I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Indonesia tinggi, akan tetapi produksinya sangat rendah (Badan Pusat Statistik,

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

I. PENDAHULUAN. Kedelai termasuk salah satu komoditas yang dibutuhkan, karena protein yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. protein yang mencapai 35-38% (hampir setara protein susu sapi). Selain

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

SELEKSI NOMOR- NOMOR HARAPAN KEDELAI (Glycine max [L.] Merril) GENERASI F 5. HASIL PERSILANGAN WILIS x MLG 2521

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

Kemajuan Genetik Dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 2 Persilangan Wilis Dan Mlg 2521

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. kedelai dan berbagai bentuk makanan ringan (Damardjati dkk, 2005). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam (Katalog BPS,

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai merupakan komoditas tanaman menjadi sumber protein nabati dan

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

BAB I PENDAHULUAN. dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. olahan seperti: tahu, tempe, tauco, oncom, dan kecap, susu kedelai, dan

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting, dkk., 2009).

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

Lindiana 1*), Nyimas Sa diyah 1, Maimun Barmawi 1 ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal

Keragaman Fenotipe dan Heritabilitas Kedelai (Glycine Merril) Generasi F 6 Hasil Persilangan Wilis X Mlg 2521

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu tanaman pangan

Seleksi Individu Berdasarkan Karakter Umur Genjah dan Produksi Tinggi Persilangan Kedelai (Glycine Max L. Merr.) pada Generasi F 3

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja,

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu tanaman

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kontradiktif dengan luasnya lahan potensial untuk pertanaman kedelai. Indonesia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu tanaman yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

I. PENDAHULUAN. berasal dari kacang tanah menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan.

PARAMETER GENETIK (Ragam, Heritabilitas, dan korelasi) Arya Widura R., SP., MSi PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kedelai pertama kali dibudidayakan oleh orang China dan pertama kali

I. PENDAHULUAN. meningkat. Sementara lahan pertanian khususnya lahan sawah, yang luas

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik

POLA SEGREGASI KARAKTER AGRONOMI TANAMAN KEDELAI (Glycine max [L.] Merrill) GENERASI F 2 HASIL PERSILANGAN WILIS X MALANG 2521

KERAGAMAN FENOTIPE, GENOTIPE, DAN HERITABILITAS KARAKTER AGRONOMI KEDELAI (Glycine max [L.] Merrill) GENERASI F 7 HASIL PERSILANGAN WILIS x MLG 2521

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

KERAGAAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI TAHAN PECAH POLONG (POD SHATTERING)

Variabilitas Genetik dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 5 Hasil Persilangan WILIS X B 3570

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman semusim yang bersifat

Agrivet (2015) 19: 30-35

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

I. PENDAHULUAN. yang dapat tumbuh di Indonesia sepanjang tahun. Pemanfaatan ubikayu sebagai

STUDI DAYA HASIL GALUR F4 KEDELAI (Glycine max L.) HASIL PERSILANGAN VARIETAS GROBOGAN DENGAN ANJAMORO, UB, AP DAN ARGOPURO

METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L. Merrill) adalah komoditas yang

TINJAUAN PUSTAKA. yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) termasuk tumbuhan berbatang lunak atau

I. PENDAHULUAN. Terung (Solanum melongena L.) merupakan salah satu produk tanaman

PENDAHULUAN Latar Belakang

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Pokok Bahasan: Pemuliaan untuk Tanaman Menyerbuk Sendiri. Arya Widura R., SP., MSI PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian yang banyak menjadi

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut Cock (1985), ubikayu merupakan salah satu tanaman penghasil

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan tempe, tahu, kecap, dan susu kedelai. Tanaman yang termasuk dalam jenis kacang kacangan merupakan komoditas tanaman pangan penghasil protein nabati yang tinggi, aman dikonsumsi dan mudah dicerna oleh tubuh. Selain mengandung 40% protein, kedelai mengandung 20 % lemak, 35 % karbohidrat dan 5% mineral yang merupakan zat makro essensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Produksi kedelai di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai pada tahun 2013 dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2014. Angka tetap badan pusat statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2013 mengalami penurunan yang cukup besar yakni sebesar 7,49 % ( Badan Pusat Statistik, 2014). Adapun grafik produksi kedelai di Indonesia sebagai berikut (Gambar 1). Menurut data Badan Pusat Statistik (2014), angka tetap produksi kedelai pada tahun 2013 sebesar 779,99 ribu ton biji kering atau turun sebesar 63,16 ribu ton (7,49 persen) dibandingkan tahun 2012. Penurunan produksi ini terjadi di Jawa

2 produksi kedelai di Indonesia, 2011-2014 1) sumber: http://www.bps.go.id/website/brs_ind/aram_01juli14.pdf Keterangan : 1) tahun 2014 merupakan angka ramalan I (ARAM I) Gambar 1. Grafik produksi kedelai di Indonesia. sebesar 81,69 ribu ton, sebaliknya produksi mengalami peningkatan sebesar 18,53 ribu ton di luar Jawa, sedangkan pada tahun 2014 angka ramalan I (ARAM I) memperkirakan akan terjadi kenaikan produksi sebesar 892,60 ribu ton biji kering, meningkat sebanyak 112,16 ribu ton (14,44 persen) dibandingkan dengan tahun 2013. Menurut Kompas (2014), pada tahun 2014 kebutuhan kedelai di Indonesia mencapai 2,3 2,5 juta ton setiap tahun, padahal jumlah produksi kedelai di Indonesia hanya sekitar 800.000 ton per tahun sehingga untuk mencukupi kebutuhan kedelai dalam negeri, pemerintah harus impor. Total impor yang harus dilakukan pemerintah adalah sekitar 70%. Untuk bisa menargetkan swasembada kedelai pada 2014, pemerintah menargetkan bisa mengakuisisi lahan baru sekaligus bisa ditanami kedelai seluas 350.000 hektar. Untuk mengurangi impor kedelai yang sangat besar ini perlu adanya usaha untuk meningkatkan produksi

3 kedelai dalam negeri. Selain dengan cara memperluas lahan untuk penanaman kedelai perlu juga dilakukan penggunaan varietas unggul melalui pemuliaan tanaman. Peningkatan produktivitas kedelai di Indonesia sangat membutuhkan ketersediaan varietas unggul yang berpotensi hasil tinggi dan responsif terhadap perbaikan kondisi lingkungan serta memiliki sifat - sifat unggul lainnya (Arsyad, 2000). Peningkatan produktivitas dapat dilakukan antara lain dengan perakitan kultivar kedelai unggul yang mempunyai karakter daya hasil tinggi. Perakitan suatu kultivar berdaya hasil tinggi bertujuan menghasilkan suatu genotipe tanaman yang mendekati tipe ideal (Alia et al., 2004). Perakitan varietas unggul diawali dengan menyilangkan kedua tetua tanaman yang memiliki sifat yang berbeda. Persilangan tanaman bertujuan untuk menggabungkan sifat yang dimiliki oleh masing masing tetua dan dapat menjadi sumber yang menimbulkan keragaman genetik pada keturunannya. Perakitan varietas unggul tidak lepas dari pemilihan tetua. Setiap tetua harus memiliki karakter yang di inginkan seperti daya hasil tinggi, mutu hasil tinggi atau tahan terhadap hama dan penyakit, sehingga diharapkan zuriat yang dihasilkan dapat diterima oleh masyarakat. Menurut Mursito (2003), metode pemuliaan kedelai di Indonesia pada prinsipnya pencarian atau identifikasi genotipe yang memiliki sifat unggul untuk kemudian di seleksi, dan diuji daya hasil dan adaptasinya. Pengujian perlu dilakukan sebanyak mungkin pada galur galur kedelai terpilih, sehingga didapatkan galur kedelai yang berdaya hasil tinggi. Penelitian ini, menggunakan kedelai hasil persilangan Wilis x Mlg 2521. Kedelai varietas Wilis dan Mlg 2521 memiliki keunggulan yang berbeda. Wilis mempunyai

4 daya hasil yang tinggi, namun rentan terhadap penyakit virus kerdil soybean stunt virus (SSV), sedangkan Mlg 2521 merupakan galur harapan kedelai tahan terhadap penyakit virus kerdil SSV, tetapi mempunyai daya hasil yang rendah (Barmawi, 2007). Persilangan antara Wilis dan Mlg 2521 bertujuan untuk menggabungkan sifat yang dimiliki masing-masing tetua dan menghasilkan genotipe yang lebih baik daripada tetuanya yaitu tanaman kedelai yang tahan terhadap SSV dan berdaya hasil tinggi. Akan tetapi pada penelitian ini hanya dilihat daya hasil pada saat panen. Untuk mendapatkan genotipe yang memiliki daya hasil yang tinggi, perlu dilakukan seleksi dari keturunan hasil persilangan Wilis dan Mlg 2521. Seleksi tanaman dilakukan dengan melihat potensi produksi yang dihasilkan oleh zuriat dari kedua tetua yang disilangkan. Menurut Falconer dan Mackay (1996) Perakitan varietas berdaya hasil tinggi dapat dilakukan melalui seleksi secara langsung terhadap daya hasil atau tidak langsung melalui beberapa karakter lain yang terkait dengan daya hasil. Seleksi nomor nomor harapan pada tanaman kedelai hasil persilangan Wilis x Mlg 2521 sudah sampai pada generasi F 6 yang diharapkan karakter agronomi zuriatzuriat yang dihasilkan dari penggabungan kedua sifat tetuanya sudah homozigot, sehingga karakter karakter yang dimunculkan sudah memiliki penampilan yang seragam. Hasil penelitian Adriani pada generasi F 5 (2014), besaran nilai keragaman fenotipe yang luas terdapat pada karakter tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman, bobot biji per tanaman dan bobot 100 butir, kemudian untuk keragaman genotipe yang sempit terdapat pada karakter umur berbunga, umur panen, jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman, dan bobot biji per tanaman memiliki kriteria sempit. Pengujian galur-

5 galur homozigot merupakan aspek penting dalam program perakitan varietas baru. Keragaman fenotipe dan genotipe yang tinggi mempunyai peluang untuk memilih nomor nomor harapan yang memiliki nilai tengah untuk karakter bobot biji, bobot 100 butir, dan total jumlah polong per tanaman agar produktivitas meningkat. Karakter agronomi adalah karakter-karakter yang berperan dalam penentuan atau pendistribusian potensi hasil suatu tanaman, karakter agronomi meliputi karakter komponen hasil dan hasil tanaman. Karakter komponen hasil meliputi tinggi tanaman,umur panen, jumlah cabang produktif dan jumlah polong, sedangkan karakter hasil dilihat dari bobot biji, bobot 100 butir dan jumlah biji yang dihasilkan pertanaman. Hasil penelitian Zulkarnain (2014) terdapat beberapa genotipe unggul generasi F 6, yaitu genotipe nomor 7.199.4, 7.24.1, 7.64.1, 7.83.5, 7.192.2, dan 7.23.3. Genotipe nomor 7.199.4 memiliki bobot biji per tanaman terbanyak dibandingkan dengan seluruh genotipe yang diuji. Genotipe genotipe tersebut dipilih karena memiliki total jumlah polong yang lebih banyak dan ukuran biji termasuk kriteria sedang dibandingkan dengan tetuanya. Total jumlah polong yang banyak dan bobot 100 butir yang berat mengakibatkan bobot biji per tanaman juga berat. Hasil Penelitian Oktaviana (2010) menunjukkan bahwa karakter jumlah cabang produktif, jumlah buku produktif, jumlah polong bernas, dan jumlah polong total berpengaruh terhadap bobot biji per tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah cabang produktif, jumlah buku produktif, jumlah polong bernas dan jumlah polong total maka bobot biji per tanaman akan semakin besar.

6 Penampilan tanaman yang teramati adalah fenotipe (P) yang ditentukan oleh hasil kerja sama antara faktor genotipe (G) dan pengaruh lingkungan (E) serta pengaruh tambahan dari komponen interaksi antara genotipe dan lingkungan (GE), secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut : P = G + E + GE (Musa, 1998 dikutip oleh Renwarin et al., 2004). Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka dapat dibuat rumusan masalah dalam pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penampilan karakter agronomi beberapa galur harapan tanaman kedelai generasi F 6 hasil persilangan Wilis x Mlg 2521 dibandingkan dengan tetuanya? 2. Apakah terdapat nomor nomor harapan yang unggul dari berbagai genotipe generasi F 6 hasil persilangan Wilis x Mlg 2521. 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan idenifikasi masalah dan perumusan masalah dapat disusun tujuan penelitian sebagai berikut. 1. Membandingkan nilai tengah karakter agronomi beberapa genotipe harapan tanaman kedelai generasi F 6 hasil persilangan Wilis x Mlg 2521 dengan tetua Wilis dan tetua Mlg 2521. 2. Mengetahui nomor nomor harapan yang unggul dari berbagai genotipe dari generasi F 6 hasil persilangan Wilis x Mlg 2521.

7 1.3 Kerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, maka disusun kerangka pemikiran untuk memberikan penjelasan terhadap perumusan masalah. Karakter agronomi adalah karakter karakter yang memiliki peran dalam penentuan potensi hasil suatu tanaman. Karakter yang diamati meliputi karakter komponen hasil dan karakter hasil tanaman kedelai. Karakter komponen hasil merupakan karakter yang menunjang produksi yang dihasilkan. Komponen hasil meliputi umur berbunga, umur panen, tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, dan total jumlah polong yang dihasilkan, sedangkan karakter hasil merupakan produksi yang dihasilkan oleh tanaman yang meliputi jumlah biji yang dihasilkan, bobot 100 butir dan total bobot biji per tanaman. Karakter komponen hasil pada kedelai merupakan karakter penting yang menjadi indikator perolehan hasil dan telah dimanfaatkan sebagai kriteria seleksi tidak langsung dalam rangka mengembangkan varietas berdaya hasil tinggi. Studi keragaman karakter komponen hasil sangat diperlukan untuk memilih karakter yang paling baik untuk dijadikan kriteria seleksi atau karakter yang masih memungkinkan untuk diperbaiki. Pandini et al. (2002) melaporkan bahwa total jumlah polong per tanaman dapat digunakan sebagai karakter seleksi untuk memperbaiki daya hasil kedelai. Iqbal et al. (2010) juga melaporkan bahwa karakter komponen hasil seperti jumlah cabang per tanaman, jumlah polong per tanaman dan bobot 100 biji dapat dimanfaatkan dalam program pemuliaan untuk menyeleksi genotipe berdaya hasil tinggi.

8 Benih kedelai yang digunakan merupakan generasi F 6 hasil persilangan Wilis x Mlg 2521 dengan tingkat homozigositas sebesar 98,43% yang diharapkan karakter karakter yang dimunculkan sudah benar-benar memiliki sifat yang diturunkan dari kedua tetuanya. Setelah dilakukan pengujian terhadap penampilan karakter agronomi tanaman kedelai, maka akan diperoleh informasi apakah karakterkarakter komponen hasil yang menunjang karakter hasil akan menunjukkan penampilan yang lebih baik dari salah satu tetua, lebih baik dari kedua tetua pembanding wilis dan Mlg 2521 atau karakter yang dihasilkan lebih rendah dari tetua, sehingga akan didapat genotipe genotipe yang benar benar unggul. 1.4 Hipotesis Dari Uraian yang telah dikemukakan dalam kerangka pemikiran diatas, dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut. 1. Nilai tengah karakter agronomi yang dihasilkan pada beberapa genotipe harapan kedelai generasi F 6 hasil persilangan Wilis x Mlg 2521 lebih besar daripada tetua pembanding Wilis, dan tetua pembanding Mlg 2521. 2. Terdapat nomor nomor harapan yang unggul dari berbagai genotipe kedelai generasi F 6 hasil persilangan Wilis x Mlg 2521.