definisi wilayah pesisir yang digunakan di Indonesia adalah daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik 16

kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami seperti sedimentasi dan aliran air tawar maupun kegiatan yang disebabkan oleh manusia (Soegiarto 1976 dalam Dahuri 2001; 78). Pantai Sanur Kaja dalam penelitian ini adalah definisi dari pantai yang termasuk didalamnya adakah pesisir. Pesisir Pantai Sanur Kaja adalah daerah pertemuan antara darat dan laut yang dilihat dari batas yang tegak lurus terhadap garis pantai dan dipengaruhi oleh air laut itu sendiri (pasang dan surut). Sedangkan dari arah darat wilayah Pantai dimulai dari jalan setapak pedestrian sampai 50 meter kearah batas karang dan laut. Jika dilihat dari batas yang sejajar garis pantai dan batas administratif, batas wilayah Pantai Sanur Kaja di mulai dari Pantai Matahari Terbit sampai pada perbatasan Pantai Sanur dan Pantai Segara atau masyarakat disana dahulunya menyebut Pantai Sanur sebagai Pantai Karang Putih. 2.3. Tinjauan Sapta Pesona Pariwisata Sapta pesona adalah unsur yang penting dalam mengembangkan suatu tujuan wisata. Citra dan mutu pariwisata di suatu daerah atau tujuan wisata pada dasarnya ditentukan oleh keberhasilan dalam perwujudan sapta pesona daerah pedoman (Kementerian Ekonomi Kreatif dan Pariwisata, 2012). Sapta pesona merupakan tujuh kondisi yang harus diwujudkan dan dibudayakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai salah satu upaya untuk memperbesar daya tarik dan daya saing pariwisata di Indonesia. Unsur- 17

unsur sapta pesona tersebut adalah keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan memberikan kenangan. Kebersihan yang diteliti dalam penelitian ini merupakan cerminan dari satpa pesona pariwisata dalam peranan kebersihan dalam menarik pengunjung ke daya tarik Pantai Sanur kaja. Tujuan kebersihan dalam sapta pesona adalah untuk menciptakan lingkungan bagi pengunjung yang bersih demi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan yang bersih dan higienis. Bentuk tindakan tersebut diantaranya adalah. 1. Menjaga sarana dan prasarana pantai yang bersih, rapi dan ditata dengan baik. 2. Tidak membuang sampah atau limbah sembarangan. 3. Turut menjaga kebersihan sarana yang tersedia dan kebersihan lingkungan daya tarik wisata. 4. Menyiapkan sajian makanan dan minuman yang dihidangkan secara bersih dan higienis. 5. Menyiapkan perlengkapan penyajian dan berjualan yang bersih. 6. Pakaian dan penampilan petugas yang bersih dan rapi. 18