BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. potensi usaha yang terkenal. Potensi usaha masyarakat yang dari Cirebon salah

BAB I PENDAHULUAN. Milly Puspasari, 2014 Analisis Deskriptif Usaha Batu Alam Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif seperti sekarang ini, para pengusaha yang progresif akan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia. Secara umum pembangunan kesejahteraan sosial diutamakan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. terpenting suatu perusahaan atau organisasi adalah sumber daya manusia

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun internasional mengawali terbukanya era baru di bidang ekonomi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah lahan yang luas tersebut, pasti akan membutuhkan banyak tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti saat ini. Persaingan usaha yang semakin tajam. menyebabkan perusahaan terus menerus meningkatkan kualitasnya,

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, salah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan bersedia mengerahkan segenap kemampuannya untuk. diluar diri seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih

BAB I PENDAHULUAN. dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rizky Aprillian Utami, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam usaha tersebut karyawan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kota kota lainnya. Rendahnya kualitas tenaga kerja sangat

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Setiap organisasi berlomba-lomba dalam mencapai target yang

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

PENGARUH KEMAMPUAN, MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah tercapainya produktivitas tenaga kerja yang baik. operasional perusahaan, bukan hanya perusahaan besar saja tetapi bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. dilupakan sebagai aset yang berharga dalam sebuah perusahaan. Padahal sumber

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perubahan dan globalisasi pasar, perkembangan teknologi yang sangat pesat,

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN RSUD KABUPATEN WONOGIRI

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap individu anggota organisasi sesuai dengan kemampuan kerjanya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH BIAYA INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA. (Studi kasus pada Perusahaan Putra Madani, macaroni ABG) Oleh : SIGIT GUST PRANATA

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah aset

2 timbal balik atas jasa yang diberikannya, sehingga dapat mendorong para karyawan untuk lebih termotivasi dalam menjalankan kewajibannya sebagai seor

BAB I PENDAHULUAN. yang maksimal dan sebesar-besarnya. Diharapkan dengan didirikannya

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

Hubungan antara upah, motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan pada PT. Pilar Kekar Plasindo Surakarta tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti

N. AMBARDHI P

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH UPAH DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. TRI MANUNGGAL TEKSTILE SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB I PENDAHULUAN. mengkombinasikan sumber-sumber daya yang ada. Sumber daya tersebut dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Produktivitas Kerja. (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin kerasnya kompetisi dunia usaha dewasa ini, memaksa perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang dilahirkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. atau memperluas usahanya. Oleh karena itu sumber daya yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peluang besar dalam rangka perluasan lapangan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah hutan yang

BAB I PENDAHULUAN. Upah merupakan imbalan yang diterima pekerja atas jasa yang diberikannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan kebutuhan mereka. Negara kita adalah salah satu dari Negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini peranan sumber daya manusia dalam proses produksi

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter, yaitu tahun 1996, sumbangan industri non-migas

`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas secara berurutan tentang latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan. tercapainya kinerja yang tinggi dalam bidang kerjanya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Mengelola sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu. tanggung jawab dan fungsi manajemen perusahaan. Baik tidaknya kinerja

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Negara Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar dengan jumlah tenaga kerja yang banyak, hal ini menjadi masalah yang perlu dihadapi. Dikarenakan daya dukung ekonomi terbatas, tingkat pendidikan dan produktivitas yang masih rendah, oleh karenanya masalah yang dihadapi adalah peningkatan pembinaan dan pendayagunaan tenaga kerja supaya menjadi modal dasar yang produktif. Jumlah penduduk yang besar, apabila dapat dibina dan didayagunakan dengan baik akan menjadi modal dasar yang efektif untuk mencapai tujuan pembangunan. Walaupun terdapat sumber daya yang melimpah tetapi jika tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang mengelolanya kurang produktif, kualitas rendah, maka sumber daya alam yang tersedia tersebut kurang memberikan manfaat dalam pembangunan. Sebaliknya suatu negara yang miskin sumber daya alam tetapi jika mempunyai sumber daya manusia yang produktif, kualitas kerjanya tinggi maka negara tersebut akan dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki, sehingga dapat memberikan dukungan terhadap pembangunan ekonomi. Keadaan ekonomi yang semakin baik membuka peluang bagi industri yang ada untuk mengembangkan usahanya, dan untuk itu industri-industri yang ada di Indonesia dituntut untuk mempertahankan kontinuitasnya dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi yang ada di lingkungannya secara efektif dan efisien. Setiap industri membutuhkan sumber daya manusia yang merupakan penggerak utama dalam meningkatkan produktivitas. Dalam setiap perusahaan atau industri, peranan sumber daya manusia yaitu tenaga kerja menduduki posisi yang amat strategis karena bagaimana pun keberhasilan suatu perusahaan atau industri dalam mewujudkan tujuannya sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusia yang dimilikinnya. Suatu perusahaan atau industri membutuhkan faktor-faktor produksi dan salah satu faktor terpenting adalah faktor tenaga kerja dibandingkan faktor yang lainnya. Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam setiap perusahaan karena 1

2 apapun aktifitas dan tujuan yang ingin dicapai suatu perusahaan, itu semua tidak dapat dilepaskan dengan sumber daya manusianya. Apabila sumber daya manusia telah memiliki kualifikasi sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan, maka dapat dikatakan bahwa satu syarat untuk keberhasilan perusahaan telah terpenuhi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sondang (2001: 25) bahwa: Tantangan dimasa depan adalah menciptakan organisasi yang semakin beraneka ragam dan menuntut pengelolaan yang semakin efisien, efektif dan proaktif, sehingga ketergantungan organisasi pada manajemen sumber daya manusia yang semakin bermutu tinggi akan semakin besar pula. Oleh karena itu tidak dapat disangkal bahwa perhatian utama harus diberikan untuk meningkatkan sumbangan sumber daya manusia terhadap keberhasilan organisasional. Setiap industri akan selalu berupaya agar para tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan industri dapat memberikan produktivitas kerja setinggi mungkin untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Produktivitas dapat dicapai apabila tenaga kerja memiliki kesediaan untuk bekerja, yang timbul dengan sendirinya. Bekerja timbul apabila kebutuhan fisik dan non fisik terpenuhi. Dengan adanya keterkaitan antara produktivitas dengan tenaga kerja, maka masalah yang sering timbul dalam upaya peningkatan perindustrian adalah bagaimana meningkatkan produktivitas kerja, karena Negara Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang banyak namun produktivitasnya rendah. Seperti yang diungkapkan oleh J. Ravianto (1985: 13) bahwa: Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri, maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan, seperti: pendidikan, ketrampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan industrial, dan lain-lain. Jawa Barat merupakan bagian dari Negara Indonesia yang mempunyai jumalah penduduk yang besar, meskipun demikian di Jawa Barat juga terdapat berbagai macam jenis industri seperti kain batik, meubel kayu, kerajinan rotan, batu alam, konveksi dan lain sebagainya. Dengan adanya industri-industri tersebut sangat berpengaruh terhadap pendapatan negara dan juga menyerap tenaga kerja yang berimbas pada berkurangnya pengangguran. Berbagai macam jenis indutri

3 tersebut tersebar disegala penjuru kota, salah satu kota yang turut andil dalam memberikan kontribusi yang cukup besar pada APBN dan APBD serta penyerapan tenaga kerja adalah Kota Cirebon yang memberikan sumbangan pendapatan terbesar dari industri kerajinan rotan dan diikuti oleh jenis industri yang lain, dimana untuk sentra produksi kerajinan rotan sendiri berpusat diwilayah Kabupaten Cirebon. Industri kerajnan rotan di Kabupaten Cirebon dalam mengembangkan dan memelihara usahanya memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu sehingga peranan industri dalam memasuki era pembangunan pertumbuhan industri dan era globalisasi perlu untuk terus ditingkatkan baik dari segi kualitas, kuantitas maupun efektivitas produksinya dan perlu juga kerjasama dari pemerintah sebagai penyedia sarana dan pembentuk kebijakan agar pertumbuhan industri semakin meningkat. Dalam perkembangan indutri tersebut melibatkan berbagai aspek yang meliputi: bahan baku, permodalan/investasi, mesin/alat produksi, tenaga kerja, manajemen, promosi dan pemasaran. Perkembangannya industri keajinan rotan di Kabupaten Cirebon mengalami pasang surut yang disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya faktor internal dan eksternal, dari faktor internal terdapat berbagai macam faktor dimana salah satunya insentif dan motivasi kerja dianggap paling berpengaruh karena hal tersebut yang memacu semangat pegawai untuk lebih giat bekerja, sedangkan dari faktor eksternal kebijakan pemerintah dalam penetapan peraturan memberikan andil yang besar dalam perkembangan rotan di Kabupaten Cirebon. Kebijakan yang tidak sesuai untuk digunakan dapat menghambat perkembangan industri sehingga berdampak pada terjadinya pengangguran, kredit macet, berkurangnya perolehan devisa dan menurunnya kontribusi industri pengolahan rotan nasional dalam pembentukan PDB. Produktivitas industri rotan di Kabupaten Cirebon masih tercatat fluktuatif atau berubah-ubah seperti yang tergambar pada data ekspor yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon dibawah ini:

4 TAHUN Tabel 1.1 Data Ekspor Furniture Rotan Kabupaten Cirebon TOTAL CONT Tahun 2000-2011 RATA-RATA CONT TOTAL NILAI US $ RATA-RATA NILAI US $ 2000 10.908 909 91.557.080,82 7.629.756,74 2001 11.217 935 85.725.375,28 7.143.781,27 2002 11.488 957 84.515.548,81 7.042.962,40 2003 13.234 1.103 101.671.853,80 8.472.654,48 2004 14.222 1.185 116.572.788,88 9.714.399,07 2005 13.157 1.096 120.331.844,32 10.027.653,69 2006 12.881 1.073 116.800.093,12 9.733.341,09 2007 12.490 1.041 115.202.546,83 9.600.212,24 2008 13.541 1.306 130.726.869,14 12.564.268,00 2009 9.846 821 91.631.365,66 7.635.947,14 2010 9.877 823 112.182.363,72 9.348.530,31 2011 7.371 614 97.708.495,34 8.142.375 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon Berdasarkan data tabel 1.1 diatas terdapat nilai hasil penjualan ekspor industri rotan se-kabupaten Cirebon dari tahun 2000 sampai 2011 kegiatan ekspor bisa mencerminkan produktivitas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan karena hasil dari ekspor merupakan masukan yang diperoleh perusahaan. Dari data diatas terlihat nilai dari ekspor yang cenderung fluktuatif bahkan menurun hal tersebut bisa dipicu karena produktivitas kerja yang rendah sehingga tidak maksimal dalam memproduksi barang. Produktivitas kerja yang rendah baik individu maupun kelompok berakibat pada rendahnya produktivitas perusahaan, permasalahan tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor salah satunya seperti kurang sesuainya insentif dan motivasi kerja yang diberikan kepada tenaga kerja sehingga produktivitas yang dihasilkan rendah. Untuk mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja pada tingkat kecamatan dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

5 Tahun Tabel 1.2 Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kerajinan Rotan Kecamatan Plumbon Jumlah tenaga kerja (orang) Jam Kerja (per hari) 2008-2012 Produksi pertahun (Container) Nilai Ekspor (US $) Produktivitas Tenaga Kerja (per tahun) 1 2 3 4 5 6=4/2 2008 ±1115 8-9 jam ±2325 ±12,194,018.74 ±156.3901 2009 ±1288 8-9 jam ±2625 ±14,275,559.80 ±152.8533 2010 ±1153 8-9 jam ±2410 ±12,504,646.94 ±156.765 2011 ±1032 8-9 jam ±1575 ±11,731,640.00 ±114.4622 2012 ±1060 8-9 jam ±1359 ±10,287,607.85 ±96.15566 Sumber: data primer diolah Keterangan : 1 CONT = 75 Unit Berdasarkan tabel 1.2 di atas terlihat bahwa nilai produktivitas dari industri kerajianan rotan yang terdapat di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon cenderung fluktuatif. Bahkan pada tahun 2011 ke tahun 2012 terlihat penurunan angka produktivitas yang dihasilkan tenaga kerja. Hal tersebut disebabkan oleh faktor ekstern dan intern dalam perusahaan tersebut, banyak faktor intern yang mempengaruhi salah satunya, seperti kurang sesuainya insentif dan motivasi kerja yang diberikan kepada tenaga kerja sehingga produktivitas tenaga kerja menjadi rendah. Tenaga kerja merupakan kekayaan utama dari setiap perusahaan, karena peranan mereka sangat menentukan berhasil tidaknya perusahaan dalam mencapai sasarannya dan merupakan faktor penting bagi manajemen untuk melaksanakan aktifitas organisasi atau perusahaan, oleh sebab itu setiap perusahaan perlu memperhatikan kesejahteraan karyawan agar para karyawan dapat bekerja dengan penuh semangat dan gairah kerja yang tinggi. Suatu insentif yang bersifat finansial maupun non finansial tersebut merupakan wujud penghargaan atas jasa karyawan pada perusahaan yang dapat memacu gairah kerja karyawan. Disadari bahwa insentif akan dapat meningkatkan ataupun menurunkan motivasi kerja. Sebab apabila karyawan memandang insentif

6 mereka tidak memadai, maka motivasi kerja dan prestasi kerja mereka dapat menurun secara drastis. Dan hal ini berakibat tidak tercapainya misi perusahaan untuk mendapatkan produktivitas tenaga kerja yang tinggi dalam memproduksi barang. Adapun pengupahan insentif adalah memberikan gaji atau upah yang berbeda namun ditentukan karena perbedaan prestasi kerja. Perbedaan upah tersebut merupakan tambahan upah (bonus) karena adanya kelebihan prestasi yang membedakan dengan orang lain. Pengupahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan yang juga akan berdampak pada produktivitas karyawan dan mempertahankan karyawan yang berprestasi, untuk tetap berada dalam organisasi atau perusahaan. Tampak bahwa kajian yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja diantaranya adalah insentif dan motivasi kerja. Hal ini bukan berarti faktor-faktor lainnya pun tidak mempengaruhi produktivitas tenaga kerja sedangkan faktor lainnya dianggap konstan. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti tentang Pengaruh Insentif dan Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kerajinan Rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon (Survey pada Tenaga Kerja Industri Kerajinan Rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon).

7 1.2 Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah. Maka, dirumuskanlah perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran umum insentif, motivasi kerja dan produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon? 2. Bagaimana pengaruh insentif terhadap motivasi kerja pada industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon? 3. Bagaimana pengaruh insentif terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon? 4. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon? 5. Bagaimana pengaruh insentif dan motivasi kerja terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan beberapa permasalahan diatas, maka ada hal yang menjadi tujuan dibuatnya penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui gambaran umum pengaruh insentif, motivasi kerja dan produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon. 2. Untuk Mengetahui pengaruh insentif terhadap motivasi kerja pada industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon. 3. Untuk mengetahui pengaruh insentif terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon. 4. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon- Kabupaten Cirebon.

8 5. Untuk mengetahui pengaruh insentif dan motivasi kerja terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon. 1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah: 1.3.2.1 Bagi Peneliti a. Merupakan pengalaman yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni. b. Membuka wawasan untuk selalu tanggap terhadap gejala yang terjadi di masyarakat untuk dijadikan sebagai bahan kajian. 1.3.2.2 Bagi Perusahaan Tempat Penelitian Sebagai acuan untuk menentukan kebijakan pengembangan industri lebih lanjut dengan memperhatikan masalah insentif dan motivasi kerja yang sesuai bagi tenaga kerjanya dalam rangka meningkatkan produktivitas tenaga kerja. 1.3.2.3 Bagi Perguruan Tinggi Sebagai tambahan referensi dan bahan kepustakaan bagi mahasiswa serta merupakan perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi.