BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

I. PENDAHULUAN. Salah satu masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak dibicarakan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga. formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. 2010:65) Hasil survei The Political and Economic RiskConsultancy (PERC)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan seseorang dapat meningkatkan potensi yang ada pada dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB 1 PENDAHULUAN. tergilas oleh perkembangan pendidikan yang semakin maju.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pengajarannya, oleh karena itu setiap pengajar menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan. sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari matematika

I. PENDAHULUAN. Besar. Proses pembelajaran yang dilakukan selama ini masih monoton dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan

I. PENDAHULUAN. Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat melekat pada diri manusia dan menjadi sarana utama dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman yang menuntut dunia pendidikan agar dapat mempersiapkan sumber daya manusia untuk menjadi lebih bermutu dan dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial dalam masyarakat. Rendahnya mutu pendidikan merupakan tanggungjawab semua pihak, dan untuk dapat menanggulangi dimana letak kekurangannya baik itu dari lingkungan keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dalam hal pembelajaran, hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah objek utama yang akan melakukan proses belajar. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan tersebut sehingga pembelajaran diharapkan dapat mendorong kedalam sikap positif seperti dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham, dari yang berperilaku yang kurang baik menjadi baik serta memiliki hasrat untuk lebih berkeinginan mengggali suatu pengetahuan yang baru. Guru merupakan tokoh utama dalam menentukan keberhasilan siswa atau anak didiknya dalam menerima pelajaran yang disampaikan. Selama ini yang

2 terlihat dilapangan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dalam kelas hanya perfokus pada guru, guru masih menganut paradigma lama yaitu dalam proses pembelajaran hanya mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Guru juga cenderung menggunakan metode pembelajaran yang konvensional dan kurang bervariasi dalam proses kegiatan belajar mengajar yang mengakibatkan siswa kurang berperan aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar. Guru adalah yang paling dominan dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa resisten atau hanya sebagai pendengar dan sebagai penonton yang cenderung pasif. Masalah seperti itu yang sering tenaga pengajar temukan dilapangan dan merupakan salah satu penyebab mengapa mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah dan tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Berdasarkan observasi penulis di SMA Negeri 1 Tiganderket, diketahui bahwa hasil belajar ekonomi siswa masih tergolong rendah dan perlu adanya perbaikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil belajar ekonomi siswa dari 38 orang hanya 42,10% atau 16 orang yang mencapai KKM (Kriteria Standar Ketuntasan) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu nilai 70, dan 57,89% atau 22 orang yang belum mencapai KKM. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan. Hasil interview yang penulis lakukan dengan guru bidang studi ekonomi, penggunaan model pembelajaran guru yang masih terbiasa dengan model mengajar konvensional sehingga membuat siswa pasif dalam mengikuti pelajaran. Minat siswa cenderung berkurang pada mata pelajaran yang satu ini karena metode yang digunakan oleh guru yang bersifat tradisional dan kurang bervariasi

3 menjadikan siswa pasif dalam mengikuti pelajaran dan berakibat pada hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Oleh sebab itu diperlukan adanya perbaikan dan pengembangan dalam pembelajaran agar proses terjadinya kegiatan belajar mengajar terlaksana dengan baik dan hasil belajar yang diharapkan juga meningkat. Salah satunya yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan suasana belajar yang aktif, variatif, menggembirakan dan mudah untuk dipahami, sehingga semua siswa yang terlibat dalam pelajaran tersebut ikut ambil bagian dalam kegiatan belajar mengajar dan bukan hanya sekedar sebagai penonton saja. Sebagai seorang tenaga pendidik, guru dituntut untuk dapat menguasai berbagai macam model pembelajaran yang menarik yang tidak hanya terbiasa dengan model pembelajaran konvensional, dengan harapan siswa dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka. Salah satu model yang dapat digunakan atau diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar adalah dengan menggunakan kolaborasi model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Everyone Is A Teacher Here. Pengkolaborasian model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Everyone Is A Teacher Here merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dengan melibatkan seluruh siswa untuk aktif, kreatif dan bertanggungjawab dalam tugas yang telah diberikan kepada mereka. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa dalam

4 kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif ini siswa dibagi ke dalam kelompokkelompok belajar kecil yang terdiri dari 4-5 orang secara heterogen dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Guru membantu dan mendatangi tiap kelompok untuk melihat adanya kemungkinan siswa yang memerlukan bantuan dari guru. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerjasama dengan teman yang berbeda latar belakang. Sedangkan metode Everyone Is A Teacher Here ( Setiap Orang adalah Guru) merupakan tipe metode pembelajaran aktif yang mudah untuk memperoleh partisipasi siswa dalam kelas yang besar secara keseluruhan maupun individual siswa dan pertanggungjawaban individu. Metode Everyone Is A Teacher Here memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan teman-temannya. Metode pembelajaran ini dapat menjadikan siswa untuk lebih aktif, yaitu dengan berani mengemukakan pendapatnya dan juga memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk bersikap sebagai pengajar terhadap siswa yang lainnya. Dengan berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan dengan judul Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Dengan Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tiganderket Tahun Ajaran 2012/2013.

5 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah yang menyebabkan hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 1 Tiganderket rendah? 2. Bagaimanakah cara meningkatkan aktivitas belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 1 Tiganderket? 3. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 1 Tiganderket? 4. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa di kelas X semester genap SMA N 1 Tiganderket? 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan yang dibahas akan dibatasi agar tidak menyimpang dari maksud penelitian. Penelitian dibatasi pada pengajaran dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Everyone Is A Teacher Here untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa pada materi Kemakmuran dan Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi di kelas X SMA N 1 Tiganderket 1 T.A. 2012/2013.

6 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan penerapan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 1 Tiganderket Tahun Ajaran 2012/2013?. 1.5 Pemecahan Masalah Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa disebabkan oleh penempatan pola pembelajaran yang kurang tepat. Pola pembelajaran yang masih menggunakan model pembelajaran yang konvensioanal mengakibatkan siswa cenderung pasif, sulit memahami tentang materi yang diajarkan, sehingga hasil belajar yang didapatkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Keberhasilan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar banyak ditentukan oleh guru melalui pemilihan model pembelajaran yang tepat yang merupakan salah satu strategi dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan. Dalam mempelajari pelajaran ekonomi memerlukan pemahaman dengan konep-konsep yang ada dalam setiap materi pelajaran dan guru sebagai perancang pengajaran harus dapat menyajikannya. Pemecahan masalah yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa yaitu dengan penerapan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Everyone Is A Teacher Here. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

7 (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa kelompok. Dalam implementasinya di dalam kelas, pembelajaran dibuka dengan menyajikan informasi akademik oleh guru baik berupa informasi verbal atau nonverbal (teks). Siswa dalam kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok heterogen yang beranggotakan 4 atau 5 orang. Heterogenitas kelompok dicirikan oleh perbedaan kemampuan akademik (prestasi belajar), jenis kelamin, suku/etnis/ras dan agama. Dalam kelompok yang heterogen tersebut, masingmasing siswa harus memiliki rasa tanggungjawab terhadap kelompok, dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan kelompok yaitu memahami materi ajar. Kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Everyone Is A Teacher Here merupakan penggabungan antara dua model pembelajaran, di mana siswa dilibatkan secara langsung dalam proses kegiatan belajar mengajar, perfikir kritis dan aktif dalam kelompok. Dengan demikian kegiatan pembelajaran tidak dominan dilakukan oleh guru. Pelaksanaan kolaborasi kedua model ini adalah guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen dan kemudian siswa melakukan diskusi, sehingga mereka terlatih untuk berfikir kritis, sistematis dan logis. Dalam hal ini mereka bekerjasama dalam sebuah tim, jadi seluruh siswa harus aktif dan berusaha saling membantu dengan tujuan agar sama-sama memahami materi pelajaran. Setelah itu akan diadakan evaluasi mengenai materi ajar dan diberi penghargaan bagi setiap kelompok. Berdasarkan uraian diatas diharapkan dengan penerapan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

8 dengan Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas X SMAN 1 Tiganderket. 1.6 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 1 Tiganderket. 1.7 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bahan masukan dan menambah pengetahuan bagi penulis tentang pelaksanaan kolaborasi model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Everyone Is A Teacher Here untuk memenuhi sejauh mana penggunaan model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. 2. Bahan masukan bagi guru-guru khususnya guru bidang studi ekonomi untuk memilih model pembelajaran yang lebih tepat dalam mengajarkan materi ekonomi sehingga tidak terlalu dominan dengan cara mengajar yang konvensional.

9 3. Bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yaitu mahasiswa yang mengadakan penelitian yang relevan dengan bahan ini.