LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN SWASTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 06 TAHUN 2003

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 15 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR : 9 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR BUPATI PURWAKARTA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

NOMOR : 10 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN BUPATI PURWAKARTA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKKAN PENGGUNAAN TANAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

L E M B A R A N D A E R A H

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN DAN PEMERIKSAAN SARANA DAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI JASA PERIZINAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

Salinan NO : 1/LD/2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 4 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 03 TAHUN 2003 TENTANG IJIN PENEMPATAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 16 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 08 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TUMUR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR 7 TAHUN 1999 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DI BIDANG MEDIK

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

BUPATI MUSI RAWAS, b. bahwa untuk pungutan retribusi sebagaimana dimaksud huruf a diatas, perlu diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA. Nomor : 8 Tahun 2005 TENTANG PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 43 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBORAN AIR BAWAH TANAH DAN IZIN PEMAKAIAN AIR BAWAH TANAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 18 Tahun : 2013

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR : 04 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 of 5 02/09/09 11:36

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

Peraturan...

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DI KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR : 17 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 14 TAHUN 2002 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 11 TAHUN 2005 SERI C. ----------------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 11 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PERIJINAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Ketentuan pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997, tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pemerintah Daerah dapat menetapkan Retribusi Daerah; b. bahwa dalam rangka pengendalian dan pengawasan terhadap kegiatan atau usaha sarana pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan umum maka, perlu diatur mengenai perijinannya;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada butir a dan b diatas, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Perijinan Sarana Pelayanan Kesehatan; Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dilingkungan Provinsi Jawa Barat (LNRI Tahun 1968 Nomor 31, TLN Nomor 2851); 2. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( LNRI Tahun 1981 Nomor 76, TLN RI Nomor 3209); 3. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (LNRI Tahun 1992 Nomor 100, TLNRI Nomor 3495); 4. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( LNRI Tahun 1997 Nomor 41, TLN Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 ( LNRI Tahun 2000 Nomor 246, TLNRI Nomor 4048); 6. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (LNRI Tahun 2004 Nomor 116, TLN RI Nomor 4431); 2

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (LNRI Tahun 2004 Nomor 125, TLN RI Nomor 4437); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1997 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kesehatan Kepada Daerah (LNRI Tahun 1997 Nomor 9, TLNRI Nomor 3347); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (LNRI Tahun 2001 Nomor 116, TLNRI Nomor 4139); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 6 Tahun 2000 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 8 Tahun 2004 tentang Pembentukan Dinas Daerah; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 3 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah; 3

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA Dan BUPATI PURWAKARTA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PERIJINAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Purwakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Purwakarta. 3. Bupati adalah Bupati Purwakarta. 4. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta. 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta. 6. Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) adalah unsur pelaksana operasional Dinas Lapangan. 7. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas wewenang dan hak secara penuh oleh Pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan profesinya dalam rangka mendukung kelancaran Tugas Pokok Dinas. 4

8. Retribusi Perijinan Sarana Pelayanan Kesehatan adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pemberian perijinan sarana kesehatan yang khusus disediakan dan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk orang pribadi atau badan, sebagai upaya untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan umum. 9. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya. Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi sosial, politik atau organisasi sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya. 10. Retribusi perijinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian ijin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. 11. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan pelayanan perijinan sarana kesehatan. 12. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi terutang, jumlah kredit retribusi, jumlah kekurangan pokok retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar. 13. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. 5

14. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi; 15. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah surat yang oleh wajib retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran yang terutang di kas daerah atau tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Bupati. 16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDT adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi tambahan yang terutang apabila berdasarkan tambahan hasil pemeriksaan ditemukan data baru atau data yang semula belum lengkap. 17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang, jumlah kredit retribusi, jumlah kekurangan retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar. 18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDLB adalah Surat Keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau yang tidak seharusnya terutang. 19. Surat Ketetapan Retribusi Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan. 20. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengelola data atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan retribusi daerah. 6

21. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil yang selanjutnya disebut penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat jelas tindak pidana di bidang retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya. BAB II NAMA,OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 (1) Dengan nama retribusi perijinan sarana pelayanan kesehatan, dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pemberian perijinan sarana pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Kepala Dinas atas nama Bupati. (2) Obyek retribusi adalah setiap kegiatan atau usaha dibidang sarana pelayanan kesehatan yang meliputi : 1. Institusi Pelayanan Kesehatan yaitu Rumah Sakit Umum Swasta, Rumah Sakit Khusus ( rumah sakit paru, rumah sakit jiwa, rumah sakit gawat darurat dan rumah sakit kusta), Rumah Sakit Ibu dan Anak, Rumah Sakit Bersalin, Balai Pengobatan Umum dengan DTP (tempat tidur), Balai Asuhan Keperawatan dengan DTP (tempat tidur), Balai Pengobatan Umum Utama (24) jam, Balai Pengobatan Umum Madya (dibawah 24 jam), Balai Pengobatan Umum Pratama (dibawah 24 jam), Balai Pengobatan di Perusahaan, Balai Pengobatan Khusus, Rumah Bersalin, Klinik, Paktik berkelompok Dokter Spesialis, Praktik Dokter berkelompok ; 2. Institusi Penunjang yaitu Balai Konsultasi Gizi, Balai Khitan, Apotik, Toko Obat, Optik, Laboratorium Klinik, Pelayanan Radiologi, Fisioterapis, Pedagang Besar Farmasi ; 7

3. Individu yaitu Paktik Perorangan Dokter Umum, Praktik Perorangan Dokter Gigi, Praktik Perorangan Dokter Spesialis, Praktik Perorangan Dokter Gigi Spesialis, Praktik Bidan, Praktik Fisioterapi, Praktik Pengobat Tradisional, Surat Izin Kerja (SIK), Surat Izin Praktik Perawat (SIPP), Salon Kecantikan, Produksi Makanan/SP-IRT, Produksi IRT (P-IRT), Rumah Makan, Penyehatan Jasa Boga (Gol. B), Laik Sehat Hotel, Laik Sehat Restoran, Laik Sehat Kolam Renang, Laik Sehat Pusat Kebugaran. (3) Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan atas pemberian perijinan sarana pelayanan kesehatan. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 3 Retribusi perijinan sarana pelayanan kesehatan termasuk golongan retribusi perijinan tertentu. BAB IV TATA CARA MEMPEROLEH IJIN Pasal 4 (1) Setiap kegiatan dibidang sarana pelayanan kesehatan wajib memiliki ijin usaha pelayanan kesehatan dan dikenakan retribusi, kecuali sarana pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah. (2) Ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan secara tertulis kepada Bupati melalui Kepala Dinas. 8

(3) Ijin sarana pelayanan kesehatan diterbitkan setelah memenuhi persyaratan yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (4) Tata cara dan syarat-syarat pengajuan ijin usaha sarana pelayanan kesehatan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB V PRINSIP PENETAPAN, STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 5 Prinsip penetapan, struktur dan tarif Retribusi Perijinan Sarana Pelayanan Kesehatan didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruhnya biaya penyelenggaraan pemberian perijinan, pengawasan dan pengendalian dengan mempertimbangkan aspek keadilan dan pemerataan. Pasal 6 (1) Struktur tarif didasarkan pada jenis usaha sarana pelayanan kesehatan. (2) Struktur dan besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan sebagai berikut : NO JENIS SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA IJIN BARU (Rp.) DAFTAR ULANG (Rp.) a. Institusi Pelayanan Kesehatan 1. Rumah Sakit Umum - Pendirian 10.000.000,00-9

- Operasional 7.000.000,00 2.000.000,00 2. Rumah Sakit Khusus (RS Jiwa, RS Paru, RS Gawat Darurat dan RS Kusta) - Pendirian - Operasional 3. Rumah Sakit Ibu dan Anak - Pendirian - Operasional 4. Rumah Sakit Bersalin - Pendirian - Operasional 10.000.000,00 7.000.000,00 8.000.000,00 6.000.000,00 7.000.000,00-2.000.000,00-1.500.000,00 6.000.000,00 1.500.000,00 5. Rumah Bersalin 2.000.000,00 500.000,00 6. Balai Pengobatan + DTP 2.000.000,00 500.000,00 7. Balai Asuhan Keperawatan + DTP 2.000.000,00 500.000,00 8. Balai Pengobatan Umum Utama 1.500.000,00 350.000,00 9. Balai Pengobatan Umum Madya 1.000.000,00 300.000,00 10. Balai Pengobatan Umum Pratama 700.000,00 250.000,00 11. Balai Pengobatan di Perusahaan 700.000,00 250.000,00 12. Balai Pengobatan Khusus 700.000,00 250.000,00 13. Klinik 1.500.000,00 500.000,00 14. Praktik Dokter Berkelompok 1.000.000,00 300.000,00 10

Spesialis 15. Praktik Dokter Berkelompok 1.000.000,00 300.000,00 b. Institusi Penunjang 1 Balai Konsultasi Gizi 700.000,00 250.000,00 2. Balai Khitan 700.000,00 250.000,00 3. Apotik 2.000.000,00 500.000,00 4 Toko Obat 300.000,00 100.000,00 5. Optik 500.000,00 200.000,00 6. Laboratorium Klinik 500.000,00 200.000,00 7. Pelayanan Radiologi 500.000,00 200.000,00 8. Pelayanan Fisioterapis 400.000,00 150.000,00 9. Pedagang Besar Farmasi 1.500.000,00 500.000,00 c. Individu 1 Praktik Perorangan Dokter 250.000,00 - Umum 2 Praktik Perorangan Dokter Gigi 250.000,00-3 Praktik Perorangan Dokter 350.000,00 - Spesialis 4 Praktik Bidan 200.000,00-5. Praktik Fisioterapis 150.000,00-6. Praktik Pengobat Tradisional 100.000,00-7. Surat Izin Kerja (SIK) 100.000,00-8. Surat Izin Prakti Perawat 100.000,00-11

9. Salon Kecantikan 250.000,00-10 Produksi Makanan/SP-IRT 200.000,00-11. Produksi PIRT (P-IRT) 100.000,00-12. Rumah Makan 250.000,00-13 Penyehatan Jasa Boga Gol. B 350.000,00-14. Laik Sehat Hotel/Restoran 500.000,00-15. Laik Sehat Kolam Renang 250.000,00-16. Laik Sehat Pusat Kebugaran 250.000,00 - d. Sarana Lembaga Pendidikan Kesehatan 1. Pendidikan Asuhan Bayi 500.000,00 - BAB VI TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENGGUNAAN RETRIBUSI Pasal 7 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (3) Hasil pungutan retribusi disetor ke Kas Daerah. (4) Sebagian penerimaan dari retribusi digunakan untuk membiayai kegiatan perijinan sarana pelayanan kesehatan. 12

BAB VII WILAYAH PUNGUTAN Pasal 8 Retribusi dipungut di Wilayah Kabupaten Purwakarta. Pasal 9 (1) Masa Retribusi Perizinan Sarana Kesehatan berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang kembali. (2) Masa Retribusi Perizinan Sarana Kesehatan sebagaimana dimaksud ayat 1, dilakukan daftar ulang setiap 2 (dua) tahun sekali, kecuali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf c dan d. BAB VIII TATA CARA PENAGIHAN Pasal 10 (1) Retribusi yang terutang berdasarkan SKRD, SKRDKB, SKRDKT, STRD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang tidak atau kurang bayar oleh wajib retribusi pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa. (2) Penagihan Retribusi dengan surat paksa dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 13

BAB IX TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 11 (1) Pembayaran Retribusi Daerah dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Dalam hal pembayaran dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil retribusi daerah harus di setor ke Kas daerah selambatlambatnya 1x24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati. (3) Bilamana pembayaran retribusi daerah dilakukan setelah lewat waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud ayat (1) dikenakan sanksi administrasi berupa denda 2 % (dua persen) setiap bulan dari retribusi utang dan tagihan dengan menerbitkan STRD. (4) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan ijin kepada wajib retribusi untuk mengangsur retribusi terutang dalam jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. (5) Tatacara pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud ayat (4) ditentukan oleh Bupati. 14

BAB X KERINGANAN, PENGURANGAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 12 (1) Bupati dapat memberikan keringanan, pengurangan dan pembebasan retribusi. (2) Pemberian keringanan, pengurangan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) dengan memperhatikan permohonan wajib retribusi sebagai akibat terjadinya kesalahan menghitung dan atau kekeliruan dalam penetapan Peraturan Daerah dan Peraturan perundang-undangan retribusi daerah. (3) Pembebasan Retribusi dimaksud ayat (1) antara lain diberikan kepada wajib retribusi yang ditimpa bencana dan kerusakan sebagai akibat kerusakan masal. (4) Tatacara pemberian keringanan, pengurangan dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh Bupati. BAB XI KADALUWARSA PENAGIHAN Pasal 13 (1) Hak untuk melaksanakan penagihan retribusi kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi. 15

(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) tertanggung apabila : a. Diterbitkan surat teguran dan surat paksa; b. Ada pengakuan utang retribusi dan wajib retribusi baik langsung mapun tidak langsung. BAB XI TATACARA PENGHAPUSAN UTANG RETRIBUSI Pasal 14 (1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa sudah dapat dihapus. (2) Penghapusan Piutang Retribusi Daerah yang sudah kadaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan keputusan Bupati. BAB XII KETENTUAN SANKSI Bagian Pertama Sanksi Administrasi Pasal 15 (1) Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktunya atau kurang membayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan Surat Tagihan Retribusi Daerah. 16

(2) Dalam hal wajib retribusi tidak melakukan daftar ulang sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (2), maka dikenakan sanksi pencabutan ijin retribusi oleh pejabat yang berwenang. Bagian Kedua Sanksi Pidana Pasal 16 (1) Pelanggaran atas ketentuan Pasal 4 diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah). (2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XIII PENYIDIKAN Pasal 17 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus untuk melakukan penyidikan tindak pidana di Bidang Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di Bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; 17

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di Bidang Retribusi; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di Bidang Retribusi; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumendokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di Bidang Retribusi; e. Melakukan penggeladahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di Bidang Retribusi; g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di Bidang Retribusi; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di Bidang Retribusi menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penyidik Pejabat Polisi Negara Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana. 18

BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. Pasal 19 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yang mulai dilaksanakan pada tanggal 1 April 2006. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta. Diundangkan di Purwakarta Pada tanggal 23 Nopember 2005 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA Ditetapkan di Purwakarta Pada Tanggal 22 November 2005 BUPATI PURWAKARTA, ttd. LILY HAMBALI HASAN DUDUNG B. SUPARDI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2005 NOMOR 11 SERI C. 19

20

21